Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mimpi & Co.
MENU
About Us  

Malam ini, setibanya di rumah, Ami mendapat telepon dari Pasha. Dia merasa harus menerimanya meskipun barusaja merebahkan diri di sofa ruang tamu.

“Halo, Kak Pasha.”

Pasha membalas dengan suara lirih, “Ami.”

“Ya?”

“Maaf udah telepon kamu malam-malam. Aku masih kepikiran soal … kita. Katanya, kamu masih mau ketemu aku lagi, kan?”

“Iya. Aku masih mau.”

“Sekarang bisa?”

“Eh?”

“Aku terus kepikiran kamu. Sekarang aku masih di kampus.”

“Jam segini?”

“Aku belum makan. Dan aku lapar. Hehe ... Kamu mau nggak … nemenin aku makan?”

Sebelum Pasha menghancurkan dunia, Ami merasa harus memikirkannya baik-baik. Apalagi dia baru pulang dari kencannya dengan Axel. Ami segera bangkit dan melangkah membuka kulkas untuk melihat apa yang ada.

“Kak Pasha suka pasta udang? Aku buatin. Makan di rumah aku, nggak apa-apa, kan?”

“Ami mau masakin aku? Nanti kamu repot. Aku nggak bermaksud–”

“Anggap aja aku yang traktir sama … nebus rasa bersalah–gara-gara … waktu itu … aku … ninggalin Kak Pasha.”

“Gitu ya?” Pasha terkekeh singkat. Oke deh. Aku berangkat sekarang kalau gitu. Makasih, ya?”

Ami pun bergegas memasak. Dia mulai merebus pasta serta menyiapkan udang kupas dan bahan-bahan lainnya. Dia sedikit terburu-buru karena Pasha mungkin akan cepat sampai karena jarak kampus dan rumahnya sangat dekat–apalagi jika Pasha menggunakan kendaraan. Namun, kedatangan Pasha ternyata lebih lama dari dugaan.

Bel pintunya berbunyi tepat saat pasta udangnya hampir matang. Ami segera membukakan pintu lalu mendapati Pasha sudah berdiri di balik pintu. Pasha ternyata membawa motor–Ami melihatnya terparkir di halaman rumahnya. Melihat helm dan jaket Pasha sedikit basah, Ami bertanya tanpa mengawali dengan sapa.

“Hujan?”

Pasha menimpali seraya melepas helm, “Gerimis aja kok. Aku boleh bawa helm ke dalam, kan?”

“Iya boleh. Taruh dalam aja, Kak.”

Pasha kemudian dipersilakan masuk dan Ami memberitahunya untuk meletakkan helmnya di atas meja buffet ruang tamu. Ami mengajak Pasha ke ruang makan yang dekat dengan dapur. Dia tiba-tiba berlari ke dapur untuk mematikan kompor yang masih menyala.

“Maaf ya, Ami. Malah kamu yang repot jadinya,” kata Pasha yang melepas jaket kemudian disampirkan ke sandaran kursi.

“Enggak repot kok, Kak. Aku juga kebetulan belum makan soalnya,” dusta Ami yang sebenarnya sudah makan malam bersama Axel di restoran megah dengan setiap hidangan berporsi mini.

Setelah menuang pasta ke dua piring, Ami pun segera membawanya ke meja. Sedangkan Pasha tengah sibuk melihat sekeliling rumah Ami yang minim sekat.

Pasha bertanya, “Orang tua kamu dimana?”

“Ayah pulang malam. Tengah malam mungkin. Dia sibuk di rumah sakit,” jawab Ami yang kali ini sibuk menuang air putih ke dua gelas kemudian diantarkannya ke meja yang sama.

“Ayah kamu dokter? Perawat? Atau—”

“Dokter. Dokter bedah. Beberapa hari yang lalu ayah ngabarin kalau ada pasien baru yang harus dirawat intensif pasca-operasi. Jadi deh akhir-akhir ini dia jarang pulang.”

Pasha mengangguk mengerti lalu memberi isyarat kepada Ami untuk mencicipi pasta udangnya. Ami pun segera mempersilakan dan hanya memberi peringatan kalau masih panas. Sayangnya, saat jemari Pasha baru menyentuh ujung piring, piringnya tiba-tiba retak menjadi beberapa bagian kemudian pecah di tempat. Batin Ami: Mimpi & Co. sialan! Pasha menatap Ami dengan penuh rasa bersalah.

