Loading...
Logo TinLit
Read Story - SABTU
MENU
About Us  

--,Pukul 20.59 WIB

Terkadang isi chat dia membuat aku senyum – senyum
"Sementara garing dulu karena aku juga belum bisa menghiburmu
Karena Allah belum menitipkan padaku "

                                                                                 -S-

Bagaimana tidak membuatku tersenyum membaca isi chatnya. Mungkin bagi perempuan lain yang membaca seperti itu ada yang berfikir laki-laki yang suka merayu atau apapun itu, tetapi bagiku walau itu termasuk seperti kata rayu, tapi kata rayu yang sholeh, menyertakan Allah. 

Dia adalah anak tunggal, sama seperti ku dia bilang hidupnya juga penuh perjuangan.  Yang aku salut sama dia, dia juga jualan online jajanan – jajanan, jadi ketika dia kerja shift malam dia COD jika ada yang beli jajanannya, dia ikut menjualkan dagangan ibu asrama sekolah yang ada panti asuhannya juga, Sekolah SMP - SMK khusus putri yang tidak jauh dari rumahnya, bahkan setiap hari jumat dia menjualnya dengan dibayar seikhlasnya, orang yang membelinya bebas mau bayar berapapun InsyaAllah nanti dia berikan kepada anak – anak panti. Dia sosok yang benar – benar membuat aku tersadar laki – laki sederhana apaadanya baik dan ketika beberapa hari aku mengenalnya melalui chat aku merasa InsyaAllah dia sholeh dan terlebih point pentingnya dia membuatku semakin dekat dengan Allah, selalu mengingatkan sholat lima waktu. 
Kamis malam disaat aku chat dengan dia, dia buat story whatsapp makanan frozen yang dia jual. Aku memberikan komentar.

"Mau dong beli cireng dan gemblongnya. Itu dua makanan dari beberapa yang dia jual online.

 "Oh iya boleh khusus jumat bayarnya suka – suka, balasan chat dari dia.

"Aku bilang iya besok kabar – kabar saja. 

Hari jumatnya menjelang sore mendekati jam pulang kerjaku. Dia chat aku.

"Jadi mau beli ? tanyanya dalam chat.

Yang semalam sudah saya pesan.

"Aku balas chatnya iya jadi Mas.

Terus dia balas. "Yaudah mau COD ketemuan dimana kebetulan ini aku libur tapi nanti sekitar jam lima sore aku kekantor karena mau takziah bersama teman-teman kantor.

"Aku bilang iya nanti ketemuan dimana enaknya, sempat saling bingung menentukan tempat dimana ketemu. Sampai akhirnya dia bilang udah didepan kantor aku saja dikursi panjang depan kantor itu tapi tunggu aku sebentar ya, aku prepare kemungkinan sekitar jam lima lebihlah.
Waktu menunjukkan pukul lima sore dan sore itu hujan, aku berfikir ah mending aku tunggu dikantor saja. Aku chat dia yang isinya aku minta kabar dari dia jika dia sudah sampai kantornya, baru aku on the way.
Ya sekitar hampir pukul setenganh enam dia memberi kabar kalau dia sudah ditempat kerja lalu segeralah aku on the way karena hujan jadi aku memakai mantol.
Tiba disana aku duduk dikursi yang dia maksud, aku mengeluarkan handphone mengetik pesan singkat “Mas aku sudah Sampai” dan dia pun membalasnya sebentar ya. Tak berlama – lama terlihat sosok berpayung berjalan kearahku.

"Sudah lama ya mbak? terdengar suara lembut mengarah kepadaku.

Pelan – pelan pandangan aku melihat sosok suara itu. Sosok laki – laki dibawah payung dengan rintik – rintik air hujan tak begitu jelas aku memandangnya tapi tiba – tiba membuat aku sedikit ngebleng, laki – laki berbaju batik celana kain dan wangi, laki – laki yang selalu tersenyum.Ya dia berjalan semakin mendekat ke arahku, ke tempat dimana aku duduk menunggu. Dia Langsung memberikan pesananku dan aku pun memberikan uang.

"Nanti testimoni ya gimana rasanya, ucapnya.

"InsyaAllah ya Mas, jawabku.

