Hari yang di nantikan akhirnya datang juga, jadi kita bisa mengukir cerita dalam hidup
***
Setelah 3 hari berlalu dengan tugas mereka masing-masing, akhirnya hari Sabtu yang dinantikan pun datang juga semua orang yang berada di rumah akan siap-siap kumpul di rumah Danny, untung saja di rumah tidak ada siapa-siapa kedua orang tuanya masih sibuk kerja begitupun dengan kakak tirinya—Aldan yang memang kebetulan sedang di rumah temannya itu menginap entah selama berapa hari Danny tidak tahu akan hal itu namun mudah-mudahan kakaknya tidak datang ke rumah karena itu akan mengacaukan suasana.
Dibantu Nara, Danny mempersiapkan mobil serta perlengkapan untuk mereka party nanti.
"Mobil sedang gue panasin mesinnya mending lo siapin alat-alat berbagi yang ada di gudang kebetulan udah gue siapin kemarin jadi tinggal di angkut aja ke mobil," kata Danny.
"Baiklah."
Nara menuruti apa yang dikatakan Danny tentunya karena memang Danny tahu kondisi Nara sebenarnya jadi dia tidak sampai kecapean jadi dia bantu seperlunya saja.
Setelah mengangkut semua barang-barang yang diperlukan ke dalam mobil, tinggalah mereka berdua menunggu teman-teman yang lainnya untuk segera sampai ke rumah Danny.
***
Adnan sudah beres berkemas. Bahkan ia juga menutup toko bunganya walaupun baru beberapa hari kemarin baru saja dibuka tapi karena hari ini adalah hari yang penting karena jarang sekali mereka berkumpul untuk jalan-jalan.
"Adnan? Mau kemana?" tanya sang bapak.
"Adnan mau jalan-jalan dulu. Jadi bolehkan pak?" pinta izin Adnan.
"Iya boleh, kalau kamu mau jalan-jalan. Tapi ingat jangan main game oke kalau sampai ketahuan main game, bapak akan pukul kamu, "ancam sang bapak.
"Iya-iya."
Adnan masih tidak percaya kalau bapaknya akan mengingat kejadian-kejadian kemarin padahal malam tadi bapaknya mabuk dan sekarang kembali segera kembali tapi ternyata pikirannya malah terpaku kepada masa lalu yang dimana Adnan tidak boleh bermain game.
Setelah itu ia menyalami bapaknya sebagai bentuk sopan santun setelah itu dia meninggalkan bapaknya untuk jalan-jalan.
***
Sekarang di rumah Rafi, sepertinya diantara 5 cowok yang lain dialah yang paling sibuk karena walaupun dia masih remaja alias paling mudah diantara yang lainnya dia yang paling heboh untuk mengurusi pakaian. Karena nomor satu dalam pikirannya adalah fashion, bahkan sekarang di rumah sedang ada ibunya pun dibuat pusing dengan tingkah laku anak tunggalnya itu.
"Ma, udah belum sih pakaian Rafi!" teriak Rafi.
"Udah nak, Mama udah masukin semua ke dalam tas kamu, padahal jalan-jalannya cuma 1 hari tapi kok hebohnya minta ampun loh," jelas sang Mama.
"Walaupun satu hari mah tapi kan Rafi harus tetap terlihat keren," ungkap Rafi.
"Bukannya sahabat kamu yang diajak jalan-jalan itu cowok semua kan, nanti yang tertarik bukan cewek aja loh sahabat kamu juga bakal tertarik sama kamu," goda sang mama.
"Ikh, Mama mah gitu gak asik," kesal Rafi.
"Hehehe. Udah udah lebih baik kamu segera ke rumah kakak kamu, samperin. Kasihan tahu tiap hari Kakak kamu harus ke sini sekali-kali kamu yang ke sana samperin dia," titah Mama.
"Iya mah ini Rafi juga mau kesana."
Rafi telah menyelesaikan dandan nya kali ini, sesuai dengan namanya ia harus terlihat bersih dan rapih. Setelah itu dia mengambil tasnya dari sang mama lalu mulai menyalami dan berangkat meninggalkan rumah menuju ke kediaman Zayn.
