Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mentari Diujung Senja
MENU
About Us  

" Selamat pagi anak-anak " Ucap Bu Sonia, wali kelas XI 1.

" Pagi bu " Jawab para murid kompak.

" Sebentar lagi kan ada festival Rakyat, dan seperti biasanya, sekolahan kita akan ikut andil tampil pada acara tersebut "

" Bu, siapa aja yang bakal ikut tampil? " Tanya salah seorang murid.

" Pertanyaan bagus "

" Jadi nanti sekolah kita akan menampilkan sebuah drama "

Sonia membuka sebuah buku dan mulai melanjutkan.

" Biar saya bacakan ya siapa saja yang ikut dalam drama ini "

Kelas jadi hening seketika. Mereka tak mau melewatkan satu nama pun.

" Marious kelas XII 3 , Jason kelas XII 2 , Marrie kelas XII 3 , Arfansya kelas XII 1, Clarasya kelas XI 1, Aigar kelas XI 1,dan terakhir Verdasha kelas XI 1 "

" Itu hanya untuk pemeran utamanya saja. Buat kalian yang mau berpartisipasi juga boleh. Nanti jam istirahat bisa menemui Pak Balram langsung "

Kelas menjadi kembali ramai. Apalagi setelah nama bintang sekolah dipanggil.

" Kak Fansya ikut?... Ihh aku juga pengen ikut kalo ada kak Fansya mah... Kok bisa ya kak Fansya ikut? Dia kan bukan anak club drama... Oh iya yah... Dia kan dari club musik "

" Sudah semuanya diam. Sekarang, apa ada pertanyaan? "

Clara mengangkat tangannya hendak bertanya.

" Ya Clara, silahkan "

" Kenapa Sasha juga ikut padahal dia anak baru disini. Dia juga belum pernah ikut latihan. Apa bisa dipercaya? Kemampuannya aja belum terbukti "

Sonia berpikir sejenak " Emm, sama halnya gini. Kayak Arfansya dan Aigar. Kita juga nggak tahu apa mereka punya kemampuan atau nggak kan? Kita juga tahu nereka itu bukan dari club drama "

" Atau kamu ragu sama pilihan pak Balram? " Tanya Sonia mengintimidasi.

Clara menggeleng pelan. Menahan rasa malu dan kesal.

" Kalau begitu, apa ada yang lain? " Sonia kembali fokus pada yang lainnya.

" Nggak bu "

" Yasudah. Kalau begitu saya permisi dulu "

Sonia berjalan keluar dari kelas.

" Heh Sasha! Lo pasti maksa buat ikut kan sama pak Balram! Ngaku lo! " Ucap Clara.

" Nggak tuh. Kenal pak Balram aja nggak gimana cara aku ngomongnya? " Balas Sasha.

" Ck, paling juga jual diri sama pak Balram " Ucap Senja ikut bergabung dengan kembarannya.

" Kan dia MU-RA-HAN " sambungnya dengan penekanan di setiap katanya.

Sasha mengepalkan kedua tangannya " Bukan aku yang murahan. Kamu aja yang nafsu! "

Mathilda yang duduk di sebelah Sasha lantas menarik gadis di sebelahnya agar duduk kembali.

" Udah Sha, jangan di rewes ah. Biarin aja "

Senja tertawa keras. Mencuri atensi semua orang yang ada di kelas.

" Oh, jadi gua yang salah disini? Lo ngerasa di lecehkan? Gitu maksudnya? " Tanya Senja dengan suara menggelegar. Membuat gadis berambut panjang itu gemetar untuk sesaat.

" Kenapa? Takut? Kenapa diem? "

Senja bangkit dari tempat duduknya dan mulai berjalan kearah Sasha.

" Mana keberanian lo? Coba sekarang tunjukin "

Kini Senja sudah sudah berada tepat di hadapan Sasha.

" TUNJUKIN SEKARANG! " Teriak Senja tepat di wajah Sasha.

" Lo bilang kalo gua nafsuan tadi. Biar gua kasih tahu nafsu yang sebenernya "

" Aigar udah! " Tegur seseorang.

" Diem! Nggak usah ikut campur! "

Tak ada yang bersuara lagi. Senja melihat penghuni kelas yang kini menatapnya dengan tatapan ngeri. Termasuk saudarinya, Clara.

" Ck! "

Senja menarik tangan Sasha. Dia menyeret gadis itu keluar dari kelas.

