Loading...
Logo TinLit
Read Story - Solita Residen
MENU
About Us  

Namaku Daniel Van Der Maes-Sutrisno. Orang mengenalku sebagai simbol keberhasilan generasi baru dari keluarga Van Der Maes. Anak lelaki yang lahir "tanpa kekurangan" dari garis keturunan yang dihantui kelemahan, kegagalan, dan kematian dini.

Aku dibesarkan untuk menjadi pewaris. Bukan hanya pewaris kekayaan, tapi juga pewaris ilusi. Ilusi bahwa kutukan keluarga bisa ditebus dengan keajaiban buatan.

Sejak kecil, tubuhku lemah. Setiap langkahku diawasi, setiap batukku diperiksa, setiap waktu makanku dicatat. Tidak ada luka yang boleh dibiarkan. Tidak ada napas yang boleh tersendat. Ayahku, Brandon, memutuskan bahwa aku adalah anak yang akan membuktikan bahwa garis ini bisa dilanjutkan. Apa pun caranya.

Aku tidak tahu kapan tepatnya proyek "cadangan" itu dimulai. Tapi sejak aku mulai mengerti ucapan orang dewasa, aku sering mendengar kalimat seperti: "Pastikan objek utama tetap stabil." "Donor harus dijaga sterilitasnya." Aku tidak paham, dulu. Aku hanya anak yang sering sakit, sering dibawa ke tempat yang sunyi dan jauh dari ibukota. Salah satunya, rumah istirahat kami di Cisarua Lama.

Di sana, aku bertemu Mari.

Dia tidak seperti perawat-perawat lain. Ia tak memegang clipboard atau mengenakan jas putih. Ia mengikat rambutnya dengan pita polos, mencuci tangannya sebelum menyentuhku, dan saat berbicara, ia seperti bicara pada anak kadungnya, bukan “tuan muda”. Tangannya lembut, suaranya pelan. Ia membacakanku buku, membuatkan kue kecil dari tepung yang dibawanya sendiri, dan memelukku saat malam turun terlalu dingin.

Tapi ada hal yang aneh.

Kadang, saat memelukku, Mari akan terdiam lama. Seolah mencari sesuatu. Seolah berharap ada sesuatu dari tubuhku yang bisa menyalakan kembali kenangan. Aku merasa hangat, tapi sekaligus seperti... kosong. Lalu aku menyadari: ia tidak mencari aku. Ia mencari jejak seseorang dalam diriku. Seseorang yang aku tidak kenal. Tapi Mari mengenalnya sangat baik.

Menjelang ulang tahunku yang ketujuh, aku melihat Mari berdiri lama di depan lukisan potretku yang baru selesai digantung. Wajahnya sedih. Matanya menyimpan sesuatu yang tak bisa dikatakan. Setelah ia pergi, aku penasaran dan mendekati lukisan itu. Di belakangnya, aku menemukan secarik kertas kecil.

"Di balik wajah yang mereka banggakan... tersembunyi anak yang tak pernah mereka akui."

Jantungku seperti berhenti sejenak.

Malam itu aku mulai menggeledah ruang kerja ayah. Aku tak tahu apa yang kucari, tapi kutemukan kunci tua dan lemari besi yang kosong. Suatu malam, aku mendengar pelayan-pelayan berbisik. "Objek cadangan harus diamankan menjelang prosedur besar." Aku mengikuti mereka. Lalu kutemukan kamar rahasia di seberang kamarku. Di dalamnya, seorang anak laki-laki duduk diam di ranjang logam.

Dia lebih muda. Wajahnya tenang, mata hazelnya menatap kosong ke dinding. Tapi ada sesuatu dalam dirinya yang... familier. Seperti bagian dari diriku yang selama ini hilang. Aku tahu, dia-lah yang dicari Mari.

Malam sebelum ulang tahunku, aku menyusun rencana.

Lewat ventilasi tersembunyi, aku menyelipkan surat:
"Kaburlah. Temui ibumu."

