POV Lita
Akhirnya aku dan Reno resmi berpacaran. Rasanya seperti mimpi indah yang menjadi kenyataan. Senyumnya, tawanya, perhatiannya, semuanya membuatku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia ini. Reno benar-benar sosok pria yang hangat dan penuh pengertian, dia selalu ada untukku, menemaniku dalam suka maupun duka. Aku sangat bersyukur bisa memilikinya.
Namun, di balik kebahagiaan ini, ada masalah keluarga yang menghantuiku. Dari yang mereka memutuskan untuk berpisah, mama nikah lagi, dan papa setiap pulang selalu bawa perempuan yang berbeda, untung papa pulangnya ga setiap hari. aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku bingung, sedih, marah, semuanya bercampur aduk menjadi satu. Yang lebih membuat hatiku hancur adalah kenyataan bahwa aku harus memilih salah satu di antara mereka. Aku harus ikut dengan Papa, sedangkan Mama ingin menikah lagi dengan pria lain.
Setiap malam aku menangis dalam diam. Aku tidak tahu harus bagaimana menghadapi semua ini. Aku ingin kedua orang tuaku tetap bersama, aku ingin keluarga ku tetap utuh. Tapi, kenyataannya tidak seperti yang aku harapkan.
Aku mencoba untuk tegar, aku tidak mau larut dalam kesedihan. Aku harus kuat, aku harus bisa menjaga diriku sendiri. Aku harus bisa meraih masa depan ku, aku harus bisa membuktikan kepada kedua orang tuaku bahwa aku bisa sukses. Aku tahu, ini tidak akan mudah. Tapi, aku percaya aku bisa melewati semuanya. Aku punya Reno yang selalu ada di sampingku, dia selalu memberiku semangat dan dukungan. Aku juga punya teman-teman yang selalu siap mendengarkan keluh kesahku. Aku tidak sendiri.
Aku akan berusaha menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuaku, aku akan berusaha untuk tidak membuat mereka kecewa. Aku akan belajar dengan giat, aku akan meraih cita-citaku. Aku ingin membuktikan kepada Papa bahwa aku bisa menggantikannya di perusahaan. Aku ingin membuat mereka bangga. Aku tahu, ini adalah jalan yang panjang dan terjal. Tapi, aku yakin aku bisa melewatinya. Aku akan menjadi wanita yang kuat, aku akan menjadi wanita yang mandiri, aku akan menjadi wanita yang sukses.
Malam itu, Reno datang berkunjung ke rumah Lita. Kalo kalian tanya papa Lita kemana, jawabannya udah pasti ada dinas. Mereka duduk berdua di ruang tamu, suasana terasa hangat dan nyaman. Lita terlihat sedikit murung, Reno menyadarinya dan mencoba untuk mencairkan suasana.
"Lita, kamu kenapa diem aja dari tadi?" tanya Reno lembut.
Lita menghela napas, "Aku lagi nggak enak badan, Ren."
"Sakit apa? Mau aku anterin ke dokter?" Reno khawatir.
"Nggak usah, Ren. Cuma pusing biasa kok," jawab Lita, mencoba untuk tersenyum.
Reno tidak percaya begitu saja, ia menatap Lita dengan tatapan penuh perhatian. "Kamu nggak bisa bohong sama aku, Lita. Cerita dong, ada apa?"
Lita terdiam sejenak, lalu akhirnya ia mulai bercerita. "Ren, ingat nggak sih waktu kamu nembak aku di taman?"
Reno mengangguk, "Iya, aku inget banget. Waktu itu aku gugup setengah mati, tapi senengnya bukan main."
"Nah, waktu itu, pas kamu bilang suka sama aku, tiba-tiba Siska dateng. Aku langsung down banget, Ren. Kayak petir nyamber di siang bolong."
Reno mengernyit, "Aku juga kaget waktu itu. Siska tiba-tiba muncul aja."
"Iya, dan yang lebih parah, ternyata di hari yang sama, orang tua aku mutusin buat pisah. Aku kayak kena double, Ren. Sakit banget rasanya."
Reno mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Lita erat. "Maafin aku ya, Lita. Aku nggak tahu kalau kamu lagi ada masalah keluarga."
Lita menggeleng, "Ini bukan salah kamu, Ren. Aku yang nggak cerita dari awal."
"Terus, gimana sekarang hubungan kamu sama orang tua kamu?" tanya Reno hati-hati.
"Mama udah nikah lagi, Ren. Aku ikut Papa sekarang. Tapi, Papa jadi beda banget. Dia jadi sering nuntut aku buat dapet nilai bagus. Katanya, aku harus bisa gantiin dia di perusahaan nanti."
Reno mengangguk mengerti, "Pasti berat banget ya, Lita. Kamu harus kuat ya."
Lita tersenyum tipis, "Iya, Ren. Aku pasti kuat. Aku nggak mau ngecewain Papa. Aku pengen buktiin kalau aku bisa sukses."
"Aku yakin kamu bisa, Lita. Kamu anak yang pintar dan pekerja keras. Aku akan selalu ada di samping kamu, nemenin kamu, apapun yang terjadi."
Lita menatap Reno, matanya berkaca-kaca. "Makasih ya, Ren. Kamu udah jadi penyemangat aku."
Reno membalas tatapan Lita, "Kamu juga penyemangat aku, Lita. Aku sayang kamu."
Lita tersenyum, "Aku juga sayang kamu, Ren."
Mereka berdua terdiam sejenak, saling menatap, merasakan kehangatan cinta di antara mereka. Lita merasa lega bisa menceritakan semuanya kepada Reno. Dia tahu, Reno akan selalu ada untuknya, menemaninya dalam suka maupun duka.
Reno mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Lita, lalu dengan lembut ia mencium bibir Lita. Lita membalas ciuman Reno, ciuman yang penuh cinta dan kasih sayang. Mereka berdua berjanji dalam hati, akan selalu bersama, apapun yang terjadi.
_______________
Ya itukan keinginan mereka belum tentu sama dengan keinginan author.