Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mimpi & Co.
MENU
About Us  

“Panggil aku Je aja ya biar gampang? Temen-temenku juga manggilnya gitu ke aku. Ami mau nggak main di sini bareng aku? Aku juga sendirian soalnya. Ami mau kemana? Naik wahana? Kalau mau, nanti aku temenin, tapi nanti kalau aku teriaknya kekencengan, harap maklum, ya? Aku tuh sebenernya penakut. Hehehe,” kata Je seraya tersenyum senang karena bonekanya diterima oleh Ami.

Pada akhirnya, mereka berkeliling berdua seperti sepasang kekasih yang sedang berkencan. Mereka bahkan beli bando kembar lalu membeli permen kapas yang dimakan sambil jalan. Meskipun Je sudah mengakui kalau dirinya penakut, Ami justru dengan jahil mengajaknya ke wahana rumah hantu. Je bersedia. Katanya, dia mau pergi kemana saja asal bersama Ami.

Selama menjelajah rumah hantu, Je sering berteriak dan berlindung di balik punggung Ami. Je ternyata tidak bercanda saat memberitahu dirinya penakut. Setiap hantu muncul, Je akan langsung berteriak bahkan sampai melompat panik dan bersembunyi di belakang Ami. Ami justru tertawa melihat reaksi itu. Ami sendiri sama sekali tidak takut dengan setiap hantu yang berdatangan–tentu saja karena semuanya adalah Pak Guska. Alih-alih takut, Ami justru tertawa saat kostum hantu yang dipakai Pak Guska tampak lucu.

Setelah berhasil lolos dari rumah hantu, Ami memberi Je giliran untuk memilih wahana. Namun, Je lebih memilih untuk menonton pertunjukkan tari. Katanya, dia sangat menyukai tari dan ingin menghilangkan rasa takutnya lewat hal itu. Ami menghargai pilihan Je seperti Je yang menghargai setiap pilihannya–meskipun sebenarnya Ami tidak begitu tertarik karena setiap penari di panggung juga pasti Pak Guska semua.

Setibanya di tempat pertunjukkan tari, mereka melihat beragam tarian yang ditampilkan mulai dari tarian daerah sampai tari balet. Ami tidak habis pikir saat melihat setiap tarian yang ditarikan Pak Guska, tapi itulah yang ia saksikan sekarang. Ami sesekali tertawa geli atau menutup matanya sedikit.

Je sangat antusias saat giliran tarian hip-hop yang ditampilkan. Di samping Ami, Je ikut menari sampai mencuri perhatian penonton–sampai para Pak Guska di atas panggung memanggilnya dan mengajaknya menari bersama. Je dengan senang hati naik ke panggung lalu menari bersama. Para penari latar pun tiba-tiba keluar dari belakang panggung dan membuat formasi mengelilingi dua penari utama, ketua Pak Guska dan Je. Sorakan dari penonton semakin riuh saat confetti dilepaskan ke udara.

Malam itu, Ami pulang dengan memeluk boneka beruang pemberian Je. Dia di antar oleh Je, dengan mobil klasik yang unik, sampai ke depan gang. Di sana, Ami melambaikan tangan kepada Je yang hendak pergi dengan mobilnya. Ami senang luar biasa saat bersama Je, dan kini, setelah Je pergi, dia merasa hampa. Setibanya di rumah, dia lekas bersih-bersih lalu buru-buru tidur dengan memeluk boneka pemberian mimpi.

Saat pagi menjelang, dia dibangunkan oleh sebuah aroma masakan. Ternyata semalam ayahnya pulang dan pagi ini sedang membuat sarapan. Ami menyapa seraya pergi ke kamar mandi.

“Kenapa nggak ngabarin?”

Sang ayah menjawab, “Nggak sempat. Ayah ngerasa harus pulang karena sudah beberapa hari nggak pulang.”

Meskipun usia ayah Ami hampir setengah abad, tapi dia masih terlihat muda dan bertubuh tegap karena sangat peduli dengan kesehatan–suka berolah raga dan selalu mengonsumsi makanan sehat. Kekurangannya hanya satu: selalu sibuk–dan ini dijadikan alasan oleh ibunya saat berpaling dulu.

Kebersamaan Ami dan ayahnya pun hanya berlangsung singkat karena Ami harus kuliah dan ayahnya pergi bekerja. Namun, Ami dengan ceroboh meninggalkan kunci rumah miliknya yang seharusnya di bawa. Ami yang sebenarnya sudah tiba di kampus pun ditelepon oleh ayahnya dan diminta menuju gerbang–ayahnya menunggu di sana dengan mobil untuk menyusulkan kunci. Namun, saat Ami hampir sampai dan sosok ayahnya terlah terlihat, Ami melihat ayahnya berada di luar mobil dan tampak mengobrol dengan seseorang. Setelah itu, ayahnya masuk ke mobil lalu mobil itu melaju tanpa menunggu Ami.

