Semua kembali kepada rencana yang manusia lakukan, apakah berjalan lancar atau justru akan menambah masalah
***
Keesokan harinya mereka memutuskan untuk pulang karena jatah liburan atau jalan-jalan kali ini cukup hanya satu malam, mereka saling gotong royong bahu membahu membawa oleh-oleh dan juga barang-barang kemarin yang dibawa.
Setelah memastikan barang-barang sudah masuk ke dalam mobil sekarang giliran Zayn yang membawa mobil karena ternyata Adnan sedang tidak enak badan karena tiba-tiba bangun pagi badannya sudah merasa tidak enak jadi Zayn membiarkan Adnan untuk beristirahat di dalam mobil biarkan dirinya yang akan menjalankan mobil ini sampai ke rumah.
"Udah siap? Nggak ada yang ketinggalan?" tanya Zayn.
"Udah gak ada kok Kak."
Setelah memastikan tidak ada barang-barang yang ketinggalan akhirnya mobil itu mulai meninggalkan Villa dan kembali ke rutinitas yang awal di mana mereka akan kembali belajar dan juga bekerja.
Sepanjang perjalanan terlihat tenang karena mereka tertidur di dalam mobil hanya dirinya yang masih terjaga sebagai umur yang paling dewasa di antara yang lainnya ia harus menjadi kakak bagi sahabat-sahabatnya ini karena kita tidak pernah tahu kapan kemalangan akan terjadi jadi sebagai yang paling tua ia harus siap siaga.
Dan masih seperti biasa perjalanan pulang ke rumah akan lebih cepat daripada perjalanan keberangkatan Jadi mereka sudah sampai di kediaman rumah Danny. Yang sepertinya terlihat sangat ramai.
Zayn segera membangunkan Danny dan memastikan Apakah rumahnya memang sepi atau emang sedang dalam kondisi ramai karena ada orang.
"Dan. Danny?" panggil Zayn.
Danny berhasil dibangunkan, dan setelah menunggu sedikit nyawanya kembali Ia baru menyadari bahwa ternyata mereka sudah sampai dan betapa terkejutnya Dani kalah di depan rumahnya sudah ada mobil yang ternyata mobil itu adalah mobil milik orang tua Danny.
"Aduh. Gawat!" umpat Danny.
"Kenapa Dan?" tanya Zayn.
"Gapapa. Kakak sama yang lainnya tunggu di sini biar aku yang keluar ya," ucap Danny.
Sebelum Zayn berkata yang lain Danny sudah keluar dari mobil dan bersamaan itu juga keluarlah pria paruh baya dengan tatapan tajam bersama dengan anak seusia Ariel keluar dari rumah. Zayn tidak bisa berbuat apa-apa karena Danny melarang dirinya untuk keluar. Sepertinya terjadi keributan di sana hingga membuat mereka bertiga yang tertidur di dalam mobil seketika terbangun mendengar keributan tersebut.
"Ada apa?" tanya Adnan yang sudah bangun dari tidurnya.
Zayn tidak bisa berkata apa-apa bahkan untuk menjawab pertanyaan Adnan pun sepertinya susah seketika Adnan mulai melihat ke arah depan kaca mobil di mana seorang Danny terlihat sedang dimarahi oleh pria parubaya yang Adnan tahu itu adalah ayahnya.
"Danny!"
Tanpa pikir panjang ada Adnan keluar dari mobil dan ia langsung mendekati Danny, diikuti dengan yang lainnya.
"Jadi kamu pergi dengan anak ini! Sudah berapa kali Ayah ingatkan jangan kamu bergaul dengan anak miskin ini, kita ini anak orang kaya Kamu temenan dengan anak ini!" kesal sang Ayah.
Danny sudah memperingatkan yang lainnya untuk tidak keluar tetapi sepertinya Adnan tidak akan tinggal diam kalau Danny dimarahi habis-habisan oleh ayahnya.
"Jangan marahin Danny Om. Saya yang salah saya yang membawa Danny jalan-jalan," bela Adnan.
"Iya. Lebih baik kalian pergi dari sini dan jangan kembali lagi," usirnya.