Tak hanya itu. Beberapa hari sebelumnya, aku mengirimkan surat pada Ayunda Retma, sepupuku, yang dulu pernah berkata bahwa keluarga kami dibangun dari darah dan pengorbanan. Di dalam amplop kecil itu, kuselipkan kunci mini berukir flamboyan yang kusulap menjadi jepit rambut—agar mudah disimpan tanpa menarik perhatian siapa pun.

Dalam surat itu kutulis: “Kau benar. Selalu benar. Ada anak lain yang disembunyikan di rumah ini. Dan aku sudah membebaskannya. Kau hanya perlu datang ke Indonesia, cari bukti, dan gunakan itu untuk mengklaim posisi pewaris keluarga. Karena aku tahu, Ayunda... kaulah yang sebenarnya pantas.”

Aku tak tahu apakah surat itu sampai tepat waktu. Yang kutahu, anak itu berjalan keluar. Bingung, takut. Tapi juga penasaran. Ia tidak tahu ke mana harus pergi. Tapi kata "ibu" membuatnya berjalan. Tanpa sadar, siluetnya terekam dalam satu foto perayaan. Foto yang kemudian dimuat oleh surat kabar lokal karena dianggap aneh.

Sementara orang dewasa mulai panik, aku berpura-pura ingin pergi memancing. Aku bilang, ulang tahunku tidak lengkap tanpa satu momen di air terjun.

Itu kesalahan terbesarku.

Aku tak tahu bahwa tubuhku yang rapuh tak mampu melawan arus deras. Aku terpeleset. Terbawa air. Panik. Tak bisa berenang. Aku ingat tangan Mari meraihku. Ia melompat tanpa ragu, memelukku, menyelamatkanku. Tapi batu-batu di dasar sungai terlalu tajam. Aku merasakan tubuhku tertarik. Dunia berputar. Lalu gelap.

Aku bangun di rumah sakit. Di Italia.

Ingatan tentang sungai, tentang Mari, tentang anak itu, semuanya kabur. Mereka bilang aku trauma. Mereka bilang Mari... sudah tidak bersama kita.

Aku hanya anak kecil waktu itu. Tapi tubuhku tak pernah sama. Jantungku melemah. Dan beberapa bulan kemudian, aku harus menjalani operasi transplantasi.

Sebelum aku dibius, aku melihat wajah seorang anak laki-laki.

Ia berdiri di sisi meja, dikelilingi orang-orang berseragam. Ia tak menangis. Hanya diam. Matanya kosong, tapi penuh luka yang tak punya suara. Mereka bilang setelah ini ia akan bertemu ibunya.

Aku ingin bicara padanya. Tapi tubuhku tak bisa digerakkan.

Gelap.

Hingga hari ini, tak seorang pun di keluarga kami pernah menyebut nama Mari lagi.

Ayunda akhirnya datang ke Indonesia. Mencari, menelusuri jejak surat dan kunci kecil itu. Tapi ia tak pernah berhasil menemukan anak atau ibu yang kusebutkan. Jejak mereka hilang. Tertelan oleh sistem yang terlalu lihai menyembunyikan bukti. Atau mungkin... mereka telah dikubur bersama rahasia keluarga kami.

Tapi aku ingat. Aku tahu.
Bahwa ulang tahunku yang ke-7 bukan hari yang pantas dirayakan.
Itu adalah hari ketika dua orang yang paling tulus dalam hidupku...
Dikorbankan.

