Loading...
Logo TinLit
Read Story - Big Secret
MENU
About Us  

“Pesta ulang tahun Kakek?” itu jawaban yang kudapat, setelah aku menanyai Mbok Jum di dapur. “Kok aku ga dikasi tahu, Mbok?”

Bukannya masih minggu depan ya? Kenapa mendadak maju?

“Lha Mbok kira Non sudah tahu dari Kakek Non,” Mbok Jum tampak masih sibuk menguleni adonan didalam baskom sedang.

“Bukannya ulang tahun Kakek masih minggu depan, Mbok?”

“Mungkin sekalian Non Dayu di Villa,” yah, itu jawaban yang lumayan logis.

“Kakek masih di kamar ya, Mbok?” Kakek memang paling anti diganggu saat dikamar. Tentu untuk istirahat.

“Iya, tidur sepertinya,”

“Itu mau buat apa, Mbok?” dapur ditangan Mbok Jum, jadi benar-benar besih. Semua tertata rapi ditempatnya. Yang berantakan paling bagian meja tengah. Karena memang sedang membuat adonan.

“Bakso, Non. Bakso ikan.”

“Wah enak banget,” terbayang sop bakso ikan masakan Mbok Jum. Lezat mantap. Liurku sepertinya mau menetes lagi, padahal aku baru saja makan udang goreng mentega laziz Mbok Jum.

“Sabar ya, Non. Ini buat acara besok.”

“Lho? Ga pake catering?” seperti yang sudah-sudah, tiap Kakek bikin acara pasti pakai catering.

“Pakai dong, Non. Ini request Kakek. Katanya buat Non,”

Ah Kakek memang paling tahu aku. Selalu memanjakanku.

“Besok yang cantik ya Non,” aku menoleh aneh mendengar celetukkan Mbok Jum. Ga biasanya begitu. Mbok Jum masih mesam-mesem sendiri, saat aku mendekatinya.

“Kenapa, Mbok? Mbok pasti tahu sesuatu,” tanyaku penuh selidik. Karena apapun yang akan dilakukan Kakek pasti sudah Mbok Jum dengar. Istilahnya dinding yang bisa mendengar.

“Lho? Non belum dikasitahu juga?”

“Lhooo pesta aja baru dengar dari Mbok Jum kok,” aku membalik omongan Mbok Jum.

“Oiya ya, em.. Mbok gatau pas apa engga bilang ini sama Non,”

“Udah, dipas-pasin ajalah, Mbok. Ada apan?” tanyaku mulai tak sabar.

“Mbok dengar, Kakek mau kenalkan anak-anak kenalan Kakek, untuk dijodohkan dengan Non,”

Aku melongo.

 

 

>.<

 

 

“Mba Dayu,” aku mengangkat wajahku dari halaman buku, mendengar suara familier itu. Aku tengah duduk dihalaman belakang sore ini. Sosok yang lama tak kulihat, berjalan kearahku dengan senyum diwajahnya. Itu Hanum. Anak sulung Pak Yanto. Masih kelas dua SMA, kalau tak salah. Rambutnya cepak sebahu, dengan lesung pipi di wajah ovalnya.

“Baru pulang sekolah?” aku bertanya, karena ia masih pakai seragam pramuka. Ia menyalamiku.

“Iya, Mba. Apa kabar? Sudah lama engga pulang ya?” ia duduk di bangku sampingku. Aku meletakkan buku. Aku sudah punya teman bicara. Buku nomer sekian.

“Baik, alhamdulilah. Iya, ini baru sempat pulang, karena ada libur lumayan. Kamu gimana kabarnya?” hubungan kami memang sudah seperti kakak adik, karena aku tak punya adik, dia pun tak punya kakak. Sesimpel itu. Aku selalu memberinya bajuku yang masih layak pakai sekali padanya. Bahkan gaun pemberian Mama sering kuberikan padanya.

“Baik, alhamdulilah juga. Bapak Ibu sehat semua.”

Kalau sudah begini, kami bisa ngobrol kesana kemari tanpa jeda. Aku merasa klop sekali dengannya. Kadang aku memaksanya menginap di Villa. Tapi lebih sering tak diperbolehkan Pak Yanto. Menurutnya, aku ini Nona, tak sepantasnya bermalam dengan Hanum. Itu pikiran kolot Pak Yanto. Nyatanya aku tak suka merasakan menjadi Nona. Itu hanya melukaiku dulu.

Hanum pamit pulang saat adzan maghrib berkumandang. Aku malah masih memandang diarah kejauhan. Kelap kelip lampu. Walau kabut mulai turun, tapi mereka masih tampak.

“Non! Sudah gelap, masuk yuk,” Mbok Jum berteriak dari dekat pintu. Aku merapatkan sweaterku. Mengemas buku dan bangkit masuk Villa.

 

 

>.<

 

 

“Hahaha, ide Kakek luar biasa kan?” Kakek tertawa terbahak, saat aku menanyai Kakek soal perjodohan. Kami sudah selesai makan malam. Kini duduk santai didepan Televisi ditemani pisang goreng dan teh panas. Kakek menyesap teh tawar panasnya.

“Ide apa itu, Kek?” sungutku. Aku jelas tak menyukai itu.

“Kakek mau kamu dapatkan yang terbaik, Nduk.”

“Apa yang terbaik, Kek. Mereka hanya berlomba karena aku ini cucu Kakek. Bukan karena Dayu adalah Dayu.”

“Tak ada yang boleh melukai cucu Kakek,”

Aku menghela nafasku. “Kek, masa lupa yang dulu?”

Kakek terdiam sesaat. Lalu seperti memantapkan hati berkata, “Nduk, itu sudah lalu. Kamu pun pakai identitas baru di kampus. Kakek tak masalah, selama kamu merasakan aman. Kalau disini, Kakek yang atur. Semua dalam jangkauan Kakek. Ga akan sampai seperti dulu.”

“Apa benar begitu, Kek?”

“Tentu saja. Kakek yang tentukan dengan siapa kamu berkenalan. Hanya kenalan, Nduk. Dia berani macam-macam. Urusannya sama Kakek.” Terang Kakek cepat. Kadang aku merasakan luar biasa lega, aku memutuskan untuk hidup menemani Kakek. Disini. “Bagaimana?”

Aku melihat mata penuh harap Kakek. Aku tak sampai hati menyakitinya. Aku sudah pernah melihatnya menderita saat Nenek berpulang lima tahun lalu. Aku tak ingin menyakitinya lagi.

Aku mengangguk. “Iya, Kek. Tapi jangan banyak-banyak ya Kek,”

Kakek tertawa lepas. “Tak akan, Nduk. Kakek pun tak suka banyak serangga didekatmu.” Seseram itu tanggapan Kakek soal cowo yang mendekatiku.

 

 

>.<

 

Ina

Apa kabar wahai para jomblowers?

 

Tika

Duh, ngina semua yg disini dong, na

 

Ina

Kan emang kita para kaum jomblo, Tik.

Gimana kabar Kebumen?

 

Tika

Hujan terus, na

Gimana magelang?

 

Ina

Sama aja, disini pun hujan

Mana ini dayu sama Risa?

 

Risa

Laporan. Wonogiri cerah ceria.

 

Dayu

Laporan lagi. Ungaran berawan.

 

Ina

Kangen kalian deh

 

 

Tika

Gausah lebay, na

Baru sehari kita pergi.

 

Aku tersenyum membaca chat panjang grup kami. Grup yang dinamai Ina dengan grup Jomblowers. Karena memang tak ada salah satu pun dari kami yang punya pacar selama kami kenal. Mengenaskan memang. Tapi itu yang terjadi. Saat masuk kampus, Tika sudah punya pacar, hanya putus tak lama kemudian. Pun Risa pernah di PHP teman SMA nya, tapi tak pernah jadi pacar juga. Ina paling minim bicara cinta. Aku tak punya pengalaman tentang cinta. Rony hanya bumbu saja, bukan menunya. Hanya cinta monyet jaman SMP yang kutahu. Dan itu saja sudah menyakitkan.

 

 

>.<

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Loading 98%
669      413     4     
Romance
Perihal Waktu
453      321     4     
Short Story
"Semesta tidak pernah salah mengatur sebuah pertemuan antara Kau dan Aku"
Warisan Kekasih
1197      800     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
Untuk Reina
27097      4408     30     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?
Asa
5019      1586     6     
Romance
"Tentang harapan, rasa nyaman, dan perpisahan." Saffa Keenan Aleyski, gadis yang tengah mencari kebahagiaannya sendiri, cinta pertama telah di hancurkan ayahnya sendiri. Di cerita inilah Saffa mencari cinta barunya, bertemu dengan seorang Adrian Yazid Alindra, lelaki paling sempurna dimatanya. Saffa dengan mudahnya menjatuhkan hatinya ke lubang tanpa dasar yang diciptakan oleh Adrian...
The Past or The Future
486      389     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
Frasa Berasa
69652      8658     91     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...
Senja Belum Berlalu
4271      1543     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
29.02
466      254     1     
Short Story
Kau menghancurkan penantian kita. Penantian yang akhirnya terasa sia-sia Tak peduli sebesar apa harapan yang aku miliki. Akan selalu kunanti dua puluh sembilan Februari
My Doctor My Soulmate
153      139     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...