Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cerita Cinta anak magang
MENU
About Us  

Malam ini, Reski dan Akbar terlihat sedang sibuk di cafe. seperti di tugaskan tadi sore. mereka harus lembur di cafe sebagai waiters. Reski yang terlihat sibuk clear up, sementara Akbar, cowok itu sibuk mengantarkan pesanan costumer.

Akbar, cowok itu terlihat kelelahan, harus bulak balik Resto dan cafe. pasalnya, makanan yang di pesan di cafe. di masak di kichen. mau tidak mau, akbar harus bulak balik Cafe dan Restoran untuk mengambil makanan.

Di sisi lain, Iqsan baru saja tiba di cafe log-in. cowok itu segera turun dari atas motor. lalu masuk ke dalam cafe.

Iqsan yang melihat kondisi cafe yang terbilang ramai. pun berniat untuk membantunya.

"Bang gue bantuin ya?"

“Boleh-boleh."

"Yang belum apaan?"

"Itu bantuin si akbar aja nganterin makanan, dia ada di kichen sekarang."

Iqsan mengangguk, dia segera berlari ke restoran. menyusul akbar yang katanya sedang berada di sana.Iqsan yang melihat Akbar kecapean tertawa pelan.

"Sudah, Lo ngerokok saja, biar gue yang nganterin."

"Lo kan engga lembur."

"Gue kasihan sama lo."

"Yaudah nih." Akbar pun menyerahkan kerjaannya pada Iqbal.

Keduanya memutuskan untuk berjalan ke Cafe. Akbar memutuskan untuk istirahat sebentar. merokok di depan cafe. melihat beberapa costumer yang terlihat asik menikmati malam mingguan. sementara Iqsan, cowok itu terlihat sedang mengantarkan pesan ke salah satu meja. tak lama, dia kembali.

Setelah satu jam tanpa henti, akhirnya antrian pun kembali reda. karyawan cafe, terlihat bersantai sambil merokok di area cafe. 

"Bau, tidur di Kaswari aja ya malam ini? males gue. pulang ke kosan, besok pagi juga kerja lagi kan?"

Reski terlihat meminta pada Akbar untuk malam ini tidur di Kaswari. dimana kaswari adalah kamar yang terbilang angker di hotel sangga buana. kamar itu memang jarang di tempati. karena itu khusus buat karyawan kalau pulang nya jauh ke Rumah.

"Engga, males gue."

"Yaudah lah terserah lo."

"Bau, anterin pesanan si Iqsan nih." ucap Fahmi karyawan Caffe.

Akbar berdiri dari duduknya." Pesan apaan si Iqsan bang?"

"Coffe latte sama tahu lada garam." jawab Fahmi.

"Mana kopinya biar gue siram dah ke mukanya. nyusahin amat tuh bocah." Akbar terlihat menggerutu.

"Lo ambil dulu aja makanan nya di kichen." 

"Sialan, si Iqsan nyusahin." Akbar pun segera pergi ke kichen. dimana tempat nya terbilang beberapa meter dari cafe. terpaksa dia harus berjalan untuk mengambil makanannya.

Setelah itu, Akbar kembali dengan membawa nampan kecil berisi tahu lada garam. cowok itu terlihat mengatur nafasnya. jujur, Dia muak karena istirahat nya harus di ganggu.

"Mana bang kopinya?"

"Nih."

Setelah itu Akbar segera mengantarkan pesanan Iqsanl ke mejanya." Tai, nyusahin lo." ucapnya sambil menyimpan makanan dan kopi di atas meja.

Iqsan yang melihat Ekspresi Akbar terlihat kelelahan. terkekeh pelan.

"Capek bang? sini ngopi bareng."

Dari situ, Akbar langsung cepat menyeruput kopinya. Iqsan yang melihat itu, sedikit kesal, pasal nya, akbar meminumnya hampir setengah gelas.

"Gila, gak kebakar tuh Lidah?"

Akbar tidak menjawab, dia memutuskan untuk kembali ke tempat tadi dia istirahat bersama Reski.

****

Ke esokan harinya, mereka kembali ke hotel sangga buana untuk berkerja seperti biasa. saat ini mereka berempat terlihat sedang santai. pasalnya, tamu yang menginap terbilang cukup sedikit. jadi mereka punya waktu istirahat cukup banyak.Di sisi lain, Pak Ija baru saja datang. Iqsan dan yang lain yang melihat kedatangan Pak ija langsung salaman, mencium punggung tangannya.

"Eh semalam gimana rame gak? Res." tanya pak Ija pada Reski.

