Loading...
Logo TinLit
Read Story - SABTU
MENU
About Us  

Sabtu Dua Puluh Tiga Februari Dua Ribu Sembilan Belas. 


Dan seperti biasa kita dari pagi sudah chat. Cuaca cerah sore hari membuat aku tidak ingin cepat – cepat pulang. Aku chat Mas Sofyan.

"Wah cuaca cerah ya kok males mau langsung pulang.

"Dia membalas mampir sini aja,hehehe.
"Lalu aku balas ya lihat nanti kalau berjodoh (berjodoh untuk bertemu) ya Mas ada dipintu gerbang nungguin,,hehe kalau tidak ya aku lanjut tidak mampir.

Jam pun menunjukkan pukul 3.00 sore karena hari Sabtu memang jam kerjaku hanya sampe jam segitu tidak seperti Senin sampai jumat yang pulang jam  5.00. Aku pun bergegas siap - siap pulang, mematikan komputer, AC, merapikan meja kerja setelah beres semua tidak lupa mengunci pintu kantor dan menutup rolling door. Perasaan semangat semacam mau ketemu pacar yang sudah lama LDR.hehe. Aku pun bergegas mengendarai motorku perjalanan pulang, mendekati kantor dia aku berhitung dengan jari ada digerbang, tidak ada digerbang, aku hitung dengan lima jari ku dan aku pun kecewa dari jauh tidak ada tanda – tanda dia terlihat dan ya sudah aku terus saja sampai dilampu merah yang tidak jauh dari kantornya, aku berhenti dan membuka whatsapp.

"Aku chat dia, ya tidak berjodoh untuk bertemu.

"Dia balas gimana maksudnya?

"Lalu aku balas, lha Mas tidak ada dipintu gerbang ya aku tidak mampir.

 "Dia bilang, lha aku tidak tahu kamu jadi mampir apa tidak.

"Ini kamu dimana? kalau mau mampir ya sini aku juga lagi jaga sendiri temanku lagi keluar bentar.

Tanpa berfikir panjang aku pun membalas pesannya.

"Yaudah aku mampir tunggu digerbang ya aku isi bensin dulu.

Dan ya akhirnya aku putar balik mampir deh, sudah dia tungguin dipintu gerbang.

Aku masuk memarkir motor dan dia ajak aku masuk ke Pos security mempersilahkan duduk dan obrolan  - obrolan pun dimulai seperti biasa setiap kita bertemu selalu mengalir saja apa yang kita obrolkan dan entah kita bertemu pasti hujan turun,hehe. Tidak lama kemudian temannya datang dan menyapa ku, ya sapaan biasa kerja dimana rumahnya mana orang mana, dan aku pun iseng bertanya dengan temannya itu namanya Pak Nug.

"Mas Sofyan baik ya pak anaknya? tanyaku Pada Pak Nug.

"Ya seperti itu mbak.

"Punya pacar Pak dia? to the point sekali memang pertanyaanku. Haha.

"Tidak mbak ya kayak gitu tidak punya pacar, pembicaraan kita bertiga pun juga mengalir begitu saja.

 Tiba – tiba pembicaraan kami terhenti oleh Mie ayam Pak tris langganan mereka. Mas Sofyan nawarin aku.

"Mau mie ayam yu? tanyanya.

Ya aku jawab tidak karena aku memang masih kenyang tetapi tetap dia akhirnya pesan tiga mie ayam. Sembari ngobrol ini itu mie ayampun datang dan kita menyantapnya bareng - bareng, Mas Sofyan, Aku dan Pak Nug. Berhubung aku susah memakai sumpit aku bertanya apakah ada garpu Mas? lalu dia bilang ada ini punyaku, dia mengisi tempat minum ku yang dia ambil dimotorku dengan air putih dan kita memakan mie ayam dengan sesekali diselingi obrolan – obrolan. Di sela - sela itu ada video call masuk dari pacar.

"Mas sofyan bertanya pacarmu ya video call?

"Tidak diangkat?

"Enggak Mas, males ribet aku.

