Bab 36
Kekasih Ketiga
Akhirnya, cowok itu datang kembali ke rumah Lala dengan sepeda motornya. Cowok itu berkata, “Namaku Soni. Kita pernah bertemu dulu sewaktu kamu ke Jakarta. Aku adalah anak dari teman mamamu.”
Soni bersikap baik kepada Lala. Ia menemani Lala ke mana-mana dan mengajaknya jalan-jalan. Mama merasa berbesar hati dan menelepon temannya, ibu dari Soni, “Halo?”
“Halo? Ini dengan siapa?” sahut ibunya Soni di seberang sana.
“Aku Lida. Ini kamu, Tutik?” tanya Mama.
“Hei, Lida! Iya, ini aku. Ada apa? Tak biasanya kamu menelepon,” sahut Tutik.
“Apakah kamu tahu bahwa anakmu mengunjungi anakku?” tanya Mama lagi.
“Iya. Bagaimana?” tanya Tutik balik.
“Sepertinya, anak-anak kita sudah saling cocok. Bagaimana kalau kita resmikan?” usul Mama.
“Maksudnya?” tanya Tutik, tak mengerti.
“Kita nikahkan mereka,” kata Mama.
“Secepat itu? Tidak penjajakan dulu?” usul Tutik.
“Tidak usah. Mereka terlihat cocok dan bahagia. Lagipula, Lala sudah ada umur,” bujuk Mama.
“Oh, baiklah!” sahut Tutik, akhirnya. Ia menyampaikan berita itu kepada Soni. Soni segera berpamitan kepada Lala dan keluarganya untuk menyiapkan lamaran dan cincin pernikahan.
“Hati-hati di jalan,” pesan Lala. Soni hanya mengacungkan jempol.