" Aigar! Mau kemana lo?! Aigar!! "

Tak ada sahutan dari Senja. Lelaki itu sudah pergi membawa Sasha pergi.

" Za, gimana? " Tanya Mariana terdengar panik.

" Aigar nggak akan ngelakuin apapun. Dia nggak gitu kok. Lo tenang aja. Dia bakal balik kok "

πŸ’

" Aigar! Mau kemana! Lepasin! Sakit! " Ucap Sasha setengah merengek.

Namun tak ada jawaban dari Senja. Dia memilih tutup telinga.

Lelaki itu terus mencengkram lengan Sasha dan menariknya entah kemana.

Keduanya berakhir di ruang club olahraga.

Senja memojokkan Sasha di sudut ruangan. Ia memeluk pinggang ramping gadis itu.

Meraba-raba, membuat Sasha tak nyaman.

Kini tangan Senja beralih ke baju seragam Sasha. Mulai membuka satu demi satu kancing seragam Sasha.

" Agar!! " Pekik Sasha. Tubuhnya gemeteran.

Cairan bening mulai meluncur di pipi gadis itu.

Senja berhenti " Gua, ngapain? "

Ada rasa bersalah yang tiba-tiba muncul di hati Senja.

Dia mundur perlahan. Membuat jarak untuk keduanya.

Senja memegangi kepalanya frustasi " Gua ngapain? Gua... "

Sasha merosot jatuh. Kakinya kelewat lemas untuk hanya menopang tubuhnya.

" Sha, gua... " Ucapannya terhenti. Lidahnya kelu untuk berucap.

Senja maju mendekat. Memeluk tubuh gadis itu erat.

Tangis Sasha pecah. Semakin menjadi-jadi.

" Maaf Sha, maaf "

πŸ’

Sasha dan Senja berjalan masuk ke dalam kelas bersama-sama. Seisi kelas memperhatikan keduanya dengan tatapan penuh pertanyaan.

" Kyle " Panggil Senja.

" Ya? "

" Bu Devi masuk nggak? "

" Nggak. Nggak masuk. Dari tadi jamkos " Jawab Skyler Draco, ketua kelas XI 1.

Pintu kelas kembali terbuka menampilkan seorang guru berperawakan tinggi.

" Ada Aigar, Clara sama Verdasha? " Tanya guru itu.

" Ada apa pak Balram? " Sahut Senja.

" Ikut saya ya. Kita mulai latihan hari ini "

Senja beralih menatap Sasha " Mau ikut latihan atau mau istirahat dulu? "

" IKut " Jawab Sasha tanpa menatap wajah orang yang menanyainya.

Clara yang merasa namanya terpanggil menghampiri kembarannya.

" Ayo. Yang lain udah nunggu " Ucap Balram sebelum melangkah pergi diikuti tiga anak yang dipanggilnya tadi.

πŸ’

Sampailah mereka di gedung olahraga. Sudah ada beberapa orang disana.

" Oke, bisa minta perhatiannya sebentar? " Ucap Balram yang sudah berdiri dihadapan semua murid yang ada di sana. Semua orang mengfokuskan diri pada guru berparas tampan itu.

" Jadi kalian yang ada di sini adalah murid-murid yang sudah terpilih untuk ikut serta dalam ajang mewakili sekolah kita "

Tak ada yang bersuara. Semuanya mendengarkan dengan seksama setiap kata yang di ucapkan oleh guru yang satu ini.

" Karena itu kalian harus bisa menampilkan yang terbaik. Kalian tentunya tahu sekolah kita punya nama baik yang harus di jaga. Jadi, ushakan yang terbaik "

" Siap pak!! "

" OKe. Pertama saya akan bagikan perannya dahulu. Dengarkan baik-baik "

" Pertama, ada Verdasha Serana as princess Ancia. Mana orangnya? " Sasha mengangkat tangannya.

" Oke. Kamu siap jadi princess Ancia? " Tanya Balram.

" Siap "

" Baik saya lanjutkan. Arfansya Roland? "

" Hadir pak "

" Kamu saya percayakan menjadi pangeran Lucas ya "

Fansya mengngguk sebagai jawaban atas perintah sang guru.

" Jangan lama-lama pak bacanya " Protes seseorang.

