Loading...
Logo TinLit
Read Story - Smitten Ghost
MENU
About Us  

NAPAS Revel nyaris habis setibanya di halte Transjakarta. Dia terus berlari dari rumah kaca tanpa berhenti sama sekali meski sudah keluar dari area kampus atau menaiki JPO menuju halte Transjakarta terdekat.

Sembari mengantre tap in, Revel memberanikan diri untuk menoleh ke belakang. Helaan napas lega langsung meluncur keras dari mulut cowok itu. 

Tidak ada siapa-siapa di belakangnya. Semua orang tampak berjalan dengan santai, normal. Tidak ada orang yang lari gila-gilaan seperti dikejar-kejar setan seperti Revel. Namun sepertinya cewek itu tidak ikut mengejarnya hingga ke luar area kampus. 

Revel pun lega setengah mati. Itu hal yang paling melegakan yang dialaminya. Dia tak sanggup lagi kalau cewek itu melayang-layang mengikutinya sampai ke rumah seperti makhluk-makhluk tak kasatmata lain yang kerap mengganggunya selama ini. 

Ketika menunggu bis, Revel memandangi sekeliling halte dengan rasa waswas. Mentang-mentang matahari mulai tenggelam, makhluk-makhluk yang bergentayangan makin banyak berkeliaran. 

Revel sontak merinding. 

Selama ini manusia dan makhluk-makhluk itu hidup berdampingan. Tetapi hanya orang-orang terkutuk seperti Revel yang bisa melihat makhluk-makhluk itu. Sialnya, bukan cuma Revel saja yang bisa melihat mereka, tetapi makhluk-makhluk itu juga bisa melihat Revel bahkan berbicara kepadanya. 

“Ini ke arah mana?” 

Kepala Revel berputar cepat begitu mendengar suara nyaring dan akrab itu. Napasnya tertahan saat mendapati cewek itu berdiri di sebelahnya sambil mendongak ke arah petunjuk rute Transjakarta pada bagian atas halte. 

Alih-alih semi-transparan dan melayang-layang, Revel justru melihat kaki cewek itu menapak layaknya manusia di lantai halte. Bukan itu saja, sepasang sepatu putih bersih terpasang di kaki cewek itu layaknya anak SMA yang lagi menunggu bis. 

“Hai!” Cewek itu menoleh kepada Revel dan mengangkat tangan dengan polosnya. Seringaian terulas di bibir cewek itu. 

Revel hanya berdeham dan mengalihkan pandangan ke arah lain. 

“Ih, sombong!” gerutu cewek itu. 

Diam-diam, Revel melirik cewek di sebelahnya yang masih celingak-celinguk. Sejujurnya dia penasaran gimana cewek ini bisa tiba-tiba punya kaki. Sedangkan ketika di rumah kaca tadi malah melayang-layang dengan tubuh semi-transparan. Namun cowok itu mengabaikan rasa penasarannya. 

Bis yang ditunggu-tunggu datang. Tanpa basa-basi lagi, Revel segera masuk dan berdiri dekat pintu. Ternyata cewek itu malah mengikutinya dan melayang-layang dekat Revel. Karena saat itu sudah jam pulang kantor, bis yang dinaiki jadi lebih penuh dan sesak. 

“Wah, rame juga yang naik Transjakarta!” seru cewek itu takjub. 

Otomatis Revel menatap cewek itu dengan heran. Emangnya dia nggak pernah naik transportasi umum?

“Biasanya aku naik MRT, sih,” ujar cewek itu seolah bisa membaca isi pikiran Revel barusan. Cengiran terulas di bibirnya. “Naik MRT juga ramai, tapi nggak sampai desak-desakkan kayak begini. Baru kali ini aku merasa jadi hantu ada untungnya. Jadi kan nggak perlu dempet-dempetan kayak kamu gitu! HAHAHAHA!” 

Revel hanya mendengus. 

“Wuiiiii… wuiiii… seru lho terbang-terbang gini di dalam bis!” seru cewek itu heboh sambil terbang ke sana-kemari.

Mentang-mentang nggak ada yang bisa lihat. 

Begitu turun di halte terakhir, Revel jalan kaki menuju rumahnya. Langit sudah gelap saat itu. Kedua tangan cowok itu dijejalkan ke dalam kantong hoodie abu-abunya sedangkan cewek itu berjalan di sebelahnya, kadang melompat-lompat kecil, atau lari-larian sendiri ketika melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. 

Sepintas saja gelagat cewek itu sama sekali tidak kelihatan seperti makhluk tak kasatmata. 

“Oh, ternyata di sini restoran yang viral itu,” gumam cewek itu mengagumi sebuah bangunan dua lantai warna putih bergaya aesthetic tak jauh dari jalanan yang tengah dilintasinya. Kemudian dia menoleh kepada Revel. “Kamu pernah makan di sini?” 

Revel hanya menggeleng. 

“Kapan-kapan makan di situ, yuk!” ajak cewek itu buru-buru mengejar Revel. “Review orang-orang bilang ayam bakar di situ enak, lho!” 