Seketika perut cowok itu melilit, rasanya ingin buang air besar.

"Tanya Akbar aja pak, saya gak kuat pengen berak." setelah mengatakan itu, Reski segera pergi ke mushola bawah untuk bisa buang air besar di sana.

"Eh! ngomong apa lo barusan?"

Langkah Reski terhenti saat mendengar Pak Ija yang terlihat marah.

"Berak pak." Jawab, Reski polos

"Te sopan sia, BAB lain berak!"

Reski yang mendengar itu langsung menatap Rival. jujur, dia tidak begitu paham dengan Bahasa sunda. kebetulan, Rival, cowok itu sedikit paham bahasa sunda.

"Val, ngomong apaa?" ucap Reski terlihat berbisik.

Respon temannya itu hanya menaikkan pundak nya dengan tatapan datar. Reski yang sudah tidak tahan lagi, dia langsung berlari sambil berteriak minta maaf.

"MAAF PAK. MAKSUD SAYA MAU BAB DULU."

Pak Ija yang melihat itu geleng-geleng sambil tertawa bersama dengan yang lain. Pak ija pun duduk di kursi.

"Semalam Rame gak?"

"Rame banget pak, pokonya semua meja pada penuh, Gila semalam cape banget sumpah." Akbar terlihat antusias bercerita soal semalaman.

"Alah capek apaan, orang lo aja ngerokok mulu, malah gue yang ikut bantuin." timpal Iqsan.

Akbar yang mendengar itu sedikit bingung. kenapa Iqbal merasa so paling tahu? padahal jelas-jelas. sebelum dia datang, kondisi cafe cukup ramai. sementara pas dia datang? itu posisinya hanya ada beberapa dua orderan makanan.

••••••••

Setelah selesai buang air besar. Reski keluar dari dalam Wc. tatapannya tertuju pada Rafly, yang terlihat sedang duduk di lantai sambil mengisap sebatang Rokok.

"Buset sendirian aja nih bang."

"Iya nih bang, sinilah temenin."

Reski, terkekeh pelan kemudian dia segera duduk di samping Rafly sambil mengeluarkan sebungkus Rokok.

"Lo asli Cipanas apa gimana?"tanya Reski.

"Enggak, gue asli bandung, cuman ibu gue asli sini." Reski yang mendengar itu mengangguk paham.

"Di sini dingin banget ya, enggak kayak di jakarta." Reski terlihat memeluk tubuhnya.

"Ya awal-awal juga gue gitu, tapi lama- kelamaan, kayak udah biasa."

Reski membuang setengah rokoknya. dia tidak bisa lama-lama. takutnya yang lain pada nyariin. dia pun berdiri dari duduknya.

"Gak bisa lama-lama gue, takut yang lain pada nyariin."

"Oh gitu, yaudah."

"Gue duluan."

Reski pun segera pergi dari mushola. dia memutuskan untuk kembali ke Restoran. takutnya yang lain pada nyariin.

"Buset, lama banget berak nya, keras banget ya tai lo?"

Reski yang baru saja tiba di restoran langsung di sambut akbar dengan cara bicaranya yang setiap sekali ucap selalu bikin orang ketawa.

"Iya nih, Lupa gue tadi Tai nya gak gue foto." ucap Reski, bercanda.

"Buat apaan?"

"Lo suka kan sama Tai gue? kemarin aja kata lo tai gue wangi."

"Sialan."

Reski yang mendengar itu terkekeh pelan. cowok itu terlihat mencari keberadaan kedua temannya yang entah dimana.

"Si Iqsan sama Si Rival pada kemana?"

"Ke banquet, gue di suruh sama lo jaga di sini dulu. "

Reski mengangguk paham. tatapannya tertuju Lani yang terlihat sedang berjalan menuju dapur. dari situ, Reski langsung menghampirinya, mengajaknya bicara.

"Lan."

"Iya, kenapa?"

"Entar pulang, ngobrol sama aku dulu ya di Indomaret?" 

Lani yang mendengar itu terlihat berpikir.

"Lihat sore aja ya?"

"Oke."

Setelah itu, Reski kembali ke konter menghampiri, Akbar.

"Ngomong apaan lo sama si, Lani?" Tanya, Akbar.

"Biasa hehe."

"Awas ya, dia punya gue." Reski yang mendengar itu tidak suka. dia terlihat kesal pada Akbar yang tiba-tiba berbicara seperti itu.

"Temen macam apaan lo kayak gini?"

 

****

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • reski

    Btw ini kisah nyata gaesssss🔥

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags