Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mentari Diujung Senja
MENU
About Us  

Fansya dan keluarganya sudah sampai di kediaman Gemilang. Serge dan Astrid sempat bingung dengan kedatangan keluarga Altero malam-malam begini.

Fansya tanpa bicara langsung menunjukkan hasil laporan tes DNA yang menunjukkan bahwa Sasha adalah adik kandungnya.

" Kami mau jemput Sasha pulang " Ujar Percy
" Sasha masih keluar sama-- "

BRAKK

Pintu terbuka dengan kasar. Menampilkan Senja yang bergegas menuju tanggak utama rumah mereka.

" Aigar? " Panggil Astrid menghentikan langkah putranya.
Senja hanya menoleh " Sasha mana? " Tanya Astrid yang hanya di jawab kedua bahu Senja yang terangkat.
" Bukannya dia bareng sama kamu tadi? " Tanya Astrid lagi
" Kan kita pisah pas udah di sana " Jawab Senja. Setelahnya dia kembali berjalan menaiki satu per satu anak tangga.

Tak lama setelah kepergian Senja, Gordon masuk ke dalam. Sepertinya dia sudah berada lama di balik pintu.

" Gordon? Ada apa? " Tanya Serge
" Bukannya sudah waktunya istirahat? " Tambah Astrid
" Itu, tadi tuan muda nyuruh saya buat menurunkan nona Sasha di tengah jalan " Tutur pengakuan dari Gordon dengan menunduk dalam.
" Dan anda mau?! " Kini Fanysa yang berbicara " Ini udah malem loh. Jarang ada alat transportasi yang lewat " Kini denga nada yang kian meninggi.
" Awalnya saya nggak mau. Tapi tuan muda memaksa. Jadi saya tidak punya pilihan lain "

Fansya berdecak kesal. Lelaki itu langsung membalikan tubuhnya dan pergi " Fansya! Mau kemana? " Teriak Areena yang tak dihiraukan oleh putra sulungnya.

" Tunggu di sini. Biar aku temani Fansya " Percy segera mengejar Fansya yang tengah emosi itu
" Aku ikut Percy " Serge juga ikut keduanya untuk mencari Sasha
" Astrid? "

Astrid mengelus punggung Areena " Sasha pasti baik-baik saja "

πŸ’

Kini Senja fokus pada ponselnya. Memulai puluhan panggilan untuk orag yang sama. Mengirim berbagai macam pesan hanya untuk membuju gadisnya, Zenith.

" Arghhh!! " Teriaknya frustasi. Dia tak dapat menghubungi  Zenith. Sepertinya nomornya diblokir oleh gadis itu.

klek

Pintu kamarnya terbuka. Menampilkan Astrid di ambang pintu. Menatapnya dengan pandangan tak suka.

" Kenapa lagi ma? Aigar sibuk "
" Sibuk? Sibuk menghancurkan barang-barang di kamar kamu maksudnya? " Balas Astrid. Matanya menatap ke setiap sudut kamar Senja yang sudah seperti kapal pecah. Padahal saat Senja pergi kamar ini baru dibereskan.
" Kenapa kamu ninggalin Sasha sendirian? " Tanya Astrid to the point
" Bukan urusan mama " Jawab Senja menghindari tatapan tajam ibunya.

Astrid berjalan masuk ke dalam kamar putranya. Tangannya yang halus mendarat sempurna di pipi Senja. Meninggalkan sensasi panas yang merambat di seluruh wajahnya.

" Maksudnya apa ma?! "

Plak! Satu lagi. Plak! Dan lagi " Maksudnya apa kamu meninggalkan Sasha dijalanan sana? " Ucap Astrid mengulangi pertanyaan Senja. Namun dengan topik berbeda.
" Karena dia udah bikin Zea salah paham!! "

Astrid terdiam. Apa maksudnya? Terdengar jelas nafas Senja yang meemburu. Astrid memijit kepalanya.

