Pada hari Minggu, Balram mengajak anak-anak yang mengikuti drama 'lovely princess' untuk pergi ke pinggiram kota. Katanya untuk refreshing. Menjauh dari udara kota yang panas dan latihan yang melelahkan.
Balram mengajak anak-anak itu ke sebuah desa yang katanya adalah tempat kelahirannya.
" Desa Mentari " Ucap Senja membaca tulisan yang ada di gapura desa.
" Pak, kenapa kita kesini? " Tanya Clara.
" Iya pak. Kan mending ngajak kita ke mall " Tambah Marie.
" Saya pengen nunjukkin banyak hal yang belum pernah kalian liat di kota "
Anak-anak itu mengangguk mengiyakan.
" Saya ma ke rumah kerabat saya. Kalian bebas au kemana aja yang kalian mau. Saya permisi dulu "
Balram berjalan meninggalkan anak-anak itu.
" Terus, sekarang ita mau ngapain? " Tanya Jason.
" Jalan-jalan kayak yang tadi pak Balram bilang " Jawab Fansya yang mulai berjalan. Dia melipat lengannya ke belakang kepala. Seakan menikmati udara sejuk yang menyebar di tempat ini.
" Mending kita jangan pencar. KIta nggak kenal daerah ini " Ujar Marious.
" Lo bener Mar " Ucap Jason menyetujui.
" Yaudah ayok mulai jalan sebelum kita kehilangan jejak Fansya "
" Yok "
Mereka berenam pun mulai berjalan mengikuti langkah Fansya yang sudah lebih dahulu berjalan.
π
Mereka bertujuh sudah cukup lama menyusuri desa Mentari. Tempt itu tak terlalu ramai. Namun bangunan disini begitu banyak. Dan uniknya bangunan-bangunan disini dibangun dengan gaya arsitektur seni bernilai aeshtetic.
" Not too bad " Ucap Jason.
" Udah ah cape " Ucap Marie.
" Yaudah istirahat disini dulu " Ujar Marious sambil menunjuk sebuah gazebo. Mereka semua kemudian dududk disana selain Fansya.
" Gua mau lanjut jalan " Ucap Fansya.
" Fan, jangan mencar. Kita nggak kenal-- "
" Nggak. Gua nggak bakal nyasar. Santai aja " Sela Fansya.
" Yaudah " Balas Marious mempersilahkan.
" Aku juga mau ikut " Ucap Sasha.
" Boleh "
" Fan!! "
" Santai bro. Gua yang tanggung jawab kalo dia kenapa-napa "
Marious bernafas gusarn" Pegang kata-kata lo Fan " Pinta Marious.
" Ya. Lo kayak nggak kenal gua aja " Ucap Fansya tersenyum percaya diri.
" Gua juga ikut bang " Ucap Senja.
" Oke, yok jalan "
Ketiganya mulai kembali berjalan.
" Lo nggak cape Sha? " Tanya Senja.
" Nggak " Jawab Sasha singkat.
" Kalian pacaran ya? " Tanya Fansya'
" Nggak " Jawab keduanya kompak.
" Kenapa nggak sih? Kalian tuh keliatan cocok loh. Apalagi pas bagian kalian nyanyi bareng. Sumpah sih lucu banget "
Senja dan Sasha saling bertatapan " Kita nggak cocok " Ucap Sasha mengalihkan pandangannya ke jalanan di depannya.
π
Sore menjelanng. Fansya dan Senja sudah terlihat kelelahan berjalan puluhan mil.
" Luas juga ternyata tempat ini " Ucap Fansya sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan telapak tagannya.
Disaat kedua lelaki itu sudah duduk lemas, Sasha masih berdiri tegap. Dia menatap sesuatu kemudian beralih menatap kedua lelaki itu.
" Aku mau lanjut jalan dulu "
" Nggak cape apa? " Tanya Senja.
Sasha menggeleng " Aku mau ke sana " Ucap gadis itu sambil menunjuk tempat yang tadi di pandanginya.
" Yaudah. Tapi jangan lama-lama. Ku tunggu disini "
Sasha mengangguk dan tersenyum. Gadis itu mulai berjalan kemali. Baru beberapa langkah dia berjalan, Senja sudah berlari kearahya. Menyetarakan lagkahnya dengan Sasha.
