Loading...
Logo TinLit
Read Story - Atraksi Manusia
MENU
About Us  

Hari ini Anne tidak ikut latihan karena badan nya panas dan meriang dari kemarin malam. Sampai pagi ini belum reda juga panas nya mungkin karena kemarin pulang dari rumah tante Mirna menggunakan ojol dan dirinya tidak menggunakan jaket. 

Ibu membuatkan sup hangat dan beberapa obat sambil duduk di pinggir Anne dan menjaga nya dengan penuh kasih sayang. Ayah baru saja berangkat dan memastikan keadaan Anne membaik. Anne harus segera sembuh karena ada tuntutan dari diri dia sendiri sebagai salah satu karakter utama dari pertunjukan. Pasti akan menyulitkan jika dirinya tidak ikut latihan. 

“Tante Mirna juga pasti memaklumi kalau keadaan kamu sakit begini. Sekarang minum obat nya dulu Nak” Ibu memberikan obat pereda panas dan juga segelas minum hangat dan Anne meminum nya dengan cepat. 

“Anne gak enak sama tante Mirna nanti jadi terhambat.” 

“Kalau kamu sakit gimana? kan gak bisa di paksain.”

Anne terdiam lalu menarik selimut nya hingga hampir menutup wajah nya. Getar ponsel miliknya membuat Anne terduduk pelan dan meraih nya. Ada tulisan dengan nama seseorang yang sedang dia hindari yaitu Langit. Kenapa dia perlu repot repot menelpon.

“Halo?” 

“Anne? gimana badan nya udah mendingan?” 

“Masih belum,”

“lagian kenapa harus pulang pakai ojol sih, kan lo bisa repotin gue”

“.....”

“Halo Anne?”

“gak papa, paling besok juga mendingan” 

“oke kalo gitu, gue titip makanan buat lo sama orang rumah ya. Udah gue titip ke mba yang ada di depan.”

“Apa, kok?” 

“Yaudah Anne, get well soon ibu penulis. see you besok” 

Anne buru buru mematikan telepon itu. Ada perhatian lebih yang Langit berikan kepada nya dan apakah pantas jika diri nya bertanya hal ini wajar?. Anne beranjak berdiri untuk mengintip dari jendela kamar nya siapa tahu masih ada Langit disana tapi nyata nya sudah tidak ada. 

“Anne. Ada titipan makanan dari Langit” Ibu memasuki kamar Anne sambil membawa beberapa bungkus makanan. 

“Ibu ketemu Langit?” 

“Engga, tadi dia titip ke mba. Ayo cepet dimakan dan jangan lupa bilang makasih. Kalo begini ibu harus masakin juga buat dia.” 

“Ah jangan Bu, nanti malah ngerepotin Ibu.”

“Engga dong, yang ada Ibu seneng kalo kalian berteman baik. Ayo kamu harus banyak makan biar besok sembuh.” 

Anne tersenyum tipis melihat makanan yang ada di hadapan nya. Bagaimana perasaan ini bisa tumbuh begitu cepat dan dia begitu menikmati nya. Anne tidak peduli, jika memang sudah kesempatannya kenapa tidak? lagian tidak ada salah nya. 

---

Nilai UAS Athala tidak pernah mengecewakan pasti selalu ada di tingkat tertinggi. Ada saingan berat nya di kelas yaitu Anne yang ada di peringkat kedua di bawah nya. Sudah 3 tahun satu kelas dengan nya membuat Athala kenal baik dengan Anne walaupun mereka jarang mengobrol dengan intens. Anne anak yang ceria kadang pemalu namun dia berani. Beberapa kali berdebat dengan Athala masalah pelajaran karena argumen mereka berbeda. Anne perempuan apa adanya dan selalu menerima siapapun untuk berteman. Saat acara camping Athala tidak punya regu dan Anne dengan suka rela mengajak nya untuk bergabung. Butuh waktu yang cukup lama sehingga dapat meyakinkan dirinya untuk berani mengungkapkan perasaan itu. Sengaja dirinya mengantar Anne kerumah sambil menghafal arah jalan mungkin suatu hari ada kesempatan untuk berkunjung lagi. Meskipun surat dan perasaan itu tidak terbalas Athala merasa itu bukan akhir dari semua nya. Hingga pertemuan itu dan kebetulan lain nya yang seolah mengantarkan diri nya untuk memerankan peran yang lama. 

“kenapa gak turun aja sih?” tanya Athala pada Langit di mobil.

“Gue yakin dia masih kesel deh sama gue, jadi lewat telpon aja.” 