Diam-diam Revel memastikan dirinya tidak bakal ke situ. Apalagi katanya tempat itu viral plus bareng makhluk tak kasatmata ini.

Tepat beberapa langkah sebelum sampai di rumahnya, Revel seketika menghentikan langkah. Dia menoleh kepada cewek yang ikut berhenti di sebelahnya. Cewek itu memandangnya dengan kepala dimiringkan dan senyum polos di bibir. 

“Pergi,” usir Revel. 

“Nggak mau dan nggak bisa.” tolak cewek itu melipat tangan. Nadanya tengil.

Revel sontak menyipitkan mata. “Lo mau sesajen?” 

Cewek itu melongo. “Mentang-mentang arwah, terus kamu nawarin aku sesajen? Mana nawarinnya kayak lagi nawarin ubi Cilembu lagi!” serunya melengking. Tawa sinisnya berderai keras. Kemudian, “Boleh juga, sih. Harus ada ubi Cilembu juga, ya! Tapi entar dulu, deh. Ada sesuatu yang lebih penting dari sesajen.” 

“Tumbal?” 

“Ck! Kamu pikir aku arwah apaan? Tenang aja, aku nggak sekejam itu sampai minta tumbal. Apalagi ke kamu!” Cewek itu geleng-geleng kepala. “Kamu tau nggak kenapa arwah-arwah kayak aku begini disebutnya sebagai arwah penasaran?” 

Terus terang, Revel tak peduli. Mau disebut arwah penasaran, penunggu, dan lain-lain, kek. Dia tidak mau berurusan dengan makhluk-makhluk tak kasatmata itu. 

“Kematianku nggak wajar,” cerita cewek itu dengan nada pelan. Rautnya berubah sendu. “Selama ini aku nyoba-nyoba cari bantuan tapi nggak ada yang bisa membantuku.” 

Revel terdiam. 

Jelas saja. Memangnya siapa juga yang mau bantuin setan?

“Seringnya karena orang-orang nggak bisa lihat dan dengar suaraku.” Cewek itu menatap Revel dengan penuh harap. “Tapi kamu bisa lihat dan dengar aku. Makanya, aku perlu minta bantuan kamu.” 

Revel mengembuskan napas panjang dan balas menatap cewek itu. “Nggak,” sahutnya. 

Please? Waktuku nggak banyak! Kalau nggak tau alasan kematianku, aku bisa-bisa…” ucapan cewek itu tiba-tiba terhenti. Matanya melebar. “Kamu… selalu punya yang ngikutin kamu?” tanyanya pelan. 

Kening Revel berkerut tak paham. “Maksud–” 

“AWAS!!!” 

Belum sempat otaknya memproses yang terjadi, tahu-tahu tubuh Revel didorong hingga terjatuh di aspal. Sambil menahan sakit, cowok itu melihat ke arah tempatnya berdiri tadi. 

Cewek tadi sedang memasang tubuh di antara Revel dan makhluk hitam raksasa yang muncul entah dari mana. 

“Aku nggak tau kamu mau ngapain, tapi jangan dekat-dekat dia. Soalnya Cowok Fotosintesis ini punyaku!” seru cewek itu pede. 

Otomatis Revel ternganga. 

Kenapa cewek ini malah ngaku-ngaku di depan sesama makhluk tak kasatmata?

Besarnya makhluk itu mengingatkan Revel pada troll di film The Lord of the Rings. Tinggi, besar, melebihi dari ukuran manusia normal. Nyaris seperti raksasa. Tetapi wajahnya hitam, gelap, hingga Revel tak yakin makhluk itu punya hidung atau tidak. Yang jelas, sepasang mata kuningnya menyala dan gigi makhluk itu sangat besar, runcing, dan mencuat dengan mengerikan. 

“Selama aku masih ada di sini, nggak bakal kubiarin kamu deketin dia!” teriak cewek itu lagi. 

Tiba-tiba makhluk hitam besar itu mengarahkan pandangan kepada Revel. 

Badan Revel sontak membeku. Tatapan mata itu terarah kepadanya dengan penuh dendam. Auranya begitu gelap dan dingin sampai membekukan tubuh. 

“Pergi!” usir cewek itu makin nekat. “Atau–akh!” 

Revel tersentak ketika cewek itu tiba-tiba dicekik dan diangkat oleh makhluk hitam itu. Otaknya berputar cepat mencari cara untuk menyelamatkan cewek itu.

Tapi gimana bisa menyelamatkan makhluk tak kasatmata dari makhluk tak kasatmata lain? 

Ini terlalu absurd! Di sisi lain, Revel tidak bisa juga membiarkan cewek itu dicekik begitu saja. Tanya ke Google atau ChatGPT pun tampaknya tidak ada gunanya.

Beberapa detik berikutnya, cewek itu sudah dijatuhkan lagi ke aspal. Makhluk hitam itu pun menghilang. 

