Loading...
Logo TinLit
Read Story - Perjalanan yang Takkan Usai
MENU
About Us  

Di bus, siswa laki-laki tidak henti-hentinya bernyanyi lagu Jawa yang berjudul “Rungkad”. Aku tidak masalah bila mereka menyanyi, dengan syarat suara mereka tidak membuat kepalaku sakit, dan mereka tidak memenuhi syarat itu. Kepalaku sakit bukan main akibat ulah mereka.

RUNGKAD

ENTEK ENTEK AN

KELINGAN KOE SING PALING TAK SAYANG

BONDOKU MELAYANG TEGO TENAN

TANGIS TANGISAN

Mereka seperti bukan bernyanyi melainkan berteriak melampiaskan semua perasaan yang mereka alami. Sebaiknya aku segera meminum obat pereda nyeri kepala karena bus ini sepertinya akan lama sampai ke rumah makan akibat macet.

 Aku lihat keadaan Zura yang sedang mengadakan kedua tangannya. Apakah dia berdoa agar cepat sampai? Atau berdoa supaya siswa laki-laki duduk diam sembari bermain game? Apa pun itu, aku aminkan saja, mungkin Zura sedang berdoa yang baik-baik.

Beberapa menit kemudian, lagu Arjuna dari Dewa17 di putar, aku menghela nafas berat, sedangkan Zura mengucapkan hamdalah. Mendengar hal itu, keningku berkerut.

“Alhamdulillah, La doa aku diijabah!” ucap Zura sembari menggoyang-goyangkan tubuhku. Aku kembali menghela nafas berat, ternyata Zura berdoa agar lagu Arjuna diputar. Aku hanya bisa berpasrah ketika di bagian tengah lagu. Aku menyesal mengaminkan doanya.

“AKU LAH ARJUNAAAAAAA! YANG MENCARI CINTAA.” Suara Zura menggelegar di gendang telingaku. Kaca di jendela bus pun bergetar hebat akibat lagu dan suara Zura. Aku hanya bisa berdoa semoga kacanya tidak trauma, karena aku sendiri pun trauma dengan kejadian ini.

Beberapa jam pun berlalu, akhirnya aku bisa bernafas lega. Raungan yang sangat merdu itu sudah tidak ada karena kelelahan dan ia berakhir tertidur pulas. Sunyi, aman, dan tenteram, hanya terdengar suara kunyahan dari mulutku yang sedang menikmati camilan yang aku bawa dari rumah.

Aku tatap jalanan yang teraspal rapi dan berhasil meningkatkanku pada jalanan Palembang yang disatir oleh Presiden ke 7 Indonesia. Aku jadi bertanya-tanya, di ke manakan ya uang untuk memperbaiki jalanan? Apakah uang itu tidak sengaja termakan dan kini menjadi penghuni di perut seseorang?

Ah sudah sampai! batinku. Segera aku bangunkan Zura. Tak lama kemudian, Zura mengerjap-ngerjap matanya. Saat kami turun dari bus, betapa terpukaunya kami ketika melihat pemandangan rumah makan yang terasa begitu asri. Suara tukang jualan es krim keliling membahana, ternyata tukang jualan es krim mencoba mencari kesempatan untuk meraup keuntungan dari kami. Yah, benar sih, pasalnya aku juga sempat tergoda mendengar rayuan dari lagu es krim. Aku kuat kan imanku dan segera masuk ke rumah makan. Untunglah aku yang pertama sampai, semua hidangan makanan dengan tema prasmanan tertera lengkap.

Setelah mengambil makanan, aku duduk di kursi bagian tengah yang kemudian Zura, Aqila, dan Rini ikut duduk disampingku. Beberapa menit kemudian, aku mulai menyesal duduk di bagian tengah.

DANDANE KEREN ABIS, GAYANE KAYA ARTIS

LURUNE GADIS SING MANIS, KAYA SELEBRITIS

NUMPAKE MOBIL SEDAN. KAYA ARTIS GEDEAN

KUPINGE TINDIK ANTINGAN, BLI KEITUNGAN

Ternyata biduan nyanyi di bagian tengah! Aku memang memakan makananku dengan tenang, tetapi lain halnya dengan telingaku, rasanya telingaku meronta-ronta dan terus memohon untuk segera pergi dari tempat ini. Lagu Jeger seakan menjadi kewajiban saat melakukan study tour ​. Benar-benar lagu keramat.