“oke kalo gitu.” 

Mereka berdua hanya berdiam di mobil. Langit menelpon Anne, makanan itu dipilih khusus oleh Athala karena dia tahu makanan kesukaan Anne. Hanya mengira mengira tapi dari yang dia lihat Anne suka donat rasa coklat itu. Kini dirinya ada di posisi bahaya, antara melanjutkan keberanian itu atau diam di tempat saja. Athala tidak ingin kehilangan kesempatan itu lagi maka dirinya akan berusaha sekuat mungkin meyakinkan perasaan Anne dan berharap semesta bersama nya kali ini. 

---

“Artikulasi nya yang jelas Langit, mulut nya dibuka jangan setengah setengah.” Kritik tante Mirna.

‘“Oke A.. I..U..” Langit mempraktekan dengan mulut terbuka lebar. 

Athala menghafal bagian dialog miliknya, mengulang nya, dan diulang beberapa kali hingga bisa sepenuh nya sempurna. 

Pemeran utama dalam pertunjukan ini adalah Athala yang berperan sebagai kakak pertama, Langit anak kedua dan Anne berperan sebagai anak bungsu. Singkatnya, pertunjukan ini menceritakan sebuah keluarga yang mempunyai mimpi masing - masing dan bagaimana mereka sama sama mewujudkan nya. Penuh haru, inspirasi, dan juga nostalgia perjuangan.  Bisa dibilang ini adalah pertunjukan pendek yang diiringi dengan konser kecil di dalam nya bersama beberapa seniman lain nya. Perpaduan antara pertunjukan teater dan mini konser akan menjadi sebuah pengalaman menonton yang menarik. 

“Oke all! udah jam 4, latihan selesai. Silahkan bersiap untuk pulang.” 

Langit dan Athala menghembuskan nafas lega karena akhirnya latihan bisa selesai. Bahkan bisa dibilang selesai lebih cepat dari biasanya. 

“Kok cepet banget?” tanya Langit kepada tante Mirna.

“Mamah mau pergi dulu habis ini, kamu dirumah ya.” Langit menunjukan wajah tak senang saat tante Mirna memberi info tersebut. 

“Kalo setiap pergi kenapa gak kasih tahu Langit mau kemana” 

“Mau ketemu temen Nak, udah ah jangan posesif gitu mending kamu makan aja sama Athala.” 

Tante Mirna pergi dari hadapan Langit tanpa memberikan jawaban diri nya mau kemana. Tak ada hal lain yang Langit bisa katakan dan dia hanya bisa diam. Dari kejauhan Athala mengamati situasi itu mungkin akan tidak sopan jika dia ikut campur maka dia hanya diam saja disana membiarkan Langit yang datang sendiri kepada nya. 

“Cabut yuk kemana?” ajak Langit yang kini sudah ada di hadapan Athala yang sedang membenarkan tali sepatu nya. 

Athala membenarkan kacamata yang merosot dari hidung nya. Berusaha memilih jawaban yang tidak mengecewakan Langit. 

“Sorry bro, gue udah ada janji dan ini acara penting.” 

“Oke. Masa gue harus dateng ke tempat Clara lagi sih?” 

Athala tak percaya dengan apa yang Langit katakan barusan. 

“Gila ya lo, masih belum move on juga?” 

Langit tersenyum getir. “Mana bisa gue move on secepat itu, dia nya juga masih nerima gue. Let’s see what happen next”

stop dan cari orang yang lebih deserve kebaikan lo. Apa guna nya balik lagi ke orang yang udah jelas jelas nyakitin lo at the first place.

Langit tak berkutik. Ucapan Athala barusan seperti tamparan keras untuk diri nya. 

“Gue balik dulu ya, awas aja kalo lo sampe samperin mantan lo itu.” 

“Iya engga. Hati - hati!” 

Kini hanya meninggalkan Langit sendiri di ruangan luas itu. Tak ada siapapun hanya ada dirinya dan juga kesepian yang sudah menjadi teman baik. Alasan untuk pulang ke Jakarta bukan untuk kembali pada luka itu namun untuk orang tua nya. Orang lama memang akan membekas pada hati ini namun akan saat nya menghapus dan mengganti dengan orang baru yang akan lebih menghargai kasih sayang ini. 

Ada orang yang dia tuju kali ini dan mungkin jika mencoba diri nya akan benar benar melupakan nya. Tak pernah ada di benak nya untuk mencoba hal berani ini dan apakah akan berhasil. Ini bukan pelarian namun sebuah kesempatan yang diberikan kepada diri nya sendiri untuk mencoba benih cinta itu. Langit yakin perlahan akan hilang dan semua akan baik - baik saja.