Yaudah terserah kamu yu katanya. Tidak terasa waktu pun menunjukkan untuk sholat ashar kita menunggu giliran gantian untuk sholat ashar teman dia Pak Nug lebih dulu sholat, dan selagi menunggu kitapun melanjutkan beberapa obrolan. Isi obrolan lebih ke aku yang banyak cerita soal keluarga aku, pacarku, diapun memberi banyak masukan positif. Akhirnya Pak Nug selesai sholat. Kita pun gantian. Kembali setelah sholat di ruang pos sudah ada temannya lagi yang berjaga setelah dia, ya kita pun saling sapa. Pak nur waktu itu yang shift malam sama Mas Angga. Waktu menunjukkan waktu maghrib jam pergantian shift dia. Kami pun mengobrol rame – rame, karena hujan juga belum reda akhirnya aku memutuskan untuk sekalian sholat maghrib. Merinding sholat maghrib dengan dia aku sedikit merasa dia sedikit gugup ada jeda ketika dia akan membacakan surat pendek, entah kenapa sholat pada saat itu benar – benar membuat aku ingin menangis selesai sholat rasanya akuingin mencurahkan semuanya tentang kebimbangan hubunganku dengan pacarku lanjut kepelaminan atau mundur. Diapun mengerti aku yang sejenak terdiam setelah selesai sholat, melepaskan semua beban pikiranku , dia beranjak berdiri dan membiarkan aku menangis masih dalam memakai mukena. Aku menahan – nahan agar tangisan ku tidak menjadi – jadi, ya malu saja. Disaat aku melepaskan mukena. Aku penasaran akan satu hal akhirnya akupun memberanian diri bertanya padanya.

"Mas maaf boleh bertanya?

"Iya apa? tanyanya balik padaku.

"Bukannya aku mau gimana – gimana, Maaf mas pernah sholat bareng seperti ini berdua menjadi imam dengan mungkin teman atau pasangan mas sebelumnya?

"Diapun menjawab wah jadi seperti membicarakan masalalu dong, tapi dia menjawab jujur kalau sholat seperti ini baru sama kamu yang benar-benar dua person.

Aku pun merasa sedikit plong. Wah jadi orang pertama diimami. Senang sih. Walau sebenarnya tidak diperbolehkan sholat berdua bukan muhrim ya. Maafkan. 

Setelah selesai sholat kita tidak langsung kembali ke pos dia mengajak ku ikut dengan dia menyalakan lampu – lampu kantor berjalan berkeliling diselingi kita mengobrol, kantor yang bagus ada kolam, taman, kita juga sampai kebassement, tiba – tiba dia bercerita soal kekurangan dia. Dia  ada alergi dengan makanan amis-amis.

"Aku malu punya alergi yu.

"Aku tanya kenapa harus malu? Tidak perlu malu semua orang toh punya kekurangan masing-masing. Aku pun juga ada kekurangannya Mas, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kesempurnaan hanya milik Allah Mas.

Kata - kata biasa yang sering sekali banyak orang ucapkan apabila ada yang mengeluh tentang kekurangan. Niatku agar dia tidak malu dengan kekurangan itu.

Jam kerjanya pun usai kita pulang bareng.

Motoran sendiri - sendiri " Belum muhrim bocengan " Hehe. Hujan saat itu masih belum reda juga.

Sampai dirumah tetap lanjut chat membahas soal sholat maghrib. Dia bilang aku masih nervous aja baru ini aku melakukan sholat yang secara person ber dua katanya.

"Aku balas Mas tidak terlihat nervous kok jujur aku saja ingin nangis, ada doa terselip semoga Allah Kabulkan kataku.

"Dia balas, Amin Ya Allah Hehe ...ya sudah jawaban aku itu hanya di air mata kamu itu sebuah ketulusan dan entah mengapa doaku juga pernah sampai kaya gitu.

Malam itu tiba – tiba aku ingin dan memang butuh refreshing untuk hari esok.

"Aku pun bertanya sama dia, Mas tahu tempat tenang damai sejuk fresh buat refreshing tidak?