Saat berada di pertengahan lagu, biduan itu mengajak kami yang sedang makan untuk bergoyang menikmati alunan lagu. Untunglah aku tidak diajak, pasalnya biduan itu seperti memaksa. Terima kasih ya Allah, batinku.

Setelah selesai makan, kami melaksanakan salat jamak taqdim yang menggabungkan salat Zuhur dan Ashar. Ketika mengambil wudu, entah dari mana angin meliwatiku dan membuat tenang.

“Kamu sudah wudu?” tanya seorang siswi yang tidak aku kenal. Aku hanya menjawab dengan anggukan kepala dan tak lama kemudian dia tersenyum kecil.

“Maaf ya, boleh tunggu aku sebentar?” Siswi itu cengengesan sembari menunggu jawabanku.

“Boleh,” jawabku yang membuatnya bernafas lega. Kemudian, ia mengambil air wudu. Air yang jatuh dari wajahnya terasa berkilau terkena sinar matahari. Hingga, siswi itu selesai berwudu dan mengajakku untuk mengantre karena Musala rumah makan tidak cukup menampung banyaknya siswa dan guru pendamping.

Tak berselang lama, aku selesai melaksanakan salat jamak taqdim dan segera pergi ke bus. Ketika selangkah lagi aku menaiki bus, suara lagu es krim kembali menggodaku. Kali ini, aku gagal menahan godaan, dalam sekejap sebuah es krim kini telah aku genggam. Kejadiannya terasa begitu cepat! Aku naiki bus dan melahap habis es krim yang secara tidak sadar aku beli.

“Eh kamu beli es krim kok gak ngajak aku?” tanya Zura. Aku tatap mata Zura, air mataku menetes seperti gerimis.

“Aku tergoda membeli es krim Zura! Tadi kan aku udah beli cilok sama es jeruk juga! Bagaimana ini? Uangku kan untuk beli oleh-oleh!” Mendengar hal itu Zura menggeleng-gelengkan kepalanya.

“La, apakah keluargamu menyuruh untuk menghabiskan semua uang yang diberi untuk sekedar oleh-oleh?”

“Ngga, katanya mereka ingin titip makanan brem saja.”

“Nah itu, mereka hanya titip makanan brem saja dan kamu sudah beli kan? Sekarang, kamu pakai uang yang diberi untuk membeli sesuatu yang membuatmu senang, karena mereka pasti mengharapkan kamu bahagia dan menikmati study tour ini.” Mendengar perkataan Zura membuatku tersadar, selama ini aku selalu memikirkan ibu dan kakakku, tetapi aku tidak pernah memikirkan diri sendiri. Sepertinya aku terlalu keras kepada diriku sendiri.

Setelah ayahku dengan teganya meninggalkan kami bertiga untuk menikah dengan pacarnya. Aku mulai keras terhadap diriku sendiri, aku selalu menyalahkan diriku karena tidak bisa membantu perihal keuangan. Terus menyalahkan diri hingga tanpa tersadar aku memiliki gangguan kecemasan walau tidak terlalu parah. Kami bertiga hidup dalam keadaan di antara miskin dan sederhana. Aku tidak tahu menyebut keadaan itu seperti apa.

“Ayah! Ayah mau pergi?” tanyaku. Namun, ayah sama sekali tidak memedulikan dan pergi dari rumah sembari membawa tas yang berisikan baju.

“AYAHH! AYAH MAU KE MANA?” teriakku yang tak lama kemudian ibu memelukku dengan sangat erat.

“Ayah,” lirihku.

“Hei, kenapa tangisanmu semakin deras?” tanya Zura, segera aku usap linangan air mataku.

Ah! Kenapa aku jadi memikirkan pria biadab itu! batinku.

“T-tidak apa-apa, aku pergi buang sampah dulu ya!”

Setelah selesai membuang sampah aku berjalan-jalan sebentar, mendinginkan kepalaku. Tak lama kemudian, suara yang familier membuatku mencari sumber suara itu. Ternyata itu Biru dengan teman-temannya. Hatiku seperti dipermainkan. Katanya cinta pertama perempuan itu adalah ayah, tetapi cinta itu telah meninggalkanku. Sekarang, aku merasakan jatuh cinta dan entah kenapa cinta itu manis.

