Loading...
Logo TinLit
Read Story - MANITO
MENU
About Us  

πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Entah mengapa, seperti ada orang yang mengerti diriku lebih dalam sedari dulu. Akan tetapi, itu terlupakan oleh ingatanku. Sehingga, cukup menghantuiku sekarang. Namun, aku yakin nanti akan terungkap dengan sendirinya. Apalagi, bila itu masuk dalam hal baik. Karena, sebuah hal baik akan menemukan jalan keluar di waktu yang tepat. 


πŸ’•πŸ’•πŸ’•


Manito🌟

Kamu nggak perlu jadi orang lain. Soalnya, jadi diri sendiri lebih baik.

Oke. Terima kasih atas sarannya. Bener kata kamu seperti cara mencinta diri sendiri harus mulai dari itu.

Kalo gitu, lakukanlah sesuai apa yang kamu inginkan. Yang terpenting, itu masih dibatas wajar sekaligus bikin kamu nyaman. 

Iya. Kamu juga harus semangat, ya. Meskipun, hidup memang penuh perjuangan.

Oke. Seperti itulah hidup di dunia ini. Jadi, jalani sesuai alur. Kita cuma berharap, bisa berakhir dengan indah. 

Setuju banget. Kalo nggak sesuai, bisa kita ubah dengan cara yang baik.

Itulah isi pesan Razel dengan orang misterius yang sepertinya sudah terjadi sejak lama. Sebelum ia mengalami kecelakaan serta kehilangan sebagian ingatannya. Akan tetapi, terkadang orang itu mengirim pesan seperti menambahkan kode dalam chat-nya. Seakan-akan menyuruh dirinya mencari serta menemukan identitas aslinya. Selama ini, pesan itu mengatas namakan 'Manito'. Sehingga, Razel menamai kontak itu sama dengan sebutan dari aslinya. 

Pun, Razel tak keberatan bisa saling bertukar pesan. Merasa bila orang itu bukan orang yang berbahaya. Sepertinya, tukar pesan sudah terjadi dari beberapa bulan lalu. Dan, Razel menerka ada sesuatu seperti sedang diungkap oleh dirinya serta Manito itu. Entah apa itu, tapi ia merasa hal yang penting. Terlihat dari beberapa chat sebelum ia mengalami kecelakaan menjurus ke arah mereka ingin melakukan pertemuan. Mungkin, itu yang membuat Razel seperti sudah mengenal Manito-nya. 

Beberapa jam kemudian.

Jam pelajaran selesai, Razel memutuskan untuk datang ke pelatihan ekstrakurikuler Anggar. Karena, ia memang telah mengikuti itu dari lama. Meskipun, Papanya beberapa kali melarang dirinya. Namun, ia menyukai ekskul itu. Selain itu, ia juga masih sesekali ikut latihan basket. Walaupun, sudah tidak aktif lantaran sudah memasuki tahun akhir di sekolah itu. 

Sejujurnya, Razel cukup berbakat dalam bidang anggar. Hanya saja, terhalang oleh Papanya. Sehingga, kadang ia tidak mengikuti kompetisi anggar yang ada. 

Kini, Razel berdiri sembari memperhatikan beberapa siswa sedang berlatih anggar. Senyumnya terukir, sadar anggar memang terlihat sangat seru. Namun, juga sedikit berbahaya. 

"Nggak mau ikut latihan juga, Kak? Kayaknya, lo udah lama nggak main. Lumayan, daripada lo cuma liatin doang dari sini." Salah satu anggota club anggar yang sudah mengenal sosok Razel dengan baik. 

"Sekarang liat dulu, deh. Gue belum dibolehin banyak kegiatan sama keluarga. Tau sendiri, kecelakaan beberapa waktu lalu bikin orang tua gue takut." Razel menjelaskan apa kemauan orang tuanya. Ia rasa, perkataan keluarga tidak ada salahnya didengar serta turuti lebih dulu. Karena, ia masih dalam masa pemulihan. Bahkan, ingatannya masih belum kembali sepenuhnya. Entah apa yang sebenarnya terjadi. Namun, ia bingung kenapa ingatan yang hilang seperti hanya kejadian yang terasa penting dalam hidupnya. 

Pun, adik kelas Razel mengangguk paham. Lantaran, tahu bila Razel memang baru saja mengalami kecelakaan yang menyebabkan kehilangan ingatannya. Sehingga, harus menjalani masa hiatus dari beberapa kegiatan. Agar, kesehatannya cepat pulih seperti sedia kala. 

Razel hanya menonton beberapa siswa berlatih anggar. Setelahnya, ia memutuskan untuk menghampiri adiknya yang terlihat sedang berada di ruang kesenian. Karena, Sera ikut dalam kelas tambahan melukis bersama Libby. 

Razel terdiam, memperhatikan suasana dalam ruang lukis itu. Terasa sangat sepi, karena anggota ekstrakurikuler lukis itu memang butuh konsentrasi untuk mencurahkan ide dalam kanvas.  

Sera tak sengaja mendapati sosok Razel. Kakaknya. Sudah berada di luar ruangan. Sehingga, ia memberi kode kepada Razel untuk menunggu beberapa menit. Pun, Razel mengangguk paham dengan apa yang diberikan oleh Sera. 

Sepuluh menit kemudian. 

Sera selesai mengikuti kelas tambahan melukis. Kini, ia sudah bersama dengan Razel. Sebenarnya, ia tidak terlalu memiliki bakat melukis. Namun, ia ingin mengikuti serta mendalami tentang lukisan. Sembari, melakukan itu bersama Libby. Berbeda dengan Libby, yang memang berbakat dalam seni lukis. Sepertinya, Libby memiliki bakat alami melukis. Sehingga, hampir semua lukisan hasil karyanya terlihat sangat indah. 

"Sori... Nunggu lama, ya? Soalnya, emang susah sih buat bisa konsen ngikutin arahan dari kakak pelukis itu. Lagipula, gue emang terlalu berbakat ngelukis, sih." Sera terkekeh, tak merasa berkecil hati dengan kemampuannya. "Tapi, nggak apa-apa siapa tau nanti kemampuan lukis gue bisa makin bertambah. Meskipun, nyatanya tetap sama kayak dulu sampai sekarang."

"Nggak boleh gitu, Ser. Lukisan kamu udah bagus, lebih baik dari sebelumnya. Jadi, harus terus dilatih. Aku juga masih butuh banyak berlatih, sih. Makanya, ikut ekskul melukis di sekolah. Soalnya, kalo ikut les di luar bakalan mahal." Libby mengingat tidak akan bisa membayar atau dibiayai oleh orang tuanya. Apalagi, Papanya selama ini selalu membencinya. Sehingga, lebih baik mengikuti kegiatan yang tidak perlu banyak mengeluarkan biaya. 

Sera mengangguk, paham bila memang biaya les di luar sekolah tergolong mahal. Itu yang membuat anak-anak malas mengikuti kelas tambahan. Meskipun, orang tua mampu membayar. Lagipula, belajar bisa dilakukan di rumah. Asal bisa berkonsentrasi serta mau serius melakukannya. Semua akan menghasilkan hal yang bermanfaat. 

"Kak Razel juga sebenarnya bisa ngelukis. Hasilnya juga bagus banget, cuma nggak diterusin aja bakat lukisnya. Tapi, kayaknya kalo disuruh ngelukis sekarang masih bagus hasilnya. Dan, bisa-bisanya gue nggak punya bakat sama Kak Razel. Malah, gue nggak berbakat dalam bidang apapun." Sera sedikit berpikir dirinya tidak seperti yang lain memiliki banyak bakat. 

Razel mengelus kepala adiknya dengan lembut. "Lo tuh bukan nggak berbakat, cuma malas gerak aja. Jadi, belum tau bakat lo di bidang apa. Jadi, asah kemampuan lukis lo. Nggak perlu berkecil hati. Semua butuh proses buat dapat hasil yang baik."

Libby tersenyum, melihat perlakuan Razel kepada Sera. Karena, cara cowok itu memang menenangkan sekaligus memberi pengertian pada adiknya. Terkesan bijaksana. 