"Dia balas, punya tempat yang kemarin aku datangi waktu aku membaca buku sendirian itu tempatnya memang tenang cocok untuk refreshing tempatnya Balkondes kenalan, dimana itu tanyaku? Google maps coba, oke aku pun tertarik.

"Lalu ku bilang mas mau nemenin refreshing kesini besok? Sepertinya aku memang sangat butuh refreshing nih.

"Oke besok mau jam berapa, pagian aja bagaimana? sekitar jam delapanan nanti ketemu di pertigaan deket gereja yang tidak jauh dari rumahku ya. Oke Mas balasku

Chat malam itu pun berakhir.

Esok harinya layaknya chat pagi sapaan pagi.

"Menanyakan gimana jadi kan ini nanti? tanyanya.

"Iya jadi jam delapanan ya jawabku. Saling memberi kabar kalau sudah siap on the way.

Akupun berangkat sekitar pukul delapan lebih sedikit, aku yang sampai duluan ditempat yang sudah kita tentukan untuk bertemu. Tak lama kemudian dia pun muncul. Aku berkendara dibelakang dia, mengikut arah dia melaju dengan motornya, melewati jalan yang berliku liku naik  - naik semacam ke perbukitan, melihat sekeliling pohon pohon hijau sejuk damai, waktu untuk sampai ditempat itu bisa dibilang tidak terlalu lama. Sampailah kita ditempat itu, ya tempat itu bernama "Balkondes Kenalan". Cocok dengan aku dan dia yang memang baru kenal. Hehe. Sampai disana aku langsung ketoilet, efek perjalanan yang penuh lika liku berbelok – belok.hehe.

"Mau duduk dimana? tanya Mas Sofyan padaku.

"Kemarin waktu aku baca buku duduk disitu sambil menunjukkan tempat duduk tersebut.

"Lalu aku bilang yaudah Mas duduk disitu saja.

Tempat duduk klasik, tempat duduk yang terbuat dari rotan, tempat itu enak jika untuk Quality time atau acara-acara seperti keluarga, bisa dibilang seperti padepokan.

"Mas sudah sarapan? tanyaku padanya

"Belum nih,jawabnya

"Kamu? tanyanya balik.

"Sudah tadi sarapan bubur, lalu dia beranjak pergi.

"Mau kemana mas?

"Minta menu bentar ya.

Tak lama dia kembali dengan membawa 1 lembar kertas yang tentunya itu daftar menu.

"Kamu duluan mau makan apa?

Lalu aku membaca menu tersebut aku menjatuhkan pilihan pada mie rebus dengan telur dan teh panas tentunya. Giliran dia yang memilih menu dia bertanya kepada bapak – bapak yang memang menunggu pesanan kita.

"Ini nasi gorengnya tidak pakai telur kan pak?

"Bisa tidak pakai telur, jawab bapak - bapak yang sudah siap mencatat apa pesanan kita.