--- 

Anne sesekali tersenyum melihat beberapa tulisan miliknya yang sudah disimpan sejak lama. Ada beberapa cerita yang tidak tuntas, karena tak ada waktu atau mungkin Anne tidak mampu menyelesaikan tulisan nya. Panggilan itu khusus dari orang itu seolah menyalakan semangat baru dalam hidup nya. Bahkan nasihat Ayah tak ada apa apa nya dibandingkan dengan ucapan orang itu. 

“Anne! ada yang nyariin kamu di bawah.” Tiba tiba Kak Ailee ada di ambang pintu kamar Anne yang tidak tertutup itu.

“Hah siapa?” tanya Anne panik. 

“Mantan” ucap Ailee iseng. 

“Gak mungkin! ih siapa sih? liat masa dengan keadaan begini.” 

“Hahaha. Udah turun aja,” Ailee pun pergi dan menutup rapat pintu kamar Anne. 

Anne mengerutkan dahi dan berusaha menebak siapa gerangan yang datang ke rumah nya sore sore begini. Jam dimana Ayah sebentar lagi pulang dan makan malam. Buru buru dirinya merapikan diri dan turun ke bawah. 

Anne bisa mendengar ada percakapan dari ruang tamu, sekuat tenaga menebak siapa orang itu. Tangga terakhir dan Anne kini menyadari jika suara itu adalah milik Langit. 

“Langit?” 

“Hai Anne, udah mendingan?” 

“Kalian ngobrol ya, Ibu tinggal dulu.” 

Kini hanya ada mereka berdua. Anne duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan Langit. 

“Udah. Mau ngapain kesini?” 

“Mau nengok sama mau minta maaf”

“repot repot. Eh iya, makasih ya makanan nya tadi pagi.” 

“Kan gue bilang, gue tuh suka direpotin jadi gak papa. Tadi Thala yang pilihin juga rasa rasa donat nya, lo suka?”

“Suka semua.” 

“Tadi latihan sepi gak ada lo, si Thala ngantukan parah hahaha” 

Anne tersenyum sedikit. “Thala kemana? tumben gak bareng”

“tadi dia mau pergi, gue curiga sih dia mau nge date. Karena tiap gue ajak jalan ada aja alasan nya.” 

“Ih gosip, kalo emang ada kerjaan gimana”

“Ya bagus kalo gitu, tapi masa se cakep Thala gak ada gandengan sama sekali.” 

“Hahaha betul sih. Eh ini, dimakan kuenya” Anne membuka beberapa toples di penuh aneka ragam kue kering. 

“Wow, Mamah mu jago sekali. Ini buatan sendiri?” 

“Iya.” Anne mengangguk pelan.

Langi memilih dan melahap nya dengan cepat kue kue itu dan rasanya sesuai dengan ekspektasi nya yaitu begitu enak. 

“Lusa kan gak latihan, kebetulan temen gue hosting acara launching album baru dia. Lo mau ikut gak?” 

“Dia penyanyi? siapa namanya?”

“Salpriadi.” 

Mata Anne membulat karena tak menyangka bahwa Langit baru saja menyebutkan salah satu penyanyi kesukaan dia. 

“Mau ikut!” Anne antusias. 

“Boleh. Nanti gue jemput ya” 

Anne menatap tajam Langit, seolah masih ada kekesalan dari kalimat jemput itu. 

“Apa? iya beneran gue jemput, lo gak usah khawatir”

Anne tidak menjawab dan seolah menghiraukan. 

“Gue bawa mobil sendiri aja deh.” 

“Jangan! Anne, gue janji beneran kali ini asliii” Langit berusaha meyakinkan Anne untuk percaya. 

