Loading...
Logo TinLit
Read Story - Train to Heaven
MENU
About Us  

***

 

Semua orang langsung berjalan melihat siapa yang berada di gerbong kelima. Kasih mendapati bapak berbaju batik yang baik hati itu berada di gerbong kelima. Ia sangat senang. Juga seorang bapak yang duduk di samping Rose perut yang bucit kemeja dan blazer sedang duduk di kursi dalam keadaan tidur. Ia mengorok dengan kepala menghadap ke atas mulut terbuka. 

Julian langsung menyalami bapak berbaju batik. "Bertemu lagi kita, Pak," ujar Julian dengan senyuman hangat. 

"Kenalkan ini dengan Bapak Tulus, beliau duduk di samping saya di kereta. Oh iya dan beliau seorang polisi," Julian dengan bangga mengenalkan bapak berbaju batik itu. 

"Salam kenal bapak-bapak, ibu dan mbak semuanya. Kalau ada yang butuh bantuan bisa bilang dan datang langsung ke saya," kata Tulus dengan penuh keyakinan. 

"Oke, Pak," balas Kasih.

"Kenalkan juga dengan bapak yang sedang tidur itu namanya Pak Hakim. Katanya ia sedang ngantuk jadi tidak mau diganggu," tambah Tulus. Semua orang menatap Hakim tapi tidak ada yang tertarik dengan bapak perut buncit itu. 

"Baiklah, karena semua orang sudah lengkap sepuluh orang dan kita berada di gerbong terakhir," kata Julian melihat ke gerbong kereta yang hanya terdapat jendela besar dari kaca di belakang. Tidak ada pintu. 

"Bagaimana kalau kita saling menceritakan diri kita satu sama lain?" 

Dori mengangkat tangan menyela, "Apakah itu penting? Aku pikir sekarang bukan saatnya. Karena yang lebih penting, sekarang kita berada di mana? Bagaimana kita keluar dari sini? Bagaimana aku bisa pulang?" Dori menggeram mengangkat kedua tangan mencari jawaban. Tidak sabar.

 

"Oke, Baiklah. Membahas kondisi kita sekarang lebih penting." Julian mengalah dan menuruti Dori.

"Dari yang kita lihat, kita berada di kereta yang lumayan tua karena terbuat dari kayu juga ketinggalan jaman. Bentuknya seperti krl buat perjalanan jarak pendek bukan perjalanan jauh. Berarti kereta ini berbeda dengan yang kita naiki tadi," kata Julian.

"Lalu, bagaimana kita bisa pindah ke sini?" tanya Bright. 

"Kita tidak pindah tapi dipindahkan," ucap Tulus. 

"Oleh siapa?" tanya Rose.

"Tidak tahu. Tapi, satu hal yang pasti. Ini bukan kereta biasa tapi kereta ghaib. Dilihat dari bentuknya yang sangat ketinggalan jaman. Tidak ada teknologi atau tulisan sama sekali. Kosong. Dan dari jendela kita tidak bisa melihat kondisi di luar seperti apa. Seolah kita berada di kegelapan yang tidak ada habis-habisnya. Cuman ada lampu yang menerangi," tambah Tulus. 

Semua orang bergidik merinding. Menatap lampu kuning panjang di atas yang remang-remang. 

 

"Kalau boleh tanya sebenarnya kita masih hidup atau tidak?" Kasih melontarkan pertanyaan yang membuat semua orang berpikir. 

Semua orang berpandangan tetapi tidak ada satu pun yang memiliki jawaban. 

Julian berdehem berpikir keras, "Menurut pengamatan saya kita semua berada di gerbong satu, benar?"

Semua orang mengangguk setuju. 

"Dan tempat duduk kita berada di tengah berdekatan. Tidak ada dari kita yang duduk di bagian paling depan atau bagian paling belakang. Berarti ada dua kemungkinan baik dan buruk."

"Yang baik dulu," pungkas Rose matanya berbinar.

"Kemungkinan baik kita masih selamat dan hidup. Kenapa? Karena penumpang yang duduk paling depan tidak ada bersama kita berarti mereka tidak selamat."

Semua orang terdiam. 

 

"Kemungkinan buruknya?" tanya Kasih dengan tangan gemetar. 

"Kita selamat tapi tidak hidup juga tidak mati. Kata lainnya kita di ambang antara mati dan hidup."