Iya Mas Sofyan itu tidak bisa makan yang amis-amis, jadi dia pesan nasi goreng biasa tanpa telur tidak terlalu pedas dan minumnya jeruk anget. Sembari kita menentukan pilihan menu yang sudah kita pesan, bapak – bapak tadi membantu kita connect handphone dengan wifi disitu. Tempat yang tenang damai sejuk enak sekali untuk ngobrol ditambah wifinya juga cepat (Recommended) MasyaAllah. Kitapun menunggu makanan kita datang kita isi dengan obrolan – obrolan, banyak sekali yang kita bicarakan dari bicara mengenai tempat tersebut. O.iya dia bilang sadar tidak sih nama Balkondes ini Kenalan. Ya seperti kita yang juga baru kenalan, MasyaAllah bisa pas gitu ya sambil sama - sama senyum. Dia bilang seperti itu sambil berfikir iya ya tidak disengaja bisa pas. Dia juga bercerita bahwa panggilan dia itu Sobek, aku pun bertanya bagaimana awalnya dipanggil seperti itu, jadi sewaktu SD teman dia nakal meludahi buku dia dan disobek, sejak saat itu banyak yang manggil dia Sobek. Menjadi sejarah terpanggilnya nama tersebut. Obrolan demi obrolan mengalir begitu saja, saling bercerita awal kita sampai bisa kenal, dia bercerita seperti yang sudah dia ceritakan waktu itu bahwa penasaran yang membuatnya menghafalkan plat motorku, ya waktu itu dia sudah bercerita bahwa dia hafalkan dan dia minta tolong temannya yang bekerja dikepolisian, tetapi kali ini dia ceritakan secara detail, yang tadinya aku menduga ya sekali dia hafal plat nomor aku langsung dapat dataku, ternyata tidak, dia bilang tidak langsung dapat, pas aku lewat oke sudah dilihat baik - baik dia hafalkan ketika dia akan chat temannya tiba – tiba ngebleng dengan angka plat motorku, jadi ternyata pertama  malah data yang muncul laki – laki dan orang Purworejo, yang kedua juga laki – laki, dia bilang ketemannya aku yakin ini yang punya cewek yakin banget dan atasnama dia sendiri. Seyakin itu dia MasyaAllah, terus kata dia temannya bilang lha sudah kamu hafalin bener – bener belum? Coba lihat baik – baik dan hafalin, beberapa kali itu ada jeda yang dia tiba – tiba ah yasudah mulai lupa tidak ingin mencari tahu lagi mungkin, tetapi tiba – tiba rasa ingin tahu muncul kembali, kali ini dia yakin pasti benar, dia pun chat temannya itu lagi, dia yakin ini benar dan memang benar temannya membalas nah ini benar cewek ini yang punya. Aku mendengar cerita itu rasanya ya ampun menarik sekali ya sampai  sebegitunya, bisa dibilang aku sangat terharu, benar – benar terharu speechless. 

Dan yang tidak aku duga dia bercerita soal masalalu dia mengenai dia dengan pasangan – pasangan dia sebelumnya. Dia bercerita tentang dia punya dua mantan yang sudah menikah semua. Dia cerita jomblo lama sekitar enam tahun dia bilang memang waktu itu dia fokus untuk rumahnya, tidak hanya itu dia  juga sudah berhenti merorok lama jujur mendengar itu aku senang ya buat aku pribadi cowok tidak merokok itu point plus dia menghargai kesehatannya berarti. Pacarku soalnya merokok dan tipe yang susah diingatkan untuk berhenti.

Aku teringat pernah chat membahas soal film diapun waktu itu bilang “The Cat Funeral” dia bilang cowoknya disitu dia banget, aku pun penasaran tergerak untuk mencari film tersebut diyoutube, dan untungnya ada. Cerita dari film itu yang aku tahu film tersebut menceritakan pasangan kekasih yang dulunya tinggal bersama dan memelihara seekor kucing, ketika mereka berpisah kucing itu dirawat oleh si cowok, suatu hari kucing itu meninggal dan merekapun bertemu untuk memakamnya dibukit bersama – bersama. Dan inti yang aku dapat dari film itu ceweknya menikah dengan orang lain. Makanya setelah aku selesai menonton film itu aku menyimpulkan apanya yang mirip sama dia ya?

"Ditinggal nikah?

Aku pun bertanya dari cowok difilm ini yang kamu banget apa Mas?

"Ditinggal nikah kah? Kalau suka kucing oke sama – sama suka kucing, tetapi dia menjawab malah becanda hanya hehehe semacam itu. Baru setelah kita ketemu dia bilang ya  aku memang ditinggal nikah kan, mantan – mantanku sudah nikah kok. Makanan datang kita makan setelah selesai makan kitapun masih melanjutkan obrolan – obrolan seru, sempat terdengar suara air seperti air terjun aku bilang.

"Mas di situ air terjun ya? Kesana yuk!

"Kamu mau kesana? tanyanya.

"Iya kali aja tidak jauh dari sini bisa jalan kaki, coba tanya bapaknya yang tadi ya.

"Ini masih Pw (posisi duduk terlanjur nyaman) mau pergi nih dia bilang gitu, langitpun sebagian terlihat mulai sedikit gelap terdengar beberapa kali suara petir sepertinya hujan akan segera turun.

