Loading...
Logo TinLit
Read Story - Solita Residen
MENU
About Us  

Malam itu langit di atas Cisarua menggantung berat, seperti menyimpan kabar yang terlalu enggan untuk jatuh. Aku duduk di lantai kamar, bersandar pada ranjang, lutut kupeluk erat. Aroma kayu tua dan debu halus memenuhi udara, bercampur dengan bau kertas lapuk dari bundel dokumen yang tergeletak di pangkuanku—dokumen tua yang diberikan Ibu Rita.

Di sekelilingku, kertas-kertas berserakan, seperti jejak yang ditinggalkan oleh seseorang yang tak sempat berpamitan. Aku membuka halaman demi halaman dengan tangan gemetar. Setiap kalimat terasa seperti gumpalan batu yang menghantam dadaku. Tentang Ethan Alviano—putra dari Ayunda Retma dan Travis Alviano—yang lahir dalam tekanan, tumbuh dalam keterasingan, dan meninggal dalam diam. Tubuhnya yang ringkih. Perawatan yang sia-sia. Malam-malam sunyi yang hanya ditemani isak ibunya. Tentang dunia yang menutup pintu bagi anak-anak yang tak sesuai silsilah.

Kata-kata dalam catatan itu terasa dingin dan formal. Tapi justru karena itu, aku merasa seperti ditampar. Seolah semua ini bukan dongeng masa kecil, bukan ilusi, bukan delusi. Aku memejamkan mata. Aroma lavender dari pengharum ruangan kecil di meja samping tiba-tiba begitu nyata, membawaku kembali pada ingatan masa kecil. Ethan yang duduk bersamaku di bawah pohon flamboyan, mengajarku menggambar bintang-bintang. Ethan yang memegang tanganku saat aku menangis. Ethan yang berkata dengan lembut, “Aku akan selalu ada buat kamu, Bulan. Bahkan kalau aku nggak kelihatan sekalipun.”

Dadaku sesak. Napasku pendek. Tanganku menekan lembaran itu kuat-kuat, seakan ingin menahan semua luka agar tak tumpah. Tapi air mataku tetap mengalir. Isak tertahan, bahu bergetar. “Maaf, Ethan... maaf. Aku yang salah. Aku yang lupa. Aku yang pernah nggak percaya.” Beberapa kali aku mencoba menyeka air mata, namun tangisku justru semakin pecah.

Aku menekan ponsel ke telingaku. Suaraku pelan, nyaris tenggelam oleh isakan. “Lintang… Dira… aku… aku sudah baca semuanya. Ethan… Dia... dia benar-benar ada. Dan dia benar-benar pergi.”

Butuh beberapa saat sebelum suara Dira menjawab.: “Kami akan ke sana. Kamu nggak sendirian. Kita selesaikan ini bersama.”

Keesokan paginya, ketukan di pintu depan memecah sunyi. Aku membukanya dengan mata bengkak. Lintang memelukku tanpa kata. Dira hanya menatapku lama, lalu menggenggam tanganku erat. 

Aku menyuruh mereka masuk. Lintang dan Dira saling pandang sejenak sebelum melangkah ke dalam rumah. Begitu kaki mereka menginjak ambang, sesuatu di udara berubah. Aroma kayu tua dan lavender menyambut mereka, bercampur dengan rasa dingin samar seperti bisikan yang belum selesai diucapkan. Dira menelan ludah pelan, sementara Lintang menatap sekeliling dengan alis mengernyit.

"Kau merasakan itu juga?" tanya Dira lirih.

Lintang mengangguk. "Kayak... ada yang ngeliatin, tapi bukan yang jahat. Lebih kayak... kita disambut."

"Seperti tempat ini ingat kita, meski kita baru datang," Dira menambahkan.

Aku mengangguk pelan. "Karena di sini, semua yang dilupakan, menunggu untuk diingat kembali."

Kami masuk ke ruang tamu yang remang dan tenang. Di sana, Ibu Rita sudah duduk menunggu. Rambut silvernya digelung rapi, selendang tipis menggantung di bahunya. Pakaiannya sederhana dan ia menyambut kami dengan senyum ramah yang menyejukkan.

“Saya yang rawat Ethan sejak kecil,” katanya setelah aku memperkenalkan Lintang dan Dira. “Saya lihat dia tumbuh. Saya tahu sedikit banyak yang terjadi. Kalau kalian mau mencari tahu... izinkan saya bantu.”

