Mendekati HPL atau waktu kelahiran anak kedua, aku memutuskan untuk resign jualan bubur bayi. Ada yang gantikan aku waktu itu. Sama seperti anak pertama, anak kedua juga HPLnya di tanggal tua sekitar tanggal dua puluh lima sampai dua puluh enam. Untuk kakak lahir di bulan April, adeknya di bulan Januari. Jadwal periksa kandungan di dokter kandungan rumah sakit dengan dokter Hari sama waktu hamil kakaknya dulu. Waktu usia kehamilan tujuh bulan terlihat jenis kelaminnya. Beda dengan kakaknya yang memang surprise.
Percakapan dengan dokter hari pada saat periksa.
"Wah kambing dua ini, ucap dokter hari.
"Aku dan suami malah tidak fokus, dan menjawab cewek lagi ya dok.
"Ya cowok to ya, kan saya bilang kambing dua, ucap dokter hari.
Aku dan suami saling menatap, lalu tersenyum. Alhamdulillah dok kalau cowok jadi sudah komplit kakaknya cewek.
Hasil pemeriksaan semua bagus.
Waktu hamil anak pertama dulu ingin foto maternity ala - ala distudio sebenarnya tetapi tidak jadi dan alhasil foto maternity anak pertama ala - ala di sawah di fotoin saudara suami pakai kamera handphone saja. Tidak apa - apa yang penting ada kenangan foto hamil anak pertama. Dan untuk anak kedua ini Alhamdulillah terwujud foto maternity di usia kehamilan yang sudah masuk sembilan bulan. Foto distudio Aku, Suami, dan Bunga. Studio yang tidak jauh dari rumah terkenal bagus dan murah. Dengan kedramaan anak pertama yang susah diajak foto, jadi foto yang ada kakaknya hanya ada dua atau tiga, selebihnya foto aku dan suami, anak asyik nonton youtube. Alhamdulillah hasilnya bagus - bagus.hehe. Jadi kenangan untuk kita.
Sore hari di hari Sabtu. Periksa Ke bidan seperti biasa karena kan kalau mendekati HPL lebih baik periksa lebih rutin. Saat itu tanggal lima belas Januari HPL seperti kakaknya tanggal tua di tanggal dua puluh lima. Periksa sore itu dicek semua bagus, air ketuban bagus, adek sudah mapan masuk panggul tinggal tunggu gelombang cinta alias kontraksi saja ini Pak Buk kaat bu bidan. Selesai periksa kamipun langsung karena suami masuk shift malam.
Malamnya sekitar jam sebelas malam aku sudah tidur tiba - tiba terbangun terdengar suara seperti balon meletus dan tiba - tiba terasa seperti air kencing keluar. Aku langsung bangun dan pergi ke toilet. Aku cek celana dalamku ada bercak darah sedikit, flek, terus celana dalam juga kondisinya sudah basah banget. Aku chat suami.
"Sayang, aku kayaknya pecah ketuban deh ini di celana dalam ku ku tiba - tiba basah rembes banyak banget ya. Ku foto itu celana dalam yang basah.
"Wah sudah mau lahiran? sudah kontraksi? jangan panik ya, aku siap - siap pulang aku bilang Pak Nur dulu. Waktu itu partner shift malamnya adalah Pak Nur.
Kontrasi belum terlalu intens sebenarnya, masih bisa ditahan belum yang sakit sekali. Suami sampai rumah sekitar jam dua belas kurang. Langsung segera kita pergi ke bidan. Membangunkan orang rumah, Bapak dan Ibu jagain si Kakak kalau tiba - tiba terbangun nyariin ibunya.
Aku sudah mulai feeling disitu jangan - jangan adek sama seperti kakaknya nih memilih tanggal Enam Belas Juga. Baru juga sorenya periksa malamnya sudah memberikan gelombang cinta. Sampai di Klinik jam dua belas malam. Suami memencet bel dan beberapa saat yang bertugas pada malam itu ada dua orang mbak - mbak perawat membukakan pintu, aku langsung disuruh duduk dan ditanya keluhannya apa. Aku bilang sepertinya sudah pecah ketuban soalnya saat aku tidur terdengar suara balon meletus. Aku mulai dicek tensi, oksigen. Dan di menitin ketika mulai terasa kontraksi aku suruh bilang mbaknya. Kontraksipun mulai intens lima menit sekali. Mbak - mbak perawat langsung menyiapkan ruangan kamar bersalin aku disuruh tiduran dulu di cek ternyata masih bukaan dua. Persis seperti kakaknya dulu waktu sampai rumah sakit juga di cek bukaan dua. Karena aku dan suami buru - buru ke klinik jadi belum membawa keperluan adek, aku dan lainnya. Karena juga masih bukaan dua suami ijin untuk pulang sebentar ambil perlengkapan.
