Ketika rasa khawatir muncul maka kita harus cari cara untuk saling bertemu agar tidak mengalami kecemasan yang berlebihan
***
Di hari berikutnya, Adnan secara tidak sengaja berpapasan dengan seseorang yang memang sudah lama tidak ia temui. Bukan Danny tapi Zayn.
"Adnan!"
"Kak Zayn? Kok kakak gak jadi kurir lagi sekarang?" tanya Adnan.
Adnan tahu Zayn dulunya memang jadi kurir paket jadi di jam-jam siang sekarang dia akan sibuk mengantarkan paket tapi sekarang ia menemuinya dalam keadaan lain.
"Sekarang gue kerja jadi staf di salah satu SPBU, dan emang ini tempat kerja gue sekarang."
Adnan tidak sadar bahwa dirinya berjalan di sekitar area SPBU untungnya tempat ini sedang sepi kalau sedang ramai mungkin ia akan dikejutkan dengan suara klakson dari mobil dan motor orang-orang yang akan mengantri mengisi BBM.
"Oh gak sadar gue kak," ucap Adnan.
"Lo darimana?" tanya Zayn.
"Habis dari toko bibit bunga kak. Beli bibit untuk dijual kembali sekalian menanam bunga yang emang nggak ada di toko dan gue juga beli sekalian seikat bunga buat Danny," jawab Adnan.
"Lo bener udah ketemu sama Danny?"
Pertanyaan yang diajukan Zayn memang meragukan Adnan bahwa ia bertemu dengan Dani sejak hari itu sebenarnya Adnan juga jarang ketemu atau bahkan tidak pernah ketemu sama sekali dengan Danny ia hanya mendengar kabarnya dari Nara begitupun dengan Danny yang akan menerima kabar tentang Adnan dari Nara sendiri.
"Sebenarnya semenjak hari itu gue nggak pernah ketemu lagi sama Danny. Tapi gue sering komunikasi dengan Nara orang yang memang bisa bertemu dengan Danny kapanpun," ucap Adnan.
"Nara?" ulang Zayn.
"Iya cewek yang ada di rumah Danny pada saat kita pertama mau pergi untuk jalan-jalan," kata Adnan.
"Kalo lo kak? Apa Masih komunikasi dengan Ariel dan juga Rafi setelah kejadian itu?" Sekarang giliran Adnan yang bertanya karena ia juga penasaran mudah-mudahan komunikasi mereka tidak sesulit komunikasi dirinya dengan Danny.
"Kalau jujur sih, kita udah nggak komunikasi bareng semenjak hari itu, tapi kayaknya mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing apalagi Rafi kalau sudah berkerut dengan OSIS maka kegiatannya akan sibuk di sekolah," jelas Zayn.
"Kalo Ariel?"
"Entahlah mungkin sibuk merekrut anggota untuk masuk ke geng motor SUPERNOVA," ucap Zayn.
"SUPERNOVA?"
"Iya."
Adnan tiba-tiba kepikiran sesuatu dan mudah-mudahan pikirannya itu tidak menjadi kenyataan dan ia berharap semuanya baik-baik saja.
"Adnan!"
"Iya."
"Oh ya Kak. Kalau Kakak emang nggak ada waktu untuk cari tahu tentang Ariel dan Rafi lebih baik lo minta bantuan aja sama Nara, mungkin dia bisa bantu kok. Ini nomornya gue kasih sama lo semoga Ariel dan juga Rafi baik-baik saja, sekalipun kalian bertiga memiliki masalah jangan sampai masalah kalian rumit seperti masalah kami berdua," jelas Adnan.
"Baiklah. Gue terima nomornya. Makasih ya."
"Sama-sama. Gue pamit dulu nggak sabar gue mau nanam bunga-bunga ini," pamit Adnan.
"Oke. Semoga sukses dan berhasil ya Adnan," kata Zayn.
"Iya."
Adnan mulai meninggalkan tempat SPBU di mana Zayn kerja sekarang
***
Pekerjaan Zayn di SPBU hanya mencapai waktu magrib saja jadi shift malamnya akan diganti oleh temannya yang lain. Jadi sekarang ia akan pergi ke tempat di mana ia menjadi pelayan seperti biasanya.