"Dia tiba – tiba bilang habis ini makan jenang aja.

"Jenang? Kerumah? tanyaku.

"Iya habis dhuhur Simbok berangkat ayo sekarang jalan turun InsyaAllah bisa pas sampai rumah.

Berhubung sepertinya memang akan turun hujan kita pun memutuskan untuk mampir kerumah dia saja dan benar setengah perjalanan hujan mulai turun. Sampe dirumahnya. Rumah dia strategis depannya sudah jalan rame biasa dilalui wisatawan – wisatawan karena memang dekat dengan Candi Borobudur, dilewatin delman – delman. Akupun masuk pertama kali aku masuk rumahnya terasa nyaman sederhana, adem, aku juga bilang ke dia, enak Mas rumahnya adem.

"Dia hanya tersenyum ah ya begini ini, dia kebelakang membuatkan ku minum.

"Aku bilang tidak usah repot – repot toh kita baru saja makan dan minum tadi di Balkondes Kenalanloh.

 Tetapi tetap dia buatkan minum dan juga membawa dua topples yang satu isinya keripik yang biasa di sebut taro dan yang satu toples isinya roti.

"Aku tanya orang rumah pada kemana?

"Dia bilang lagi dibelakang.

Dia kebelakang lagi dan kembali dengan membawakan ku jenang baning yang masih hangat.

"Ayo dimakan katanya mau jenang, pas ini jenang baning biar kamu pikirannya ening,hehehe memberikan candaan dan godaan kepadaku.

"Aku tersenyum.

Kemudian bapak dia menemui aku pun bersalaman, beliau bilang intinya suruh minum gitu – gitu.

"Aku tanya ibu dimana?

"Lagi mandi, jawabnya

 O.iya aku mau hubungi gojek untuk  nganter Simbok ke Candi katanya.

"Aku tanya sudah langganan ya?

"Iya sudah.

Sempat tidak ada kabar dia bilang aku anter saja ya. Lalu ibu dia muncul menemui. Aku bersalaman dengan beliau sama seperti bapak beliau juga intinya suruh minum dienakin begitu – begitu,,hehe. Tak lama ada suara motor setelah aku toleh keluar ternyata bapak gojek yang menjemput ibunya. Ibu dia pun berangkat berjualan jenang. Dia cerita ibu aku udah jualan jenang dari aku kecil ya sekitar delapan belas tahun, bapak ya dirumah, makanya terlihat banget dia menyayangi ibunya dan terlihat sekali selalu berusaha untuk bisa membahagiakan ibunya. Ibu dia berjualan jenang di candi Borobudur setiap sabtu minggu siang hari setelah dhuhur, dihari – hari biasa beliau dimintai tolong untuk pijat, ya beliau bisa memijat. Jujur aku suka keluarga ini, terlebih dia, dia yang dari awal sudah menceritakan dengan sangat terbuka apaadanya, sederhana. Oh iya jenang tadi belum kita makan ya, dia sempat bertanya antara dua piring ini mau milih yang mana terlihat satu piring kecil dan besar sebenarnya isinya sama.

"Dia bilang aku ambilin sedikit takutnya kamu tidak habis soalnya kan habis makan,hehe. Aku memilih piring yang besar yang sepertinya terlihat lebih sedikit, iya memang sebenarnya saya juga takut kalau tidak habis. Mulai aku makan wah enak masih anget juga, tidak lama aku pun habis duluan, dia tersenyum. Aku ingat dari rumah membawa rambutan yang memang ingin aku kasih ke dia. Rambutan klengkeng namanya, kecil hijau tetapi manis masih ku gantungkan dimotor. Oh iya Mas itu rambutannya diambil, lalu dia melangkah keluar mengambil rambutannya dan menaruhnya dimeja, tidak langsung dia makan. Lagi lagi kita mengalir dalam obrolan. Aku bercerita bagaimana dulu aku kerja disemarang empat tahun pulang ke Magelang kerja di Klinik kecantikan yang sempat pindah ke Apotik masih satu management dengan Klinik tapi lokasi lebih dekat dari rumah, kerja dua tempat olshop pagi dan apotik shift siang pulang malam. Sampai aku drop karena kecapekan. Ganti kerja di koperasi dan dikerjaan yang sekarang ticketing. Aku bercerita hampir semua perjalanan hidup aku, kerjaan aku, keluarga, bagaimana aku belajar banyak hal kemandirian, kerja keras, berjuang untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, aku juga bilang dulu aku sering depresi mudah stress bahkan terlintas ingin bunuh diri itu berkali – kali, dia malah sedikit sepert ngece ya dengan tertawa. Mungkin tampangku seperti tidak ada beban hidup ya, padahal faktanya hancur rasanya.