"Oke. Gue bakalan lakuin apa yang bisa dilakuin. Biar, nanti bakat bisa menyesuaikan." Sera tersenyum, paham apa yang dikatakan oleh Razel. Kakaknya. "Kalo gitu, mending sekarang kita langsung pulang aja, Kak. Takut nanti kesorean dikira jalan-jalan nggak jelas sama Papa. Ya, walaupun Papa juga sibuk di kantor, sih. Nggak akan liat juga beliau."

Razel mengangguk, sembari melirik ke arah jam tangan miliknya. Hari memang sudah menunjukan pukul setengah empat sore. Waktunya untuk ke rumah masing-masing. 

Seperti mengerti situasi. Libby tersenyum, sembari berpamitan pulang pada Razel serta Sera. "Aku duluan, ya. Takut kesorean juga." 

"Eh... Bareng kita aja, Bby. Biar--" Sera belum selesai berbicara, Libby sudah berlari meninggalkan Razel dengan Sera. Membuat, Sera menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya. Kemudian, Sera melirik ke arah Razel. "Harusnya tadi kakak juga cegah Libby pulang sendiri. Soalnya,--"

Razel merasa bingung, seraya mengerutkan kening. Sedikit tak paham dengan apa yang dibicarakan oleh Sera. "Apa, sih?"

Sera cemberut, lalu berjalan meninggalkan Razel. Merasa kesal, karena kakaknya tidak paham yang diinginkannya. "Libby tuh kalo berangkat sama pulang naik angkutan umum. Jadi, harusnya tadi kakak tawarin buat pulang bareng. Kita juga searah sama dia. Tapi... Ya udahlah. Kakak tuh nggak peka banget."

Razel mulai paham, tapi ia rasa Libby tidak akan mau menerima tawarannya. Lantaran, mungkin menganggap itu mengandung unsur rasa kasihan. 

"Dek... Tunggu!" Razel mengejar Sera yang sudah berjalan mendahului dirinya. "Libby bakalan nolak ajakan kita, biasanya gitu. Mungkin, dia ngira kita kasihan sama dia yang selalu naik kendaraan umum." 

"Udahlah, terserah kakak aja. Harusnya, tadi coba tawarin dulu." Sepertinya, Sera masih kesal pada Razel. Lantaran, sebenarnya ia ingin mendekatkan Razel dengan Libby. Karena, Sera rasa keduanya akan cocok satu sama lain. 

Terima kasih telah menunjukan senyumanmu itu. Karena, bisa menularkan energi positif kepada orang lain. Selain itu, kamu juga merasakan energi baiknya. Jadi, tolong pertahankan sebarkan senyum dalam hidup. Semangat!

- Manito ( O ) - 

Itulah pesan misterius pada aplikasi berwarna biru yang didapatkan Razel. Dan, ia merasa sedari kemarin ada kode di setiap pesannya. Seperti sekarang, ada hal yang menarik perhatiannya. Merasa diperhatikan secara diam-diam. Seakan Manito-nya selalu ada di dekatnya. Padahal, tidak ada orang yang mencurigakan terlihat olehnya. 

Diam-diam, Razel memperhatikan kanan serta kirinya. Sekitarnya memang masih ada beberapa orang. Hanya saja, tidak bisa yang butuh dicurigai. Lantaran, hampir semua sedang mengobrol serta memegang ponsel satu sama lain. 

Sebenarnya dia siapa, sih? 