Ami heran. Langkahnya tanpa sadar semakin cepat saat mobil ayahnya tiba-tiba pergi begitu saja–sampai Ami tidak menyadari bahwa seseorang yang tadi mengobrol dengan ayahnya adalah Aidan.

“Ami,” panggil Aidan yang mendapati Ami mendekati gerbang.

Ami menoleh dan tidak menduga bahwa dia akan bertemu mimpi. “Eh? Kak Ai–” kalimat Ami terpotong saat Aidan menyodorkannya kunci.

“Dari ayah kamu,” kata Aidan.

Ami menerima kunci itu dengan perasaan heran. “Kak Ai kenal ayah aku?” tanyanya kemudian.

Aidan mengangguk. “Ayah kamu dokter, kan? Aku sempet ketemu beberapa kali di rumah sakit.”

“Kak Ai … sakit?” tanya Ami berhati-hati.

Aidan menggeleng. “Bukan aku, tapi ibu aku. Sekarang udah sembuh kok berkat ayah kamu. Ngomong-ngomong, balik ke gedung seninya mau bareng nggak?”

Ami mengangguk. “Boleh.”

Bersama Aidan, Ami menuju gedung fakultasnya. Ami tidak peduli saat banyak orang memperhatikannya–toh ini hanya mimpi. Sialnya, setelah kelas berakhir, Rini dan teman-temannya membuat ulah lagi. Ami merasa dirampok. Ponselnya diambil agar mereka bisa mencuri nomor Aidan–Rini merampas ponsel sedangkan Dira dan Widi memegangi Ami agar tidak melawan. Untungnya, perlu scan wajah agar ponselnya dapat terbuka. Saat Rini memaksa untuk men-scan wajah Ami, Ami akan mati-matian memejamkan mata atau membuat ekspresi jelek agar tidak terbaca.

Karena makian tidak mempan untuk menghentikan mereka, Ami menggigit tangan Widi sebagai upaya untuk melarikan diri. Berhasil. Setelah Widi memekik dan melepas pegangannya, Ami mendorong Dira kemudian merampas kembali ponselnya dari tangan Rini lalu segera berlari kabur.

Ami keluar gedung seraya bersungut-sungut kesal. Bahkan setelah terpengaruh mimpi pun, mereka masih saja menyebalkan. Anehnya, setibanya di halaman depan, emosi Ami surut seketika–lalu dia merasa bahagia tanpa sebab. Ami menghela napas dalam-dalam seraya menyentuh dadanya. Apa ini? Dia bahagia karena apa? Kemudian Ami mendengar seseorang memanggilnya.

“Ami!”

Ami menoleh ke sumber suara lalu mendapati Je yang duduk di bawah pohon. Mungkinkah perasaannya berubah gara-gara Je berada dalam radarnya? Tampaknya Je adalah virus bahagia yang Ami minta dari Mimpi & Co. Pria itu kemudian beranjak lalu berlari kecil menghampiri Ami.

“Kak Je kenapa di sini?” tanya Ami.

“Nungguin kamu. Mau ngajak jalan sih kalau kamu mau.”

“Kemana?”

“Gimana kalau ngopi?” usul Je.

Ami mengangguk. “Boleh.”

“Deket sini ada Kafe Dandelion. Mau kesana?”

Mendengar nama Kafe Dandelion, Ami jadi teringat janji kencannya dengan Axel. Nyaris saja dia pergi bersama Je. Dengan penuh rasa bersalah, Ami meminta maaf kepada Je dan memberitahu kalau dia ada janji. Untungnya, Je memaklumi itu dan tidak menunjukkan rasa kecewa sama sekali.

Ami terpaksa meninggalkan Je dan beralih menuju Kafe Dandelion demi menepati janjinya kepada Axel. Axel ternyata telah siap dengan outfit-nya yang keren–balutan pakaian yang sangat serasi dengan visualnya yang tampan. Senyumnya merekah menyambut Ami lalu dengan santai dia memberitahu Ami bahwa hari ini dia akan mengajak Ami ke bioskop.

Trust issue melanda. Pengalaman Ami pergi ke bioskop bersama Pasha ternyata meninggalkan bekas yang cukup pekat. Hari yang aneh itu masih tergambar jelas di ingatannya. Dan saat ini, Ami sangat berharap bahwa hari ini akan menjadi kencan yang lebih normal–meskipun masih dalam mimpi yang dikendalikan Mimpi & Co.

Ami menarik napas dalam-dalam begitu duduk di studio yang gelap. Seraya memangku popcorn erat-erat saat film sudah mau mulai, Ami menoleh sebentar ke arah Axel–kemudian … Ami bak membeku. Mimpi yang aneh ternyata tetap aneh. Ami mendesah putus asa melihat wajah Axel yang bercahaya seperti lampu pijar di tengah gelapnya studio. Ami diam, tapi batinnya berteriak:

GANTENGNYA BENERAN MENYINARI DUNIA … !

[]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Di Bingkai Sebuah Perjuangan Mimpi
3059      1725     3     
Short Story
Kisah ini menceritakan tentang sebuah kisah sang melodi yang terperangkap dalam kisah yang menjebak dan menggoda Senyum Yang Dibalut Komedi, Penasaran Lanjuutkan bacaa Kawan #^_^#=  ̄ω ̄=
Glad to Meet You
323      249     0     
Fantasy
Rosser Glad Deman adalah seorang anak Yatim Piatu. Gadis berumur 18 tahun ini akan diambil alih oleh seorang Wanita bernama Stephanie Neil. Rosser akan memulai kehidupan barunya di London, Inggris. Rosser sebenarnya berharap untuk tidak diasuh oleh siapapun. Namun, dia juga punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Rosser merasakan hal-hal aneh saat dia tinggal bersama Stephanie...
RISA (Adik Abang Tersayang)
980      565     5     
Short Story
Abang hidup dalam bayang Risa.
Trying Other People's World
255      206     0     
Romance
Lara punya dendam kesumat sama kakak kelas yang melarangnya gabung OSIS. Ia iri dan ingin merasakan serunya pakai ID card, dapat dispensasi, dan sibuk di luar kelas. Demi membalas semuanya, ia mencoba berbagai hidup milik orang lain—pura-pura ikut ekskul jurnalistik, latihan teater, bahkan sampai gabung jam tambahan olimpiade MIPA. Kebiasan mencoba hidup-hidup orang lain mempertemukannya Ric...
Mesin Waktu Ke Luar Angkasa
252      208     0     
Romance
Sebuah kisah kasih tak sampai.
Mengapa Harus Mencinta ??
3762      1213     2     
Romance
Jika kamu memintaku untuk mencintaimu seperti mereka. Maaf, aku tidak bisa. Aku hanyalah seorang yang mampu mencintai dan membahagiakan orang yang aku sayangi dengan caraku sendiri. Gladys menaruh hati kepada sahabat dari kekasihnya yang sudah meninggal tanpa dia sadari kapan rasa itu hadir didalam hatinya. Dia yang masih mencintai kekasihnya, selalu menolak Rafto dengan alasan apapun, namu...
Anikala
2657      1001     2     
Romance
Kala lelah terus berjuang, tapi tidak pernah dihargai. Kala lelah harus jadi anak yang dituntut harapan orang tua Kala lelah tidak pernah mendapat dukungan Dan ia lelah harus bersaing dengan saudaranya sendiri Jika Bunda membanggakan Aksa dan Ayah menyayangi Ara. Lantas siapa yang membanggakan dan menyanggi Kala? Tidak ada yang tersisa. Ya tentu dirinya sendiri. Seharusnya begitu. Na...
Hamufield
32110      3658     13     
Fantasy
Kim Junsu: seorang pecundang, tidak memiliki teman, dan membenci hidupnya di dunia 'nyata', diam-diam memiliki kehidupan di dalam mimpinya setiap malam; di mana Junsu berubah menjadi seorang yang populer dan memiliki kehidupan yang sempurna. Shim Changmin adalah satu-satunya yang membuat kehidupan Junsu di dunia nyata berangsur membaik, tetapi Changmin juga yang membuat kehidupannya di dunia ...
Da Capo al Fine
514      388     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir
Perjalanan yang Takkan Usai
689      521     1     
Romance
Untuk pertama kalinya Laila pergi mengikuti study tour. Di momen-momen yang menyenangkan itu, Laila sempat bertemu dengan teman masa kecil sekaligus orang yang ia sukai. Perasaan campur aduk tentulah ia rasakan saat menyemai cinta di tengah study tour. Apalagi ini adalah pengalaman pertama ia jatuh cinta pada seseorang. Akankah Laila dapat menyemai cinta dengan baik sembari mencari jati diri ...