Tubuh itu terkapar tanpa kuasa. Bersimbah darah hingga merembes liar ke tanah. Rerumputan yang berwarna hijau kini seakan tercekik oleh warna merah pekat. Hujan turun deras, menyebarkan bau besi ke udara, anyirnya menusuk hidung sampai menyayat ingatan.
Terdengar satu jeritan pilu yang menggema di antara hujan. Sesaknya hingga membuat siapa pun merasa ikut tidak bisa bernapas. Terkunci pada rasa sakit yang menenggelamkan.
Ia membuka mata, kesadarannya seakan ditarik paksa. Pupilnya bergerak-getak liar. Takut, marah, lelah, sedih. Tubuhnya bergetar hebat. Keringat dingin menetes, membasahi wajahnya yang dingin. Nafasnya memburu, seolah sedang dikejar sesuatu. Ia lantas menggerakkan kepalnya perlahan.
Jarum jam menunjukkan pukul 6 pagi.