"Dilanjut Obrolan seputar film, aku teringat film korea “Only You” bagi aku itu bagus jalan ceritanya, lalu aku beri tahu cerita film itu. Seorang laki – laki yang berusaha membuat bahagia kekasihnya yang buta dan ingin membuat kekasihnya bisa melihat.

"Ada lagi film Indonesia Mas “Sabtu Bersama Bapak” bagus banyak kata – kata inspirasi, eh ada pemeran wanita namanya Ayu, lucu seru itu ceritanya jadi bos disitu itu jomblo galau lah sudah usia untuk menikah juga, nah setiap dia selesai sholat dimushola itu tiap dia lagi pakai sepatu sehabis sholat, pandangannya selalu tertuju melihat dirak sepatu, ada salah satu sepatu heels dan dia senyum- senyum, hingga akhirnya dirapat dia kaget dia melihat sepatu itu sama persis yang selalu dia lihat di rak mushola, lalu dia beranikan diri melihat wanita pemilik sepatu itu, cantik manis  yang ternyata sepatu yang dia lihat di mushola itu pemiliknya adalah dia, diapun grogi salah-salah tingkah gitu.

"Coba deh nanti Mas nonton mas pasti suka, kataku.

"Coba besok InsyaAllah kalau pas tidak sibuk coba ku lihat deh film yang kamu rekomendasikan itu.

Aku mau pamit pulang galau rasanya masih betah disitu, terlihat dia sesekali melihat jam aku tahu dia pasti mau sholat, hampir jam dua aku bilang ingin ketemu teman tapi belum ada balasan malah ceklis chat whatsappnya, yaudah ditunggu dulu aja katanya. 

"Sholat disini aja biar tenang pulang, katanya.

"Emang boleh tanyaku?

"Iya boleh tapi sendiri – sendiri.

Akupun mengangguk iya.

"Yaudah Mas dulu yang sholat.

Dia pun beranjak dari tempat duduk dan pergi kebelakang wudhu. Tak lama dia selesai

"Kok cepet Mas? tanyaku yang kaget tiba - tiba dia sudah muncul didepanku, sedang melamun soalnya aku.

"Iya cepet ya aku sholatnya?

"Iya Mas.

"Kamu sekarang sholat sana! iya Ma.

Aku melepas kaos kaki dan berganti meminjam sandal yang kebetulan sudah ada diruang tamu, dia mengantar dan menunjukkan letak kamar mandinya. Terlihat bapak dia sedang berdiri didepan kamar mandi.

"Mas itu mau dipakai bapak kamar mandinya kataku.

"Nggak bapak ngisi air kesana aja tidak apa-apa katanya.

"Nuwun sewu nggeh pak nitip badhe ting wingking klamet, kataku (bahasa jawa dalam tata krama). Bapaknya pun bilang pokoknya iya silahkan. Keluar dari kamar mandi aku lihat kearah dalam rumah dia melihat ku, tersenyum aku pun sedikit membalas senyumannya.

"Pakai mukena simbokku sholat dikamar simbok ya katanya.

"Tidak apa – apa emang tanyaku?

"Iya tidak apa lha wong tidak ada apa – apa.

