Berawal dari berkenalan dengan suami yang menurutku dan ketika aku cerita ke sahabat dekatku masuk dalam kategori unik. Akhirnya pada saat itu aku iseng mengabadikan perkenalan kedalam sebuah cerita. Enam tahun akhirnya bisa selesai, selesai di bulan ini Juni tahun dua ribu lima belas, dimana besok ini tanggal enam belas genap enam tahun usia pernikahan kita. Anniversary 6th. Semua perjalanan dari awal perkenalan sampai fase sekarang sudah aku ceritakan disini secara nyata apa adanya.
Seperti kebetulan di kasih tahu teman soal challenge ini dimana periodenya deadline dibulan pernikahanku. Semoga awal hal - hal yang indah untuk hidupku.
Mohon maaf untuk beberapa nama yang saya cantumkan, saya mohon ijin menyertakan. Ada beberapa yang tidak saya sebut namanya karena satu hal dan lainnya.
Aku bukan penulis jadi untuk pemilihan kata, bahasa mungkin banyak yang harus dikoreksi.
Tulisan atau buku virtual ini aku persembahkan untuk suami sebagai kado Anniversary 6th. Untuk dia yang sudah ku jabarkan semua di bab untuk suami.
Terimakasih telah mengusahakan apapun untukku, sudah menjadi versi terbaik untukku, terimakasih atas bahagiaku yang selalu kamu usahakan untukku, terimakasih sudah berperan menjadi apapun dalam hidupku, untuk segala kebaikanmu. Maaf jika aku sebagai istri masih banyak kurangnya.
"Mari kita tetap bertahan dan terus bersama walaupun di depan kita jalan nya begitu berat.
"Bukan penulis, tetapi aku ingin mengabadikan mu di dalam karyaku"
"Aku menjadi penulis di ceritaku sendiri"
Menyelesaikan tulisan ini di siang hari di temani secangkir kopi good day mengejar deadline kurang seribu kata. Melihat pemandangan luar toko tempatku bekerja, lalu lalang kendaraan, dari sepeda motor, mobil, truk, ambulance, bus pariwisata yang akan berwisata ke Candi Borobudur, karena memang tempatku tidak jauh dari Candi Borobudur. Dengan situasi dimana pikiran lagi penuh sekali, penuh dengan masalah - masalah yang sedang mencari jalan keluar. Kali ini berbeda, kali ini aku mulai mulai bisa menerima dengan sedikit tenang setiap masalah datang. Sejenak terdiam melamun menatap layar netbook di bab baru yang masih putih bersih kosong, mau melanjutkan ku isi tulisan apa, masih bingung, bahkan kepala tiba - tiba pusing. Aku jeda sebentar aku istirahatkan sebentar, aku rebahan menutup netbook, mendiamkan handphone. Melepas sesak di dada dan perlahan mencoba menerima atas masalah yang tadi pagi aku dapatkan.
"Ah aku butuh makan terlebih dahulu, ucapku.
Pergilah aku nyari makan yang dekat dengan toko, aku menemukan warung lotek, aku pun pesan lotek dengan lontong dan satu gorengan, dengan cabe satu agar tidak terlalu kepedesan dan juga beli good day sachet. Sampai di toko ku panaskan dispenser ku buat good day. Loteknya enak pas. Selesai makan ku nyalakan kembali netbook kali ini sudah mulai enakan sudah bisa melanjutkan tulisan ini, tulisan yang akan jadi penutup seluruh ceritaku.
Mengetik dengan sesekali melihat lalu lalang diluar. Pikirku orang - orang diluar sana entah yang naik sepeda motor ataupun kendaraan lainnya pastinya juga punya masalah. Karena dunia ini memang tempatnya masalah, belum selesai datang masalah baru. Aku terus datang masalah selama kita ini masih hidup.
Bahkan aku baru saja mengirim sebuah pesan ke teman dekatku, cerita hidup kok rasanya berat. Diapun membalas iya memang aku juga merasakannya, tetapi kita harus kuat semangat bisa melewatinya ya, balasnya.
"Kopi Siang ini. Jalanilah hidup ini layaknya kamu minum kopi, tidak semua kopi itu pahit, nyatanya kopi ku siang ini manis. Hidup ini seperti kopi susah senang pahit manis di nikmati, syukuri apapun itu boleh banget dibarengi dengan tetesan air mata jangan terlalu banyak kau mengeluarkan air mata, simpan juga untuk air mata kehidupanmu kedepan, air mata kebahagiaan.
Dan kebahagiaan itu seperti kopi semua punya racikannya masing - masing. Ada yang menikmati kopi hitam ada yang diberi tambahan susu ada pula yang menambahkan gula. Semua tentang selera, kebiasaan dan cara kita menikmatinya. Maka jangan merasa kurang karena cangkir kopi orang lain terlihat lebih indah.Boleh jadi cangkirnya indah dalamnya terasa pahit. Bagaimana kita menerima dan mensyukuri setiap tegukan kehidupan yang ada.
Ikut challenge ini sudah telat satu minggu di tambah kemarin ada jeda ketika adik ibu berpulang. Tetapi karena teman - temanku menyemangatiku untuk tetap semangat menyelesaikan, akhirnya hari ketujuh setelah berduka aku kumpulkan kekuatan dan semangat untuk membuka netbook dan kembali melanjutkan ceritaku. Sempat tidak ada semangat dan ingin menyerah di tiga puluh lima ribu kata. Kalau bukan karena semangat dari teman - teman aku tidak akan bisa menyelesaikannya. Luar biasa rasanya punya teman - teman yang support totalitas untuk tulisanku ini.
Bukan menang yang aku cari, menyelesaikan sampai akhir yang aku cari. Aku lihat yang lainnya judul dan isinya begitu bagus - bagus bahkan memang penulis - penulis handal. Aku hanyalah menuliskan ceritaku baik buruk dari ceritaku ambillah ceritanya yang baik - baik saja. Semoga ceritaku ini bisa menjadi motivasi dan berguna untuk pembacanya. Tentang masalah apapun yang kamu hadapi, ingat kamu tidak sendiri.
Pesan untuk pembaca :
Aku mungkin tidak bisa merasakan masalah apa yang kamu hadapi saat ini berat atau ringan. Jangan pernah menyerah, hidup kita ini terlalu berharga. Jangan kalah dengan keadaan apapun. Ingat kamu sudah sampai di titik ini, dititik kamu yang sekarang ini kamu sudah luar biasa hebat. Ingat orang lain belum tentu sekuat kamu. Dan kali ini kamu pun harus yakin kamu bisa melewatinya.
Kuat, hebat, berani
Ending dari tulisan ini semoga suatu hari jika Allah ijinkan aku untuk sukses aku akan mengingat hari ini, hari ini dimana tulisan ini ku selesaikan, ku selesaikan dalam kondisi sedang ada masalah yang tidak bisa aku uraikan disini. Akan ku ceritakan ketika aku sukses nanti :)
Terimakasih tinlit.com sudang memberiku ruang untuk mengabadikan tulisan ini.
SABTU "Bersama dan Bersatu"
Agustin Ayu