Ketika konflik terjadi karena adanya sebuah penolakan
***
Zayn sampai di lokasi tersebut setelah menyimpan peralatan paketnya dengan menggunakan motor milik inventaris dari tempat ia bekerja ia sampai di tempat di mana bekerja Bagian shift malam. Karena kebetulan hari ini bakal ada sebuah perayaan jadi otomatis Zayn harus datang ke sini sebelum malam tiba karena harus mempersiapkan semuanya terlebih dahulu.
"Tumben cepet?" tanya salah satu pelayan bernama Abian.
"Pakai motor inventaris paket jadi cepet deh datang ke sini," jawab Zayn.
"Yasudah gue mau kerja."
Zayn menggunakan pakaian yang disimpan di cafe ini lalu dia langsung mengerjakan tugasnya yaitu membersihkan cafe ini mulai dari mengepel lantai, mengelap meja, mengelap kaca dan lalu membersihkan hiasan-hiasan dari debu yang menempel.
Setelah membersihkan bagian depan cafe sekarang dirinya beralih ke bagian dapur yang di mana sedang sibuk memasak dan dirinya yang merupakan hanya pegawai biasa sibuk mencuci piring ketika para koki lagi memasak untuk tamu yang akan segera datang sekitar setengah jam lagi.
Setelah berhasil membersihkan semuanya Zayn dan pegawai lainnya kumpul sebentar untuk diberi pengarahan.
"Jadi di cafe kita akan di adakan acara makan malam, Jadi kalian harus jaga sikap karena ini menyangkut reputasi kafe kita agar cafe kita ini semakin banyak pelanggan dan ini akan mensejahterakan kita semua," kata Dhika—pemilik cafe.
"Paham kalian!"
"Paham," ucap serentak.
Setelah itu jam pun sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam jadi tamu mulai berdatangan di cafe itu sepertinya perayaan ini diusung oleh sebuah keluarga yang sangat kaya raya dan anehnya kenapa si orang yang punya acara ini marah memilih tempat seperti ini.
Baik Zayn dan yang lainnya langsung menghidangkan makanan yang dipesan oleh orang-orang yang datang ke cafe itu dan ternyata memang sesuai keinginan si pemilik acara terhadap para tamu.
Semakin malam cafenya semakin ramai dan setelah semua orang berkumpul tiba-tiba suara yang awalnya riuh tiba-tiba hening ketika seorang bapak-bapak memberikan sambutan, Zayn berpikir bahwa itu adalah orang yang membuat acara itu dan setelah memberikan sambutan acara kembali dilanjutkan dengan riuh ditambah lagi dengan musik untuk memecah suasana.
Zayn sibuk mengambil piring kotor, untuk ia bawa ke dapur dan ditumpuk dan bahkan ada beberapa yang langsung dicuci agar lebih cepat urusannya.
Dan di sela sela mengambil piring kotor Zayn tidak sengaja melihat seseorang yang ia kenal.
"Danny!" panggil Zayn.
Dan benar sosok itu adalah Danny, Zayn sebenarnya tidak terkejut kalau Danny ada di sini karena memang Danny juga termasuk dari keluarga yang melimpah harta jadi wajar saja kalau ia berada di acara seperti ini.
"Kak Zayn? Kakak kerja disini?" tanya Danny.
"Iya Dan. Oh ya kakak sempet terkejut lo ada disini, tapi nggak aneh sih soalnya di sini dihuni oleh orang yang kaya raya," jawab Zayn.
"Hehehe. Sebenarnya gue nggak mau ke sini sih Kak tapi ayah malah ngajak gue ke sini, soalnya ini adalah acara salah satu client perusahaannya yang kenal betul sama pemilik cafe," jelas Danny.
"Oh temannya Pak Dhika."
"Iya betul."
Sambil mengambil piring kotor yang ada di dekat Danny sontak Zayn melihat raut sedih yang ditunjukkan oleh anak itu sepertinya ada raut wajah yang tidak senang.
"Dan, kok sedih? Kenapa?" tanya Kak Zayn.