 Masuk kekamar ibunya  arah mata ku tertuju sama salah satu bingkai foto, ada beberapa foto dia dari kecil dan foto dia berseragam kerja, aku tersenyum melihatnya. Selesai sholat aku kembali ke ruang tamu dia sudah duduk disitu menunggu aku selesai sholat tentunya. Tiba – tiba..

"Cantik.

"Apa mas? tanyaku.
"Selesai sholat kamu terlihat cantik.

Kaget aku dia bilang seperti itu baru pertama kali dia bilang. Dalam hati aku tersipu malu. Kamu sepertinya seperti Ayu di Film yang kamu ceritakan tadi de. 

Kok bisa mas?

"Ya tidak tahu jawabnya.

Dia  jongkok tepat didepanku terhalang meja sih,ngupas rambutan lalu bilang manis.

"Manis

"Iya rambutannya memang manis itu Mas walau hijau kataku.

"Bukan. kamu manis. Jawabnya.

Waduh MasyaAllah membuatku tersipu malu. Setelah itu sempat melanjutkan obrolan mengenai film tadi dan teman ku tiba – tiba balas kalau mau kerumah sini aja bentar tetapi aku mau keluar bentar jam tiga lebih ya. hemm

Aku bilang ke dia teman aku balas nih tapi dia dirumah sekitar jam tiga sore.

"Yaudah tunggu disini saja, bujuknya. Lha aku takut ganggu Mas mungkin mau istirahat kan nanti sore kerja kataku.

"Enggak apa-apa udah tunggu kabar temannya saja jawabnya.

Dan benar sekitar jam tiga temanku ngabarin aku pun pamit mau pulang. Aku juga pamit sama Bapak dan minta disalamin ke ibu juga.

Malamnya kita chat, dia ngirim foto bahwa dia lagi nonton film “Sabtu Bersama Bapak” aku kok ya tiba – tiba tergerak buat nonton katanya pesan dari kamu bilang sepatu itu.

"Oke ngena banget makanya aku menatap sepatumu aku pikir – pikir apakah ayu itu real ya?

Memang ada beberapa kesamaan kita difilm itu. Di film itu Si Ayu tanya sama si laki-laki kenapa namanya saka terus dia jelasin pas waktu kecil, dia bilang jadi alasan kamu nanya itu juga iya sama - sama  tadi pagi waktu di Balkondes kenalan juga membahas kenapa dia bisa dipanggil Sobek.

"Kenapa bisa nyambung gini MasyaAllah katanya

Aku tiba – tiba teringat hal lain yang secara tidak kita sadari. Aku menyarankan dia menonton film itu “Sabtu Bersama Bapak” setelah dia menontonnya ada beberapa yang seperti sama, dan kali ini aku tersadar "Sabtu" ya hari Sabtu.

"Sabtu pertama bertemu"

"Sabtu pertama ngobrol lama".

Sekarang film Sabtu Bersama Bapak.

"Semua Sabtu".

Dia bilang ternyata semua alur jadi serasa kebetulan atau memang mengalir tapi tidak tahu takdir atau enggak wallahua’alam Khusnudzon aja rencana indah itu milik Gusti Allah bukan milik orang.  