" Dasar anak muda. Emosinya masih menggebu-gebu "

Wanita setengah baya itu menunjuk putranya " Sekarang kamu turun. Bantu Ayah kamu cari Sasha "
" NGGAK!! "

Plakkkk

Astrid memberi sorot tajam pada Senja. Itu Peringatan keras. Senja tersenyum miris. Dia mulai berjalan melewati Astrid.
" Bahkan mama lebih prioritasin anak pungut itu daripada putri mama sendiri yang kurang kasih sayang "
Ucapan Senja itu berhasil membungkam mulut Astrid. Dia paham betul maksud ucapan Senja.

πŸ’

Sasha berjalan di trotoar yang sepi. Dia sudah menyerah untuk mencari tumpangan. Dia tak akan bisa pulang kalau hanya berdiri menunggu orang baik lewat lalu memberinya tumpangan. Memangnya ini negri dongeng apa?

Gadis itu memberanikan diri meski pikirannya di penuti oleh hal-hal buruk. Tapi mau tak mau dia harus jadi berani. Setidaknya untuk sekarang. Karena sekarang dia tengah dibuntuti oleh segerombol laki-laki.

Sasha mempercepat langkahnya. Menjauh dari laki-laki itu. Namun gerombolan itu ikut mempercepat langkahnya. Hingga salah satu dari mereka ada yang berhasil mencekal lengan gadis itu.

" Mau kemana neng malem-malem begini? Sendirian pula " Tanya seseorang dari mereka
" Bukan urusan anda " Jawab Sasha menepis tangan lelaki itu.
" Mau ditemenin nggak neng? "
" Kita antar pulang yok neng "

Nafas Sasha mulai memburu. Terukir jelas senyum licik dari lelaki-lelaki itu. Seakan ingin menyantap Sasha hidup-hidup.
" Nggak baik loh perempuan kayak neng ini jalan malem-malem begini "
" Ck. Paling perempuan murahan yang mau jual diri "

Laki-laki itu saling menatap. Salah satu dari mereka mengangguk. Sebuah perintah. Segerombol laki-laki itu mulai mendekat kea rah Sasha. Tubuh gadis itu mulai bergetar. Rasanya ingin berlari sekarang namun kaki tak bisa di ajak kompromi. Gadis itu mau menangis. Air matanya sudah menumpuk hendak tumpah.

Sasha menarik nafasnya. Mencoba 'tuk tenang. Tanpa banyak piker panjang gadis itu melemparkan tasnya ke wajah salah seorang dari mereka. Membuatnya lengah. Sasha menggunakan kesempatan itu untuk kabur.

Gadis itu berlari secepat mungkin. Adegan kejar-kejaran pun terjadi.

Tapi bukan adegan kamu mengejar dia yang tak dapat di gapai.

Sasha menangkap seseorang hendak menaiki mobilnya. Sepertinya dia hendak pergi. Sasha mempercepat larinya. Masuk bersamaan dengan sang empu. Membuatnya kaget saja gadis satu ini.

What are you doing? " Tanyanya setengah membentak.
" Nanti ku jelasin. Sekarang jalan dulu aja "

Lelaki itu masih tak menyalakan mesin mobilnya. Dia butuh alasan.

Please? "
Okay. Lo berhutang penjelasan "

Lelaki itu mulai menjalankan mobilnya melewati gerombolan lelaki tadi. Sasha bernafas lega. Gerombolan laki-laki tadi sudah tak dapat mengejar dirinya lagi. Mereka tak dapat menyaingi laju mobil.

Seperti kamu yang tak dapat menyaingi masa lalunnya.

Now, jelasin " Ucap lelaki di belakang kemudi tanpa menoleh. Tetap fokus pada jalanan di depannya.
" Aku dikejar sama— "
" Gerombolan manusia sampah tadi? "

Sasha melirik lelaki di sampingnya " Kok tahu? "
" Kan gua liat Sha " Lelaki itu menoleh ke arah Sasha. Membelalakkan matanya.
" Kamu liat tapi nggak nolongin aku? "

Lelaki itu hanya terkekeh saja. Dasar jahat!!

Wait, kok kamu tahu namaku? "

Lelaki itu tertawa kecil " Kita satu sekolah loh "
" Hah? Siapa? Nggak pernah liat "
Okay, let me introduce my self. Gua Raphel dari kelas XI 2 "

πŸ’

" Nomor yang anda tuju berada di luar jangkauan " Hanya itu yang jadi jawban sedari tadi. hal itu membuat Fansya frustasi sendiri. Lelaki itu memukul setir mobil kesal.

