Makin lama makin intens konflik dari persahabatan ini
***
Suasana di sana makin lama makin keruh karena mereka saling menuduh satu sama lain apalagi ketika Zayn datang untuk membela dua orang yang ia sayangi di mana Rafi dan juga Ariel selalu berada dekat dengannya.
"GUE BISA LAKUIN ITU KE ELO. KALO LO BERANI NYENTUH DANNY!" Adnan tidak mau kalah. Ia juga ikut membela Danny karena ia melihat dengan mata kepala sendiri dua orang yang ada di depan matanya itu menyerang Danny.
"Ternyata ayah dan anak sama saja," celetuk Ariel.
"MAKSUD LO APA?" sentak Adnan.
"Iya. Asal lo tahu, Geng SUPERNOVA tengah mencari tahu siapa pelaku di kasus ADINAYA beberapa tahun yang lalu dan Geng SUPERNOVA mendapatkan ciri-ciri bahwa orang itu memakai kaos hitam dan merupakan seorang pemabuk berat. Jangan-jangan Ayah lo pelakunya," putus Ariel.
"Tunggu ADINAYA? kok lo tahu masalah ini?" kaget Zayn.
"Gue tahu kak. Selama ini gue mencari tahu bersama teman gue menjadi informan tapi sekarang temen gue digantikan oleh kakaknya dia dan gue nggak terima gitu aja," jelas Ariel sambil menunjuk Danny.
"Apa! Kak Aldan? Jujur gue nggak tahu masalah ini," bela Danny.
"Iya emang gak tahu. Jelas-jelas lo selalu diasingkan oleh kakak lo sendiri dan pantas aja tadi lo berlaku kasar kepada Nabila karena lo ingin merasa diakui sama Kakak lo sendiri. Maka dari itu lo mencegah Nabila masuk ke dalam rumah itu," timpal Rafi.
"Jadi bener, AYAH LO PELAKUNYA?" desak Zayn.
"JANGAN ASAL NUDUH LO YA, AYAH GUE HAL MUNGKIN LAKUIN KE ISTRINYA SENDIRI!"
Mendengarkan Adnan berkata seperti itu Zayn, Danny dan juga Rafi terkejut terkecuali Ariel yang sudah tahu bahwa semuanya saling berkaitan satu sama lain seperti ada benang merah yang memang sudah diikatkan oleh takdir sebelum mereka dilahirkan.
"Apa? Istri?"
"Iya NAYA itu nama Ibu gue, dan gak mungkin ayah gue mengelakuin itu ke istrinya sendiri. Dan gue dari dulu emang gak suka sama geng SUPERNOVA karena gara-gara itu Ibu gue terseret dalam masalah ini hingga gue mendengar kabar bahwa Ibu gue mati bunuh diri bersama salah satu anggota dari geng SUPERNOVA yang br*ngsek itu."
"SEKALI LO NGOMONG BRENGSEK KE AYAH GUE. SIAP-SIAP LO AKAN DI KEROYOK OLEH GENG SUPERNOVA!!"
Zayn akhirnya mengucapkan seolah-olah ia tidak membenci lagi SUPERNOVA, itulah yang berada di pikiran Ariel sekarang akhirnya bahwa dirinya masuk ke geng SUPERNOVA itu bukan ikut-ikutan semata walaupun sebenarnya 75% ia masuk ke geng SUPERNOVA hanya untuk mendapatkan sahabat sejati dan 25% adalah untuk mengungkapkan kasus ADINAYA tersebut.
Namun sebelum aksi yang dilakukan Ariel sesuai yang diperintahkan Zayn untuk membawa geng SUPERNOVA untuk mengeroyok Adnan tiba-tiba terdengar sirine mobil yang di mana Nabila langsung menghampiri Rafi untuk menyuruhnya bubar. Begitupun dengan Rafi yang meminta Zayn dan juga Ariel untuk bubar, akhirnya mereka berempat pun bubar dan menyisakan Adnan dan juga Danny.
"Lo gapapa Dan?" tanya Adnan.