Suami kembali lagi ke Klinik dan menemaniku setelah ambil perlengkapan adek bayi dan aku. Suami kedinginan menunggu didalam diapun menunggu diluar. Aku mulai teriak - teriak kesakitan baru suami masuk dan menenangkanku, elus - elus bagian belakang badanku dan mijitin. Sampai ketika aku berteriak ingin mengejan suami lari ke mbak perawat dan mbak perawat datang dicek sudah bukaan lengkap langsung memanggil bidan.
Alhamdulilah lahiran anak kedua begitu dipermudah adek lahir di jam tiga pagi yang artinya di tanggal enam belas tanggal yang sama dengan kakaknya. Anak laki - laki dengan tangisnya yang begitu kencang lahir dengan berat 3.1kg. Aku melahirkan dengan masih memakai pakaian baju gamis, melahirkan secara normal tidak dijahit sedikitpun dibagian itu, malah disertai buang air beras waktu adek lahir. Aku minta maaf ke Bu bidannya tetapi katanya memang bagusnya disertai bab berarti mengejannya bernar, katanya begitu.
Enam Belas Pertama Pernikahan (Tentunya tanggalnya direncakan)
Enam Belas Kedua Kelahiran anak pertama (perempuan)
Enam Belas Ketiga Kelahiran anak kedua (laki - laki)
Kelahiran anak - anak maju dari HPL semua, mereka memilih sendiri tanggalnya seperti tanggal pernikahan Ayah dan Uminya.
Bagi orang lain mungkin biasa. Tetapi bagi kami semua ini memang takdir yang sudah Allah tetapkan. Bisa ditanggal Enam Belas semua.
Alhamdulillah Allah permudah semua.
Anak kedua laki - laki kami beri nama Ibrahim Altan. Ibrahim aku ambil dari nama salah satu putra Nabi Muhammad, sedangkan Altan itu arti dari namanya adalah Fajar merah keemasan yang menandakan awal yang baru karena lahirnya menjelang fajar.
Pagi jam 10.00 sudah diperbolehkan pulang. Saat tiba dirumah ekspresi anak pertama mungkin dalam hatinya ini apa, siapa? hehe. Saat itu usia dia belum genap dua tahun yakni dua puluh satu bulan. Masih kecil sudah punya adek, pastinya banyak yang bilang seperti itu. Sekalian repot jawabku jika selalu ada yang berkomentar seperti itu.
Menikmati momen menjadi ibu dengan anak dua jarak dekat. Bergadang lagi dan lagi. Capek pasti.
Aku dan suami masih jadi satu rumah dengan mertua. Suami anak tunggal. Banyak yang bilang kalau dalam satu rumah ada dua kepala keluarga itu kurang baik, entah ada salah paham, entah beda pendapat itu pasti. Suami tiba - tiba mengajak diskusi untuk mandiri. Ingin belajar fokus menjadi Kepala keluarga, menjadi orangtua itu sebenarnya seperti apa. Pure hanya dengan istri dan anak - anaknya. Karena terkadang kalau jadi satu itu pasti ada rasa kurang bebas dan nyaman walaupun keluarga suami baik sekali ya. Tetapi suami juga memikirkan bahwa seorang istri itu pasti lebih bebas dan nyaman kalau beda rumah, walau pun harus kontrak karena kan kalau rumah sendiri ibaratnya mau bangun siang pun bebas, lagi tidak ingin masak jajan dulu deh tidak apa - apa. Kalau misal jadi satu terkadang memang ada rasa - rasa sungkan kurang enak misal lagi ingin makannya jajan dulu, walau bisa makan jajan diluar ya. Soalnya rumahnya itu satu lingkup gitu, dapur juga jadi satu jadi sebaik apapun mertua tetap rsanya kurang bebas. Akhirnya anak kedua usia enam bulan sudah Mpasi kita mulai cari - cari info kontran lewat facebook dan jika suami libur cari secara langsung sambil jalan - jalan muter - muter entah perumahan atau desa - desa.