" Gua ikut sama lo " Ucapnya.
Sasha hanya melirik sesaat. Tak merespon ucapan Senja. Dia mempercepat langkahnya. Dia ingin cepat-cepat sampai di tempat tujuannya tanpa berlama-lamaan dengan lelaki di sampingnya.
" Nggak usah buru-buru Sha. Nikmati perjalanannya "
" Terserah aku lah "
π
Setelah cukup lama berjalan, akhirnya mereka sampai di sebuah tempat. Sepertinya tempat ini sudah tidak ditinggali. Terlihat jelas dari beberapa puing bangunan yang telah hancur dan runtuh. Tak ada tanda-tanda adanya manusia disana.
" Aku mau kesana " Ucap Sasha menunjuk sebuah bangunan dengan menara yang terlihat cukup tinggi. Tak begitu tinggi. Tapi mungkin itu adalah jantung tempat ini.
" Beneran? Bangunan itu keliatan udah rapuh loh " Tanya Senja memastikan.
" Yaudah. Aku bisa kesana sendiri juga " Sasha langsung berjalan meninggalkan Senja.
" Sha!! Tungguin. Jangan pergi sendirian " Senja mulai mengejar gadis yang kini mulai menjauh darinya.
Sasha terhenti di hadapan bangunan itu. Gadis itu memeriksa pintu depan.
Kriekk... Pintu terbuka. Sasha memberanikan diri untuk masuk kedalam bangunan tua itu.
" Jangan masuk. Bahaya " Ucap Senja yang tak digubris oleh Sasha. Gadis itu tetap masuk ke dalam ruang gelap itu.
" Ck " Senja berdecak kesal. Lelaki itu ikut masuk ke dalam sana.
Senja mengikuti jejak Sasha. Sampailah Senja di puncak menara. Dia melihat Sasha yang sudah berdiri di sana. Menatap ke suatu arah. Terpaku.
Senja yang penasaran lantas menghampiri gadis itu. Lelaki itu berdiri di samping Sasha. Menatap arah yang sama dengan Sasha.
Senja terpaku pada mentari yang kini sudah berada di ufuk barat. Twilight . Begitu indah dan candu untuk di pandang dari sini.
Mereka menatap sang mentari hingga tenggelam sepenuhnya. Langit berubah gelap. Bintang mulai muncul di permukaan langit gelap.
" Udah puas? " Tanya Senja.
" Ya "
" Sekarang pulang ya "
" Ya "
Senja mengulurkan tangannya.
" Apa? " Tanya Sasha.
Tanpa menawab itu, Senja langsung meraih tangan Sasha. Menggandengnya. Kali ini dengan lembut tak seperti hari itu.
Sasha merasa sedikit aneh dengan perubahan drastis Senja. Seakan lelaki itu sudah bukan dirinya lagi. Dia adalah orang baru. Orang asing yang baru dikenal oleh Sasha.
π
Disisi lain, ada Fansya dan Balram yang tengah bingung karena Sasha dan Senja tak kunjung kembali.
" Eh pak, itu mereka "
Balram menoleh. Benar saja itu mereka yang tengah berjalan menghampiri mereka.
" Udah puas keluyurannya? " Tanya Fansya.
Sasha cengengesan.
" Kalian dari menara? " Tanya Balram.
" Kok Bapak tahu "
" Tahu aja. Udah yok pulang udah malem "
π
" Aigar, Sasha " Panggil JAson di tengah perjalanan.
" Ya kak? " Sahut Sasha.
" Tadi kalian kemana? "
" Mereka habis liat apa yang pengen saya tunjukin ke kalian semua " Jawab Balram yang tengah menyetir.
Seketika ke lima anak lainnya menatap Sasha dan Senja dengan tatapan penasaran.
" Kalian habis liat apaan? " Tanya Marious.
" Suatu tempat yang indah " Jawab Senja sambil menatap Sasha sambil tersenyum.
Balram mengintip anak-anak itu dari spion tengah sambil tersenyum " Akur-akur terus ya "