Bab 52
Epilog
Kini, saat tulisan ini dibuat, Lala sudah terkontrol. Ia sudah tidak lagi mengamuk, menyerang, dan mencakar Papa. Lala meminum Risperidon dengan teratur setiap jam dua belas siang.
Ada kalanya, mood-nya memburuk. Saat itu terjadi, Lala akan mengonsumsi setengah butir Clozapin yaitu 12,5 miligram. Kadang, rasa sakitnya akan mereda setelah setengah jam kemudian. Kadang, rasa sakitnya tak kunjung membaik.
Setengah jam kemudian, kalau Lala tak kunjung membaik dan rasa sakit tidak mereda, ia akan meminum setengah butir atau 12,5 miligram Clozapin lagi. Kalau tidak membaik juga setelah setengah jam kemudian, ia akan menambahkan dengan setengah butir atau 12,5 miligram Amytriptlin.
Risperidon adalah obat rutin, serta Clozapin dan Amytriptlin adalah obat bila perlu Lala. Kadang, kalau sakit yang aneh muncul, Clozapin diminum terlebih dahulu. Kadang, Amytriptlin yang diminum terlebih dahulu. Hal itu tergantung obat mana yang kadaluarsa terlebih dahulu.
Apabila Clozapin diminum terlebih dahulu, lalu baru Amytriptlin, biasanya Lala akan segera membaik. Namun, bila Amytriptlin dulu yang diminum, lalu baru Clozapin, ia akan mengalami lonjakan rasa sakit dulu sebelum akhirnya membaik. Namun, tidak demikian, jika jarak setelah meminum Amytriptlin dijaraki satu jam dengan Clozapin. Jika demikian, biasanya Lala akan segera membaik.
Walaupun Lala terkontrol dan bisa hidup layaknya orang normal, dalam arti tidak berkata-kata dan bertingkah laku yang aneh-aneh lagi, ada kalanya ia mengalami gangguan perasaan. Hal itu menyebabkan ia tidak bisa bekerja penuh waktu dan hanya bisa bekerja sebagai pekerja lepas. Oleh karena itu, ia mengambil profesi sebagai penulis lepas, guru lepas, dan penerjemah lepas.
Walaupun Lala hanya seorang pekerja lepas, ia sudah bisa menghasilkan beberapa karya. Buku-bukunya yang sudah terbit antara lain adalah Aku Menderita Skizofrenia, Conversation Around Office Area, Hospital Conversation, Fun English for Kindergarten to Elementary School, Lezat tapi Bikin Langsing, dan masih banyak lagi. Baru-baru ini, ia berhasil menyelesaikan naskah yang berjudul Caregiver dan akan terbit pertengahan Juni 2025.
Pekerjaan Lala sebagai penerjemah lepas juga sudah menghasilkan. Ia pernah menerjemahkan untuk seorang dosen berupa skripsi, makalah-makalah, dan artikel-artikel. Tak disangka-sangka, makalah hasil terjemahannya memenangkan kompetisi di Thailand dan ibu itu memenangkan seribu dolar. Lalu, ibu itu membelikan Lala, tas kipling dan baju-baju. Kini, dosen itu sudah lulus S3 dan menjadi profesor.
Lala tidak ingin tinggi hati. Bukan kecerdasannya semata-mata yang membuat ibu itu sukses, tetapi pertolongan Tuhan dan kecerdasan ibu itu sendiri.
Terakhir kali Lala bertemu ibu itu, ibu itu mengajak Lala naik ke mobilnya yang diparkir di depan rumah Lala. Ibu itu menunjukkan foto-foto wisudanya dan merasa tidak percaya diri. Ibu itu merasa sudah cukup berumur, padahal ia masih cantik. Rambutnya yang masih hitam dan panjang digelung di foto itu. Lala pun berkata, “Cantik kok, Bu!”
Sejak saat itu, ibu itu sudah tidak meminta tolong Lala menerjemahkan lagi. Lala pun bekerja di tempat kursus. Namun, mendadak, pada suatu hari yang sibuk, ibu itu meminta Lala menerjemahkan karya anaknya dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. Karyanya itu sudah sebagian diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Lala tinggal meneruskan.