Semua orang memaku menelan ludah yang tidak pahit. Semua indera perasa mereka seolah hilang. Tidak ada yang membantah perkataan Julian. Cahaya yang berbinar di mata mereka pun redup. Harapan yang tumbuh pun pupus.

 

"Tenang! Kita masih ada kemungkinan selamat dan kembali," kata Saif. Perkataannya seolah memiliki kekuatan memunculkan harapan.

"Bagaimana caranya?" tanya Madam lemak di bawah matanya semakin bengkak karena kesedihan. Meminta jalan keluar. 

"Kalau itu maaf saya tidak tahu," tutur Saif merunduk. 

"Kita cuman bisa menunggu. Mungkin nanti ada jalan keluar buat kita." Bright mengeluarkan pendapat dan membuat mereka sadar kalau pilihan terakhir mereka cuman pasrah dan berdoa pada takdir yang terbaik. 

 

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Snow White Reborn
614      357     6     
Short Story
Cover By : Suputri21 *** Konyol tapi nyata. Hanya karena tertimpa sebuah apel, Faylen Fanitama Dirga mengalami amnesia. Anehnya, hanya memori tentang Rafaza Putra Adam—lelaki yang mengaku sebagai tunangannya yang Faylen lupakan. Tak hanya itu, keanehan lainnya juga Faylen alami. Sosok wanita misterius dengan wajah mengerikan selalu menghantuinya terutama ketika dia melihat pantulannya di ce...
Just a Cosmological Things
938      527     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Catatan Takdirku
1024      659     6     
Humor
Seorang pemuda yang menjaladi hidupnya dengan santai, terlalu santai. Mengira semuanya akan baik-baik saja, ia mengambil keputusan sembarangan, tanpa pertimbangan dan rencana. sampai suatu hari dirinya terbangun di masa depan ketika dia sudah dewasa. Ternyata masa depan yang ia kira akan baik-baik saja hanya dengan menjalaninya berbeda jauh dari dugaannya. Ia terbangun sebegai pengamen. Dan i...
Sepi Tak Ingin Pergi
654      396     3     
Short Story
Dunia hanya satu. Namun, aku hidup di dua dunia. Katanya surga dan neraka ada di alam baka. Namun, aku merasakan keduanya. Orang bilang tak ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan. Namun, bagiku sakit adalah tentang merelakan.
Cinta Semi
2428      1000     2     
Romance
Ketika sahabat baik Deon menyarankannya berpacaran, Deon menolak mentah-mentah. Ada hal yang lebih penting daripada pacaran. Karena itulah dia belajar terus-menerus tanpa kenal lelah mengejar impiannya untuk menjadi seorang dokter. Sebuah ambisi yang tidak banyak orang tahu. Namun takdir berkata lain. Seorang gadis yang selalu tidur di perpustakaan menarik perhatiannya. Gadis misterius serta peny...
Words Unsaid
620      358     2     
Short Story
For four years, I haven’t once told you my feelings. There are words still unsaid that I have always wanted to tell you.
Sweet Sound of Love
476      314     2     
Romance
"Itu suaramu?" Budi terbelalak tak percaya. Wia membekap mulutnya tak kalah terkejut. "Kamu mendengarnya? Itu isi hatiku!" "Ya sudah, gak usah lebay." "Hei, siapa yang gak khawatir kalau ada orang yang bisa membaca isi hati?" Wia memanyunkan bibirnya. "Bilang saja kalau kamu juga senang." "Eh kok?" "Barusan aku mendengarnya, ap...
Game of Dream
1437      801     4     
Science Fiction
Reina membuat sebuah permainan yang akhirnya dijual secara publik oleh perusahaannya. permainan itupun laku di pasaran sehingga dibuatlah sebuah turnamen besar dengan ratusan player yang ikut di dalamnya. Namun, sesuatu terjadi ketika turnamen itu berlangsung...
A D I E U
2144      856     4     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
Sugar Baby Wanna be
476      364     2     
Romance
Kalian punya Papa posesif, yang terus mengawasi dan mengikuti ke mana pun? Sama! Aku benci Papa yang membuntuti setiap pergerakanku, seolah aku ini balita yang nggak bisa dibiarkan keluyuran sendirian. Tapi, ternyata saat Papa pergi, aku sadar kalau nggak bisa melakukan apa-apa. Penyesalanku terlambat. Kehilangan Papa menjadi pukulan terbesar bagiku. Hidupku berubah dan menjadi kacau. Aku bahk...