Akhirnya mereka berempat pun diusir tapi sebelum benar-benar didepak keluar dari rumah itu mereka mengambil barang-barang terlebih dahulu dan setelah itu mereka benar-benar pergi dari rumah itu tidak ada yang mereka ketahui selanjutnya karena hanya Danny yang tahu dan mereka berharap Danny baik-baik saja.
***
"SEKARANG! Ikut ayah!"
Dengan pasrah Danny ditarik oleh sang ayah masuk ke dalam rumah dan itu semua disaksikan oleh ibu serta Kakak tirinya— Aldan.
Bunda nya juga tidak bisa berbuat apa-apa karena kalau ia membela anaknya itu maka ia juga akan kena imbasnya dan yang lebih parah akan langsung diceraikan oleh sang suami. Jadi ia hanya bisa berharap anaknya itu kuat dan bisa bertahan sampai kapanpun.
Danny diseret masuk ke kamar dan dihempaskan begitu saja ke lantai yang begitu dingin bukan hanya itu ia ditampar berkali-kali oleh sang ayah dan merasa belum puas dengan apa yang dilakukan ia langsung mengambil ikat pinggang dan langsung mencambuk bagian kakinya.
Dani menahan rasa sakit itu tapi untungnya tidak berlangsung lama karena sang ayah masih emosi ia tidak mau melampiaskannya lebih dalam akhirnya dia keluar dan langsung menutup pintu itu dengan keras.
Brak!
Danny hanya bisa merasakan sakit di bagian kakinya luka lebam hingga berdarah mulai bermunculan dan beberapa detik setelah kepergian sang ayah tiba-tiba Aldan masuk.
"Lo itu yah anak gak tahu di untung! Gue udah peringatin sama lo jangan kemana-mana tapi lu masih aja ngeyel gitu aja lo tau kan sebelum lo dihukum gue yang pertama kali kena marah tau nggak. Tapi sekarang gue puas karena Ayah telah marahin lo habis-habisan dan gue puas karena ayah akan selalu ngebela gue apapun yang gue lakuin mau salah apa benar ayah akan tetap menyayangi gue."
Kata-kata Aldan menyayat hati bahkan membuat air matanya jatuh begitu saja tetapi Danny ditahan karena tidak mau menjadi anak yang cengeng ia harus kuat menghadapi semua ini karena ini semua demi Bundanya yang tercinta.
Setelah itu Aldan benar-benar keluar dari kamar itu dan Danny mulai menyeret kakinya untuk menuju ke kasur di mana lebih baik ia tidur sambil menahan rasa sakit di hati dan juga kakinya ternyata kejadian di mana awalnya mereka bersenang-senang di pantai ternyata berujung dirinya yang harus kena cambukan oleh sang ayah.
Karena kegiatan sang ayah yang tidak begitu teratur membuat rencana Danny tidak sesuai dengan harapan jadi mau tidak mau ia harus terima konsekuensinya.
"Ya Tuhan, aku tahu manusia hanya berencana tetapi semua kembali kepada takdir mu. Aku tidak marah atas takdir yang kau berikan tapi aku berharap rencana yang manusia lakukan berharap sesuai dengan rencana dan tidak gagal Sedikitpun aku terima semua konsekuensi ini tapi aku mohon kepadamu tuhan kalau sekali lagi manusia berencana Semoga tuhan meridhoi apa yang manusia rencanakan," doa Danny.
Setelah berdoa seperti itu Danny Mulai mengambil selimut dan menutup seluruh tubuhnya menikmati alam mimpi yang memang begitu menyenangkan bagi dirinya menghilangkan segala kejadian yang terjadi hari ini karena ia tahu luka di hatinya akan semakin membekas karena luka yang manusia kasih lewat lidah itu akan terus menjadi kenangan alias mimpi buruk yang tidak akan pernah terlupakan. Serta kenangan-kenangan kemarin ketika mereka menjalani kegiatan di pantai sambil melakukan hunting foto dan kulineran bareng
Hanya itu harapan satu-satunya Danny.
***