 Karena waktu sudah mendekati  waktu maghrib aku pun langsung pamit. Aku ingat betul dia bilang terimakasih dan mendoakan ku semoga jadi pahala buat kamu ya. Katanya. 

Jumat malam ditanggal Lima Belas Februari Dua Ribu Sembilan Belas. Kali ini asyik chat membahas buku ternyata dia juga suka membaca buku, dia mengirimkan foto buku – buku koleksinya nampak dua buku baru yang masih segel belum di baca. Aku pun tertarik dengan buku itu lalu aku membalas pesannya

 "Boleh pinjam bukunya Mas?

"Boleh mau kapan diambil? balasnya.

" Aku bilang besok saja Mas, Mas kan shift pagi nanti pulang kerja aku mampir ambil bukunya.

"Iya tidak apa- apa besok kabar – kabar saja, balasan chatku.

Sabtu pagi ya seperti biasa kita chat ringan, lupa membahas apa, tiba – tiba dia membalas iya dek, aku sholat dhuha dulu. Aku sedikit kaget dia manggil dek, aku balas, dek? Tidak ada balasan, aku tunggu sampai jam istirahat masih tidak ada jawaban aku berfikir apa dia sibuk ya, terus aku berfikir oh mungkin handphonenya eror karena beberapa hari sebelumnya memang dia bilang  touchsreennya bermasalah, waktu menunjukkan pukul tiga sore dan ya sudah aku memutuskan pulang dalam jalan pulang aku berbicara pada hati kecil ku. Ini Mas nya kalau jadi minjemin buku dia ada dipintu gerbang kantor dia, Iya aku dengan pedenya berfikir dan yakin kalau dia nungguin aku. Hehe. Perjalanan mendekati kantor dia aku memang sengaja berkendara pelan, dan benar dari kejauhan terlihat ada sosok tak asing berada pada pintu gerbang dalam hati aku senang karena apa yang tadi  ku fikirkan benar.

"Tepat dipintu gerbang aku berhenti, dan sontak  langsung aku bertanya, handphonenya rusak Mas?

"Dia menjawab iya, tiba-tiba mati.

Dia pun mengajakku  menuju kursi panjang yang dulu pernah menjadi tempat kita bertemu saat COD sore - sore jajaan frozen yang dia jual . Motor aku parkirkan dan aku duduk, dia datang menghampiri aku membawa kantong plastik berwarna putih yang isinya buku, dua buku yang memang mau aku pinjam “Kisah Teladan Dalam Al Quran dan Kisah Teladan Dalam Hadist” (dan sampai aku membuat tulisan ini buku itu baru setengah yang aku baca baru Kisah Teladan Dalam Al Quran). Dia berikan buku itu kepadaku, dan tidak jauh berbeda dengan chat bertemu langsung pun pembicaraan kita mengalir dengan sendirinya. Dia cerita sebelum akhirnya dia memberanikan diri berkenalan langsung dengan aku, dia bilang pernah beberapa kali membuntuti aku saat aku belok arah pasar, tempat kerjaku memang bisa melewati beberapa jalan salah satunya melewati pasar atau saat aku belok ke ATM dia bilang dia berfikir apa kerja dipasar, terus ketika aku belok ke ATM dia berfikir apa kerja di Bank itu, tetapi diBank itu tidak diperbolehkan berjilbab deh, rasa penasaran itu kata dia sempat hilang tapi ada waktu tiba – tiba muncul kembali, dan dia percaya ah suatu saat saya bisa mengenalnya. Padahal aku kerja di Global itu dari akhir tahun Dua Ribu Lima Belas akhir sampai Dua Ribu sembilan Belas dia baru memberanikan diri mencoba mencari tahu dan akhirnya mengajak kenalan.

