πππ
Secara perlahan semua rahasia akan terungkap. Meskipun demikian, mungkin itu bisa membuat kondisimu sedikit tidak baik. Berisiko meringankan keadaanmu. Namun, saya harap itu bisa membuat masa depan kita lebih baik. Karena, semua hal baik akan berakhir dengan indah pada waktunya.
πππ
Razel mengikuti langkah adiknya sampai ke kelas gadis itu. Ia harap, Sera bisa menjalankan segala kegiatan sekolah hari ini dengan baik. Meskipun demikian, ia tahu kondisi adiknya sedang tidak baik-baik saja. Akan tetapi, harus tetap menjalani hidup seperti biasanya. Namun, ia akan mengusahakan semuanya berjalan dengan baik.
Razel bertemu dengan Libby saat akan meninggalkan area kelas adiknya. Kemudian, meminta Libby bertanya terlebih dahulu. Sedikit menjelaskan kondisi Sera. Adiknya. Agar, Libby bisa ikut mengawasi serta membantu Sera.
Kini, Razel sudah mulai menceritakan masalah apa yang sedang dihadapi keluarga. Itu sangat berpengaruh pada kondisi Sera. Mereka berkumpul di tempat yang cukup sepi. Agar, tidak banyak orang yang mendengar atau mengetahui masalah keluarga Razel.
"Aku bakalan selalu jagain Sera. Kalo ada apa-apa, nanti kabarin kakak." Sera tersenyum, berpura-pura baru mengetahui masalah ketidakharmonisan keluarga Razel. Padahal, dia sudah tahu tentang perselingkuhan Rian bersama Mawar. Hanya saja, ia tak mau memberitahu tanpa bukti pada Razel maupun Sera. Akan tetapi, pada akhirnya mereka berdua mengetahuinya dengan sendirinya.
Sejujurnya, sedari awal ia sudah mengetahui hubungan terlarang yang dilakukan Rian dengan Mawar akan sangat berpengaruh pada mental Sera. Sehingga, ia selalu mengalihkan perhatian bila mereka akan melihat kebersamaan kedua orang yang tidak memiliki rasa malu itu.
Kini, semua sudah terbongkar dengan sendirinya. Sehingga, Libby harus menjaga Sera akan kondisi mental sahabatnya agar tidak mengalami trauma seperti dirinya. Apalagi harus melakukan beberapa terapi. Meskipun demikian, belum menghasilkan hasil. Ia masih sering mengalami gangguan kecemasan pada saat tertentu.
"Makasih, Bby. Semoga aja, Sera baik-baik aja. Nggak bikin masalah, soalnya gue takut kalo dia tiba-tiba ngelakuin hal di luar dugaan." Razel takut bila Sera melakukan hal buruk yang akan merugikan.
"Tenang aja, Kak. Aku bakalan berusaha jagain sekaligus awasin Sera dengan baik. Sekaligus, biar dia nggak ingat masalah yang ada." Libby mungkin mengajak Sera melakukan banyak kegiatan positif. Agar, bisa sedikit melupakan masalahnya. Meski begitu, mungkin tidak akan mudah. Namun, ia akan berusaha keras untuk menghibur dan melindungi Sera.
"Oke. Kalo begitu, gue duluan." Razel tersenyum, percaya bila Libby bisa menjaga Sera dengan baik. Entah kenapa, dia merasa bisa sangat percaya dengan sosok adik kelasnya itu. Seperti sudah dekat dengan gadis itu.
Libby menghampiri Sera, seperti biasa mengajak berbincang hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan masalah keluarga gadis itu. Meskipun, Sera terlihat berbeda dari biasanya. Gadis itu lebih pendiam. Tidak banyak menunjukan senyuman. Libby paham, bila memang Sera sangat sakit hati sekaligus kecewa pada Papanya.
Pun, Libby terus mengajak mengobrol Sera. Walaupun, tidak terlalu membuahkan hasil. Hanya dibalas anggukan atau gelengan dari sahabatnya itu. Namun, ia tidak menyerah untuk terus mengobrol sembari menghibur Sera.