" Oke-oke. Aigar Senja as prince Zeal, Clarasya Cahya as Princess Diana, Marie Reana as queen Mariet, Jason Iskandar as king Julian, Marious Zaphelin as king Jordan "

" Ini adalah skenario drama yang akan kalian perankan. Mohon dibaca dan di pahami " ucap Balram sambil mengangkat sebuah buku yang tak terlalu tebal di tangannya.

" Ini " Fansya mulai membagikan buku itu satu per satu pada para pemain drama ini.

" Kalau sudah semua, kalian bisa ke belakang panggung. Disana ada beebrapa kostum yang sudah saya persiapkan untuk membantu latihan kita "

" Emang harus banget ya pake kostum pak? " tanya Fansya

" Oh iya dong. Wajib. Biar ngefeel gitu, mendalami peran "

Marious menepuk bahu Fansya. Membuat lelaki itu menoleh kearahnya " Bap Balram emang gitu. Mewajibkan pake kostum dalam setiap latihnnya. Aturan wajib club drama " bisik Marious.

" Oh gitu " Fansya mengangguk paham.

" Saya kasih waktu sepuluh menit untuk bersiap. Setelah sepuluh menit narasi akan langsung dibacakan dan kalian harus sudah siap "

Mereka semua bergegas menuju belakang panggung untuk memilih kostum. Clara memperhatikan Sasha yang tengah memilik gaun. Tiba-tiba terlintas sebuah ide di kepala Clara. Seringai jahat mulai terukir dibibir merah meronanya.

" Heh Sha!! Mau nggak aku dandanin? Buat permintaan maafku " Tawar Clara.

" Nggak usah. Aku bisa sendiri " Jawab Sasha disertai senyuman.

" Udah ih, ayo " Clara menarik paksa Sasha untuk mengikutinya.

πŸ’

Clara memberikan berbagai macam elemen make up di wajah Sasha. Senyum licik Clara terus merekah di wajah Clara. Dia menata rambut Sasha sedemikian rupa dan memberikan baju yang terlihat konyol untuk Sasha.

" Please Ra, jangan gini " Ucap Sasha. Gadis itu sudah memberontak sedari tadi. Namun Clara terus mengancam Sasha dengan ibunya. Sasha tak punya pilihan.

" Udah sana!! Ganti bajunya. Lo kan cantik. Cocok pake baju apa aja "

Clara mendorong Sasha paksa kedalam ruang ganti. Sasha terpaksa menurutinya. Dia tidak mau ibunya kehilangan pekerjaannya.

Sasha keluar setelah mengganti pakaiannya.

" Nah gitu kan cantik "

Clara kembali menarik tangan Sasha dan menyeretnya kembali menuju panggung.

" Dah sana maju!! " Clara mendorong Sasha hingga terjatuh di tengah panggung. Sialnya sudah ada beberapa orang yang di tugaskan sebagai pemeran tambahan yang membuat suasana tambah ramai.

Semua pandangan mengarah padanya. Semua orang tertawa saat itu juga melihat penampilan Sasha yang harusnya berpenampilan selayaknya seorang putri malah terlihat seperti badut keliling.

Suara tawa memenuhi ruangan. Suara bisik juga mulai terdengar. Semua tertuju untuk Sasha. Semua hinaan dan ejekan itu. Balram yang melihat kejadin tersebut lantas berteriak untuk menghentikan keributan itu.

" Semuanya diam!! "

Setelah keributan mereda Fansya membantu Sasha berdiri dan membawanya pergi dari tempat itu.

" Fan! Mau kemana lo? " Tanya Marious setengah berteriak. Namun tak ada sahutan dari lelaki itu.

Dia membawa Sasha pergi. Menjauh dari sana.

πŸ’

" Lo nggak apa-apa? " Tanya Fansya.

" Ya, makasih "

Don't mention it "

Kini keuanya tengah duduk di taman setelah Sasha membersihkan make up. Namun dia belum mengganti pakaian dan menata rambutnya.

Fansya mengarahkan tangannya ke rambut Sasha. Melepas ikat rambut yang berantakan itu. Dia juga memperbaiki posisi tiara yang tengan dipakai oleh Sasha.

" Udah mending rapi sekarang " Ucap Fansya dengan senyumnya yang menenangkan.

" Makasih "

" Siapa yang dandanin lo tadi? "

" Clara "

" Lo takut sama Clara? " Tanya Fansya lagi.

" Sejujurnya nggak, cuman aku nggak bisa lawan dia "

" Karena? "

Senyum tipis terukir di wajah manis Sasha. Dia menatap bebas kearah langit.