Sedang asyik ngobrol tiba – tiba hujan mulai turun karena masih asyik mengobrol dia pun menawarkan untuk ngobrol kedalam  diteras kantornya, dan aku pun mau untuk melanjutkan obrolan, aku memberikan kunci motorku padanya dan meminta tolong agar motorku diibawa masuk kehalaman kantor. Kita ngobrol di tempat yang bagi aku itu bagus, jadi teras kantor ada kolamnya terus satu tempat duduk dari Ban mobil yang sudah tercat bagus berwarna warni dia mempersilahkan aku duduk, aku tidak langsung duduk karena ya aku merasa aku duduk masak dia berdiri, tidak enak aku, tetapi dia bilang tidak apa-apa kamu duduk saja aku berdiri, seperti obrolan diluar dikursi panjang yang sebenarnya bisa untuk duduk berdua bahkan bertiga mungkin, tetapi dia memilih berdiri dan ketika dia sedang berbicara tidak yang memandang aku banget – banget, jarang sekali cowok dijaman sekarang yang seperti itu, seperti memang dia menghargai seorang wanita.
Obrolan demi obrolan mulai mengalir aku kaget dia benar-benar terbuka menceritakan kehidupan dia seperti kita sudah kenal lama saja. Dia bisa berbicara begitu terbukanya. Dia menceritakan kisah dia dengan motornya ya seperti yang dia pernah bilang dichat bahwa dia akan menceritakan kisah hidupnya, dia bilang tentang dia anak tunggal, dia bilang dari keluarga biasa orang tidak punya, ibunya yang berjualan jenang di Candi Borobudur menggendong dagangannya, bagaimana perjuangan dia memperbaiki rumah, pasang listrik karena kata dia dulu rumahnya belum punya listrik sendiri, kasian melihat orangtuanya menimba air. Akhirnya dia bisa pasang sanyo, dan satu lagi dia bercerita dulu tidak punya televisi sehingga jika kedua orangtuanya ingin menonton televisi harus ketetangga dan akhirnya sampai dia bisa membeli televisi. Setiap dia pulang kerja dia melihat orangtuanya sedang menonton televisi. Aku lihat wajahnya terlihat dia benar- benar berjuang demi bisa membahagiakan kedua orangtuanya dan banyak hal yang lagi lagi aku harus berkata dia benar-benar sangat terbuka bercerita, sederhana apaadanya. Bahkan jarang sekali aku menemukan sosok laki- laki yang sangat bisa bercerita kesederhanaannya seperti ini. Kita terlalu asyik bicara banyak hal sampai hampir lupa waktu, berkali – kali aku melihat jam mungkin dia pun juga sadar dan tahu, hujan masih turun dengan derasnya, jam sudah menunjukkan sekitar pukul lima sore.

"Aku pun bilang wah hujannya tidak reda – reda ya kalau mau pulang sepertinya nanggung, aku belum sholat ashar.

"Boleh numpang sholat dulu sebelum aku pulang Mas, ucapku ijin mau sholat ashar. 

 "Dan dia pun bilang oh iya aku juga belum sholat, ayo sholat ajaknya!

Kita berjalan menuju mushola kantor tersebut sambil aku melihat – lihat kekiri dan kekanan betapa bagusnya design interior kantor tersebut. Tiba di mushola dia wudhu terlebih dahulu, baru aku. Aku meminjam salah satu mukena disitu (siapapun yang punya mukena itu aku minta maaf tidak ijin terlebih dulu mbak, tapi terimakasih) kita sholat berdua dia menjadi imam, jujur merinding aku, campur aduk rasanya, ada rasa senang yang susah untuk dijelaskan. Alhamdulillah sholat selesai. Akhirnya aku pun pamit untuk pulang karena hari sudah semakin gelap dan hujanpun mulai reda.