Lala merasa tidak sempat menerjemahkan karya anak ibu itu karena pekerjaannya sebagai guru di tempat kursus. Lagipula, Lala membutuhkan waktu untuk istirahat. Maka, Lala meminta bantuan Papa untuk menerjemahkan karena Papa juga pintar Bahasa Inggris.
Sekembalinya dari tempat kursus, Lala melihat hasil pekerjaan Papa di notebook dan bermaksud mengirimkannya kepada ibu itu. Alangkah terkejutnya Lala, karena karya itu diterjemahkan Papa ke dalam Bahasa Indonesia, bukan Bahasa Inggris. Lala berusaha menyelesaikannya cepat-cepat sampai jauh malam dan menahan rasa sakit. Akhirnya, ia tidak kuat lagi dan meminta maaf kepada ibu itu. Kali ini, karya itu tidak menang.
Namun, Lala masih mendapatkan satu kesempatan lagi menerjemahkan bahan skripsi dan skripsi seorang mahasiswi. Ternyata, skripsi mahasiswi itu berhasil mendapatkan nilai A dan ia lulus dengan memuaskan. Ia juga beberapa kali membeli buku-buku Lala. Kini, eks mahasiswi itu sudah mempunyai tempat kursus musik sendiri. Baru-baru ini, Lala menghadiri pernikahan eks mahasiswi itu. Ia menikah dengan seorang pria bermata sipit.
Lala juga beberapa kali diminta mengajari Bahasa Inggris oleh anak-anak tetangga dan tempat kursus. Yang Lala ketahui, nilai-nilai mereka meningkat setelah diajari olehnya. Namun, ada satu anak tetangga yang mengotot ketika Lala berusaha membenarkan pekerjaannya yang kelihatan salah di otak Lala.
“Aku sudah benar. Kalau jawabannya ini malah aneh,” desak anak itu. Lala hanya bisa menghela nafas.
Setelah semua itu, Lala juga bersyukur karena ia sehat secara fisik. Tensinya pernah tinggi saat ditensi di rumah sakit, tetapi menjadi normal kembali saat ia ditensi di rumahnya sendiri.
Mungkin, ia merasa tegang saat di rumah sakit. Rumah sakit dipenuhi pasien sehingga ia tidak kebagian tempat duduk di dekat ruang praktik dan ruang tensi. Karena ia duduk di tempat yang jauh di lorong rumah sakit, ia berlari-lari ketika mendengar namanya dipanggil melalui pengeras suara. Ia takut antriannya diserobot orang lain. Ia juga harus menunggu dokter sejak jam empat sore dan dokter baru datang setelah mendekati setengah tujuh malam.
Tambahan lagi, seorang pelanggan barang dagangan Lala menelepon berkali-kali karena paketnya tak kunjung sampai. Lala hendak mengangkat telepon dan menjawab pesan, tetapi tidak bisa. Sinyal di rumah sakit ini jelek sekali. Beruntung, setelah Lala dipanggil untuk periksa dan meninggalkan obat yang antriannya masih lama, ia bisa memesan mobil online. Namun, ia memesannya di luar rumah sakit.
Tulisan ini masih berantakan dan akan Lala revisi sedikit demi sedikit. Ia sedang mengikuti kompetisi menulis yang diselenggarakan oleh Penerbit Bentang dan hanya mempunyai waktu satu bulan untuk menyelesaikan tulisannya. Sekarang sudah tanggal 27 Mei 2025, padahal deadline-nya tanggal 3 Juni 2025. Ia terpaksa harus mengebut tanpa memedulikan terlebih dahulu aspek-aspek yang bisa membuat tulisannya menjadi bagus.
Kini, tulisan Lala baru selesai sekitar 27.000 kata sementara persyaratannya adalah 40.000 kata. Ia berusaha menyelesaikannya sambil berdoa. Setelah epilog ini selesai, ia akan balik lagi ke bab-bab sebelumnya untuk melengkapi apa-apa yang kurang sampai naskahnya menjadi 40.000 kata.
Terima kasih Lala ucapkan untuk semua yang telah mendukung novel ini, yang tidak bisa ia sebutkan namanya satu per satu.
Semoga kita semua sukses! Bukan hanya Lala saja. Semoga daya beli kita masing-masing meningkat sehingga kita bisa saling membeli buku kita masing-masing saat sudah terbit nanti.
Salam sukses!