Waktu terus berlalu, dan Liera mulai merasakan perubahan dalam hubungan pertemanannya dengan Indah dan Chloe. Mereka seolah menjauh, menciptakan jarak yang tak terlihat di tengah suasana akrab Kampung Inggris, Pare. Perasaan tidak nyaman mulai menghantuinya.
Suatu hari, saat mereka makan siang bersama di salah satu warung makan favorit di sekitar Kampung Inggris, Liera, Elara, Indah, dan Chloe berkumpul seperti biasa. Elara dengan ceria melontarkan lelucon tentang kesulitan belajar bahasa Inggris, dan Indah serta Chloe tertawa menanggapinya. Namun, ketika Liera mencoba ikut serta dalam percakapan, tiba-tiba suasana menjadi hening. Indah dan Chloe terdiam, hanya Elara yang berusaha menanggapi Liera.
"Kalian kenapa?" tanya Liera, merasa aneh dengan sikap teman-temannya.
Indah dan Chloe saling pandang, lalu Chloe menjawab dengan nada datar, "Tidak apa-apa, Liera. Kami hanya sedang memikirkan sesuatu."
Liera merasa ada yang disembunyikan, tetapi ia tidak ingin memaksa. Ia mencoba untuk tetap ceria, tetapi hatinya merasa sedih. Ia merasa seperti orang asing di tengah teman-temannya sendiri, di tengah ramainya pelajar yang berlalu lalang di kampung inggris.
Setelah makan siang, Liera mengajak Elara berbicara berdua di salah satu taman kecil yang sering mereka kunjungi di Kampung Inggris. Ia ingin mencurahkan isi hatinya.
"Elara, aku merasa Indah dan Chloe menjauhiku," kata Liera, dengan suara lirih. "Aku tidak tahu apa salahku."
Elara menatap Liera dengan prihatin. "Aku juga merasakan hal yang sama, Liera. Aku tidak tahu mengapa mereka bersikap seperti itu. Mungkin ada kesalahpahaman?"
"Aku sudah mencoba berbicara dengan mereka, tapi mereka selalu mengelak," kata Liera. "Aku merasa sangat sedih."
Elara memeluk Liera, mencoba menenangkannya. "Jangan sedih, Liera. Kita akan mencari tahu apa yang terjadi. Mungkin mereka sedang ada masalah pribadi atau tekanan tugas belajar yang meningkat di Kampung Inggris."
Liera mengangguk, tetapi ia tidak yakin. Ia merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar masalah pribadi. Ia curiga, mungkin ini ada hubungannya dengan pengakuan Kai di kafe waktu itu.
Keesokan harinya, Liera memutuskan untuk berbicara langsung dengan Indah dan Chloe. Ia ingin menyelesaikan masalah ini, apa pun alasannya. Ia menemui mereka di salah satu sudut taman yang sering mereka gunakan untuk belajar bersama di Kampung Inggris, Pare.
"Indah, Chloe, aku ingin bicara dengan kalian," kata Liera, dengan nada serius.
Indah dan Chloe saling pandang, lalu menatap Liera dengan ekspresi datar.
"Ada apa, Liera?" tanya Indah.
"Aku merasa kalian menjauhiku," kata Liera. "Aku ingin tahu, apa salahku?"
Indah dan Chloe terdiam sejenak, lalu Chloe berkata, "Tidak ada yang salah denganmu, Liera. Kami hanya sedang sibuk dengan tugas belajar bahasa inggris di sini. Kami harap kamu bisa mengerti."
"Tapi, aku merasa ada yang berbeda," kata Liera. "Aku merasa kalian tidak lagi menganggapku teman."
Indah menghela napas, lalu berkata, "Liera, kami hanya butuh waktu untuk sendiri. Kami harap kamu bisa mengerti."
Liera merasa kecewa dengan jawaban Indah. Ia tahu, ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Tetapi, ia tidak ingin memaksa. Ia memutuskan untuk memberikan mereka waktu, meskipun hatinya terasa sakit di tengah ramainya pelajar yang sedang belajar bahasa inggris.
Setelah percakapan itu, Liera merasa semakin sedih. Ia merasa kehilangan teman-temannya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tetapi ia tahu, ia tidak bisa terus seperti ini. Ia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, di tengah sibuknya kehidupan belajar di kampung inggris.
--------------------------
Boleh dong minta minta likenya👉👈
Annyeong 👋
Comment on chapter POV William