Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cerita Cinta anak magang
MENU
About Us  

Reski, cowok itu terlihat sedang mencari seseorang. Tiba-tiba muncul pada Gia sendirian. tapi, bukan Gia yang di cari. melainkan Lani. dari pagi, cewek itu belum terlihat batang hidungnya. entah karena sakit atau apa. Reski, tidak tahu.

"Gia." Gia yang merasa ada orang yang menjelajah. menatap ke sumber suara. dan benar saja, ternyata Reski yang baru saja memanggilnya.

"Apa?" jawab Gia, dari kejanggalan.

"Sini." 

"Ngapain?"

“Sini dulu.” Gia menghela nafas pasrah, dia pun berjalan ke arah konter mendekati Reski. "Ada apa sih?" lanjutnya, kesal. pasalnya Reski telah mengganggu kerjaannya.

Reski, menatap ke arah sekeliling, memastikan tidak ada yang mendengar percakapan mereka. “Lani kemana?” 

"Dia libur." Jawab Gia.

Reski teringat, akhirnya dia tahu kapan Lani libur kerja. banyak yang Reski ingin tahu tentang cewek itu. Rasanya, ingin lebih mengenal Lani lebih dalam. mungkin dengan cara Reski, lebih dekat dengan Gia, Reski akan mengatahui semua tentang cewek yang dia incar.

"Gia.... Boleh minta nomor WhatsApp Lani?" pinta Reski, terlihat berbisik-bisik.

Gia mengerutkan kening. penasaran. "Tapi apa?"

"Lo pasti tahu lah." Reski, terlihat menaikan sebelah kanannya sambil tersenyum manis ke arah Gia.

Gia mengingat beberapa detik. "Emm.. Boleh sih, tapi jangan di kasih tahu Lani kalau gue yang ngasih?"

“Iya aman.” Gia pun segera mengirim nomer Lani lewat WhatsApp. Kebetulan mereka satu grup. sebenarnya Reski bisa saja mengambil nomer Lani kapan saja. cuman dia tidak tahu nama Lani, yang mana.

" Sudah kukirim ."

"Hah?"

"Lupa lagi, Lo kan gak bisa bahas sunda haha." Reski, yang mendengarnya memutar bola matanya malas. "Iya maksud Gue, Sudah di kirim Reski."

Reski pun mendengus pelan, lalu segera mengecek pesan baru dari Gia. dan benar saja Gia, baru saja mengirim nomer Lani ke nomernya.

" Terima kasih , Gia."

"Oke, yaudah, gue lanjutkan kerja dulu ya." Reski mengangguk, gia pun segera berjalan ke resepsionis untuk melanjutkan kerjanya. sementara Reski, cowok itu segera mengirim pesan pada Lani.

Lan, ini gue Reski.

Reski tersentak kaget saat Lani langsung membuka isi pesannya.

Oke boleh

kenapa gak masuk aja?"

libur Res .

Lan, aku mau ngomong sesuatu.

ngomong apaan

Aku suka sama kamu,

baru suka belum sayang minggu

Tahu gak?

Gapapa sih, 

kan kita boleh suka sma siapa aja.

Reski yang membaca pesan itu tersenyum tipis. ternyata Respon cewek itu sangat baik, Reski berharap dengan patah hatinya yang masih belum pulih. bisa cepat sembuh. dia juga berharap, Wulan adalah obat dari segala obat yang dia cari.

 

***

 

Setelah selesai dengan pekerjaannya, Gia memutuskan untuk pergi ke Indomaret sendirian. biasanya dia selalu di temanin sama Lani. namun temannya itu sedang libur. dan terpaksa Gia, harus pergi sendirian. Sebelum itu, Gia meminta izin pada Santi, seniornya.

"Teh Gia, izin ke Indomaret dulu ya."

"Iya boleh."

"Mau nitip enggak?"

"Engga dulu deh."

"Yaudah, Gia ke Indomaret dulu."

Gia berjalan menuju Indomaret, menikmati Indomaret tidak terlalu jauh. tinggal nyebrang dan jalan beberapa meter. Tiba-tiba terdengar pada salah satu anak magang yang duduk sendirian di Indomaret. Gia, belum kenal siapa orang itu. dia hanya sekedar tahu saja lewat omongan orang-orang di hotel.

Gia, pun berjalan masuk ke dalam Indomaret, tanpa menghiraukan cowok itu. Gia, segera membeli, beberapa cemilan, sama minuman. saat dia hendak membayar ke kasir. tiba -tiba, orang yang dia temui di depan. ketemu lagi di kasir, Gia pun tersenyum tipis. berusaha untuk menyapanya.

“Sendirian aja?” Tanya Rafly yang terlihat menunggu uang kembalian dari kasir, cowok itu baru saja membeli sebungkus rokok dan Coffe.

"Iya."

Rafly hanya mengangguk, lalu dia segera memesan kopi untuk dia minum. keduanya terlihat canggung. seperti ada yang ingin disampaikan. tapi bingung mulainya dari mana.

 

***

"Yang lembur di cafe malam ini siapa?" tanya Pak Ija pada ke empatnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00. sebentar lagi mereka akan segera pulang. kecuali yang lembur, karena setiap minggu sekali. Tepatnya malam Minggu, mereka haruskan lembur bergantian. Tepatnya, dua orang- dua orang dan sekarang, giliran Akbar dan Reski yang kebagian lembur.

“Abau sama Reski pak.” jawab Iqsan yang terlihat sedang siap-siap untuk pulang.

"Yaudah, yang lembur malam ini jangan dulu pulang.".

Reski dan akbar yang mendengarnya terlihat malas. pasalnya dia harus lembur di cafe. dimana dia kenal belum dekat dengan karyawan yang disana. mau tidak mau, Mereka mengiyakan perintah dari Pak Ija.

“Yaudah kita berarti pulang ya Pak?” Iqsan terlihat hendak berpamitan.

"Iya boleh."

"Ayo Val, pulang." 

Rival, mengangguk. "Selamat menjalankan dinas malam sayang." Rival meledek kedua temannya. Iqsan  yang mendengarnya tertawa puas.

"Nanti, malam Gue ke cafe, sekalian ngopi di sana. pokonya Gue mau di layanin sama kalian." timpal, Iqsan.

"Iya, entar gue siramin ke muka Lo kopi nya." timpal Akbar, terlihat kesal.

Mereka yang mendengarnya tertawa bersaman. Mereka pun segera berpamitan pada Pak Ija. "Yaudah pak, kita pulang dulu.

***

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • reski

    Btw ini kisah nyata gaesssss🔥

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags