Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reandra
MENU
About Us  

Andra berlari keluar mengejar Cakka. Namun, Cakka sudah pergi entah kemana. Dari kejauhan ia melihat Banu mengendarai motor. Tanpa pikir panjang Andra menutup pintu gerbang rumah. Ia berlari ke arah Banu.  padahal Banu bisa saja menghampiri Andra tetapi justru Andra yang berlari menghampiri Banu.

"Nu! Tolongin gua!"

"Puteri balik! Puter balik!!"

Banu yang kebingungan dengan ucapan Andra hanya bisa menurut tanpa protes. Ia segera memutar motor saat hendak melaju Andra meminta berhenti.

"Pindah belakang lo. Biar gua yang nyetir," pinta Andra. Banu lagi-lagi hanya bisa menurut.

Banu yang tak mengerti, hanya bisa menurut tanpa protes. Ia segera bergeser ke belakang, memberikan kendali penuh pada Andra. Andra segera naik ke motor Banu tanpa banyak bicara. Hanya ada ketegangan di wajahnya. Mereka melaju dengan kecepatan tinggi, angin menghempas wajah mereka, tetapi ada sesuatu yang membuat Banu semakin bingung.

"Ada apa sih sebenarnya?" tanya Banu bingung.

"Lo ngejar apa?"

"Cakka. Gua ngejar dia."

"Cakka?" tanya Banu heran, sebab yang Banu tahu Cakka bukannya sedang kuliah di Bandung.

"Kenapa lo ngejar dia?" tanya Banu kembali. Sungguh ia penasaran melihat sahabatnya itu seperti kesetanan.

"Dia—" Gantung Andra. Ia bingung harus bercerita pada Banu tentang masalah ini atau tidak. Tapi Banu adalah sahabatnya.

"Cakka, nyuri uang buat bayar LKS dan tabungan gua untuk kelas dua belas nanti." Banu tercengang dibuatnya.

"Gila! Kok bisa sih?!"

"Entah. Gua juga gak tau kenapa. Mungkin dia lagi butuh uang. Tapi gua gak tau uang nya untuk apa."

Disisi lain di dalam rumah yang sepi ketika Andra dan Banu sedang mengejar Cakka. Justru seseorang itu berada di dalam rumah. Ia masih berusaha membuka pintu kamar Bara—papa nya. Cakka melihat ada satu kunci lagi yang tergantung menyatu dengan kunci kamar Andra. Tanpa pikir panjang ia mencoba kunci itu dan ternyata berhasil untuk membuka pintu kamar Bara.

Cakka pun bergegas masuk ke dalam kamar dengan hati-hati, matanya berpindah-pindah, mencari sesuatu.  Memeriksa lemari milik Bara. Mencari tambahan uang, padahal ia sudah mengambil uang milik adiknya sendiri. Tapi ternyata uang itu tidak cukup bagi Cakka.

Uang itu hanya untuk sementara, sedangkan kebutuhan lain terus menghantui pikirannya. Ia mencari-cari lemari di dalam kamar Bara, berharap ada lebih banyak uang yang bisa ia ambil.

Saat sudah mendapatkan apa yang ia ingin kan Cakka pun langsung bergegas pergi. Ia si dah mendapat amplop coklat yang di dalam nya berisi uang entah berapa jumlahnya tapi sepertinya cukup untuk biaya hidup selama satu bulan membayar keperluan kuliah dan pastinya memberikan hal-hal yang pagar nya sukai.

"Lama banget lo!" ujar Felix teman nya yang sudah menunggu di depan gerbang rumah. Yang Andra kira ia adalah Cakka.

"Sorry."

"Aman lo tadi?" tanya Cakka penasaran.

"Tenang aman. Gua kan jago menghindar dari adek lo. Udah ayok buruan. Ke buru adek lo balik, bisa mati di tempat kita!" Cakka menurut ia langsung mnaiki motor Felix dan motor itu langsung tancap gas cepat.

Lima menit setelah Cakka pergi. Bara pun datang dengan mobil putih inova. Ia mengklakson mobilnya keras supaya Andra bisa mendengar dan membuka kan pintu gerbang untuknya. Tapi, sudah beberapa kali ia membunyikan klakson tidak ada pergerakan dari Andra dan rumah terlihat sunyi dan seperti tidak berpenghuni.

Bara mulai merasa jengkel. Ia memutuskan turun dari mobil dan membuka pintu gerbang sendiri. Memasukkan mobil ke dalam halaman rumah dan menutup kembali gerbang. Langkah Bara kemudian terarah ke dalam rumah. Ia langsung menuju kamar, tempat di mana Andra biasa berada. Namun ia tidak menenemukan juga keberadaan Andra.

