Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kamu Tidak Harus Kuat Setiap Hari
MENU
About Us  

Kadang, aku merasa seperti bayangan yang mengikuti di belakang. Ada, tapi tak terlihat jelas. Aku ada di tengah keramaian, tapi tak seorang pun benar-benar memperhatikanku. Kita sering mendengar kalimat “hidup ini tentang menjadi tokoh utama dalam cerita kita sendiri.” Tapi, aku sering merasa—apakah aku benar-benar tokoh utama dalam hidupku sendiri?

Mungkin bukan. Mungkin aku hanya figuran dalam cerita orang lain. Mungkin aku hanya peran sampingan yang kadang dilupakan, meskipun kehadiranku ada di setiap halaman. Aku tahu, ini mungkin terdengar pesimis. Tapi, inilah yang aku rasakan beberapa waktu belakangan ini. Saat aku melihat sekelilingku, aku melihat orang-orang dengan cerita mereka yang begitu kuat, begitu berarti. Mereka memiliki tujuan yang jelas, memiliki mimpi yang membara, dan yang lebih penting—mereka adalah pusat dunia bagi orang-orang yang mereka cintai. Mereka adalah tokoh utama. Mereka adalah orang yang dunia ingat. Mereka adalah bintang yang menerangi langit.

Lalu, bagaimana dengan aku? Apakah ada yang memperhatikan aku? Apakah ada yang merasa kehilangan jika aku menghilang dari dunia ini? Apakah ada yang memikirkan aku ketika aku diam dan tenggelam dalam pikiranku sendiri?

Aku tahu, aku bukanlah tokoh utama dalam hidup siapa-siapa. Aku bukan orang yang orang lain sebut pertama kali ketika berbicara tentang kenangan indah mereka. Aku bukan orang yang mencuri perhatian dengan keberanian atau kepintaran. Aku tidak punya kisah hidup yang dramatis untuk diceritakan. Aku hanya ada. Hanya berjalan melewati hari-hari dengan rutinitas yang sama.

Namun, aku mulai sadar bahwa mungkin itu tidak masalah.

Mungkin, tak selalu menjadi tokoh utama itu adalah hal yang buruk. Mungkin menjadi bagian dari latar belakang itu juga penting. Mungkin ada kebahagiaan dalam menerima peran kita yang tidak selalu harus bersinar terang di atas panggung. Mungkin, yang penting adalah bagaimana kita menjalani peran kita, sekecil apapun itu. Aku mulai memahami bahwa dunia tidak perlu mengingat kita untuk kita bisa merasa berarti. Bahkan peran-peran kecil yang kita mainkan dalam hidup orang lain, meskipun terlihat sederhana, adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Kita mungkin tidak akan pernah menjadi bintang yang terang di langit, tapi kita bisa menjadi cahaya yang menyentuh satu orang, memberi mereka harapan di malam yang gelap.

 

Aku mengingat saat seorang teman mendekatiku, hanya untuk mendengarkan keluhanku, tanpa menghakimi atau memberi saran yang tidak diminta. Hanya dengan hadir di sampingku, dia membuatku merasa ada. Aku tidak harus menjadi tokoh utama dalam hidupnya untuk merasakan makna dari keberadaanku. Kadang, kehadiran yang sederhana adalah yang paling berarti. Begitu juga dalam hidupku. Mungkin aku bukan tokoh utama dalam hidup orang lain, tapi aku adalah bagian dari perjalanan mereka. Aku adalah seseorang yang pernah memberi tawa, yang pernah memberi bahu untuk mereka bersandar, yang pernah ada saat mereka membutuhkan. Itu mungkin tidak selalu tampak di luar, tapi di dalam, aku tahu bahwa keberadaanku tidaklah sia-sia.

Kadang aku merasa, jika aku menghilang, tak ada yang akan merasa kehilangan. Tak ada yang akan merindukanku. Tapi, aku mulai menyadari bahwa perasaan itu hanya datang dari dalam diriku. Itu adalah ketakutanku, rasa tidak aman yang mencoba menutupi kebenaran. Mungkin memang aku bukan tokoh utama dalam hidup siapa-siapa, tapi aku penting dalam cara yang tidak bisa diukur dengan pujian atau perhatian.

Aku pernah bertanya pada diriku sendiri, "Apa yang akan terjadi jika aku berhenti menjadi siapa aku selama ini?" Aku berusaha menemukan jawabannya dalam diam. Tapi, jawabannya tak pernah datang dalam bentuk yang jelas. Yang kutemukan adalah bahwa aku tak perlu menjadi tokoh utama dalam hidup siapa pun untuk merasa berharga.

