Loading...
Logo TinLit
Read Story - FAYENA (Menentukan Takdir)
MENU
About Us  

"Dia nggak kenal gue atau pura-pura nggak kenal sih?"

Juanda yang tadinya bengong, dikejutkan oleh suara petikan jari Fayena di depan wajahnya. "Jadi Mas-nya ada perlu apa? Saya lagi make up, Mas," tanya Fayena sekali lagi dengan nada yang terdengar sedikit tak sabaran. Jangan lupakan Fayena versi ini mempunyai sifat yang judes dan cukup emosian. Berbeda dengan Fayena yang Juanda kenal yang lembut dan pemalu.

"Ah iya. Ini saya mau minta tandatangan boleh nggak, Faye? Maaf kalau ganggu kamu. Tapi kalau nanti takut lupa terus saya pasti kepikiran karena nggak sempat gunain waktu emas gini," ucap Juanda. Persiapan Juanda memang tak salah, ia membawa buku buku catatan dan juga bolpoin.

"Oh bilang dong dari tadi kalau penggemar saya. Sini bukunya," pinta Fayena terdengar lebih ramah. Fayena memang terkenal ramah pada penggemarnya hingga Fayena sendiri tak ingin merusak citra itu meski terkadang ia muak dengan para penggemar yang nakal.

"Kasih catatan dikit ya, Faye. Buat kasih semangat saya yang mau ujian ... perguruan tinggi," pinta Juanda dengan sedikit mengarang ingin ujian.

"Oke," sahut Fayena memberikan sebuah cacatan di bawah tandatangannya. Setelah selesai, ia memberikannya pada Juanda. "Nih, udah."

"Makasih ya, Fayena. Kamu baik banget. Saya permisi dulu," ucap Juanda sopan.

"Dengan senang hati," sahut Fayena tersenyum.

Usai kepergian Juanda, Fayena melunturkan senyumannya. Ia menatap datar ke arah cermin untuk melihat dandanannya sekarang. Rambutnya hampir selesai diatur, tinggal tambahan make up wajahnya lagi untuk memberikan kesan sempurna sebagai penyanyi ternama dengan usia muda.

"Bener nggak sih itu salah satu staff di sini? Kali aja bohong padahal cuma penggemar biasa," tanya Fayena pada siapapun yang mendengar ucapannya.

"Saya juga nggak tau sih. Tapi katanya staff-nya emang lumayan banyak. Ini kan acara penting yang punya acara. Sekalian ada event juga, Fay, katanya. Event buat anak dan dewasa. Dance sama nyanyi kayaknya," sahut Hairstylist.

"Oh gitu. Ada kemungkinan sih emang staff, ya. Tapi gue kayak pernah ketemu tuh cowok tapi dimana gitu. Mukanya kayak familiar banget. Apa teman waktu sekolah, ya?" celoteh Fayena sambil mengingat-ingat.

"Ada nggak yang namanya Juanda?"

"Zaman SMP sih nggak ada yang namanya Juanda. SMP kali ya. Tapi bisa juga dia penggemar berat gue, ya. Sering nongol di konser bisa jadi sih," ujar Fayena mengangguk dengan tebakkannya sendiri.

Juanda duduk di sebuah kursi dekat dengan penataan panggung. Ia mencoba mengamati tanda tangan Fayena dan tulisan kata-kata semangat yang ada di bawahnya. Tanda tangannya tentu berbeda, sebab pasti bukan tandatangan asli. Melainkan tandatangan untuk perannya sebagai penyanyi saja. Namun, Juanda ingat persis kata-kata semangat yang ditulis oleh Fayena di bawah tanda tangan ini. Persis sekali dengan kata-kata semangat yang pernah Fayena tuliskan untuknya di kehidupan sebelumnya.

Fayena

Ujian bukanlah apa-apa. Tak perlu takut menghadapi ujian, sebab kita menjalaninya setiap hari. Juanda, aku mendukungmu. Semangat ya!

Sementara Fayena di desa Grawang Telu juga pernah menuliskan hal serupa. Tapatnya ketika Juanda ingin menempuh ujian nasional. Fayena menuliskan kata-kata semangat untuk Juanda yang telah berteman dengannya sejak kecil. Surat itu Fayena berikan ketika mereka saling bertemu di ladang.

Fayena

Jangan pernah takut dengan ujian apapun. Bukankah kita menjalani ujian setiap hari? Juanda, aku dukung kamu. Semangat, Juanda.

Juanda tertegun ketika mengingat kejadian itu. Tak mungkin ia salah mengenali seseorang. Apalagi sosok Fayena yang sejak dulu ia kagumi. Juanda masih mencintai Fayena tanpa berkurang satu persen pun.

"Dia pasti Fayena yang saya kenal. Ya, dia pasti Fayena desa Gwarang Telu sama seperti saya. Tapi ... bagaimana dia bisa melupakan saya?" ujar Juanda merasa kesal karena tak mendapatkan jawaban apa-apa.

Suara desing mic membuat Juandra sedikit terlonjak kaget, ternyata acara sudah akan dimulai. Juanda tak sepenuhnya berbohong jikalau ia adalah staff acara ini, sebab pemilik acara adalah ayah dari sepupunya. Ia telah berbicara pada Pak Anton untuk menjadi staff tambahan tanpa gaji, untuk bantu-bantu saja. Pak Anton si pemilik acara pun menyetujuinya.

Acara musik kali ini sekaligus mempromosikan sebuah agensi yang baru berdiri sekitar satu tahun yakni agensi Misty Entertainment. Acara tersebut hanya terbuka untuk umum dengan jumlah kursi sebanyak 500 buah. Ada pun untuk memperluas jangkauan penonton, mereka juga melakukan live pada acara itu di channel resmi Misty Entertainment. Juanda kebagian tugas dokumentar foto yang dilakukan oleh satu orang wanita lagi yang sedari tadi telah melakukan tugasnya di atas panggung.

Tamu undangan telah berdatangan. Kursi sebanyak 500 buah itu pun telah penuh dengan penonton yang beruntung yang sudah berebut tiket. Bagaimana tidak, pada acara ini ada beberapa penyanyi papan atas yang ikut memeriahkan salah satunya adalah Fayena Clarisa.

Juanda terus mengambil dokumentasi foto sambil menunggu kehadiran Fayena. Ternyata gadis itu muncul mendekati akhir acara. Begitu Fayena muncul di panggung, suasana menjadi sangat ramai. Para penggemarnya berteriak kencang saking kagumnya dengan penyanyi cantik itu. Juanda pun tak melewatkan sedetik pun untuk memotret. Kali ini ia tak menggunakan kamera yang menggantung di lehernya, tetapi dengan ponsel pribadinya.

Alunan musik mulai terdengar, Fayena mulai mengeluarkan suara emasnya. Penonton terkadang ikut bernyanyi ketika Fayena memberikan isyarat pada penggemarnya untuk ikut mengikuti lagunya. Juanda yang berdiri di sisi panggung tersenyum penuh kekaguman dan rasa bangga. Melihat sosok Fayena yang kini disukai banyak orang, tampil percaya diri, dan memiliki bakat yang sangat mengagumkan.

Usai lagunya berakhir, Fayena melambaikan tangannya ke arah penonton dengan senyuman lebarnya. Penggemarnya berteriak menyuarakan betapa keren dan bagusnya ia. Fayena pun turun dari panggung dengan perasaan bangga. Aksi manggungnya kali ini berjalan dengan sangat lancar. Saatnya kembali ke ruangan artis.

Juanda mengikuti Fayena ke ruangan itu lagi. Saat Fayena duduk di sebuah kursi dan minum, saat itulah Juanda kembali mendekatinya. Fayena mengernyitkan keningnya melihat sosok Juanda berdiri di hadapannya dengan senyuman yang tulus.

"Kok kamu ke sini lagi? Udah kan tandatangan dan kata-kata semangatnya?" Fayena bertanya dengan nada yang ramah, sebab ia menganggap Juanda benar-benar penggemarnya.

"Nggak, gini ... saya bagian dokumentar foto juga. Jadi saya mau nawarin foto yang saya tangkap pakek hp saya. Kali aja Faye mau minta, bagus-bagus lho hasilnya," ujar Juanda menyakinkan.

"Oh, ya? Duduk deh di sebelah saya. Saya mau liat hasil fotonya," pinta Fayena menepuk bagian kursi di sebalahnya.

"Oke, Fay," sahut Juanda langsung duduk di samping penyanyi itu. Ia membuka galerinya, lalu memberikan ponsel itu pada Fayena.

"Wow! Keren ya hasil tangkapan kamu," decak Fayena kagum begitu menggeser-geser galeri itu. Tak ada tangkapan yang gagal, semua tampak sempurna. Dari sana Fayena menilai bahwa Juanda memang seorang fotografer profesional.

"Bisa kirim ke saya secara pribadi, nggak? Lewa nomor saya, tapi jangan sampai tersebar lho, ya. Kirim via dokumen aja biar gambarnya tetap bagus," ujar Fayena.

"Serius nih, Fay?" Juanda senang bukan main.

"Saya anggap kamu fotografer pofesional, jadi saya simpen nomor kamu. Siapa tahu nanti saya perlu, saya kontak deh kamu," sahut Fayena. Ia membuka bagian nomornya yang tersimpan, lalu menunjukkan pada Juanda. "Nih catet. Awas lho ya sampai tersebar. Ini nomor asli saya," ujarnya memperingati.

"Siap, Faye. Saya berani sumpah nggak bakal nyebarin,'' sahut Juanda seraya menyalin nomor Fayena di ponselnya. "Kalau gitu saya permisi dulu. Semua fotonya udah saya kirim ke nomernya Faye," ucapnya berpamitan.

"Oke thank you, Juanda," ucap Fayena tersenyum. Juanda menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lembut. Pemuda itu pun segera meninggalkan ruangan itu.

Fayena segera memposting sebuah foto di akun sosial media miliknya dengan membubuhi sebuah caption tentang lokasi tempatnya sekarang berada. Setelahnya, Fayena kembali melihat-lihat foto yang dikirimkan oleh Juanda. Namun, ada sebuah foto asing yang Juanda kirim. Foto sebuah lukisan di sebuah canvas kecil. Pada lukisan itu terdapat sebuah gadis dengan perawakan sama sepertinya dan berambut ikal sedang duduk di atas batu. Gadis di dalam lukisan itu persis seperti dirinya, hanya saja mengenakan pakaian sederhana dan rambut yang ikal. Hanya dengan melihat lukisan tersebut membuat Fayena tak enak perasaannya.

"Ini kok ada foto lukisan mirip gue sih. Apa Juan sengaja ngirim hasil lukisan dia, ya? Ya tapi kan gue nggak dekil kek gini. Mana rambut gue keriting gini lagi," dumel Fayena. Ia sedikit tak terima, lalu menanyakan perihal foto tersebut pada Juan lewat nomor pribadinya.

Regina memasuki ruangan artis, ia langsung duduk di sebelah Fayena yang sedang melepas aksisoris yang ia kenakan dibantu oleh seorang wanita yang bertugas pada bagian itu.

"Sorry gue telat. Tadi asisten pribadi lo nelpon katanya nggak bisa pulang dalam bulan-bulan ini. Ngeselin nggak sih tuh orang? Gue sih nyaranin lo ganti asisten aja. Dia udah libur nyaris dua bulan lo. Gue yang capek ngurusin lo," keluh Regina.

"Iya juga sih. Ya udahlah lo bilang aja ke dia kalau gue pecat dia. Cuma ya gue perlu waktu buat dapetin asisten baru. Mau nggak mau sementara lo yang ngurusin gue. Hehehe. Tenang, kan gaji lo double," ujar Fayena.

''Iya sih double, tapi capeknya double juga. Ini kita ada pemotretan akhir lagi. Setelah itu baru kita boleh pulang. Ntar pulang mampir ke kedai ice cream teman gue yuk, Fay. Sekalian lo promosiin gitu," ajak Regina

''Gue sih oke aja asal soal makanan. Gue mau ganti baju deh, panas banget tadi manggung gila. Sampe basah baju gue. Ambilin baju ganti gue, Re."

"Oke gue ambilin," sahut Regina kembali berjalan ke luar ruangan itu.

Fayena tiba-tiba terpikir sesuatu. "Eh, keknya si Juanda oke jadi asisten pribadi gue. Dia kan penggemar gue, pasti mau banget dia deket gue terus. Plus-nya oke dimintain jadi fotografer dadakan yang aesthetic," gumam Fayena mengangguk yakin dengan senyuman terpatri di bibirnya. Apakah itu artinya Juanda bagian penting dari takdir baru Fayena?

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Diary of Rana
183      155     1     
Fan Fiction
“Broken home isn’t broken kids.” Kalimat itulah yang akhirnya mengubah hidup Nara, seorang remaja SMA yang tumbuh di tengah kehancuran rumah tangga orang tuanya. Tiap malam, ia harus mendengar teriakan dan pecahan benda-benda di dalam rumah yang dulu terasa hangat. Tak ada tempat aman selain sebuah buku diary yang ia jadikan tempat untuk melarikan segala rasa: kecewa, takut, marah. Hidu...
Can You Hear My Heart?
444      267     11     
Romance
Pertemuan Kara dengan gadis remaja bernama Cinta di rumah sakit, berhasil mengulik masa lalu Kara sewaktu SMA. Jordan mungkin yang datang pertama membawa selaksa rasa yang entah pantas disebut cinta atau tidak? Tapi Trein membuatnya mengenal lebih dalam makna cinta dan persahabatan. Lebih baik mencintai atau dicintai? Kehidupan Kara yang masih belia menjadi bergejolak saat mengenal ras...
Mimpi & Co.
872      606     2     
Fantasy
Ini kisah tentang mimpi yang menjelma nyata. Mimpi-mimpi yang datang ke kenyataan membantunya menemukan keberanian. Akankah keberaniannya menetap saat mimpinya berakhir?
Garuda Evolution
2379      1108     0     
Fantasy
Sinetra seorang pemuda culun. Bertemu sosok lainnya bernama Eka, diri lain darinya. Mereka dipertemukan dengan Mirna Kemala, seorang Pahlawan Garuda. Dia menawarkan mereka untuk bergabung di Aliansi Garuda. Akhirnya mereka bergabung, dan berteman dengan dua teman mereka sesama Pahlawan Garuda. Tugas dari seorang Pahlawan Garuda adalah mencari lima kartu yang tersimpan daya sihir, membawa mereka k...
Penerang Dalam Duka
579      394     2     
Mystery
[Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Mina yang berusaha untuk tetap berbuat baik meskipun dunia bersikap kejam padanya.] Semenjak kehilangan keluarganya karena sebuah insiden yang disamarkan sebagai kecelakaan, sifat Mina berubah menjadi lebih tak berperasaan dan juga pendiam. Karena tidak bisa merelakan, Mina bertekad tuk membalaskan dendam bagaimana pun caranya. Namun di kala ...
JUST RIGHT
103      88     0     
Romance
"Eh, itu mamah bapak ada di rumah, ada gue di sini, Rano juga nggak kemana-mana. Coba lo... jelasin ke gue satu alasan aja, kenapa lo nggak pernah mau cerita ke seenggaknya salah satu dari kita? Nggak, nggak, bukan tentang mbak di KRL yang nyanggul rambutnya pakai sumpit, atau anak kecil yang lututnya diplester gambar Labubu... tapi cerita tentang lo." Raden bilang gue itu kayak kupu-kupu, p...
GEANDRA
396      313     1     
Romance
Gean, remaja 17 tahun yang tengah memperjuangkan tiga cinta dalam hidupnya. Cinta sang papa yang hilang karena hadirnya wanita ketiga dalam keluarganya. Cinta seorang anak Kiayi tempatnya mencari jati diri. Dan cinta Ilahi yang selama ini dia cari. Dalam masa perjuangan itu, ia harus mendapat beragam tekanan dan gangguan dari orang-orang yang membencinya. Apakah Gean berhasil mencapai tuj...
Sendiri diantara kita
909      561     3     
Inspirational
Sendiri di Antara Kita Arien tak pernah benar-benar pergi. Tapi suatu hari, ia bangun dan tak lagi mengingat siapa yang pernah memanggilnya sahabat. Sebelum itu, mereka berlima adalah lingkaran kecil yang sempurna atau setidaknya terlihat begitu dari luar. Di antara canda, luka kecil disimpan. Di balik tawa, ada satu yang mulai merasa sendiri. Lalu satu kejadian mengubah segalanya. Seke...
L for Libra [ON GOING]
7554      1720     8     
Fantasy
Jika kamu diberi pilihan untuk mengetahui sebuah kenyataan atau tidak. Mana yang kamu pilih? Sayangnya hal ini tidak berlaku pada Claire. Dirinya menghadapi sebuah kenyataan yang mengubah hidupnya. Dan setelahnya, dia menyesal telah mendengar hal itu.
Langkah Pulang
358      268     7     
Inspirational
Karina terbiasa menyenangkan semua orangkecuali dirinya sendiri. Terkurung dalam ambisi keluarga dan bayang-bayang masa lalu, ia terjatuh dalam cinta yang salah dan kehilangan arah. Saat semuanya runtuh, ia memilih pergi bukan untuk lari, tapi untuk mencari. Di kota yang asing, dengan hati yang rapuh, Karina menemukan cahaya. Bukan dari orang lain, tapi dari dalam dirinya sendiri. Dan dari Tuh...