" Sabar Fan " Ucap Percy 

" Ini semua gara-gara lo! " Ucap Fansya sedari menunjuk Senja. 

Senja tak memberi respon apa-apa. Wajahnya datar sedatar-datarnya. Fansya dibuat meringis sendiri karenanya.

Fansya membasuk wajahnya dengan kedua telapak tangannnya. Kemana gadis itu pergi? Sudah menyusuri jalan yang tadi dipakai Senja untuk berangkat dan pulang tapi masih tak ketemu juga. Sudah dihubungi berkali-kali juga tak ada kepastian yang di dapat. Malahan embuat Fansya jadi tambah pusing.

Suara dering ponsel terdengar. Itu dering ponsel Senja.

" Siapa? " Tanya Serge.

Senja menatap layar ponselnya yang menampilkan nama 'Raphelio Hill'

" Raphel " Senja menolak panggilan itu begitu saja.

Ponsel Senja berdering kembali. Panggilan yang sama. Lagi-lagi Senja menolak panggilan tersebut. Begitupun panggilan yang masuk lagi untuk kesekian kalinya. Berulang seperti itu sedari tadi.

" Angkat!! " Titah Fansya menahan emosinya yang sudah membuncah.

Senja menatap Fansya malas. Keduanya merasa jengkel dengan satu sama lain. Serge segera merebut ponsel milik putranya dan menerima panggilan dari Raphel.

Raphel = Dasar! Susah amat cuma buat ngangkat telfon!

Serge menyerahkan kembali ponsel putranya pada sang empu.

Senja    = Apaan?

Raphel = Cepet ke taman kota samping RS

Senja    = Ngapain? gua nggak ada waktu

Raphel = Cewek lo sama gua

Senja    = Hah?

Raphel = Gua pungut di jalan tadi. Buru sini jemput!

Senja    = Ck

Raphel = Atau gua ambil?

Senja    = Ambil aja!

Senja memutuskan panggilan sepihak " Sasha ada di taman kota deket RS " Ucap Senja dengan nada kesal " Dia bareng sama Raphel " Imbuhnya.

Fansya melirik Senja dengan tatapan tajam. Memberinya peringatan agar tak berbohong/

" Tadi Raphel sendiri yang ngasih tahu "

Percy mengelus bahu putranya " Ayo Fan, kasihan Sasha "

Fansya mengangguk mengiyakan. Dia mulai melajukan mobilnya ke lokasi yang diberitahukan Senja tadi.

πŸ’

Fansya memarkirkan mobilnya di depan pintu masuk taman. Keempat lelaki itu keluar dari mobil dan memasuki area taman. benar yangdikatakan oleh Senja. Sasha berada di sana bersama Raphel.

" Sasha! " Fansya berlari ke arah gadis itu. Langsung memeluknya " Untungnya kamu baik-baik aja " Ucapnya lega. Berbeda dengan Sasha yang malah bingung.

Fansya melepas pelukannya " Yok kita pulang " Ucapnya tambah membuat Sasha semakin bingung.

" Jelasin dulu Fan, dia masih bingung tuh " Suruh Serge

" Oh iya. Oke. First, sorry karena udah ngambil rambut kamu buat dijadiin sample secara diem-diem " Ucapnya mulai menjelaskan.

" Aku ngelakuin test DNA tanpa minta izin dari kamu dulu " 

" Dan? "

Welcome to Alteros family " Ucap Percy dengan senyum hangat

" Hah? " Sepertinya gadis itu masih tak percaya

" Udah, nggak usah dipikirin. Intinya, kamu itu adekku. Adek kandung. Anak kedua keluarga Altero " Jelas Fansya lagi. Sasha hanya mengangguk dengan kikuk.

Fansya menggandeng tangan adiknya itu. Mulai berjalan pergi.

" Oh ya! " 

" Kenapa? "

Tanpa menjawab pertanyaan Fansya, Sasha berbalik dan  menghampiri Raphel yang masih setia berdiri di tempat yang sama.

" Makasih " Ucapnya sambil menggenggam tangan Raphel. Meninggalkan sesuatu di sana. Raphel membuka genggaman tangan yang dibuat oleh Sasha untuk melihat apa yang ditinggalkan Sasha untuknya.

