Loading...
Logo TinLit
Read Story - CERITA MERAH UNTUK BIDADARIKU NAN HIJAU
MENU
About Us  

Dibawah segala gemerlap ini,

Kami hanyalah sekumpulan kapas ringan

Yang dibawa angin mengudara

Angin ke barat, kami turut taat

Angin ke timur, kami dibawa melantur…

Lalu dimana esensi kebahagiaan,…

Yang nampak hanyalah kesemuan….

Petang kian merapat bersama matahari yang makin terhimpit di ufuk barat. Jingga kian memucat dan langit berganti busana malam yang ungu violet dan masih meremang jingga di ufuk barat. Lembah nun jauh di barat nampak rimbun tertutup dedaun dan belukar. Suasana meremang seiring petang. Segalanya menjelma sunyi, seluruh santri yang tadi masih sibuk menyapu pelataran, kini semua telah masuk ke pondok, bersiap-siap shalat. Aku pun baru saja hendak bangkit dari dudukku dan beranjak meninggalkan  gundukan tanah yang sudah hampir rata, yang pada salah satu ujungnya terpancang batu penanda, tanpa nama. Gundukan itu terletak diantara rimbun rumpun Jasminum sambac yang sangat aromatis.

Matahari tinggal sepenggal lenyap dalam pandang mata. Suasana Jingga yang romantis menyelimuti senja.

“Ummi,…” Aina menghampiriku. Aku masih mematung di tepian makam itu dengan buku catatan merah yang penuh goresan kata sarat makna. Buku merah yang berusaha kusembunyikan dari Aina. Sementara, aina menatap pagelaran sunset yang hampir usai. Gadis yang tingginya sudah melampaui tinggiku itu menyandarkan kepalanya dengan manja di bahu kananku. Aku tersenyum.

Kami melangkah masuk pondok, sementara angin petang berhembus begitu dingin menggugurkan bunga-bunga melati hingga berjatuhan diatas makam itu.

“Ummi, sebenarnya itu makam siapa? Mengapa letaknya begitu dekat dengan pondok kita? Lalu mengapa hampir setiap sore ummi mengunjunginya?” Aina bertanya untuk kesekian kali. Pertanyaan yang kerap diulangnya ketika mendapati aku duduk di dekat makam itu. Pertanyaan yang hingga kini belum kujawab dengan pasti.

“Nanti, ummi beri tahu Kamu, Sayang….”  Ujarku seraya membelai kepala Aina yang tertutup hijab hijau, warna kesukaannya.

***

Aina, umurnya baru tujuh belas tahun. Kerlip bola mata indah pada setiap tatapannya begitu mampu meluluhkan hatiku, bahkan disaat aku marah dan sedih. Karena itu pula aku memberinya nama Aina. Aina Awa. Usiaku kian tua, tapi di hati ini masih mengganjal satu kebenaran, yang belum dapat kusampaikan padanya. Suatu kebenaran yang suatu saat harus ia tahu.

“Tunggulah, sampai dia dewasa! Tunggulah sampai kita menemukan cara yang tepat untuk menyampaikannya!” Abah, suamiku tercinta, selalu berkata begitu. Meski jarang berbincang dengan Aina atau bahkan sekedar menanyakan perkembangannya, tapi jauh di dasar hatinya, aku tahu ia sangat menyayangi Aina. Begitu juga sebaliknya. Aina sangat sayang pada Abahnya, bahkan ia begitu bangga menjadi seorang Aina Awa putri Abah.

“Namaku Aina Awa binti Abdul Rasyid. Ummi bilang, aku adalah bidadari Ummi yang cantik. Aku,…” Aina begitu lantang ketika tiba giliran dirinya memperkenalkan diri di depan kelas. Dan aku melihat itu dari balik jendela madrasah ibtidaiyah dengan hati bangga sekaligus sedih. Momen itu sudah lama. Perkenalan itu dulu,  saat Aina tujuh tahun. Tapi, meskipun sudah berlalu bertahun-tahun, aku masih terbayang jelas, saat Aina begitu lantang berujar,…Namaku Aina Awa binti Abdul Rasyid,…. Aina Awa binti Abdul Rasyid,… binti Abdul Rasyid,…

***

Pagi itu Aina tidak berangkat ke Madrasah. Setelah Selesai mengikuti Ujian Akhir Sekolah pekan lalu, Aina tidak lagi memiliki jam belajar di Sekolah. hanya sesekali hadir jika ingin menemui Guru Bimbingan Konseling untung membahas rencananya melanjutkan studi. Saat ini, dikamarnya yang tertata rapi dan indah dengan nuansa hijau muda yang menyegarkan, Aina duduk di atas karpet sambil memilah milah lembaran-lembaran di hadapannya, sesekali ia mencatat sesuatu pada buku catatannya.