***
"Bu, ini beberapa makanan sama uang Zayn simpan disini. Zayn gak bakal lama kok nanti malam juga pulang kok," jelas Zayn.
"Mau besok pun nggak apa-apa nak kasihan kamu kerja terus-menerus," kata Ibu.
"Gak bisa gitu dong Bu, Ibu kan tanggung jawab Zayn dan satu-satunya keluarga yang tersisa jadi Zayn akan usahakan terus bersama-sama dengan ibu."
Sebenarnya ini yang membuat Zayn bingung untuk mengikuti kegiatannya ajakan dari Danny dan Adnan, tapi karena Rafi terus merengek bahwa Zayn harus ikut mau tidak mau ia terpaksa melakukannya dan lagi pula dalam hatinya ia juga terus kerja keras tanpa istirahat dan menikmati waktu istirahatnya itu.
Jadi ajakan ini sekalian refreshing dirinya untuk menikmati penat bekerja seharian.
"Kalo gitu, Zayn pamit dulu soalnya sebentar lagi ada yang mau datang ke sini," pamit Zayn.
***
Tidak seperti keempat temannya yang memang sibuk dengan rumah dan kegiatannya masing-masing Ariel ternyata masih berada di markas SUPERNOVA bersama dengan Hari, Aiman dan Riki. 4 Sekawan ini tidak akan pernah terpisahkan karena mereka juga tidak pulang ke rumah dan menjadikan markas ini sebagai rumah Kedua mereka karena rumah pertama mereka tidak layak disebut rumah.
"Jadi bener nih lo akan pergi jalan-jalan?" tanya Aiman.
"Iya Man, ini udah direncanakan tiga hari yang lalu kan gue juga udah cerita sama lo semua masa pada lupa sih," kesal Ariel.
"Bukannya lupa tapi memang tak ingat."
"Sama aja bodoh," ucap Ariel.
Sepertinya Ariel tidak mandi sedikit pun iya langsung mengambil peralatan yang memang sekiranya iya sering bawa kemanapun dia pergi. Tidak lupa dia menyemprotkan begitu banyak parfum dan juga menyisir rambutnya agar terlihat keren.
Dan untuk masalah baju ia hanya mengambil satu takut di sana mereka main basah-basahan karena seingat Ariel mereka akan pergi ke pantai.
"Lain kali ajak gue dan yang lainnya main ya," pinta Aiman.
"Ya. Tapi gue nggak janji," pungkas Ariel.
Lalu setelah itu dia berjalan keluar meninggalkan motornya karena ia ingin berjalan kaki untuk menuju rumah Zayn, di mana janjian mereka bertiga bertemu sebelum menuju ke rumah Danny.
***
"Mana mereka Dan?" tanya Nara.
"Mungkin bentar lagi," jawab Danny.
Kebetulan Adnan juga sudah ada di sana dan dia mencoba mengecek peralatan yang dibawa Danny ke dalam mobil, ketika Nara dan juga Danny menunggu kedatangan tiga teman lainnya.
Setelah mereka bertiga sedikit menunggu lebih lama akhirnya tiga orang yang dimaksud datang juga secara bersamaan, mereka saling bersalaman satu sama lain bersamaan dengan itu juga Danny memperkenalkan Nara—cewek yang membantunya selama ini membantunya.
"Salam kenal ya," sapa Nara.
"Ya udah kalau gitu sekarang taruh barang-barang kalian di bagasi mobil ya, soalnya gue yang nyetir," ucap Adnan.
"Emangnya lo bisa?" tanya Zayn.
"Bisa kok."
"Kalo lo capek, bisa gantian sama gue," ungkap Zayn.
Mereka bertiga memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil lalu setelah itu mereka mulai masuk sedangkan si pemilik mobil ada di depan bersama dengan Adnan yang menyetir.
"Nara, kami pamit dulu," pungkas Danny.
"Oke hati-hati di jalan dan kalau ada cerita yang menarik lo tahu kan tugas lo," pinta Nara.
"Gue tahu kok Nar."
Setelah itu mobil pun dihidupkan dan mulai meninggalkan rumah Danny serta Nara yang memang membantu Danny menyiapkan semuanya.
***