Kami tidak langsung bekerja. Tak membuka dokumen. Tak menyalakan laptop. Kami duduk di ruang tengah setelah melihatku yang masih murung, dengan selimut membalut bahuku. Ibu Rita menyeduhkan teh hangat, meletakkannya di meja, lalu duduk di sampingku dan menggenggam tanganku.

Dira bertanya pelan, “Boleh ceritakan semuanya dari awal, Bulan?”

Aku mengangguk, lalu perlahan mulai menceritakan segalanya. Tentang pernikahan resmi Ayunda dan Travis yang diakui secara hukum. Tentang bagaimana Ethan, meski lahir dari pernikahan sah, tetap tidak bisa mewarisi nama Van Der Maes-Sutrisno karena menurut hukum ia menyandang nama belakang ayahnya. Tentang Ayunda yang memilih meninggalkan keluarga besar demi anaknya, dan tentang kesepian yang membentuk Ethan menjadi anak yang lembut, tenang, namun penuh rahasia. Dan tentang bagaimana ia hadir di masa kecilku, lalu menghilang, tapi tak pernah betul-betul pergi.

“Selama ini aku pikir aku gila,” bisikku di tengah cerita. “Tapi sekarang aku tahu, dia bukan bagian dari penyakitku. Dia nyata. Dia datang bukan dari delusi... tapi dari janji. Janji yang ia tepati sampai sekarang.”

Tangisku pecah di tengah cerita. Dira merangkulku. “Kamu sudah melangkah jauh. Kita akan lanjutkan sisanya bersama-sama.”

Setelah suasana tenang, kami mulai bekerja. Ibu Rita menunjukkan tempat-tempat tersembunyi yang dia tahu: ruang kecil di balik rak buku, lantai yang bisa dibuka di bawah karpet tua, dan lemari tersembunyi di belakang lukisan.

Kami menyortir semuanya di ruang tengah. Surat wasiat, catatan rahasia, akta kelahiran. Potongan artikel koran. Bahkan catatan korespondensi antara Ayunda Retma dan keluarga Van Der Maes di Belanda. Ayunda dipaksa untuk tetap menikahi Daniel demi menjaga kesinambungan garis keturunan Van Der Maes-Sutrisno. Tekanan datang dari berbagai arah: keluarga, tradisi, bahkan ancaman pemutusan hak waris. Cekcok mewarnai hari-hari terakhirnya di rumah keluarga besar itu. Namun Ayunda, yang sejak awal menyadari bahwa hatinya tak bisa dimiliki oleh sistem dan nama besar, memilih kabur dari rumah—bersembunyi di balik perlindungan pria yang dicintainya.

"Lihat ini..."

Lintang menunjukkan layar laptop, membuka sebuah situs berita luar negeri berbahasa Belanda yang sudah ia terjemahkan dengan bantuan alat daring. “Setelah putusnya pertunangan dengan Ayunda, Daniel kemudian menikah dengan wanita keturunan Belanda-Italia di Amsterdam. Dengan begitu, Daniel tetap menjadi kepala keluarga Van Der Maes-Sutrisno."

Saat aku dan Lintang sedang sibuk membaca artikel itu secara menyeluruh, Dira menemukan satu buah salinan surat yang ditulis tangan oleh Ayunda sendiri di antara dokumen yang ada di ruang tamu. iainya menguak kebenaran yang berbeda. Ternyata bukan Daniel yang memutuskan pertunangan, melainkan Ayunda. Sebuah keputusan yang menimbulkan pertikaian besar dalam keluarga.

Lintang membuka situs yang berbeda, semacam situs yang menampilkan berita-berita skandal keluarga bangsawan Eropa. "Di sini dikatakan bahwa setelah bertahun-tahun menikah, Daniel nggak punya anak laki-laki. Jadi... garis keturunan Van Der Maes- Sutrisno berhenti padanya.”

Dira menambahkan, “Tapi Ayunda punya Ethan. Meski namanya nggak bisa masuk ke silsilah keluarga karena menurut hukum Ethan mewarisi nama belakang ayahnya.”