"Sebenarnya, Danny merasa kesepian di tempat ini padahal di sini rame banget soalnya nggak ada Kak Adnan di sini," jawab Danny.
Oh ya. Zayn baru ingat bahwa Adnan itu dekat sekali dengan Danny jadi wajar saja kalau Danny merasa sedih kalau tidak ada Adnan di sampingnya.
"Kenapa? Gak di ajak Adnan nya?" tanya Zayn.
"Gak mungkin banget kak, Aku berteman dengan keadaan saja sembunyi-sembunyi apalagi ngajak Kak Adnan ke sini rasanya nggak mungkin banget."
Sebenarnya Zayn ingin tahu alasan kenapa Danny berteman dengan Adnan secara diam-diam Apakah ini ada masalah sebelumnya atau memang seperti apa, memang baik Danny dan juga Zayn belum pernah satu sama lain namun Zayn ingin sekali tahu alasan yang sebenarnya tapi tidak mungkin ia curhat kalau ada acara seperti ini apalagi sekarang dirinya sedang bekerja.
Takut ada yang memergokinya bermalas-malasan dan takut seseorang memecatnya karena tidak becus bekerja.
"Maaf, kakak harus kerja dulu. Takut di omelin."
Zayn melanjutkan pekerjaan sebelum kena marah oleh sang bos sebenarnya dalam hati Zayn ia ingin menemani anak itu untuk duduk hari ini sambil mendengarkan curhatannya tetapi tidak bisa Zayn lakukan karena ia sedang bekerja sekarang.
Ketika menyimpan piring kotor yang sudah ia bawa tadi tiba-tiba Dhika sang pemilik cafe datang menemuinya.
"Zayn. Lebih baik kamu istirahat, seharian ini kamu udah kerja biarkan teman-teman yang lain yang kerja ya kamu nikmati pesta ini," ucap Dhika.
"Tapi Pak—"
"Udahlah, istirahat Zayn."
Tidak bisa menolak apa yang diperintahkan oleh pemilik cafe akhirnya Zayn menerima permintaan itu lalu ia melepaskan seragam pegawainya dan menggunakan setelan sehari-hari kebetulan tadi membawa pakaian yang cukup bagus jadi ia bisa mengikuti pesta tanpa harus memikirkan yang pantas atau tidak.
Lalu setelah keluar dari dapur ia langsung menelusuri ruangan itu mencari sosok Danny. Dan ternyata Danny masih ada disana.
Zayn mulai mendekati tapi sebelum itu ia mengambil dulu makanan dan juga minuman untuk ia santap.
"Danny, boleh kakak duduk disini."
Danny terkejut dengan kedatangan sosok Zayn yang telah berganti baju dengan setelannya cukup rapi Lalu setelah itu duduk di depan Danny sambil membawa makanan.
"Bo.. Boleh kak," ragu Danny.
"Izinkan kakak untuk menemani kamu malam ini," pinta Zayn.
"Silahkan kak. Danny senang karena ada teman kak," kata Danny.
Setelah itu sebelum memulai percakapan mereka menikmati lagu yang terputar di sana sambil menyantap makanan dan minuman yang tersisa di depan meja mereka. Sampai akhirnya Danny melihat seseorang yang kini menatapnya malah memberikan kode kebencian dengan mengeluarkan lidah dan tangan jempol di balikkan ke bawah.
"Siapa dia Dan? Kok gitu sih," tanya Zayn.
"Itu kakak gue. Bisa di bilang kakak tiri gue, bunda sama ayah nya nikah dan otomatis kita jadi saudara tiri. Walaupun gue punya saudara tapi kakak gue yang nggak menganggap gue adik, jadi percuma kalau gue punya saudara tapi saudara gue kayak gitu," jelas Danny.
Zayn sedikit mulai paham dengan penjelasan yang diberikan oleh Danny. Jadi kenapa Danny lebih dekat dengan Adnan dibandingkan dengan kakaknya itu karena sikap yang diberikan kakaknya itu tidak persaudaraan pada umumnya.
***