"Ummi buatkan Jus Mangga kesukaan Aina." Ujar ummi sambil meletakkan segelas Jus Mangga dia atas nakas.

"Mangganya sudah banyak yang matang mi?" tanya Aina sambil tak lepas dari kesibukannya.
"Iya, sebagian sudah ummi kasihkan juga ke para santriwati, pohon di halaman depan itu selalu lebat buahnya. tapi, pohon yang di halaman belakang sampai sekarang belum juga berbuah, bahkan berbunga pun tidak." Ujar Ummi santai. Aina hanya mengangguk.

“Ummi, Aina mau kuliah di kota…” Ujarnya tenang sambil membolak-balik brosur-brosur perguruan tinggi yang didapatnya dari madrasah. mendengar ucapan Aina, Ummi yang semua santai denagn wajah biasa langsung berubah serius.

Ummi mencoba menyembunyikan kekhawatirannya lalu berujar dengan suara lembut, “Disini saja, Sayang… disini juga ada PTN yang bagus, atau Kamu mau ambil kedokteran juga ada, katanya Kamu mau jadi dokter….?”

Kali ini, Aina menghentikan aktivitasnya. Llalu sepenuhnya menatap Ummi. Mencari celah di wajah Ummi yang nampak seius. Aina mengernyitkan kening. ini adalah pertama kali keinginannya ditolak oleh Ummi. “Tapi, Mi…. Aina ingin mandiri, Mi… Aina ingin belajar di lingkungan kota yang modern,…” Ujar Aina dengan nada suara yang lembut namun penuh penekanan.

"CUKUP, Aina !" Raut wajah Ummi mengeras. Keadaan ini membuat Aina terhenyak. Seumur hidupnya, tak pernah sekaliun Ummi bersikap keras padanya. Ummi selalu memanjakan Aina. Sebagai anak tunggal Aina mendapatkan semua yang dia inginkan. Semua. dalam kesederhanaan di pesantren ini, Ummi dan Abi slelau berusaha memenuhi segala kebutuhan Aina. Aina diam sejenak, namun sepertinya usahanya belum berhenti. ia berpikir mungkin Ummi takut akan jauh dari dirinya. Aina mengira Ummi tak ingin Aina kuliah jauh karena pasti tak bisa melihat Aina setiap hari.

"Ummi, Aina janji, akan video call Ummi setiap Hari. Akan mengabari Ummi setiap akan memulai aktivitas Aina. dan Aina akan jadi anak baik selama kost di Kota. Ummi percaya kan sama Aina?" Ujar Aina dengan nada ceria khasnya. ia tersenyum jenaka seraya meraih bahu ummi untuk memeluknya seperti biasa.

Dalam pelukan hangat yang tak dibalas oleh Ummi, Aina dapat merasakan tubuh Ummi yang bergetar. Dalam hatinya Aina masih mengira bahwa ketakutan terbesar Ummi adalah berpisah darinya. perlahan, Ummi mengurai pelukan Aina, lalu menatapnya dnegan tegas.

"Aina, seumur hidupmu, Ummi tak pernah meminta apa-apa darimu. Tapi, untuk hal ini, Tolong kamu lupakan Niatmu !" Ujar Ummi seperti tak lagi memberikan ruang bagi Aina untuk sekedar membantah. wajah Aina memerah. Ummi tak akan sanggup melihatnya menangis. Tapi, sebelum air mata AIna Jatuh, Ummi sudah pergi dari kamarnya, menyisakan pintu kamar yang terbuka.

Genangan air mata yang bertumpuk tak lagi mampu Aina bendung. Air kekecawaan itu mengalir deras di pipinya. sekila ia lirik berkas-berkas brosur dan pendaftaran yang berserakan di atas karpet. ini adalah air mata kecewa aina yang pertama dari ummi. Aina tak pernah sepatah ini. bibirnya bergetar, bergumam, 'mengapa?' dari tempatnya berdiri, Aina meihat ke arah pintu yang terbuka. dari balik pintu, muncul seorang pria. nampaknya pria itu sudah berada disana sejak tadi. 