" Gelang? Buat apa? Gelang cewek lagi " Tanyanya sedari mengangkat gelang itu sejajar dengan wajahnya.

" Kasih ke cewek yang kamu suka. Nggak mahal memang, tapi semoga bisa jadi pemberian yang berharga buat dia "

Setelah mengatakan itu Sasha kembali menghampiri Fansya. Meninggalkan Raphel dengan lambaian tangan dan senyum yang akan diingat selalu oleh Raphel. MUNGKIN.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Our Different Way
5460      2093     0     
Romance
Novel ini mengisahkan tokoh utama bernama Haira, seorang siswa SMA berusia tujuh belas tahun yang baru saja rujuk kembali dengan pacarnya, Gian. Mereka berdua tentu senang karena bisa kembali merajut kasih setelah tidak pernah bertemu lebih dari setahun akibat putus. Namun, di tengah hubungan yang sedang hangat-hangatnya, mereka diterpa oleh permasalahan pelik yang tidak pernah mereka bayangk...
Delapan Belas Derajat
11255      2317     18     
Romance
Dua remaja yang memiliki kepintaran di atas rata-rata. Salah satu dari mereka memiliki kelainan hitungan detak jantung. Dia memiliki iris mata berwarna biru dan suhu yang sama dengan ruangan kelas mereka. Tidak ada yang sadar dengan kejanggalan itu. Namun, ada yang menguak masalah itu. Kedekatan mereka membuat saling bergantung dan mulai jatuh cinta. Sayangnya, takdir berkata lain. Siap dit...
Woozi's Hoshi
9043      2089     7     
Fan Fiction
Ji Hoon dan Soonyoung selalu bersama sejak di bangku Sekolah Dasar, dan Ji Hoon tidak pernah menyangka bahwa suatu hari Soonyoung akan pergi meninggalkannya...
Panggung Terakhir
366      242     0     
Short Story
Apa yang terlintas dipikiran kalian saat melihat pertunjukan opera? Penuh dengan drama? Bernilai seni yang tinggi? Memiliki ciri khas yang sangat unik? Dimana para pemain sangat berkarakter dan berkharisma? Sang Ratu Opera, Helena Windsor Saner, merupakan seorang gadis cantik dan berbakat. Jenius dalam musik, namun lebih memilih untuk menjadi pemain opera. Hidup dengan kepribadian ceria...
Da Capo al Fine
348      286     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir
In the Name of Love
729      445     1     
Short Story
Kita saling mencintai dan kita terjebak akan lingkaran cinta menyakitkan. Semua yang kita lakukan tentu saja atas nama cinta
Liontin Semanggi
1710      992     3     
Inspirational
Binar dan Ersa sama-sama cowok most wanted di sekolah. Mereka terkenal selain karena good looking, juga karena persaingan prestasi merebutkan ranking 1 paralel. Binar itu ramah meski hidupnya tidak mudah. Ersa itu dingin, hatinya dipenuhi dengki pada Binar. Sampai Ersa tidak sengaja melihat kalung dengan liontin Semanggi yang dipakai oleh Binar, sama persis dengan miliknya. Sejak saat...
Cinta Sebatas Doa
613      430     0     
Short Story
Fero sakit. Dia meminta Jeannita untuk tidak menemuinya lagi sejak itu. Sementara Jeannita justru menjadi pengecut untuk menemui laki-laki itu dan membiarkan seluruh sekolah mengisukan hubungan mereka tidak lagi sedekat dulu. Padahal tidak. Cukup tunggu saja apa yang mungkin dilakukan Jeannita untuk membuktikannya.
Konstelasi
914      477     1     
Fantasy
Aku takut hanya pada dua hal. Kehidupan dan Kematian.
Renjana
532      391     2     
Romance
Paramitha Nareswari yakin hubungan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun dengan penuh kepercayaan akan berakhir indah. Selayaknya yang telah ia korbankan, ia berharap agar semesta membalasnya serupa pula. Namun bagaimana jika takdir tidak berkata demikian? "Jika bukan masaku bersamamu, aku harap masanya adalah milikmu."