Benar kata orang - orang lima tahun pertama diuji ekonomi.
Usia pernikahanku lima tahun, masih ngontrak di rumah petak yang harus nyalakan kipas angin dua puluh empat jam karena panas sekali. Jendela hanya depan, samping kanan kiri sudah tembok satu tembok dengan kontrakan sebelah, yang mana kalau bicara keras - keras juga bakal kedengeran. Tujuh ratus lima puluh ribu belum air dan listrik, jadi tiap bulan hampir satu juta.
Ada fase dimana aku merasakan menyesal menikah dengan suami karena suami bukan berasal dari keluarga kaya. Dengan kondisi ekonomi yang benar - benar diuji. Kadang mikir kalau dapat suami kaya mungkin aku tidak semenderita ini. Ya aku tuh selalu ngerasa semacam terhina, terendahkan dengan kondisi yang masih ngontrak. Tetapi kadang sadar ada contoh nyata ibuku yang dapat orang kaya juga sama - sama menderita. Sakit - sakitan, dibedakan sama mertuanya, hak anaknya sampai sekarang belum jelas ibu belum merasakan bahagia sampai sekarang menurutku. Ternyata dapat orang kaya juga tidak jaminan bahagia, harta bukan penjamin kebahagiaan. Tetapi tidak ada harga juga menderita. Intinya kembali ke pribadi masing - masing untuk belajar bersyukur.
Suami selalu menguatkanku. Jika di kantor ada acara dan dapat snack atau makanan nasi kotak tidak dia makan dia bawa pulang, katanya selalu ingat istri dan anak-anaknya. Dia makan enak orang rumah masak ya makan seadanya katanya. Sejak kita mandiri memilih kontrak kita belajar hemat se hemat - hematnya. Jajan, makan diluar itu sebulan sekali tidak mesti karena jajan diluar juga pastinya boros. Jika memang lagi ingin makan ayam goreng beli satu dan dimakan dirumah untuk berempat, beli bakso juga satu untuk berempat nanti sampai dirumah banyakin nasinya. Dan itu masih sampai sekarang. Karena memang kondisi financial kami masih belum berkecukupan bahkan masih minus.
Pernah kejadian di malam hari kita pergi keluar dijalan ban bocor, dua kali kita mengalami seperti itu dijam sudah malam jam sembilanan dan nyari tambal ban pada tutup, yang buka saat itu jauh sekali, mana uang tinggal sepuluh ribu. Tetapi ada saja cara Allah menolong, tiba - tiba ada orang baik membantu, katanya kasian lihat malam-malam ban bocor bawa dua anak.
Aku masih berjualan tiket pesawat dan kereta api secara online karena juga tidak setiap hari ada transaksi, jadi dapat bayaran dari Pak Bos itu satu tahun sekali pas hari raya idul fitri.
Menjadi ibu rumah tangga, mengurus dua anak dengan jarak dekat ya ada yang berkomentar positif dengan bilang wah salut bisa semandiri itu, tetapi ya ada juga yang berkomentar negatif kenapa sih harus kontrak kan suami anak tunggal. Namanya juga hidup apapun akan ada yang berkomentar entah baik atau buruk.