Ke esokan harinya, Iqsan Reski, Akbar, Rival ke empat orang itu terlihat sedang berdiri di posisinya masing-masing saling berpencar. Kali ini mereka terlihat standby menunggu tamu selesai sarapan pagi. Mereka terlihat sibuk untuk clear up. mengangkat piring kotor untuk di bersihkan di atas meja.
Tatapan Reski tertuju pada Lani yang terlihat berdiri di ruang resepsionis. Reski tersenyum tipis melihat itu.
"Res, Lo sama Akbar, ke bawah ya, siapin coffe break buat nanti jam sembilan." ucap padil, tangan kanan Pak Ija, menyuruhnya ke bungqet.
"Oh, siap bang."Reski berjalan menghampiri Akbar dengan langkah tegap.
"Bau, ikut gue." ucapnya dengan menyebut nama abau, sesuai ke inginan pemilik nama.
"Kemana?" Akbar, mengkerut kan keningnya, bingung.
"Banquet."
"Ngapain?"
"Sialan, banyak tanya lo."
Akbar yang melihat Ekspresi Reski yang terlihat kesal terkekeh pelan."Yaudah ayok."
Setelah tiba di banquet, keduanya berbagai tugas. Reski, terlihat sedang menyiapkan untuk coffee break, sementara Akbar, terlihat sedang menghitung spoon and sfook.
setelah selesai menyiapkan air panas untuk coffee break. Reski, menghampiri Akbar kembali. duduk di salah satu meja sebelah
Akbar. mengeluarkan sebatang rokok, lalu membakarnya menggunakan korek gas.
"Lama banget ngitung spoon juga." celetuk Reski. Spoon dalam bahasa hotel di artikan sebagai sendok makan.
Akbar, yang yang mendengar itu, langsung memberhentikan aktifitas nya." Eh menyet, hitung nih Lo sendiri." Reski, yang mendengar itu terkekeh pelan. pasalnya, Akbar, terlihat Prustasi. "Jadi lupa kan gue, Sialan Lo!" lanjutnya.
***
Siang ini, Mereka berempat terlihat sedang melayani makan siang di ruangan Dahlia. mereka berdiri tegak tanpa kata lelah. seperti biasa. mereka melakukan Clear up, mengangkat sisa piring kotor lalu membawanya ke dapur.
Reski yang melihat banyak nya gelas goblet di atas wastafel langsung segera mencuci nya. Reski paling tidak suka sama yang namanya berantakan. karena kalau di biarin, kerjaannya makin banyak.
Tiba-tiba Iqsan, datang menghampiri nya, sambil membawa gelas goblet lalu di simpan wastafel.
"Sini gue ajarin cepet." Iqsan mempraktekan caranya sendiri agar gelas goblet bisa cepat selesai." Nah kaya gini." ucapnya setelah mencontohkan.
"Sama saja lah, semua orang punya caranya sendiri kalau kerja." Jawabnya.
"Alah.. bilang saja Lo gak bisa nerima saran dari orang." ucapnya, setelah itu pergi.
'Apaan sih tolol.' batin Reski.
Tak lama, Akbar pun datang menghampiri Reski sambil menyimpan goblet. lalu setelah itu, berdiri di belakang Reski sambil memeluk pinggang nya. "Masak apa hari ini sayang?"
"Eh sayang, kamu sudah pulang, ini aku lagi masakin kamu sayur paku, nanti kita makan bareng ya?" ucap Reski, mengubah nada bicara nya seperti laki-laki kemayu.
"HAHAHA."
Keduanya tertawa keras, lalu setelah itu akbar pergi. kembali ke posisi semula.
•••••
Setelah pulang dari hotel, mereka berempat memutuskan untuk pulang ke kosan. satu persatu mereka terlihat masuk ke dalam rumah. Seperti biasa, Rival setiap sore selalu bermain ke kosan untuk sekedar istirahat sejenak. karena, Rumah saudara nya cukup jauh untuk dia tempuh. perkiraan sekitar setengah jam.
Saat Iqsan hendak membuka baju, tiba -tiba dia dapat panggilan telpon dari pacarnya di jakarta.
'Hallo?'
'Iya sayang hallo.'
'Kamu udah pulang?'
'Ini Baru nyampe, sebentar ya aku ganti baju dulu.'
Di sisi lain, Akbar, baru juga dapat telpon dari pacarnya. hubungan mereka perkiraan sudah menginjak dua tahun. sekarang mereka harus LDR. karena pacarnya dapat beasiswa di Jombang untuk melanjutkan kuliah
Akbar menatap ponselnya malas, karena setiap pacarnya nelpon, pasti selalu saja afa perdebatan kecil di antara mereka. hubungan dua tahun memang tidak mudah. kadang, kepercayaan lama tiba-tiba berubah menjadi rasa curiga.
Sebelum mengangkat telponnya, cowok itu pun menarik nafasnya panjang. lalu segera mengangkat nya.
'Kok kamu lama banget sih angkat nya? jangan-jangan udah gak sayang lagi sama Aku ya?'
'Ya Allah sayang, aku tuh capek baru pulang kerja. jangan nuduh yang aneh-aneh deh, malas aku.'
'Kamu marah?!'
'Siapa yang marah sih?'
'Itu barusan nadanya gak enak banget di denger.'
'Ya itu karena aku lagi cape, baru pulang kerja cantik.'
'Tahu ah!'
Seketika telpon itu pun mati, akbar kesal pun mendengus kan nafasnya kasar. sementara, Reski dan Rival yang mendengar percakapan kedua temannya bareng pacar nya. saling tatap satu sama lain.
"Yang satu bucin, yang satu lagi berantem. " Sahut Reski, geleng-geleng kepala melihat kedua temannya yang ada ada aja kelakuannya
"Untung gue gak punya pacar." timpal Rival
"Reski, langsung menatap Rival Val."
"Emm." Jawabnya, singkat.
"Mau gak jadi pacar gue?"
"Mau."
Iqsan dan akbar, yang mendengar itu langsung menatap keduanya mereka terlihat ingin muntah setelah mendengar percakapan kedua temannya.
"Najis."
***
Btw ini kisah nyata gaesssss🔥
Comment on chapter Prolog