“Piringnya emang gampang pecah, Kak! Bentar, ya?” Ami beranjak dari kursi dan lekas membersihkan kekacauan kecil itu.

Piring pecah serta pasta yang belum sempat dicicipi itu ia pindah ke nampan dan ia letakan dan abaikan begitu saja di meja dapur. Ami membawakan sepiring pasta udang lain kepada Pasha dan Pasha segera mencicipinya–kali ini Pasha tidak berani menyentuh piring. Dengan garpu, Pasha mengambil sedikit pasta dan menyantapnya.

Pasha menatap Ami dengan sepasang mata melebar. “Ini pasta udang terenak yang pernah aku makan. Apalagi kamu yang masak,” pujinya.

Ami mendesis tidak percaya. “Nggak usah gombal!” katanya.

“Lho? Kata siapa aku gombal? Aku nggak pernah ngelakuin something cheap like that, Ami. Seru mungkin buat sebagian orang, tapi yang kayak begitu bukan tipe aku.”

“Emang tipe Kak Pasha yang gimana?” tanya Ami.

“Aku sih prefer ngomong langsung aja ketimbang ngegombal. Kalau suka yang bilang suka, kalau cantik ya bilang cantik, kalau enak ya bilang enak. Eh, tapi aku tahu loh beberapa gombalan bahasa inggris. Mau dengar nggak?”

Ami mengangguk, “Boleh.”

Pasha meletakkan garpunya lalu memulai gombalan bahasa inggrisnya, “Any chance you have an extra heart? Mine’s been stolen” Pasha memberi jeda sejenak lalu menambahkan, “–by you.

Ami menyemburkan tawa lalu berkata, “Eh, tapi kalau pakai bahasa inggris kok keren ya, Kak? Padahal kalau di Indonesia-in artinya cuma nyuri hati.”

Yes. Soalnya jadi kedengeran nggak biasa makanya jadi kayak hal yang baru dan nggak ngebosenin. Mau denger yang lain?”

“Ada lagi?”

Pasha mengangguk. “You are like my asthma. You just take my breath away.” Pasha pura-pura sesak napas.

Ami tertawa lagi. Bukan hanya karena gombalan Pasha, tapi juga drama Pasha yang berpura-pura kehabisan napas.

“Kalau yang ini serius,” Pasha memberi gombalan terakhir, “Are you google? Because you have everything I'm searching for. Tapi karena kamu adalah tipe cewek yang banyak pertimbangan, kayaknya agak sulit buat jadiin kamu jadi milik aku.”

Kali ini tawa Ami terdengar tipis dan kaku. Ami meraih garpunya lalu berkata, “Makan dulu yuk, Kak.”

Why? Jangan kabur,” kata Pasha dibersamai dengan senyum cerahnya.

Ami mengabaikannya sambil menahan tawa dan makan pasta. Setelah keduanya menghabiskan sepiring pasta mereka, Pasha mengeluarkan sesuatu dari tas pinggungnya yang ia letakkan di lantai: sekotak cokelat untuk Ami.

“Tadi aku nyempetin beli ini sebelum kesini. Aku ngerasa nggak pantes kalau datang ke rumah orang tanpa bawain sesuatu. Jadi ya … tolong diterima, ya?”

Mau tidak mau, Ami pun menerimanya. “Makasih ya, Kak? Kak Pasha jadi repot lagi.”

Pasha menggeleng. “Nggak repot kok. Kamu yang lebih repot karena masakin aku. Oh iya, aku mau ngasih tahu sesuatu, tapi kamu jangan tersinggung, ya?”

“Eh, apa?”

“Lain kali, kalau ada cowok yang mau mampir ke rumah kamu, tapi kamu lagi sendirian di rumah, jangan dibolehin, ya?”

“Emang kenapa, Kak?”

“Pokoknya jangan,” kata Pasha yang kemudian tiba-tiba terkekeh melihat kepolosan Ami–dan dia … makin jatuh cinta.

Setelah Pasha pamit pulang, Ami melihat sepiring pasta di dapur–yang tadi sempat hancur karena di sentuh Pasha–telah utuh kembali. Setelah mimpi pergi, ternyata semuanya kembali seperti semula. Apakah ini artinya dia tidak perlu mengkhawatirkan apapun yang terjadi dalam mimpi? Ami memindahkan sepiring pasta itu ke meja makan, menutupnya, lalu meninggalkan sebuah catatan:

Ayah, jangan lupa makan malam.

[]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
YANG PERNAH HILANG
1370      558     24     
Romance
Naru. Panggilan seorang pangeran yang hidup di jaman modern dengan kehidupannya bak kerajaan yang penuh dengan dilema orang-orang kayak. Bosan dengan hidupnya yang monoton, tentu saja dia ingin ada petualangan. Dia pun diam-diam bersekolah di sekolah untuk orang-orang biasa. Disana dia membentuk geng yang langsung terkenal. Disaat itulah cerita menjadi menarik baginya karena bertemu dengan cewek ...
PENTAS
1191      701     0     
Romance
Genang baru saja divonis kanker lalu bertemu Alia, anak dokter spesialis kanker. Genang ketua ekskul seni peran dan Alia sangat ingin mengenal dunia seni peran. Mereka bertemu persis seperti yang Aliando katakan, "Yang ada diantara pertemuan perempuan dan laki-laki adalah rencana Tuhan".
Sendiri diantara kita
923      568     3     
Inspirational
Sendiri di Antara Kita Arien tak pernah benar-benar pergi. Tapi suatu hari, ia bangun dan tak lagi mengingat siapa yang pernah memanggilnya sahabat. Sebelum itu, mereka berlima adalah lingkaran kecil yang sempurna atau setidaknya terlihat begitu dari luar. Di antara canda, luka kecil disimpan. Di balik tawa, ada satu yang mulai merasa sendiri. Lalu satu kejadian mengubah segalanya. Seke...
Sweet Seventeen
984      709     4     
Romance
Karianna Grizelle, mantan artis cilik yang jadi selebgram dengan followers jutaan di usia 17 tahun. Karianna harus menyeimbangkan antara sekolah dan karier. Di satu sisi, Anna ingin melewati masa remaja seperti remaja normal lainnya, tapi sang ibu sekaligus manajernya terus menyuruhnya bekerja agar bisa menjadi aktris ternama. Untung ada Ansel, sahabat sejak kecil yang selalu menemani dan membuat...
Warisan Tak Ternilai
479      177     0     
Humor
Seorang wanita masih perawan, berusia seperempat abad yang selalu merasa aneh dengan tangan dan kakinya karena kerap kali memecahkan piring dan gelas di rumah. Saat dia merenung, tiba-tiba teringat bahwa di dalam lingkungan kerja anggota tubuhnya bisa berbuat bijak. Apakah ini sebuah kutukan?
Rumah Tanpa Dede
128      83     1     
Inspirational
Kata teteh, Bapak dan Mama bertengkar karena Dede, padahal Dede cuman bilang: "Kata Bapak, kalau Bi Hesti jadi Mama kedua, biaya pengobatan Dede ditanggung Bi Hesti sampai sembuh, Mah." Esya---penyintas penyakit langka Spina Bifida hanya ingin bisa berjalan tanpa bantuan kruk, tapi ekonomi yang miskin membuat mimpi itu terasa mustahil. Saat harapan berwujud 'Bi Hesti' datang, justru ban...
Halo Benalu
828      404     0     
Romance
Tiba-tiba Rhesya terlibat perjodohan aneh dengan seorang kakak kelas bernama Gentala Mahda. Laki-laki itu semacam parasit yang menempel di antara mereka. Namun, Rhesya telah memiliki pujaan hatinya sebelum mengenal Genta, yaitu Ethan Aditama.
SUN DARK
401      255     1     
Short Story
Baca aja, tarik kesimpulan kalian sendiri, biar lebih asik hehe
Sebelah Hati
822      595     0     
Romance
Sudah bertahun-tahun Kanaya memendam perasaan pada Praja. Sejak masih berseragam biru-putih, hingga kini, yah sudah terlalu lama berkubang dengan penantian yang tak tentu. Kini saat Praja tiba-tiba muncul, membutuhkan bantuan Kanaya, akankah Kanaya kembali membuka hatinya yang sudah babak belur oleh perasaan bertepuk sebelah tangannya pada Praja?
Sweet Punishment
170      105     9     
Mystery
Aku tak menyangka wanita yang ku cintai ternyata seorang wanita yang menganggap ku hanya pria yang di dapatkannya dari taruhan kecil bersama dengan kelima teman wanitanya. Setelah selesai mempermainkan ku, dia minta putus padaku terlebih dahulu. Aku sebenarnya juga sudah muak dengannya, apalagi Selama berpacaran dengan ku ternyata dia masih berhubungan dengan mantannya yaitu Jackson Wilder seo...