Kami bertiga berpandangan, sepertinya kami sudah berhasil memecahkan satu masalah yang cukup rumit. Jantungku berdesir, membayangkan seperti apa perasaan Ethan jika ia ada di sini bersama kami, akankah dia senang?

Ibu Rita berkata pelan, “Tapi dia tetap pewaris di hati ibunya. Ethan itu... seperti cahaya kecil dalam rumah yang gelap.”

Aku mencatat cepat, menggambar sketsa silsilah. “Kalau kita masukkan semua ini ke laporan...”

"...kita bukan cuma mengungkap sejarah sebuah keluarga bangsawan yang nyaris terlupakan," sela Dira, "tapi juga mengangkat kisah anak-anak yang tak pernah diberi ruang dalam sejarah resmi."

Kami bekerja sepanjang hari. Membaca, menyalin, mengarsipkan. Aroma teh mengambang di udara. Lukisan-lukisan menjadi bahan analisis. Potret Ayunda dan Daniel, catatan tangan di balik kanvas.

Suatu ketika, saat aku menatap cermin antik di ujung lorong, aku melihat siluet Ethan—tersenyum. Aku membalasnya, berbisik, “Aku nggak akan lupa lagi.”

Setelah selesai dengan lukisan, Dira membuka buku harian lain. “Ini tulisan Ayunda." katanya sambil menunjuk satu paragraf.

Aku buru-buru mendekat, namun tidak bisa membacanya karena tulisan itu menggunakan bahasa Belanda. Ibu Rita berbaik hati menerjemahkan.

"Anakku, Ethan, akan tumbuh menjadi laki-laki yang tidak membutuhkan nama besar. Tapi hatinya... mewarisi dua dunia yang saling menolak.”

Ada nyeri tiba-tiba yang menggedor dadaku. Aku menggigit bibirku, menahan emosi yang nyaris meledak. “Dia tahu. Ayunda tahu bahwa garis keturunan itu tak akan menerima anaknya. Tapi dia memilih tetap melahirkan Ethan. Itu luar biasa.”

Lintang menutup laptopnya. “Sepertinya ini bukan sekadar tugas kuliah. Ini... pengembalian nama.”

Aku mengangguk. Tanganku mengelus punggung jurnal yang kini mulai penuh catatan dan salinan dokumen. “Dan pengembalian janji.”

Malam turun perlahan. Di luar, kabut menggulung seperti biasa. Tapi di dalam rumah tua itu, cahaya kecil kami menyalakan kembali sejarah yang pernah padam.

Aku menambahkan satu paragraf di akhir laporan:

“Sejarah bukan hanya milik mereka yang ditulis di atas marmer. Tapi juga milik anak-anak yang dilupakan, namun tetap memilih untuk hidup dengan nama yang tak bisa diwariskan.”

Dan dalam diam, aku menulis satu surat pendek di halaman terakhir jurnalku:

Ethan,
Kalau saja aku bisa kembali ke masa itu, aku akan menggenggam tanganmu lebih erat. Tapi sekarang, izinkan aku menjadi suaramu. Aku di sini. Dan aku akan jaga cerita ini untukmu.

-Bulan.