Pada saat kerja tadi ia benar-benar tidak fokus karena memang ia merasa khawatir dengan kondisi Raffi dan juga Ariel Karena setelah pulang dari jalan-jalan itu mereka bertiga tidak pernah lagi komunikasi bahkan untuk berkontak kabar pun rasanya begitu tidak ada sama sekali.
Tapi tadi mendengar usulan dari Adnan membuat Zayn ingin mencobanya jadi setelah ia sampai di Cafe dan sebelum memulai pekerjaannya ia segera berkomunikasi dulu dengan Nara untuk ketemuan di Cafe tempat ia kerja sekarang.
Namun anehnya ternyata memang Nara sudah menjadi langganan Cafe ini dan dia sering datang ke tempat ini itu siang hari hanya untuk memesan kopi dan juga menulis dengan menggunakan laptopnya, dan Ini pertama kalinya Nara keluar rumah di malam hari karena biasanya ia dilarang oleh kedua orang tuanya untuk keluar malam tapi karena ini darurat ia terpaksa berbohong hanya untuk menemui Zayn.
"Kak Zayn?" tanya Nara.
"Nara ya. Silakan duduk dan gue akan pesen minuman kesukaan lo disini," tawar Zayn.
"Emang kakak tahu?"
"Tahulah, ternyata lo langganan Cafe ini. emang kita nggak pernah ketemu karena kita beda waktu kamu sering datang ke sini siang dan geu kerja di sini malam hari," jawab Zayn
"Baiklah. Yang itu aja,” pilih Nara.
“Ditunggu ya Kak."
Nara pun membuka laptop dan mulai mengetikkan sesuatu menuliskan beberapa narasi yang mendeskripsikan sesuatu.
"Ini minuman nya."
Zayn datang membawa pesanan Nara, "makasih ya kak."
Lalu setelah itu ia duduk berhadapan dengan Nara.
"Ada apa kak?" tanya Nara.
Zayn mulai menceritakan apa yang sebenarnya ia alami kepada Nara, dan begitupun dengan Nara yang menceritakan hal yang sebenarnya kepada Zayn tentang kondisi Adnan dan Danny saat ini. Justru di masa-masa sulit ini harus ada seseorang yang menjadi penengah di antara mereka semua agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Seolah Nara tahu bahwa ini permintaan ini sama seperti Adnan kepada Danny. Begitupun sebaliknya, Jadi ia langsung menerimanya.
"Jadi gimana Nar?" tanya Zayn serius.
"Oke baiklah," jawab Nara.
"Yakin gapapa nih. Sebenarnya gue nggak enak minta bantuan sama lo. Apalagi kondisi lo yang sedang sakit begini," ucap Zayn merasa tidak enak.
"Gapapa kali Kak. Gue seneng kok bantuin orang lagi pula sebagai ladang pahala buat gue buat amal-amalan nanti gue mati."
"Hush! Jaga bicara lo Nara."
"Baiklah Kak."
Setelah itu mereka pun mengakhiri obrolan karena Zayn harus kembali bekerja dan sebelum benar-benar ia melanjutkan tulisan sedikit dan pergi meninggalkan cafe itu ia melihat sebuah bungkus obat yang bertuliskan vitamin namun anehnya ada satu pil obat yang terjatuh sepertinya ini milik Zayn.
"Kak Zayn! Vitamin nya ketinggalan!" teriak Nara.
Mendengar teriakan Nara Zain kembali mendekati Nara dan langsung mengambil obat yang dimaksud.
"Oh iya lupa? Makasih ya Nara. Untung enggak hilang ini obat," ucap syukur Zayn
Setelah itu mereka berdua tersenyum dan Zayn meninggalkan tempat itu untuk kembali bekerja.
Namun sekarang yang dalam pikiran Nara adalah obat yang ia pegang sekarang dari baunya saja itu bukan seperti obat vitamin pada umumnya karena seingat Nara vitamin bukanlah seperti ini.
Ini seperti obat lain yang di mana Apakah Zayn memiliki penyakit tertentu hingga ia menerima obat ini. Kalau memang benar sebenarnya Zayn sakit apa? Apakah teman-teman lainnya tahu soal Penyakit ini? Tapi kalau dilihat Zain sebenarnya baik-baik saja tapi kalau seperti itu obat apa ini?
***