"Siapa ?" Seru Aina.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tanda Tangan Takdir
206      173     1     
Inspirational
Arzul Sakarama, si bungsu dalam keluarga yang menganggap status Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai simbol keberhasilan tertinggi, selalu berjuang untuk memenuhi ekspektasi keluarganya. Kakak-kakaknya sudah lebih dulu lulus CPNS: yang pertama menjadi dosen negeri, dan yang kedua bekerja di kantor pajak. Arzul, dengan harapan besar, mencoba tes CPNS selama tujuh tahun berturut-turut. Namun, kegagal...
Interaksi
429      331     1     
Romance
Aku adalah paradoks. Tak kumengerti dengan benar. Tak dapat kujelaskan dengan singkat. Tak dapat kujabarkan perasaan benci dalam diri sendiri. Tak dapat kukatakan bahwa aku sungguh menyukai diri sendiri dengan perasaan jujur didalamnya. Kesepian tak memiliki seorang teman menggerogoti hatiku hingga menciptakan lubang menganga di dada. Sekalipun ada seorang yang bersedia menyebutnya sebagai ...
A Sky Between Us
46      41     2     
Romance
Sejak kecil, Mentari selalu hidup di dalam sangkar besar bernama rumah. Kehidupannya ditentukan dari ia memulai hari hingga bagaimana harinya berakhir. Persis sebuah boneka. Suatu hari, Mentari diberikan jalan untuk mendapat kebebasan. Jalan itu dilabeli dengan sebutan 'pernikahan'. Menukar kehidupan yang ia jalani dengan rutinitas baru yang tak bisa ia terawang akhirnya benar-benar sebuah taruha...
Premonition
778      449     10     
Mystery
Julie memiliki kemampuan supranatural melihat masa depan dan masa lalu. Namun, sebatas yang berhubungan dengan kematian. Dia bisa melihat kematian seseorang di masa depan dan mengakses masa lalu orang yang sudah meninggal. Mengapa dan untuk apa? Dia tidak tahu dan ingin mencari tahu. Mengetahui jadwal kematian seseorang tak bisa membuatnya mencegahnya. Dan mengetahui masa lalu orang yang sudah m...
Halo Benalu
1093      492     1     
Romance
Tiba-tiba Rhesya terlibat perjodohan aneh dengan seorang kakak kelas bernama Gentala Mahda. Laki-laki itu semacam parasit yang menempel di antara mereka. Namun, Rhesya telah memiliki pujaan hatinya sebelum mengenal Genta, yaitu Ethan Aditama.
Matahari untuk Kita
1059      547     9     
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...
Langkah Pulang
480      340     7     
Inspirational
Karina terbiasa menyenangkan semua orangkecuali dirinya sendiri. Terkurung dalam ambisi keluarga dan bayang-bayang masa lalu, ia terjatuh dalam cinta yang salah dan kehilangan arah. Saat semuanya runtuh, ia memilih pergi bukan untuk lari, tapi untuk mencari. Di kota yang asing, dengan hati yang rapuh, Karina menemukan cahaya. Bukan dari orang lain, tapi dari dalam dirinya sendiri. Dan dari Tuh...
Ikhlas Berbuah Cinta
1221      830     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
7°49′S 112°0′E: Titik Nol dari Sebuah Awal yang Besar
464      316     0     
Inspirational
Di masa depan ketika umat manusia menjelajah waktu dan ruang, seorang pemuda terbangun di dalam sebuah kapsul ruang-waktu yang terdampar di koordinat 7°49′S 112°0′E, sebuah titik di Bumi yang tampaknya berasal dari Kota Kediri, Indonesia. Tanpa ingatan tentang siapa dirinya, tapi dengan suara dalam sistem kapal bernama "ORIGIN" yang terus membisikkan satu misi: "Temukan alasan kamu dikirim ...
Diary of Rana
207      178     1     
Fan Fiction
“Broken home isn’t broken kids.” Kalimat itulah yang akhirnya mengubah hidup Nara, seorang remaja SMA yang tumbuh di tengah kehancuran rumah tangga orang tuanya. Tiap malam, ia harus mendengar teriakan dan pecahan benda-benda di dalam rumah yang dulu terasa hangat. Tak ada tempat aman selain sebuah buku diary yang ia jadikan tempat untuk melarikan segala rasa: kecewa, takut, marah. Hidu...