Loading...
Logo TinLit
Read Story - Penantian Panjang Gadis Gila
MENU
About Us  

Menjelang pukul 8 malam, Rafi berpamitan untuk pulang. Aku senang, karena jika dia pulang aku bisa makan, mandi, dan bermalas-malasan di kamar. 

Setelah Rafi keluar dari halaman rumah, aku segera masuk dan melihat Papa sudah menungguku. 

“Eh ada Papa, maaf ya Pa,” ucapku lalu duduk di saling Papa. 

“Gak Papa sayang, ayo makan. Pasti kamu lapar kan?” tanya Papa yang aku angguki. 

“Aku kira Papa sudah makan duluan,” ucapku begitu sampai di meja makan. 

“Gak dong, Papa nungguin kamu. Kan Papa udah bilang mau banyakin waktu sama kamu,” ucap Papa yang aku angguki. 

Kami makan dalam kehangatan, aku banyak bercerita kejadian-kejadian kecil di sekolah. Papa antusias mendengarkan ceritaku, Papa terlihat bahagia sekali. 

Tidak dipungkiri, aku sangat bahagia karena kehadiran Papa. Aku ingin ini bertahan lama, aku tidak mau ada yang mengganggu kebahagiaanku. 

Selesai makan, aku kembali ke depan. Mengobrol tipis bersama Papa, sambil Papa mengerjakan pekerjaannya dan aku belajar. 

Aku banyak bertanya ke Papa tentang apapun, dan Papa menjawab semua pertanyaanku dengan sabar. Ini adalah momen yang membahagiakan sampai suatu kejadian membuatku kesal. Entah dari mana, tiba-tiba ada teman Papa yang datang. 

Aku hanya diam menatap perempuan itu dari kejauhan, jika dilihat dari sikapnya terlihat palsu. Kenapa Papa bisa mengenal perempuan itu sih. 

“Mas, aku udah samperin kamu ke rumah. Tapi kenapa sikapmu masih seperti ini padaku,” ucap perempuan itu yang Papa abaikan. 

Papa tetap saja fokus dengan pekerjaannya. 

Lalu perempuan itu menatap ke arahku dan tersenyum. 

“Ini anak kamu ya, cantik banget. Nama kamu siapa, kenalin Tante Rachel. Calon Mama kamu,” ucap perempuan itu membuatku menaikkan alis. 

Percaya diri sekali perempuan itu, padahal Papa tidak menunjukkan ketertarikan. 

“Saya Alia Tante,” jawabku sambil menjabat perempuan itu, aku harus terlihat ramah dan sopan. Walaupun nanti pada akhirnya aku gak akan merestui mereka. 

Sebenarnya aku malas meladeni perempuan itu, tapi kalau bukan aku siapa lagi? Papa jelas sibuk dengan pekerjaannya dan sudah ada ketidak tertarikan dengan perempuan ini. Tapi kenapa perempuan ini tetap mengejar Papa, apakah tidak ada laki-laki lain lagi. 

Aku hampir bosan, Papa yang sadar dengan ekspresiku segera mengakhiri pekerjaannya. 

“Biarkan Alia istirahat, dia sudah lelah kamu ajak ngobrol sedari tadi,” ucap Papa membuat perempuan itu menoleh. 

“Baiklah, mas juga sudah selesai kan dengan pekerjaan yang membuat pusing itu. Aku sudah disini untuk menemani mu,” ucap perempuan itu lalu berpindah ke dekat Papa. 

Melihat ada celah kosong aku segera membereskan buku-buku ini dan segera masuk ke kamar setelah sebelumnya berpamitan pada Papa. 

Sesampainya di kamar, aku segera merebahkan tubuhku di ranjang. Aku lelah, aku ingin memejamkan mata namun otakku sangat berisik. 

Akhirnya aku duduk di balkon, menyendiri. Karena percuma saja aku memejamkan mata jika otakku berisik. 

Sebenarnya gak ada yang salah sama perempuan itu, tapi aku tidak bisa menerima ada perempuan lain di sekitar Papa selain aku. Aku memang tidak berharap Papa dan Mama kembali bersama cuman untuk menerima perempuan baru di hidup Papa aku belum bisa.

Aku tahu, pertemuan ku kembali dengan Papa baru sebentar. Jadi aku masih ingin perhatian Papa hanya untukku, aku tidak mau berbagi dengan siapa pun. Apa aku egois? Tapi Papa pernah bilang hanya berdua denganku bisa membuatnya bahagia. 