"Nggak papa kak. Sorry gara-gara masalah kakak ini, ternyata malah merembet ke mana-mana dan bahkan sepertinya konflik ini meluas juga ternyata dan kita nggak bisa seperti kemarin kak," jawab Danny.
"Sudahlah jangan diambil pusing lagian ini masalah orang tua kita berdua Dan, yang terpenting sekarang adalah gue harap lo baik-baik saja dan gue minta mulai sekarang kita berlima jangan dulu ketemu ya, bukan hanya kita berlima. Kita berdua juga oke," pinta Adnan.
"Kenapa kak?"
"Lebih baik seperti ini dulu ya, soalnya Kakak juga nggak tahu bakal kayak gini jadi lebih baik kita saling tahu aja dari Nara ya," ucap Adnan.
"Iya kan Nara?"
Adnan seolah memanggil nama Nara dan ternyata sosok Nara juga ada di sana ia baru bisa keluar setelah mendengar aba-aba dari Adnan lalu setelah itu ia berjalan mendekati kedua cowok itu.
"Kak Adnan titip Danny ya Nar, biarkan masalah ini kakak selesaikan yang terpenting Nara harus bisa memantau kami berlima ya, lebih baik Nara juga jangan ketemu sama kami berlima dulu pantau aja kami dari jauh ini juga akan berguna untuk penulisan novel kamu," jelas Adnan.
Setelah mengutarakan hal itu Nara tidak bisa berkata apa-apa ia hanya bisa mengangguk karena itu yang hanya ia bisa lakukan sekarang lalu setelah itu Adnan mulai meninggalkan mereka berdua.
"Kita ke rumah sakit aja ya," ajak Nara.
Kali ini Danny hanya menurut saja ia tidak banyak protes apapun setelah kejadian tadi Setelah itu mereka berdua pun menuju ke rumah sakit dengan menggunakan taksi online yang baru saja dipesan oleh Nara.
***
Setelah itu mereka sampai di rumah sakit dan Danny langsung diobati di sana.
"Makasih ya Nar, udah datang tepat waktu untuk melerai mereka semua, jujur gue udah nggak bisa apa-apa setelah mereka berempat datang dan mulai menuduh satu sama lain," jelas Danny.
"Gapapa? Lagian gue dapat ide itu juga bantuan dari kak Adnan dia memberikan ide untuk melerai kalian semua dan setelah diberi kode itu aku belum berani untuk keluar karena suasana makin kacau dan setelah itu aku baru bisa keluar setelah mendengar kode dari kak Adnan," jelas Nara.
"Lo tahu kasus ADINAYA?"
Akhirnya Nara menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada Danny tentang kasus ADINAYA dan juga apa yang terjadi di rumah sakit beberapa hari yang lalu di mana dirinya melakukan cuci darah dan juga pertemuan dengan Ariel bersamaan dengan mereka menguping pembicaraan di mana temannya Ariel yaitu Firman dikeluarkan oleh Aiman dan di gantikan oleh Aldan.
"Jadi kayak gitu ceritanya? Ya sudah gue nurut aja apa kata Kak Adnan, kalo gitu."
"Syukurlah kalo lo paham."
Setelah diobati lukanya mereka memutuskan untuk pulang dan sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing, alangkah baiknya mereka menikmati waktu berdua sembari di mana Danny menceritakan kejadian yang baru saja terjadi tadi karena mereka tidak mungkin membicarakan masalah tadi di rumah sakit takut ada seseorang yang bernama pembicaraan mereka.
Di sana Nara sedikit tersipu malu ketika Danny menjelaskan bahwa dirinya membela Nara karena tadi Rafi sempat mengancam kalau dia menyakiti Nabila maka dia juga akan menyakiti Nara padahal Nara dan juga Danny tidak ada hubungan apa-apa kecuali hanya sebatas teman biasa.
Dan sekarang Nara berpikir sepertinya kisah persahabatan mereka bisa dijadikan sebuah novel sama seperti apa yang dikatakan oleh Adnan tadi jadi ia bisa membantu mengamati satu sama lain sekaligus menjadi pengingat dan juga sebuah inspirasi cerita bagi khalayak ramai tentang sebuah persahabatan yang sudah ditakdirkan oleh benang merah.
***