Bara pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar nya. Saat ingin mengambil kunci kamarnya sebuah kunci sudah tergantung di sana. Bara sungguh heran ia lantas memegang knop pintu kamar dan didapati pintu kamar ya yang tak terkunci.

Ketika membuka pintu kamar, sebuah pemandangan yang mengejutkan langsung menyambutnya. Pintu kamar yang biasanya terkunci rapat, kali ini tidak terkunci. Tak hanya itu, kondisi kamar yang biasanya rapi kini berantakan. Kasur yang terlipat tidak pada tempatnya, beberapa buku berserakan di lantai, dan lemari terbuka dengan beberapa pakaian tergantung sembarangan.

Bara segera mencari-cari Andra di seluruh kamar, berharap menemukan anaknya di sana. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaannya. Semua barang yang ada di kamar justru membingungkan pikiran Bara. Ia bergegas memeriksa ruangan lain di rumah, tetapi tetap tidak menemukan Andra.

Dengan hati yang semakin gelisah dan amarah Bara mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelepon. Namun, telepon itu hanya berdering panjang, tanpa ada jawaban dari Andra. Baru kali ini, Bara merasakan ketakutan dan ga arah  yang mendalam. Perasaan cemas bercampur marah membuat darahnya mendidih. Apa yang terjadi dengan anaknya? Kenapa ia tidak ada di rumah?

Bara pun turun ke lantai satu ia duduk di sofa ruang tamu, matanya terpaku pada layar ponselnya. Pikiran-pikiran kacau muncul begitu saja, meracuni hatinya. Andra, yang biasanya tidak pernah pergi begitu saja tanpa memberi kabar, kini hilang tanpa jejak. Tidak lama Bara Mendengar suara seseorang sedang berbincang di depan rumahnya. Ia langsung menuju arah suara dari terus rumah Bara melihat Andra ada perkataan lega ketika melihat anaknya dalam keadaan baik-baik saja.

"Makasih ya Nu, lo udah bantuan gua. Meskipun Cakka gak ketangkep."

"Oh iya, tadi lo ada perlu apa ke rumah gua?"

Banu mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia ingin bilang jika bukunya tertinggal di kamar Andra dan berniat mengambilnya. Tetapi melihat Bara. Banu mengurungkan niatnya, sebab dari raut wajah Barang, Banu anak cowo itu tahu bahwa sedang ada sesuatu yang tidak baik-baik saja.

"Engga ada. Gua cuma mau jalan-jalan aja dan kebetulan lewat rumah lo. Ya udah kalo gitu gua balik dulu ya?"

"Oke. Makasih ya sekali lagi."

"Santai aja kaya sama siapa," pungkas Banu. Selepas itu ia menyalakan mesin motor dan melaju meninggal rumah Andra.

Sesudah kepergian Banu. Andra pun masuk menuju halaman rumah ia terhetan-heran melihat Bara berada di halaman rumah menatap nya.

"Papa?"

Andra hendak bersalaman dengan Bara akan tetapi tangannya ditepis kasar oleh Bara. Ia spontan melarik lengan Andra dengan kasar menuju kamar nya.

"Liat! Liat Andra, kenapa bisa begini?!"

"Apa yang kamu lakuin sama kamar Papa!" teriak Bara penuh emosi.

Andra tak bisa menjawab karena ia sendiri tidak tahu mengapa kamar Bara  bisa seperti itu. Seingat Andra ia sudah mengunci pintu rumah dan gerbang sebelum pergi mengejar Cakka. Andra merogoh saku seragam yang masih ia kenakan. Dan benar di sana masih ada kunci rumah. Lalu siapa yang melakukan ini?

Bara kesal melihat Andra tidak merespon dirinya ia menampar Andra.

"Bu—"

"Bukan Andra yang melakukan ini, Pa."

"Bukan Andra yang ambil uang Papa."

"Mungkin uang Papa diambil sama Cakka. Cakka juga ambil uang Andra, Pa."

Bara tidak mengubris perkataan Andra. Ia justru mengambil ikat pinggang dan manyuruh Andra untuk duduk berjongkok memungunginya. Kemudian sesudah itu ia melayangkan ikat pinggang itu ke punggung Anda. Pukulan demi pukulan Andra terima tanpa bisa mengelak. Ia ingin menangis tetapi Bara pasti tidak menyukai hal itu. Jadi Andra memilih menahan tangisan itu dengan mengalihkan mencengkram erat baju seragamnya. Pedih dan perih itu yang kini Andra rasakan.

"UANG PAPA HILANG!! PASTI KAMU YANG AMBIL KAN?!"