Apa kabar Mama di sana ya, apa besok aku harus kesana untuk melihat Mama. Tapi bagaimana jika ada Kak Bela, apakah dia akan menyiksaku lagi. Setelah teringat Ham itu, aku mengurungkan niatku untuk kembali ke rumah itu. 

Apa aku mengirimkan pesan pada Mama saja, tapi apa Mama masih peduli padaku. Aku tidak tahu apakah aku ini anak durhaka atau bukan, aku hanya ingin mementingkan perasaanku. 

Karena haus, aku beranjak ke dapur. Aku lupa membawa minum tadi, jadi tidak ada salahnya jika aku mengambilnya. Sambil melihat situasi apakah di bawah masih ada perempuan itu, aku terlalu malas bertemu dengannya. 

Sesampainya di dapur aku segera mengambil air, dan membuat coklat panas kesukaanku. Setelah selesai, aku segera membawanya ke kamar. 

Namun, dari ruang tamu aku melihat Papa pergi bersama perempuan itu, mau kemana? Ini kan sudah malam. 

Aku berniat mengikuti mereka, namun yang terjadi selanjutnya adalah Papa melihatku. 

“Sayang, Papa mau pergi sebentar ya. Nanti malam Papa pulang, kamu istirahat dulu ya,” ucap Papa yang aku angguki. 

Apa aku sedih, sedikit tapi apa aku egois jika aku melarang Papa pergi? Bisa jadi kan mereka ada urusan mendadak. 

Aku melihat kepergian mereka dengan perasaan campur aduk, karenanya aku segera kembali ke kamar. Aku tidak ingin terlihat sedih di mata orang lain, aku kuat. 

“Non gak papa?” tanya Pak Beno, sopir yang Papa tugaskan untuk mengantarkanku kemana-mana. 

Bisa dibilang, Pak Beno supir pribadiku. Lebih tepatnya supir pribadi keluarga ini. 

“Gak Papa Pak,” jawabku lalu melanjutkan jalanku ke kamar. 

Sesampainya di kamar aku mengirimkan pesan pada Mama, aku rindu Mama. 

Walaupun Mama suka seenaknya denganku, aku percaya jika Mama masih menyayangiku. Mama hanya bingung harus bersikap seperti apa disana, tidak mungkin Mama akan membenci Kak Bela. Karena suaminya pasti akan lebih membela anaknya, aku juga tidak mau kebahagiaan yang Mama dapatkan saat ini hancur begitu saja. Mama sangat mencintai Ayah, walaupun harus tahan dengan sikap Kak Bela yang selalu ingin menyiksaku. 

Karena sudah larut, aku berniat menutup balkon dan kembali ke ranjang untuk beristirahat. Walaupun besok sekolah libur, tapi aku harus beristirahat bukan? Aku tidak mau sakit, aku ingin berbelanja besok. 

Papa sudah memberikan black card nya padaku, jadi itu sudah jadi hakku. Walaupun memang aku harus bijak menggunakannya dan tidak boleh terlalu boros. Kasihan Papa jika uangnya aku habiskan begitu saja, walaupun memang Papa bekerja untukku. 

Aku hampir memejamkan mata, namun pesan dari Papa membuatku tidak jadi tidur. 

Aku membaca pesan itu dan tersenyum bahagia. Papa mengajakku liburan besok, jadi aku harus bangun pagi-pagi sekali. 

Aku tersenyum, lalu mengambil koper dari lemariku. Aku ingin menyiapkan beberapa pakaian yang akan ku bawa besok, kapan lagi kan bisa liburan berdua dengan Papa. 

Tapi, apakah yakin hanya liburan berdua? Lalu tante itu bagaimana, dia pergi bersama Papa jadi sudah pasti tante itu ikut kan? Aku berusaha menelan kekecewaanku, aku tidak boleh egois. Papa juga berhak bahagia kan, entah dengan siapapun itu. 

Apa aku harus mencoba menerima semuanya, hanya sekedar dekat gak papa kan. Kalau untuk menikah aku belum akan merestuinya. Oke, aku harus belajar menerima. Bagaimanapun Papa sudah hidup sendiri selama ini, bisa jadi kan dia dekat dengan beberapa wanita dan sekarang harus mencari wanita yang mau menerimaku. 

