Bab 33
Jujur
Saat jadwal pengembalian novel yang tidak laku dan penyetoran uang ke penerbit tiba. Kali ini, Lala mengenakan kaos oblong biru dan celana jeans biru. Ia diantar Mama Papa karena hari ini Papa cuti.
Sesampainya di penerbit, kembali Lala menunggu di ruang tunggu, di kursi yang sama seperti tempo hari. Ia sudah menyiapkan beberapa lembar seratus ribuan di dompetnya.
Bapak marketing memasuki ruang tunggu dan duduk berhadapan dengan Lala. Tanyanya, “Selamat pagi! Bagaimana, Mbak? Kenapa Mbak tidak membawa novel satu pun untuk dikembalikan?”
“Selamat pagi! Semuanya sudah ludes terjual. Ini uangnya.” Lala mengeluarkan lembaran-lembaran seratus ribuan itu dari dompetnya.
“Luar biasa! Tetapi kok uangnya banyak sekali?” tanya bapak marketing, sangsi.
“Apakah Bapak lupa? Bapak meminjami saya seratus novel. Seratus dikali Rp 25.000 sama dengan Rp 2.500.000,” tegas Lala. Hati nuraninya tidak sanggup membohongi Bapak itu.
“Oh!” Bapak itu menepuk dahinya. Ia menerima uang dari Lala dengan sumringah. Ucapnya lagi, “Terima kasih, Mbak! Saya tinggal dulu. Saya masih banyak pekerjaan.”
“Baik, Pak! Terima kasih!” Lala kembali ke mobil Papa. Ia merasa bunga-bunga bersemi di hatinya. Namun, hanya ada Mama di dalam mobil.
“Papa mana, Ma?” tanya Lala.
“Masuk ke toko buku,” sahut Mama.
Lala menyusul Papa ke toko buku yang terletak di sisi sebelah kanan percetakan. Sesampainya di dalam, Lala melihat Papa sedang membayar buku-buku yang dibelinya di kasir. Lala memutuskan untuk meninggalkan Papa dan melangkah menuju toilet di sebelah percetakan.
Ketika Lala kembali ke mobil, Papa Mama sudah menunggunya. Celetuk Mama, “Dari mana saja kamu, La?”
“Kamar mandi.” Lala menjawab singkat. Ia tidak sabar untuk segera melihat-lihat buku yang telah dibeli Papa tadi. Sudut-sudut matanya melirik-lirik ke mana-mana.
“Di mana, Ma?” tanya Lala.
“Apanya?” Mama balik bertanya.
“Bukankah tadi Papa membeli buku-buku?” tanya Lala lagi.
“Oh, ini. Di kaki Mama,” sahut Mama. Ternyata, ia menaruh buku-buku baru itu di depan kakinya di mobil bagian depan karena Mama duduk di depan di sebelah Papa. Mama mengangsurkan buku-buku itu kepada Lala yang duduk di jok belakang.
Sebenarnya, Lala bermaksud melihat-lihat buku-buku itu, tetapi mobil sudah melaju. Ia tidak jadi melihat-lihat satu buku pun. Ia kuatir matanya akan rusak kalau melihat-lihat buku seraya mobil berjalan. Bukunya akan bergerak-gerak dan mengganggu pandangannya.
Setelah sampai di rumah, Papa membawa buku-buku baru itu ke kamarnya. Lala meminjam satu dan Papa memberikan satu. Kover buku itu berwarna kuning dengan tulisan judul yang besar di atasnya. Lala membaca buku di kamarnya. Namun, tidak lama. Ia ingat Mama pernah marah karena ia tidak membantu Mama mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Maka, Lala keluar kamar dan mulai mencuci piring.