Situasi tetap bertahan sampai jam istirahat serta jam sekolah sekolah. Itu cukup membuat Libby bingung. Akan tetapi, ia tidak bisa memaksa Sera untuk berbicara atau merespon percakapannya. Sehingga, Sera memang tidak banyak berbicara saat di sekolah.
"Kita duluan duluan, ya, Bby." Razel berpamitan pada Libby. Sera hanya diam, dengan tatapan kosong.
Libby cukup khawatir dengan kondisi Sera. Terlebih, masalah keluarga yang terjadi pasti membuat Sera stres berat. Akan tetapi, ia tidak bisa membantu banyak. Karena, itu masalah pribadi keluarga Razel serta Sera. Ia hanya bisa mendukung segala hal positif yang akan dilakukan mereka berdua. "Iya, Kak. Hati-hati di jalan."
Setelah kepergian Razel maupun Sera. Semesta menghampiri Libby karena akan memulai misi membantu teman sekelasnya mencari bukti kejahatan Mama tiri Libby.
"Kita bareng aja, sekalian nanti mulai cari tau informasi yang lo butuhin. Tapi, cari tempat yang nggak terlalu rame." Semesta menawarkan Libby untuk ikut pulang bersamanya. Karena, akan memulai mencari segala hal yang berhubungan dengan kejahatan Mawar.
Libby menyetujui penawaran dari Semesta. Ia harap, tidak ada gosip-gosip bila ada yang melihat kedekatannya dengan Semesta. Karena, mereka tidak ada hubungan istimewa. Hanya sebatas bisnis belaka.
Sepuluh menit kemudian. Mereka sampai di sebuah cafe yang tidak terlalu rame. Cukup pas untuk digunakan berdiskusi.
Semesta mulai mengeluarkan laptop miliknya. Benda itu digunakan untuk melakukan pekerjaannya.
Libby perlahan menceritakan apa yang diketahuinya pada Semesta. Kemudian, Semesta mulai mencari tahu segala informasi menggunakan laptopnya. Cowok itu terlihat fokus dengan laptopnya.
Semesta terlihat sangat ahli mencari informasi. Itulah mungkin yang dipikirkan oleh Libby. Karena, tidak butuh lama untuk Semesta mendapatkan informasi tentang Mawar.
"Gue udah bisa akses sekaligus dapat semua informasinya. Ini bisa dijadiin kuat, banyak kejahatan yang udah nyokap tiri lo lakuin, Bby. Termasuk, kecelakaan beberapa waktu lalu. Pasti, lo tau kejadian yang gue maksud." Semesta mulai menjelaskan informasi yang didapatnya.
Libby tidak menyangka bila Semesta benar-benar mengetahui banyak hal yang mungkin tidak orang ketahui. Terlebih, pekerjaan Semesta sangatlah rapi serta tidak membutuhkan lama. Akan tetapi, terlihat berisiko tinggi. Tingkat bahaya sangatlah tinggi. Sehingga, memang harus sangat dirahasiakan. "Makasih, ya, Ta. Nanti, soal bayarannya aku transfer."
Semesta mengangguk, sembari menyunggingkan senyum. "Santai aja, Bby. Lagipula, gue senang bantuin lo. Soal bayaran, itu sebenarnya nggak usah, sih. Tapi, berhubung urusannya sama Om Aksa. Silakan bicarakan sama beliau. Niat gue cuma bantuin lo. Biar, semua masalah yang ada cepat selesai."
"Sekali lagi, makasih, Ta." Libby merasa kagum dengan cara kerja sekaligus sifat Semesta. Padahal, selama ini banyak orang berpikir cowok itu petakilan sekaligus kadang suka membuat masalah di sekolah. Akan tetapi, aslinya berbanding terbalik dengan pandangan orang banyak.
"Iya sama-sama. Semua udah gue taruh di flashdisk. Tinggal, lo kasih aja ke polisi. Nanti, Om Aksa bakalan bantu lo buat atur semua masalah hukumnya. Buktinya kuat tenang aja. Gue jamin, lo bakalan menang. Nyokap tiri lo bakalan dapat hukuman setimpal." Semesta percaya diri, dengan apa yang sudah didapatkan. Karena, itu bukti cukup kuat. "Zaman sekarang kenapa banyak Ibu-ibu jahat. Padahal, harusnya lebih mensyukuri hidup yang dijalani. Bukan malah berbuat hal-hal buruk yang bakalan merugikan diri sendiri. Tapi, ya udahlah itu urusan mereka."