- To Be Continue - 


 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A Missing Piece of Harmony
228      181     3     
Inspirational
Namaku Takasaki Ruriko, seorang gadis yang sangat menyukai musik. Seorang piano yang mempunyai mimpi besar ingin menjadi pianis dari grup orkestera Jepang. Namun mimpiku pupus ketika duniaku berubah tiba-tiba kehilangan suara dan tak lagi memiliki warna. Aku... kehilangan hampir semua indraku... Satu sore yang cerah selepas pulang sekolah, aku tak sengaja bertemu seorang gadis yang hampir terbunu...
Sampai Kau Jadi Miliku
1650      775     0     
Romance
Ini cerita tentang para penghuni SMA Citra Buana dalam mengejar apa yang mereka inginkan. Tidak hanya tentang asmara tentunya, namun juga cita-cita, kebanggaan, persahabatan, dan keluarga. Rena terjebak di antara dua pangeran sekolah, Al terjebak dalam kesakitan masa lalu nya, Rama terjebak dalam dirinya yang sekarang, Beny terjebak dalam cinta sepihak, Melly terjebak dalam prinsipnya, Karina ...
Surat yang Tak Kunjung Usai
656      443     2     
Mystery
Maura kehilangan separuh jiwanya saat Maureen saudara kembarnya ditemukan tewas di kamar tidur mereka. Semua orang menyebutnya bunuh diri. Semua orang ingin segera melupakan. Namun, Maura tidak bisa. Saat menemukan sebuah jurnal milik Maureen yang tersembunyi di rak perpustakaan sekolah, hidup Maura berubah. Setiap catatan yang tergores di dalamnya, setiap kalimat yang terpotong, seperti mengu...
Memoria
343      286     0     
Romance
Memoria Memoria. Memori yang cepat berlalu. Memeluk dan menjadi kuat. Aku cinta kamu aku cinta padamu
Cinderella And The Bad Prince
1237      837     11     
Romance
Prince merasa hidupnya tidak sebebas dulu sejak kedatangan Sindy ke rumah. Pasalnya, cewek pintar di sekolahnya itu mengemban tugas dari sang mami untuk mengawasi dan memberinya les privat. Dia yang tidak suka belajar pun cari cara agar bisa mengusir Sindy dari rumahnya. Sindy pun sama saja. Dia merasa sial luar biasa karena harus ngemong bocah bertubuh besar yang bangornya nggak ketul...
FAMILY? Apakah ini yang dimaksud keluarga, eyang?
179      157     2     
Inspirational
Kehidupan bahagia Fira di kota runtuh akibat kebangkrutan, membawanya ke rumah kuno Eyang di desa. Berpisah dari orang tua yang merantau dan menghadapi lingkungan baru yang asing, Fira mencari jawaban tentang arti "family" yang dulu terasa pasti. Dalam kehangatan Eyang dan persahabatan tulus dari Anas, Fira menemukan secercah harapan. Namun, kerinduan dan ketidakpastian terus menghantuinya, mendo...
Yakini Hatiku
23      18     1     
Romance
Setelah kecelakaan yang menimpa Fathur dan dinyatakan mengidap amnesia pasca trauma, Fathur mulai mencoba untuk mengingat segala hal seperti semula. Dalam proses mengingatnya, Fathur yang kembali mengajar di pesantren Al-Ikhlas... hatinya tertambat oleh rasa kagum terhadap putri dari pemilik pesantren tersebut yang bernama Tsania. Namun, Tsania begitu membenci Fathur karena suatu alasan dan...
KAMUFLASE KAMERA DAN CINTA
649      456     1     
Short Story
lelaki bertubuh besar berjaket hitam menunjukan senyum simpul yang khas .senyum yang membuat jantungku berdegup tak beraturan, dan senyum yang selalu mengingatkanku pada perpisahan di bulan Januari. Konflik antara Mas Pras dan Om Tegar tak kunjung usai ,Kamera lah yang membawa aku dan dia pada satu titik dan kameralah yang membuat kita....
Teman Berakhir (Pacar) Musuhan
740      454     0     
Romance
Bencana! Ini benar-benar bencana sebagaimana invasi alien ke bumi. Selvi, ya Selvi, sepupu Meka yang centil dan sok imut itu akan tinggal di rumahnya? OH NO! Nyebelin banget sih! Mendengar berita itu Albi sobat kecil Meka malah senyum-senyum senang. Kacau nih! Pokoknya Selvi tidak boleh tinggal lama di rumahnya. Berbagai upaya buat mengusir Selvi pun dilakukan. Kira-kira sukses nggak ya, usa...
My Reason
700      462     0     
Romance
pertemuan singkat, tapi memiliki efek yang panjang. Hanya secuil moment yang nggak akan pernah bisa dilupakan oleh sesosok pria tampan bernama Zean Nugraha atau kerap disapa eyan. "Maaf kak ara kira ini sepatu rega abisnya mirip."