" Private? " Tanya Fansya mengeri.

" Mungkin? "

Angin mulai bertiup. Meniup rambut gadis itu bebas. Fansya hanya memeperhatikan gadis itu dalam diam.

Sasha menyelipkan rambutnya yang beterbangan ke belakang telinganya.

" Udah ya, aku mau ambil seragam. Kamu juga kan? "

Fansya mengangguk " Duluan aja "

Sasha berdiri dan mulai berjalan menjauh. Fansya menatap lekat punggung gadis yang kian menjauh dari tempatnya berada itu.

" Kenapa lo mirip sama Sashaku ya? "

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dark Shadow
363      235     5     
Horror
Tentang Jeon yang tidak tahu bahwa dirinya telah kehilangan Kim, dan tentang Kim yang tidak pernah benar-benar meninggalkan Jeon....
Gray November
3825      1314     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Last Hour of Spring
1535      811     56     
Romance
Kim Hae-Jin, pemuda introvert yang memiliki trauma masa lalu dengan keluarganya tidak sengaja bertemu dengan Song Yoo-Jung, gadis jenius yang berkepribadian sama sepertinya. Tapi ada yang aneh dengan gadis itu. Gadis itu mengidap penyakit yang tak biasa, ALS. Anehnya lagi, ia bertindak seperti orang sehat lainnya. Bahkan gadis itu tidak seperti orang sakit dan memiliki daya juang yang tinggi.
ALL MY LOVE
559      384     7     
Short Story
can a person just love, too much?
Woozi's Hoshi
9026      2088     7     
Fan Fiction
Ji Hoon dan Soonyoung selalu bersama sejak di bangku Sekolah Dasar, dan Ji Hoon tidak pernah menyangka bahwa suatu hari Soonyoung akan pergi meninggalkannya...
Aromantic Roomates
160      144     1     
Non Fiction
Raya dan Rafa sahabat sejak kecil yang tak pernah terpisahkan Suatu saat keduanya diperhadapkan dengan masalah orang dewasa pada umumnya pernikahan Raya dan Rafa yang tak pernah merasakan jatuh cinta memutuskan untuk menikah demi menyelesaikan masalah mereka Akankah takdir membuat keduanya saling mencintai atau akankah perasaan mereka tetap pada tempatnya hingga akhir
RINAI : Cinta Pertama Terkubur Renjana
454      329     0     
Romance
Dia, hidup lagi? Mana mungkin manusia yang telah dijatuhi hukuman mati oleh dunia fana ini, kembali hidup? Bukan, dia bukan Renjana. Memang raga mereka sama, tapi jelas jiwa mereka berbeda. Dia Rembulan, sosok lelaki yang menghayutkan dunia dengan musik dan indah suaranya. Jadi, dia bukan Renjana Kenanga Matahari Senja yang Rinai kenal, seorang lelaki senja pecinta kanvas dengan sejuta war...
IRIS
530      395     2     
Short Story
Alf terlahir dalam dunianya yang gelap, sementara Faye hidup dalam sisi yang berlawanan dengannya. Namun, siapa sangka jika ternyata sesekali Faye menginginkan hidup di posisi Alf. Sedangkan Alf telah memutuskan untuk mengakhiri kehidupan hitamnya, bukan beralih ke dunia putih milik Faye, namun ke kehidupan yang sebelumnya telah dipilih ibunya, Sang Pengkhianat.
Our Different Way
5459      2092     0     
Romance
Novel ini mengisahkan tokoh utama bernama Haira, seorang siswa SMA berusia tujuh belas tahun yang baru saja rujuk kembali dengan pacarnya, Gian. Mereka berdua tentu senang karena bisa kembali merajut kasih setelah tidak pernah bertemu lebih dari setahun akibat putus. Namun, di tengah hubungan yang sedang hangat-hangatnya, mereka diterpa oleh permasalahan pelik yang tidak pernah mereka bayangk...
Liontin Semanggi
1651      975     3     
Inspirational
Binar dan Ersa sama-sama cowok most wanted di sekolah. Mereka terkenal selain karena good looking, juga karena persaingan prestasi merebutkan ranking 1 paralel. Binar itu ramah meski hidupnya tidak mudah. Ersa itu dingin, hatinya dipenuhi dengki pada Binar. Sampai Ersa tidak sengaja melihat kalung dengan liontin Semanggi yang dipakai oleh Binar, sama persis dengan miliknya. Sejak saat...