"ANAK TAHU DIUNTUNG!"

"PANTAS SAJA MARA TIDAK MAU MENGURUSI KAMU LAGI!"

"ANAK KURANG AJAR!"

Pekikan suara emosi terus mendengung di telinga Andra batin nya terlambat sakit dan tersayat dengan semua ini. tidak pantas kan ia layak untuk bahagia? Dan mendapat ia dilahirakan di dunia ini jika hanya rasa sakit yang ia rasa?





 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Anak Magang
122      114     1     
Fan Fiction
Bercerita sekelompok mahasiswa yang berusaha menyelesaikan tugas akhirnya yaitu magang. Mereka adalah Reski, Iqbal, Rival, Akbar. Sebelum nya, mereka belum mengenal satu sama lain. Dan mereka juga bukan teman dekat atau sahabat pada umumnya. Mereka hanya di tugaskan untuk menyelesaikan tugas nya dari kampus. Sampai suatu ketika. Salah satu di antara mereka berkhianat. Akan kah kebersamaan mereka ...
Di Punggungmu, Aku Tahu Kau Berubah
2041      785     3     
Romance
"Aku hanya sebuah tas hitam di punggung seorang remaja bernama Aditya. Tapi dari sinilah aku melihat segalanya: kesepian yang ia sembunyikan, pencarian jati diri yang tak pernah selesai, dan keberanian kecil yang akhirnya mengubah segalanya." Sebuah cerita remaja tentang tumbuh, bertahan, dan belajar mengenal diri sendiri diceritakan dari sudut pandang paling tak terduga: tas ransel.
Heavenly Project
591      401     5     
Inspirational
Sakha dan Reina, dua remaja yang tau seperti apa rasanya kehilangan dan ditinggalkan. Kehilangan orang yang dikasihi membuat Sakha paham bahwa ia harus menjaga setiap puing kenangan indah dengan baik. Sementara Reina, ditinggal setiap orang yang menurutnya berhaga, membuat ia mengerti bahwa tidak seharusnya ia menjaga setiap hal dengan baik. Dua orang yang rumit dan saling menyakiti satu sama...
Kelana
747      542     0     
Romance
Hidup adalah perjalanan tanpa peta yang pasti, di mana setiap langkah membawa kita menuju tujuan yang tak terduga. Novel ini tidak hanya menjadi cerita tentang perjalanan, tetapi juga pengingat bahwa terbang menuju sesuatu yang kita yakini membutuhkan keberanian dengan meninggalkan zona nyaman, menerima ketidaksempurnaan, dan merangkul kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Selam...
Kainga
1412      815     12     
Romance
Sama-sama menyukai anime dan berada di kelas yang sama yaitu jurusan Animasi di sekolah menengah seni rupa, membuat Ren dan enam remaja lainnya bersahabat dan saling mendukung satu sama lain. Sebelumnya mereka hanya saling berbagi kegiatan menyenangkan saja dan tidak terlalu ikut mencampuri urusan pribadi masing-masing. Semua berubah ketika akhir kelas XI mereka dipertemukan di satu tempat ma...
Cinta Aja Nggak Cukup!
5054      1655     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Harsa untuk Amerta
236      195     0     
Fantasy
Sepenggal kisah tak biasa berlatar waktu tahun 2056 dari pemuda bernama Harsa sang kebahagiaan dan gadis bernama Amerta sang keabadian. Kisah yang membawamu untuk menyelam lebih dalam saat dunia telah dikuasai oleh robot manusia, keserakahan manusia, dan peristiwa lain yang perlahan melenyapkan manusia dari muka bumi. Sang keabadian yang menginginkan kebahagiaan, yang memeluk kesedihan, yan...
Shymphony Of Secret
684      443     1     
Romance
Niken Graviola Bramasta “Aku tidak pernah menginginkan akan dapat merasakan cinta.Bagiku hidupku hanyalah untuk membalaskan dendam kematian seluruh keluargaku.Hingga akhirnya seseorang itu, seseorang yang pernah teramat dicintai adikku.Seseorang yang awalnya ku benci karena penghinaan yang diberikannya bertubi-tubi.Namun kemudian dia datang dengan cinta yang murni padaku.Lantas haruskah aku m...
Let Me be a Star for You During the Day
1077      583     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
Ginger And Cinnamon
7721      1709     4     
Inspirational
Kisah Fiksi seorang wanita yang bernama Al-maratus sholihah. Menceritakan tentang kehidupan wanita yang kocak namun dibalik itu ia menyimpan kesedihan karena kisah keluarganya yang begitu berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya itu membuat semua harapannya tak sesuai kenyataan.