Libby tersenyum, perkataan Semesta ada benarnya. Sepertinya, cowok itu banyak menangani kasus Ibu tiri jahat. Ia tidak mau mencampuri pekerjaan Semesta.
πππ
Beberapa hari kemudian. Keadaan Sera sudah mulai membaik, karena tidak mau terlalu terpuruk pada situasi yang tidak baik. Tidak hanya itu, Sera sudah berkonsultasi dengan dokter. Beruntung gadis itu belum mengalami trauma terlalu berat.
Kini, Razel sudah cukup lega. Sehingga, ia melakukan pertemuan dengan Semesta di sebuah cafe yang ada pada pusat perbelanjaan. Karena, cowok itu ingin meminta bantuan pada Semesta untuk mencari tahu siapa teman rahasianya.
"Gue nggak bisa bantu banyak, Kak. Cuma, beberapa petunjuk aja. Biar, selebihnya lo pecahin aja. Soalnya, gue nggak boleh terlalu ikut campur dalam masalah lo ini." Semesta memberitahu hal itu pada Razel sedari awal. Karena, ia memang tidak mungkin langsung membongkar siapa teman rahasia Razel. Meskipun, sudah mengetahui orang misterius dari lama.
"Oke. Nggak apa-apa, Ta." Razel tidak masalah dengan apa yang diberitahukan Semesta. Adik kelasnya.
Razel mulai menunjukan isi pesan yang dilakukan bersama teman rahasianya pada Semesta. Membuat Semesta tersenyum, karena berisi kata-kata penyemangat sekaligus cukup romantis. Terlihat, ada sebuah perhatian ditunjukan pada setiap chat pesan itu.
"Kak... Coba lo perhatiin beberapa chat-nya. Soalnya, di sana ada huruf-huruf sengaja ditaruh setelah kata 'manito'. Habis, lo gabungin semua huruf itu." Semesta mulai mengarahkan Razel pada petunjuk yang akan menunjukkan siapa teman rahasia kakak kelasnya itu.
Razel mulai melihat satu huruf yang menurut Semesta merupakan petunjuk. Akan tetapi, ia cukup kesulitan menyusunnya. Karena, huruf itu dikirim secara acak.
Semesta, tersenyum bila Razel cukup kesulitan memahaminya. Kemudian, ia mulai kembali membantu kakak kelasnya. "Kak, coba susun biar jadi sebuah kata yang berhubungan sama hati maupun perasaan lo."
Razel mengangguk, menurut kata Semesta. Secara perlahan, mulai menyusun huruf itu satu persatu sampai menurutnya bisa dibaca. Cukup membutuhkan banyak waktu, karena memang tidak mudah disusun untuk membentuk sebuah kata.
Sepuluh menit kemudian. Akhirnya, Razel berhasil menyusun kode huruf-huruf itu menjadi sebuah kata "CHOETSARANG".
"Udah ketemu kan Kak? Tinggal lo cobain kenapa kata itu yang menjadi petunjuk." Semesta kembali mengarahkan Razel akan bisa berpikir menemukan teman rahasia pria itu.
Razel teringat, lalu mulai teringat sebuah kejadian yang mungkin pernah terjadi padanya. Akan tetapi, dia lupa karena mengalami amnesia sebagian ingatannya.
"Choetsarang. Artinya, cinta pertama. Itu--" Razel tanpa sadar mulai memegangi kepalanya, merasa pusing sekaligus dejavu dengan sebuah kejadian.
Semesta melirik ke kanan dan kirinya, sedikit panik melihat kondisi Razel. Itulah yang sedari awal ia takutkan. Karena, mengungkap rahasia teman Razel akan membuat kakak kelasnya dalam bahaya.
"Kak..."
- Akan Dilanjutkan -