Untuk membuatku tampak sempurna.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
CTRL+Z : Menghapus Diri Sendiri
120      107     1     
Inspirational
Di SMA Nirwana Utama, gagal bukan sekadar nilai merah, tapi ancaman untuk dilupakan. Nawasena Adikara atau Sen dikirim ke Room Delete, kelas rahasia bagi siswa "gagal", "bermasalah", atau "tidak cocok dengan sistem" dihari pertamanya karena membuat kekacauan. Di sana, nama mereka dihapus, diganti angka. Mereka diberi waktu untuk membuktikan diri lewat sistem bernama R.E.S.E.T. Akan tetapi, ...
Kaca yang Berdebu
93      74     1     
Inspirational
Reiji terlalu sibuk menyenangkan semua orang, sampai lupa caranya menjadi diri sendiri. Dirinya perlahan memudar, seperti bayangan samar di kaca berdebu; tak pernah benar-benar terlihat, tertutup lapisan harapan orang lain dan ketakutannya sendiri. Hingga suatu hari, seseorang datang, tak seperti siapa pun yang pernah ia temui. Meera, dengan segala ketidaksempurnaannya, berjalan tegak. Ia ta...
Rumah?
52      50     1     
Inspirational
Oliv, anak perempuan yang tumbuh dengan banyak tuntutan dari orangtuanya. Selain itu, ia juga mempunyai masalah besar yang belum selesai. Hingga saat ini, ia masih mencari arti dari kata rumah.
Sebelah Hati
809      587     0     
Romance
Sudah bertahun-tahun Kanaya memendam perasaan pada Praja. Sejak masih berseragam biru-putih, hingga kini, yah sudah terlalu lama berkubang dengan penantian yang tak tentu. Kini saat Praja tiba-tiba muncul, membutuhkan bantuan Kanaya, akankah Kanaya kembali membuka hatinya yang sudah babak belur oleh perasaan bertepuk sebelah tangannya pada Praja?
The Unbreakable Love
41      40     0     
Inspirational
Ribuan purnama sudah terlewati dengan banyak perasaan yang lebih berwarna gelap. Dunia berwarna sangat kontras dengan pemandangan di balik kacamataku. Aneh. Satu kalimat yang lebih sering terdengar di telinga ini. Pada akhirnya seringkali lebih sering mengecat jiwa dengan warna berbeda sesuai dengan 'besok akan bertemu siapa'. Di titik tidak lagi tahu warna asli diri, apakah warna hijau atau ...
One Milligram's Love
1030      796     46     
Inspirational
Satu keluarga ribut mendapati Mili Gram ketahuan berpacaran dengan cowok chindo nonmuslim, Layden Giovani. Keluarga Mili menentang keras dan memaksa gadis itu untuk putus segera. Hanya saja, baik Mili maupun Layden bersikukuh mempertahankan hubungan mereka. Keduanya tak peduli dengan pandangan teman, keluarga, bahkan Tuhan masing-masing. Hingga kemudian, satu tragedi menimpa hidup mereka. Layden...
Metanoia
45      38     0     
Fantasy
Aidan Aryasatya, seorang mahasiswa psikologi yang penuh keraguan dan merasa terjebak dalam hidupnya, secara tak sengaja terlempar ke dalam dimensi paralel yang mempertemukannya dengan berbagai versi dari dirinya sendiri—dari seorang seniman hingga seorang yang menyerah pada hidup. Bersama Elara, seorang gadis yang sudah lebih lama terjebak di dunia ini, Aidan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan...
Can You Be My D?
76      70     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Segitiga Sama Kaki
576      406     2     
Inspirational
Menurut Phiko, dua kakak kembarnya itu bodoh. Maka Phiko yang harus pintar. Namun, kedatangan guru baru membuat nilainya anjlok, sampai merembet ke semua mata pelajaran. Ditambah kecelakaan yang menimpa dua kakaknya, menjadikan Phiko terpuruk dan nelangsa. Selayaknya segitiga sama kaki, sisi Phiko tak pernah bisa sama seperti sisi kedua kakaknya. Phiko ingin seperti kedua kakaknya yang mendahu...
The Call(er)
1254      754     10     
Fantasy
Ketika cinta bukan sekadar perasaan, tapi menjadi sumber kekuatan yang bisa menyelamatkan atau bahkan menghancurkan segalanya. Freya Amethys, seorang Match Breaker, hidup untuk menghancurkan ikatan yang dianggap salah. Raka Aditama, seorang siswa SMA, yang selama ini merahasiakan kekuatan sebagai Match Maker, diciptakan untuk menyatukan pasangan yang ditakdirkan. Mereka seharusnya saling bert...