Hari itu Sabtu Enam Belas Februari Dua Ribu Sembilan Belas (Moment pertama  sholat dengannya)
 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sebelah Hati
874      597     0     
Romance
Sudah bertahun-tahun Kanaya memendam perasaan pada Praja. Sejak masih berseragam biru-putih, hingga kini, yah sudah terlalu lama berkubang dengan penantian yang tak tentu. Kini saat Praja tiba-tiba muncul, membutuhkan bantuan Kanaya, akankah Kanaya kembali membuka hatinya yang sudah babak belur oleh perasaan bertepuk sebelah tangannya pada Praja?
Glitch Mind
45      42     0     
Inspirational
Apa reaksi kamu ketika tahu bahwa orang-orang disekitar mu memiliki penyakit mental? Memakinya? Mengatakan bahwa dia gila? Atau berempati kepadanya? Itulah yang dialami oleh Askala Chandhi, seorang chef muda pemilik restoran rumahan Aroma Chandhi yang menderita Anxiety Disorder......
ALMOND
1075      618     1     
Fan Fiction
"Kamu tahu kenapa aku suka almond?" Anara Azalea menikmati potongan kacang almond ditangannya. "Almond itu bagian penting dalam tubuh kita. Bukan kacang almondnya, tapi bagian di otak kita yang berbentuk mirip almond." lanjut Nara. "itu amygdala, Ra." Ucap Cio. "Aku lebih suka panggilnya Almond." Nara tersenyum. "Biar aku bisa inget kalau Almond adalah rasa yang paling aku suka di dunia." Nara ...
Monday vs Sunday
112      97     0     
Romance
Bagi Nara, hidup itu dinikmati, bukan dilomba-lombakan. Meski sering dibandingkan dengan kakaknya yang nyaris sempurna, dia tetap menjadi dirinya sendiricerewet, ceria, dan ranking terakhir di sekolah. Sementara itu, Rei adalah definisi murid teladan. Selalu duduk di bangku depan, selalu ranking satu, dan selalu tampak tak peduli pada dunia luartermasuk Nara yang duduk beberapa meja di belaka...
Reandra
1540      1030     66     
Inspirational
Rendra Rangga Wirabhumi Terbuang. Tertolak. Terluka. Reandra tak pernah merasa benar-benar dimiliki oleh siapa pun. Tidak oleh sang Ayah, tidak juga oleh ibunya. Ketika keluarga mereka terpecah Cakka dan Cikka dibagi, namun Reandra dibiarkan seolah keberadaanya hanya membawa repot. Dipaksa dewasa terlalu cepat, Reandra menjalani hidup yang keras. Dari memikul beras demi biaya sekolah, hi...
Can You Hear My Heart?
461      270     11     
Romance
Pertemuan Kara dengan gadis remaja bernama Cinta di rumah sakit, berhasil mengulik masa lalu Kara sewaktu SMA. Jordan mungkin yang datang pertama membawa selaksa rasa yang entah pantas disebut cinta atau tidak? Tapi Trein membuatnya mengenal lebih dalam makna cinta dan persahabatan. Lebih baik mencintai atau dicintai? Kehidupan Kara yang masih belia menjadi bergejolak saat mengenal ras...
When Flowers Learn to Smile Again
840      624     10     
Romance
Di dunia yang menurutnya kejam ini, Jihan hanya punya dirinya sendiri. Dia terjebak pada kelamnya malam, kelamnya hidup, dan kelamnya dunia. Jihan sempat berpikir, jika dunia beserta isinya telah memunggunginya sebab tidak ada satu pun yang peduli padanya. Karena pemikirannya itu, Jihan sampai mengabaikan eksistensi seorang pemuda bernama Natha yang selalu siap menyembuhkan luka terdalamnya. B...
Merayakan Apa Adanya
402      289     8     
Inspirational
Raya, si kurus yang pintar menyanyi, merasa lebih nyaman menyembunyikan kelebihannya. Padahal suaranya tak kalah keren dari penyanyi remaja jaman sekarang. Tuntutan demi tuntutan hidup terus mendorong dan memojokannya. Hingga dia berpikir, masih ada waktukah untuk dia merayakan sesuatu? Dengan menyanyi tanpa interupsi, sederhana dan apa adanya.
RUANGKASA
42      38     0     
Romance
Hujan mengantarkan ku padanya, seseorang dengan rambut cepak, mata cekung yang disamarkan oleh bingkai kacamata hitam, hidung mancung dengan rona kemerahan, dingin membuatnya berkali-kali memencet hidung menimbulkan rona kemerahan yang manis. Tahi lalat di atas bibir, dengan senyum tipis yang menambah karismanya semakin tajam. "Bisa tidak jadi anak jangan bandel, kalo hujan neduh bukan- ma...
Kacamata Monita
834      399     4     
Romance
Dapat kado dari Dirga bikin Monita besar kepala. Soalnya, Dirga itu cowok paling populer di sekolah, dan rival karibnya terlihat cemburu total! Namun, semua mendadak runyam karena kado itu tiba-tiba menghilang, bahkan Monita belum sempat membukanya. Karena telanjur pamer dan termakan gengsi, Monita berlagak bijaksana di depan teman dan rivalnya. Katanya, pemberian dari Dirga terlalu istimewa u...