Anne mengangguk kecil mengiyakan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Seharusnya Aku Yang Menyerah
136      115     0     
Inspirational
"Aku ingin menyerah. Tapi dunia tak membiarkanku pergi dan keluarga tak pernah benar-benar menginginkanku tinggal." Menjadi anak bungsu katanya menyenangkan dimanja, dicintai, dan selalu dimaafkan. Tapi bagi Mutia, dongeng itu tak pernah berlaku. Sejak kecil, bayang-bayang sang kakak, Asmara, terus menghantuinya: cantik, pintar, hafidzah, dan kebanggaan keluarga. Sementara Mutia? Ia hanya mer...
Sweet Like Bubble Gum
1415      947     2     
Romance
Selama ini Sora tahu Rai bermain kucing-kucingan dengannya. Dengan Sora sebagai si pengejar dan Rai yang bersembunyi. Alasan Rai yang menjauh dan bersembunyi darinya adalah teka-teki yang harus segera dia pecahkan. Mendekati Rai adalah misinya agar Rai membuka mulut dan memberikan alasan mengapa bersembunyi dan menjauhinya. Rai begitu percaya diri bahwa dirinya tak akan pernah tertangkap oleh ...
Arsya (The lost Memory)
1009      647     1     
Mystery
"Aku adalah buku dengan halaman yang hilang. Cerita yang tercerai. Dan ironisnya, aku lebih paham dunia ini daripada diriku sendiri." Arsya bangun di rumah sakit tanpa ingatanhanya mimpi tentang seorang wanita yang memanggilnya "Anakku" dan pesan samar untuk mencari kakeknya. Tapi anehnya, ia bisa mendengar isi kepala semua orang termasuk suara yang ingin menghabisinya. Dunia orang dewasa t...
Reandra
2079      1161     67     
Inspirational
Rendra Rangga Wirabhumi Terbuang. Tertolak. Terluka. Reandra tak pernah merasa benar-benar dimiliki oleh siapa pun. Tidak oleh sang Ayah, tidak juga oleh ibunya. Ketika keluarga mereka terpecah Cakka dan Cikka dibagi, namun Reandra dibiarkan seolah keberadaanya hanya membawa repot. Dipaksa dewasa terlalu cepat, Reandra menjalani hidup yang keras. Dari memikul beras demi biaya sekolah, hi...
Psikiater-psikiater di Dunia Skizofrenia
1438      813     0     
Inspirational
Sejak tahun 1998, Bianglala didiagnosa skizofrenia. Saat itu terjadi pada awal ia masuk kuliah. Akibatnya, ia harus minum obat setiap hari yang sering membuatnya mengantuk walaupun tak jarang, ia membuang obat-obatan itu dengan cara-cara yang kreatif. Karena obat-obatan yang tidak diminum, ia sempat beberapa kali masuk RSJ. Di tengah perjuangan Bianglala bergulat dengan skizofrenia, ia berhas...
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
1465      933     0     
Inspirational
"Doa kami ingin terus bahagia" *** Kasih sayang dari Ibu, Ayah, Saudara, Sahabat dan Pacar adalah sesuatu yang kita inginkan, tapi bagaimana kalau 5 orang ini tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka berlima, ditambah hidup mereka yang harus terus berjuang mencapai mimpi. Mereka juga harus berjuang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang yang mereka sayangi. Apakah Zayn akan men...
Trying Other People's World
157      133     0     
Romance
Lara punya dendam kesumat sama kakak kelas yang melarangnya gabung OSIS. Ia iri dan ingin merasakan serunya pakai ID card, dapat dispensasi, dan sibuk di luar kelas. Demi membalas semuanya, ia mencoba berbagai hidup milik orang lain—pura-pura ikut ekskul jurnalistik, latihan teater, bahkan sampai gabung jam tambahan olimpiade MIPA. Kebiasan mencoba hidup-hidup orang lain mempertemukannya Ric...
Mimpi & Co.
1296      814     2     
Fantasy
Ini kisah tentang mimpi yang menjelma nyata. Mimpi-mimpi yang datang ke kenyataan membantunya menemukan keberanian. Akankah keberaniannya menetap saat mimpinya berakhir?
Cinderella And The Bad Prince
1590      1034     11     
Romance
Prince merasa hidupnya tidak sebebas dulu sejak kedatangan Sindy ke rumah. Pasalnya, cewek pintar di sekolahnya itu mengemban tugas dari sang mami untuk mengawasi dan memberinya les privat. Dia yang tidak suka belajar pun cari cara agar bisa mengusir Sindy dari rumahnya. Sindy pun sama saja. Dia merasa sial luar biasa karena harus ngemong bocah bertubuh besar yang bangornya nggak ketul...
Tok! Tok! Magazine!
104      92     1     
Fantasy
"Let the magic flow into your veins." ••• Marie tidak pernah menyangka ia akan bisa menjadi siswa sekolah sihir di usianya yang ke-8. Bermodal rasa senang dan penasaran, Marie mulai menjalani harinya sebagai siswa di dua dimensi berbeda. Seiring bertambah usia, Marie mulai menguasai banyak pengetahuan khususnya tentang ramuan sihir. Ia juga mampu melakukan telepati dengan benda mat...