Apasih yang aku pikirin, Alia gak usah mikir terlalu jauh. Bawa santai aja, belum tentu apa yang kamu pikirkan benar. Jika aku bertanya ke Papa, Papa pasti akan menjawabnya. Jadi aku tidak perlu menyimpulkan sendiri apa yang aku lihat.

Setelah selesai dengan koperku, aku segera menyimpannya di samping meja. Lalu aku berniat tidur, karena besok adalah hari bahagiaku

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
7°49′S 112°0′E: Titik Nol dari Sebuah Awal yang Besar
471      318     0     
Inspirational
Di masa depan ketika umat manusia menjelajah waktu dan ruang, seorang pemuda terbangun di dalam sebuah kapsul ruang-waktu yang terdampar di koordinat 7°49′S 112°0′E, sebuah titik di Bumi yang tampaknya berasal dari Kota Kediri, Indonesia. Tanpa ingatan tentang siapa dirinya, tapi dengan suara dalam sistem kapal bernama "ORIGIN" yang terus membisikkan satu misi: "Temukan alasan kamu dikirim ...
FaraDigma
1386      692     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...
Finding My Way
830      476     3     
Inspirational
Medina benci Mama! Padahal Mama tunawicara, tapi sikapnya yang otoriter seolah mampu menghancurkan dunia. Mama juga membuat Papa pergi, menjadikan rumah tidak lagi pantas disebut tempat berpulang melainkan neraka. Belum lagi aturan-aturan konyol yang Mama terapkan, entah apa ada yang lebih buruk darinya. Benarkah demikian?
Wilted Flower
350      267     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Switch Career, Switch Life
411      346     4     
Inspirational
Kadang kamu harus nyasar dulu, baru bisa menemukan diri sendiri. Therra capek banget berusaha bertahan di tahun ketiganya kerja di dunia Teknik yang bukan pilihannya. Dia pun nekat banting setir ke Digital Marketing, walaupun belum direstui orangtuanya. Perjalanan Therra menemukan dirinya sendiri ternyata penuh lika-liku dan hambatan. Tapi, apakah saat impiannya sudah terwujud ia akan baha...
SABTU
2998      1221     10     
True Story
Anak perempuan yang tumbuh dewasa tanpa ayah dan telah melalui perjalanan hidup penuh lika - liku, depresi , putus asa. Tercatat sebagai ahli waris cucu orang kaya tetapi tidak merasakan kekayaan tersebut. Harus kerja keras sendiri untuk mewujudkan apa yang di inginkan. Menemukan jodohnya dengan cara yang bisa dibilang unik yang menjadikan dia semangat dan optimis untuk terus melanjutkan hidupn...
Melihat Tanpamu
168      130     1     
Fantasy
Ashley Gizella lahir tanpa penglihatan dan tumbuh dalam dunia yang tak pernah memberinya cahaya, bahkan dalam bentuk cinta. Setelah ibunya meninggal saat ia masih kecil, hidupnya perlahan runtuh. Ayahnya dulu sosok yang hangat tapi kini berubah menjadi pria keras yang memperlakukannya seperti beban, bahkan budak. Di sekolah, ia duduk sendiri. Anak-anak lain takut padanya. Katanya, kebutaannya...
Tok! Tok! Magazine!
104      92     1     
Fantasy
"Let the magic flow into your veins." ••• Marie tidak pernah menyangka ia akan bisa menjadi siswa sekolah sihir di usianya yang ke-8. Bermodal rasa senang dan penasaran, Marie mulai menjalani harinya sebagai siswa di dua dimensi berbeda. Seiring bertambah usia, Marie mulai menguasai banyak pengetahuan khususnya tentang ramuan sihir. Ia juga mampu melakukan telepati dengan benda mat...
The Call(er)
1858      1055     10     
Fantasy
Ketika cinta bukan sekadar perasaan, tapi menjadi sumber kekuatan yang bisa menyelamatkan atau bahkan menghancurkan segalanya. Freya Amethys, seorang Match Breaker, hidup untuk menghancurkan ikatan yang dianggap salah. Raka Aditama, seorang siswa SMA, yang selama ini merahasiakan kekuatan sebagai Match Maker, diciptakan untuk menyatukan pasangan yang ditakdirkan. Mereka seharusnya saling bert...
Deep End
46      43     0     
Inspirational
"Kamu bukan teka-teki yang harus dipecahkan, tapi cerita yang terus ditulis."