AKHH! KENAPA AKU JADI SEPERTI INI? Sebenarnya apa itu cinta? Kenapa jika cinta, ayah meninggalkanku? Kenapa rasa cinta ada yang kecut dan manis? batinku. Aku segera kembali ke bus, kepalaku mulai pusing.

 Sesampainya di bus, Zura terheran melihatku yang terlihat begitu lunglai. Zura terlihat begitu khawatir. Namun, saat ini aku ingin tenang.

Aku lelah ya Allah, batinku. Hingga tak lama kemudian, aku terlelap.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Konfigurasi Hati
460      327     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angka—rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logika—karena hati pun punya rumusnya sendiri.
Let Me be a Star for You During the Day
968      501     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
Merayakan Apa Adanya
402      289     8     
Inspirational
Raya, si kurus yang pintar menyanyi, merasa lebih nyaman menyembunyikan kelebihannya. Padahal suaranya tak kalah keren dari penyanyi remaja jaman sekarang. Tuntutan demi tuntutan hidup terus mendorong dan memojokannya. Hingga dia berpikir, masih ada waktukah untuk dia merayakan sesuatu? Dengan menyanyi tanpa interupsi, sederhana dan apa adanya.
Fidelia
2072      893     0     
Fantasy
Bukan meditasi, bukan pula puasa tujuh hari tujuh malam. Diperlukan sesuatu yang sederhana tapi langka untuk bisa melihat mereka, yaitu: sebentuk kecil kejujuran. Mereka bertiga adalah seorang bocah botak tanpa mata, sesosok peri yang memegang buku bersampul bulu di tangannya, dan seorang pria dengan terompet. Awalnya Ashira tak tahu mengapa dia harus bertemu dengan mereka. Banyak kesialan menimp...
Langkah Pulang
376      275     7     
Inspirational
Karina terbiasa menyenangkan semua orangkecuali dirinya sendiri. Terkurung dalam ambisi keluarga dan bayang-bayang masa lalu, ia terjatuh dalam cinta yang salah dan kehilangan arah. Saat semuanya runtuh, ia memilih pergi bukan untuk lari, tapi untuk mencari. Di kota yang asing, dengan hati yang rapuh, Karina menemukan cahaya. Bukan dari orang lain, tapi dari dalam dirinya sendiri. Dan dari Tuh...
Langkah yang Tak Diizinkan
169      139     0     
Inspirational
Katanya dunia itu luas. Tapi kenapa aku tak pernah diberi izin untuk melangkah? Sena hidup di rumah yang katanya penuh cinta, tapi nyatanya dipenuhi batas. Ia perempuan, kata ibunya, itu alasan cukup untuk dilarang bermimpi terlalu tinggi. Tapi bagaimana kalau mimpinya justru satu-satunya cara agar ia bisa bernapas? Ia tak punya uang. Tak punya restu. Tapi diam-diam, ia melangkah. Dari k...
Langit Tak Selalu Biru
69      59     4     
Inspirational
Biru dan Senja adalah kembar identik yang tidak bisa dibedakan, hanya keluarga yang tahu kalau Biru memiliki tanda lahir seperti awan berwarna kecoklatan di pipi kanannya, sedangkan Senja hanya memiliki tahi lalat kecil di pipi dekat hidung. Suatu ketika Senja meminta Biru untuk menutupi tanda lahirnya dan bertukar posisi menjadi dirinya. Biru tidak tahu kalau permintaan Senja adalah permintaan...
FaraDigma
844      488     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...
Batas Sunyi
1823      819     108     
Romance
"Hargai setiap momen bersama orang yang kita sayangi karena mati itu pasti dan kita gak tahu kapan tepatnya. Soalnya menyesal karena terlambat menyadari sesuatu berharga saat sudah enggak ada itu sangat menyakitkan." - Sabda Raka Handoko. "Tidak apa-apa kalau tidak sehebat orang lain dan menjadi manusia biasa-biasa saja. Masih hidup saja sudah sebuah achievement yang perlu dirayakan setiap har...
Fragmen Tanpa Titik
42      38     0     
Inspirational
"Kita tidak perlu menjadi masterpiece cukup menjadi fragmen yang bermakna" Shia menganggap dirinya seperti fragmen - tidak utuh dan penuh kekurangan, meski ia berusaha tampak sempurna di mata orang lain. Sebagai anak pertama, perempuan, ia selalu ingin menonjolkan diri bahwa ia baik-baik saja dalam segala kondisi, bahwa ia bisa melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan siapa pun, bahwa ia bis...