" SABTU" Bersama dan bersatu"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Negaraku Hancur, Hatiku Pecah, Tapi Aku Masih Bisa Memasak Nasi Goreng
426      193     1     
Romance
Ketika Arya menginjakkan kaki di Tokyo, niat awalnya hanya melarikan diri sebentar dari kehidupannya di Indonesia. Ia tak menyangka pelariannya berubah jadi pengasingan permanen. Sendirian, lapar, dan nyaris ilegal. Hidupnya berubah saat ia bertemu Sakura, gadis pendiam di taman bunga yang ternyata menyimpan luka dan mimpi yang tak kalah rumit. Dalam bahasa yang tak sepenuhnya mereka kuasai, k...
Intertwined Hearts
1004      561     1     
Romance
Selama ini, Nara pikir dirinya sudah baik-baik saja. Nara pikir dirinya sudah berhasil melupakan Zevan setelah setahun ini mereka tak bertemu dan tak berkomunikasi. Lagipula, sampai saat ini, ia masih merasa belum menjadi siapa-siapa dan belum cukup pantas untuk bersama Zevan. Namun, setelah melihat sosok Zevan lagi secara nyata di hadapannya, ia menyadari bahwa ia salah besar. Setelah melalu...
Finding the Star
1150      867     9     
Inspirational
"Kamu sangat berharga. Kamu istimewa. Hanya saja, mungkin kamu belum menyadarinya." --- Nilam tak pernah bisa menolak permintaan orang lain, apalagi yang butuh bantuan. Ia percaya kalau hidupnya akan tenang jika menuruti semua orang dan tak membuat orang lain marah. Namun, untuk pertama kali, ia ingin menolak ajakan Naura, sahabatnya, untuk ikut OSIS. Ia terlalu malu dan tak bisa bergaul ...
Lepas SKS
157      134     0     
Inspirational
Kadang, yang buat kita lelah bukan hidup tapi standar orang lain. Julie, beauty & fashion influencer yang selalu tampil flawless, tiba-tiba viral karena video mabuk yang bahkan dia sendiri tidak ingat pernah terjadi. Dalam hitungan jam, hidupnya ambruk: kontrak kerja putus, pacar menghilang, dan yang paling menyakitkan Skor Kredit Sosial (SKS) miliknya anjlok. Dari apartemen mewah ke flat ...
Aku Ibu Bipolar
47      40     1     
True Story
Indah Larasati, 30 tahun. Seorang penulis, ibu, istri, dan penyintas gangguan bipolar. Di balik namanya yang indah, tersimpan pergulatan batin yang penuh luka dan air mata. Hari-harinya dipenuhi amarah yang meledak tiba-tiba, lalu berubah menjadi tangis dan penyesalan yang mengguncang. Depresi menjadi teman akrab, sementara fase mania menjerumuskannya dalam euforia semu yang melelahkan. Namun...
Chapter Dua – Puluh
3671      1510     3     
Romance
Ini bukan aku! Seorang "aku" tidak pernah tunduk pada emosi. Lagipula, apa - apaan sensasi berdebar dan perut bergejolak ini. Semuanya sangat mengganggu dan sangat tidak masuk akal. Sungguh, semua ini hanya karena mata yang selalu bertemu? Lagipula, ada apa dengan otakku? Hei, aku! Tidak ada satupun kata terlontar. Hanya saling bertukar tatap dan bagaimana bisa kalian berdua mengerti harus ap...
Langit Tak Selalu Biru
69      59     4     
Inspirational
Biru dan Senja adalah kembar identik yang tidak bisa dibedakan, hanya keluarga yang tahu kalau Biru memiliki tanda lahir seperti awan berwarna kecoklatan di pipi kanannya, sedangkan Senja hanya memiliki tahi lalat kecil di pipi dekat hidung. Suatu ketika Senja meminta Biru untuk menutupi tanda lahirnya dan bertukar posisi menjadi dirinya. Biru tidak tahu kalau permintaan Senja adalah permintaan...
Nemeea Finch dan Misteri Hutan Annora
197      138     0     
Fantasy
Nemeea Finch seorang huma penyembuh, hidup sederhana mengelola toko ramuan penyembuh bersama adik kandungnya Pafeta Finch di dalam lingkungan negeri Stredelon pasca invasi negeri Obedient. Peraturan pajak yang mencekik, membuat huma penyembuh harus menyerahkan anggota keluarga sebagai jaminan! Nemeea Finch bersedia menjadi jaminan desanya. Akan tetapi, Pafeta dengan keinginannya sendiri mencari I...
CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
90      83     1     
Inspirational
Aina Awa Seorang Gadis Muda yang Cantik dan Ceria, Beberapa saat lagi ia akan Lulus SMA. Kehidupannya sangat sempurna dengan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Sampai Sebuah Buku membuka tabir masa lalu yang membuatnya terseret dalam arus pencarian jati diri. Akankah Aina menemukan berhasil kebenarannya ? Akankah hidup Aina akan sama seperti sebelum cerita merah itu menghancurkannya?
Matahari untuk Kita
695      403     9     
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...