Aku bersyukur. Ethan akhirnya akan dikenang bukan sebagai bayangan, tapi sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar—yang akhirnya diberi tempat.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Menanti Kepulangan
44      40     1     
Fantasy
Mori selalu bertanya-tanya, kapan tiba giliran ia pulang ke bulan. Ibu dan ayahnya sudah lebih dulu pulang. Sang Nenek bilang, suatu hari ia dan Nenek pasti akan kembali ke bulan. Mereka semua akan berkumpul dan berbahagia bersama di sana. Namun, suatu hari, Mori tanpa sengaja bertemu peri kunang-kunang di sebuah taman kota. Sang peri pun memberitahu Mori cara menuju bulan dengan mudah. Tentu ada...
When Flowers Learn to Smile Again
995      724     10     
Romance
Di dunia yang menurutnya kejam ini, Jihan hanya punya dirinya sendiri. Dia terjebak pada kelamnya malam, kelamnya hidup, dan kelamnya dunia. Jihan sempat berpikir, jika dunia beserta isinya telah memunggunginya sebab tidak ada satu pun yang peduli padanya. Karena pemikirannya itu, Jihan sampai mengabaikan eksistensi seorang pemuda bernama Natha yang selalu siap menyembuhkan luka terdalamnya. B...
Survive in another city
145      121     0     
True Story
Dini adalah seorang gadis lugu nan pemalu, yang tiba-tiba saja harus tinggal di kota lain yang jauh dari kota tempat tinggalnya. Dia adalah gadis yang sulit berbaur dengan orang baru, tapi di kota itu, dia di paksa berani menghadapi tantangan berat dirinya, kota yang tidak pernah dia dengar dari telinganya, kota asing yang tidak tau asal-usulnya. Dia tinggal tanpa mengenal siapapun, dia takut, t...
Andai Kita Bicara
670      516     3     
Romance
Revan selalu terlihat tenang, padahal ia tak pernah benar-benar tahu siapa dirinya. Alea selalu terlihat ceria, padahal ia terus melawan luka yang tak kasat mata. Dua jiwa yang sama-sama hilang arah, bertemu dalam keheningan yang tak banyak bicaratetapi cukup untuk saling menyentuh. Ketika luka mulai terbuka dan kenyataan tak bisa lagi disembunyikan, mereka dihadapkan pada satu pilihan: tetap ...
CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
93      85     1     
Inspirational
Aina Awa Seorang Gadis Muda yang Cantik dan Ceria, Beberapa saat lagi ia akan Lulus SMA. Kehidupannya sangat sempurna dengan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Sampai Sebuah Buku membuka tabir masa lalu yang membuatnya terseret dalam arus pencarian jati diri. Akankah Aina menemukan berhasil kebenarannya ? Akankah hidup Aina akan sama seperti sebelum cerita merah itu menghancurkannya?
Pacarku Pergi ke Surga, Tapi Dia Lupa Membawa Buku Catatan Biru Tua Itu
1086      393     7     
Fantasy
Lily adalah siswa kelas 12 yang ambisius, seluruh hidupnya berputar pada orbit Adit, kekasih sekaligus bintang pemandunya. Bersama Adit, yang sudah diterima di Harvard, Lily merajut setiap kata dalam personal statement-nya, sebuah janji masa depan yang terukir di atas kertas. Namun, di penghujung Juli, takdir berkhianat. Sebuah kecelakaan tragis merenggut Adit, meninggalkan Lily dalam kehampaan y...
Lost & Found Club
415      347     2     
Mystery
Walaupun tidak berniat sama sekali, Windi Permata mau tidak mau harus mengumpulkan formulir pendaftaran ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua murid SMA Mentari. Di antara banyaknya pilihan, Windi menuliskan nama Klub Lost & Found, satu-satunya klub yang membuatnya penasaran. Namun, di hari pertamanya mengikuti kegiatan, Windi langsung disuguhi oleh kemisteriusan klub dan para senior ya...
Cerita Cinta anak magang
552      345     1     
Fan Fiction
Cinta dan persahabatan, terkadang membuat mereka lupa mana kawan dan mana lawan. Kebersamaan yang mereka lalui, harus berakhir saling membenci cuma karena persaingan. antara cinta, persahabatan dan Karir harus pupus cuma karena keegoisan sendiri. akankah, kebersamaan mereka akan kembali? atau hanya menyisakan dendam semata yang membuat mereka saling benci? "Gue enggak bisa terus-terusan mend...
Time and Tears
302      234     1     
Romance
Rintik, siswi SMA yang terkenal ceria dan berani itu putus dengan pacarnya. Hal berat namun sudah menjadi pilihan terbaik baginya. Ada banyak perpisahan dalam hidup Rintik. Bahkan temannya, Cea harus putus sekolah. Kisah masa remaja di SMA penuh dengan hal-hal yang tidak terduga. Tak disangka pula, pertemuan dengan seorang laki-laki humoris juga menambah bumbu kehidupan masa remajanya. Akankah Ri...
Interaksi
429      331     1     
Romance
Aku adalah paradoks. Tak kumengerti dengan benar. Tak dapat kujelaskan dengan singkat. Tak dapat kujabarkan perasaan benci dalam diri sendiri. Tak dapat kukatakan bahwa aku sungguh menyukai diri sendiri dengan perasaan jujur didalamnya. Kesepian tak memiliki seorang teman menggerogoti hatiku hingga menciptakan lubang menganga di dada. Sekalipun ada seorang yang bersedia menyebutnya sebagai ...