Aku belajar untuk merayakan peranku sendiri, sekecil apapun itu. Mungkin aku bukan yang terdepan dalam hidup orang lain, tetapi aku bisa menjadi orang yang memberi ketenangan dalam kekacauan mereka. Aku bisa menjadi orang yang mendukung tanpa meminta imbalan, yang memberi tanpa berharap diterima. Dan itu, ternyata, adalah cara yang sangat indah untuk merasa berarti. Aku ingat saat aku berbicara dengan seorang nenek tua yang tinggal di seberang jalan. Setiap pagi, aku melihatnya duduk di kursi goyang di depan rumahnya, menatap keluar dengan tatapan kosong. Awalnya aku pikir dia hanya seseorang yang hidup dalam kesendirian. Tapi, suatu hari, aku melihatnya meneteskan air mata saat aku lewat dan menyapanya.

Aku berhenti, duduk di sampingnya, dan kami berbicara. Ternyata, nenek itu merasa kesepian. Dia merasa bahwa hidupnya yang panjang tidak berarti, bahwa dia tidak lagi memiliki peran dalam dunia ini. Kami berbicara tentang hidup, tentang kenangan yang telah pergi, tentang bagaimana kadang dunia begitu cepat berlalu hingga kita merasa tertinggal. Aku mendengarkan, hanya mendengarkan. Dan dia, setelah beberapa lama, tersenyum.

“Kamu tahu,” katanya pelan, “Mungkin aku sudah tak punya banyak waktu lagi, tapi percayalah, aku senang bisa berbicara dengan seseorang lagi. Terkadang, hanya ada yang mendengarkan yang membuat hidup ini sedikit lebih terang.” Aku tersenyum. Aku menyadari, bahkan jika aku bukan tokoh utama dalam hidup seseorang, aku masih bisa menjadi orang yang memberi mereka momen yang berharga. Seperti nenek itu, yang mungkin tidak akan pernah dikenang oleh dunia, tetapi kehidupannya telah memberi pengaruh dalam perjalanan hidup orang-orang kecil seperti aku.

Aku bukan tokoh utama. Dan itu tidak apa-apa. Aku akan terus berperan dalam cerita orang-orang yang membutuhkan aku. Tidak perlu menjadi pahlawan, tidak perlu menjadi sorotan. Yang penting adalah keberadaanku bisa memberi warna, memberi makna, meskipun itu hanya untuk satu orang yang membutuhkan. Dan itu sudah cukup.

Aku mungkin tidak akan pernah menjadi bintang di langit yang besar dan terang, tetapi aku bisa menjadi bintang kecil yang memberi cahaya di malam gelap orang lain. Aku mungkin bukan tokoh utama dalam hidup siapa pun, tetapi aku memiliki kisahku sendiri, yang tak perlu dipandang oleh semua orang untuk menjadi penting. Karena hidup bukan tentang menjadi yang terbesar. Hidup adalah tentang bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik, meski dalam peran sekecil apapun. Dan dalam hal itu, aku merasa cukup. Malam itu, aku menatap langit yang penuh bintang. Aku sadar, bahkan langit yang luas pun butuh bintang-bintang kecil untuk terlihat indah. Dan jika aku hanya satu di antara jutaan, aku tetap punya tempat. Tempatku sendiri. Tak perlu bersaing untuk menjadi paling terang. Cukup menjadi yang tulus. Yang jujur. Yang hadir.

Terkadang, hidup bukan soal menjadi seseorang yang tak terlupakan. Tapi menjadi seseorang yang hadir pada waktu yang tepat. Menjadi teman saat kesepian. Menjadi telinga saat dunia terlalu bising. Menjadi bahu saat seseorang tak sanggup berdiri sendiri. Dan dari semua peran yang mungkin ada, mungkin itulah peran paling bermakna.

Hari ini, aku masih berjalan dalam diamku. Tidak semua orang akan tahu siapa aku. Tidak semua orang akan mengenang aku. Tapi aku tahu, dalam jejak langkahku, aku telah meninggalkan sesuatu. Bukan popularitas. Tapi kebaikan. Bukan ketenaran. Tapi keikhlasan. Dan di situlah aku merasa menjadi tokoh utama. Bukan dalam hidup orang lain. Tapi dalam hidupku sendiri. Dalam cerita yang aku tulis perlahan, dengan kata-kata yang penuh luka dan cinta. Dalam perjalanan yang kadang sunyi, tapi tetap aku tempuh dengan hati. Aku tidak perlu panggung besar. Aku hanya perlu ruang untuk menjadi aku. Dan itu, akhirnya, cukup membuatku merasa hidup.

Jika kamu juga merasa seperti aku—bukan siapa-siapa dalam cerita siapa pun—aku ingin kamu tahu: kamu tetap penting. Bahkan jika tidak selalu terlihat. Bahkan jika tidak selalu diingat. Kamu tetap cahaya bagi seseorang. Dan kamu tetap tokoh utama dalam kisahmu sendiri.

Jadi teruslah berjalan. Teruslah hadir. Dengan cara yang paling kamu bisa.

Karena keberadaanmu… bermakna.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Manusia Air Mata
977      596     4     
Romance
Jika air mata berbentuk manusia, maka dia adalah Mawar Dwi Atmaja. Dan jika bahagia memang menjadi mimpinya, maka Arjun Febryan selalu berusaha mengupayakan untuknya. Pertemuan Mawar dan Arjun jauh dari kata romantis. Mawar sebagai mahasiswa semester tua yang sedang bimbingan skripsi dimarahi habis-habisan oleh Arjun selaku komisi disiplin karena salah mengira Mawar sebagai maba yang telat. ...
Kini Hidup Kembali
72      62     1     
Inspirational
Sebenarnya apa makna rumah bagi seorang anak? Tempat mengadu luka? Bangunan yang selalu ada ketika kamu lelah dengan dunia? Atau jelmaan neraka? Barangkali, Lesta pikir pilihan terakhir adalah yang paling mendekati dunianya. Rumah adalah tempat yang inginnya selalu dihindari. Namun, ia tidak bisa pergi ke mana-mana lagi.
A Sky Between Us
35      30     2     
Romance
Sejak kecil, Mentari selalu hidup di dalam sangkar besar bernama rumah. Kehidupannya ditentukan dari ia memulai hari hingga bagaimana harinya berakhir. Persis sebuah boneka. Suatu hari, Mentari diberikan jalan untuk mendapat kebebasan. Jalan itu dilabeli dengan sebutan 'pernikahan'. Menukar kehidupan yang ia jalani dengan rutinitas baru yang tak bisa ia terawang akhirnya benar-benar sebuah taruha...
The Call(er)
1385      829     10     
Fantasy
Ketika cinta bukan sekadar perasaan, tapi menjadi sumber kekuatan yang bisa menyelamatkan atau bahkan menghancurkan segalanya. Freya Amethys, seorang Match Breaker, hidup untuk menghancurkan ikatan yang dianggap salah. Raka Aditama, seorang siswa SMA, yang selama ini merahasiakan kekuatan sebagai Match Maker, diciptakan untuk menyatukan pasangan yang ditakdirkan. Mereka seharusnya saling bert...
Da Capo al Fine
275      233     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir
Sebab Pria Tidak Berduka
112      93     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...
Mimpi & Co.
947      611     2     
Fantasy
Ini kisah tentang mimpi yang menjelma nyata. Mimpi-mimpi yang datang ke kenyataan membantunya menemukan keberanian. Akankah keberaniannya menetap saat mimpinya berakhir?
SABTU
2491      1011     10     
True Story
Anak perempuan yang tumbuh dewasa tanpa ayah dan telah melalui perjalanan hidup penuh lika - liku, depresi , putus asa. Tercatat sebagai ahli waris cucu orang kaya tetapi tidak merasakan kekayaan tersebut. Harus kerja keras sendiri untuk mewujudkan apa yang di inginkan. Menemukan jodohnya dengan cara yang bisa dibilang unik yang menjadikan dia semangat dan optimis untuk terus melanjutkan hidupn...
Kapan Pulang, Dean?
535      398     0     
Short Story
Tanpa sadar, kamu menyakiti orang yang menunggumu. Pulanglah...
Penerang Dalam Duka
606      400     2     
Mystery
[Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Mina yang berusaha untuk tetap berbuat baik meskipun dunia bersikap kejam padanya.] Semenjak kehilangan keluarganya karena sebuah insiden yang disamarkan sebagai kecelakaan, sifat Mina berubah menjadi lebih tak berperasaan dan juga pendiam. Karena tidak bisa merelakan, Mina bertekad tuk membalaskan dendam bagaimana pun caranya. Namun di kala ...