Langsung saja Revel bergerak menghampiri cewek itu. “Lo–” 

“Nggak apa!” sela cewek itu. Senyumnya tersungging lebar. “Aku nggak apa. Jangan khawatir. Gini-gini, aku kuat, lho!” 

Kuat apanya?

Cewek itu baru saja dicekik oleh makhluk tak kasatmata lain yang lebih besar dan jelas-jelas lebih kuat darinya. Saking kuatnya, ada bekas kebiruan di sekeliling leher cewek itu.

“Makhluk itu nggak bakal gangguin kamu lagi. Selama aku ada di sisi kamu, kamu aman!” janji cewek itu penuh tekad. 

“Nggak butuh!” tukas Revel tajam, lalu berbalik secepatnya meninggalkan cewek itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ratu Blunder
44      37     2     
Humor
Lala bercita-cita menjadi influencer kecantikan terkenal. Namun, segalanya selalu berjalan tidak mulus. Videonya dipenuhi insiden konyol yang di luar dugaan malah mendulang ketenaran-membuatnya dijuluki "Ratu Blunder." Kini ia harus memilih: terus gagal mengejar mimpinya... atau menerima kenyataan bahwa dirinya adalah meme berjalan?
Surat yang Tak Kunjung Usai
659      444     2     
Mystery
Maura kehilangan separuh jiwanya saat Maureen saudara kembarnya ditemukan tewas di kamar tidur mereka. Semua orang menyebutnya bunuh diri. Semua orang ingin segera melupakan. Namun, Maura tidak bisa. Saat menemukan sebuah jurnal milik Maureen yang tersembunyi di rak perpustakaan sekolah, hidup Maura berubah. Setiap catatan yang tergores di dalamnya, setiap kalimat yang terpotong, seperti mengu...
Layar Surya
1387      866     17     
Romance
Lokasi tersembunyi: panggung auditorium SMA Surya Cendekia di saat musim liburan, atau saat jam bimbel palsu. Pemeran: sejumlah remaja yang berkutat dengan ekspektasi, terutama Soya yang gagal memenuhi janji kepada orang tuanya! Gara-gara ini, Soya dipaksa mengabdikan seluruh waktunya untuk belajar. Namun, Teater Layar Surya justru menculiknya untuk menjadi peserta terakhir demi kuota ikut lomb...
Perjalanan Tanpa Peta
52      47     1     
Inspirational
Abayomi, aktif di sosial media dengan kata-kata mutiaranya dan memiliki cukup banyak penggemar. Setelah lulus sekolah, Abayomi tak mampu menentukan pilihan hidupnya, dia kehilangan arah. Hingga sebuah event menggiurkan, berlalu lalang di sosial medianya. Abayomi tertarik dan pergi ke luar kota untuk mengikutinya. Akan tetapi, ekspektasinya tak mampu menampung realita. Ada berbagai macam k...
Sebab Pria Tidak Berduka
112      93     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...
Shut Up, I'm a Princess
968      562     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
Mengapa Harus Mencinta ??
3609      1164     2     
Romance
Jika kamu memintaku untuk mencintaimu seperti mereka. Maaf, aku tidak bisa. Aku hanyalah seorang yang mampu mencintai dan membahagiakan orang yang aku sayangi dengan caraku sendiri. Gladys menaruh hati kepada sahabat dari kekasihnya yang sudah meninggal tanpa dia sadari kapan rasa itu hadir didalam hatinya. Dia yang masih mencintai kekasihnya, selalu menolak Rafto dengan alasan apapun, namu...
Premium
Bertemu Jodoh di Thailand
4959      1696     0     
Romance
Tiba saat nya Handphone Putry berdering alarm adzan dan Putry meminta Phonapong untuk mencari mesjid terdekat karena Putry mau shalat DzuhurMeskipun negara gajah putih ini mayoritas beragama buddha tapi ada sebagian kecil umat muslimnya Sudah yang Sholatnya Sudah selesai yang Sekarang giliran aku yaaku juga mau ibadah ke wiharakamu mau ikut yang Iya yangtapi aku tunggu di luar saja ya Baikl...
Fusion Taste
139      126     1     
Inspirational
Serayu harus rela kehilangan ibunya pada saat ulang tahunnya yang ke lima belas. Sejak saat itu, ia mulai tinggal bersama dengan Tante Ana yang berada di Jakarta dan meninggalkan kota kelahirannya, Solo. Setelah kepindahannya, Serayu mulai ditinggalkan keberuntunganya. Dia tidak lagi menjadi juara kelas, tidak memiliki banyak teman, mengalami cinta monyet yang sedih dan gagal masuk ke kampus impi...
Senja di Balik Jendela Berembun
18      18     0     
Inspirational
Senja di Balik Jendela Berembun Mentari merayap perlahan di balik awan kelabu, meninggalkan jejak jingga yang memudar di cakrawala. Hujan turun rintik-rintik sejak sore, membasahi kaca jendela kamar yang berembun. Di baliknya, Arya duduk termangu, secangkir teh chamomile di tangannya yang mulai mendingin. Usianya baru dua puluh lima, namun beban di pundaknya terasa seperti telah ...