Hidup tenang tanpa drama bersama kakak dan adiknya adalah impian hidup Molly, anak tengah dari tiga bersaudara. Dia tak menyangka saat Agatha, kakaknya, tiba-tiba menghilang dan melepas tanggung jawab hingga adik bungsu mereka, Pandia, menjadi pengantin pengganti dalam sebuah pernikahan yang tak diinginkan.
...Read More >>"> SECRET IN SILENCE (Bab 28) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - SECRET IN SILENCE
MENU 0
About Us  

Druid Agung memijat keningnya. "Maafkan aku. Kau sangat mirip dengan Agatha, melihatmu barusan mengingatkanku pada kakakmu."

"Yah, tapi aku bukan dia, maaf sekali." Molly mendengus seraya melipat tangannya di dada. "Jadi?"

Druid Agung menghela napas berat. "Aku bisa membantumu untuk berkomunikasi dengan salah seorang leluhur. Mereka nantinya akan menyampaikan pesan dari Penjaga Agung Lembah tentang cara terbaik untuk sampai ke tempat itu. Kebetulan, sang Penjaga Agung mengizinkan kakakmu pergi ke sana dengan essentia dari patung yang lama."

Molly berdecak. "Baiklah, kalau begitu kau harus membantuku untuk berkomunikasi dengan para leluhurmu. Waktuku tak banyak, adikku akan segera menikah dan Agatha harus segera pulang untuk bertanggung jawab."

Pria bertubuh tegap itu mendengkus berat, sebuah pesan tersirat bahwa dia juga telah mengetahui ketegangan yang terjadi di antara Molly dan Agatha. Druid Agung lantas menggeram frustrasi, masih memijat ujung hidungnya.

"Aku akan melakukannya, hanya karena kau adalah adik perempuan yang kucintai." Druid Agung lantas berjalan menyusuri pinggiran sungai, lalu mengusap salah satu stalakmit yang berkilauan di dekat kakinya. Dengan tangannya yang kuat dan kekar, dia mematahkan stalakmit itu. "Ikuti aku. Kita pergi ke Aula Pemujaan sekarang."

***

Aula Pemujaan malam ini terpantau sepi, hanya ada beberapa pendeta druid yang tengah berjaga. Molly membawa lima lembar daun yang gugur secara alami dari pohon Javarash. Druid Agung berhenti tepat di dekat patung yang baru. Dia lantas mengeluarkan sebuah pisau belati kecil dan meminta agar Molly menyerahkan kelima daun yang dibawanya.

"Kita akan melakukan apa?" tanya Molly seraya mengamati Druid Agung mengukir daun-daun itu.

"Aku akan melakukan Ritual Daun Kenangan," jelas Druid Agung. Tangannya masih bergerak perlahan-lahan mengukir simbol-simbol kuno. "Hanya ritual biasa untuk memanggil roh para leluhur."

"Dengan cara mengukir daunnya?"

"Ya, lima lembar daun dengan lima ukiran yang berbeda." Druid Agung mengernyit mengukir daun itu. "Gelombang, untuk garis kehidupan. Berlian, untuk rasa syukur. Rantai, untuk keturunan asli. Cahaya, untuk kehidupan yang lebih tinggi. Dan terakhir, nama leluhur yang kita panggil."

Molly mengamati kelima simbol itu dari bawah cahaya obor. Matanya berkilauan penuh harapan, dengan begini dia bisa mendapatkan izin untuk berteleportasi ke tempat Agatha berada.

Setelah diberkahi oleh patung, daun-daun itu lantas dibawa oleh Druid Agung menuju ke sebuah meja batu bersimbol tak jauh dari pintu masuk. Dia kemudian menerima semangkuk stalakmit, yang telah digerus menjadi bubuk yang bercahaya indah kebiruan, dari seorang pendeta di sana.

Kelima lembar daun itu ditumpuk, lalu disulut oleh api dari sebuah lilin yang tidak jauh dari meja batu. Bersamaan dengan itu, Druid Agung menaburkan bubuk stalakmit. Bibirnya menggumamkan mantra yang Molly sendiri tidak mengerti apa artinya. Ketika dibakar, daun-daun itu mengeluarkan asap pekat yang mengepul tebal, seakan-akan sedang membakar tumpukan besar dedaunan. Asapnya berbau sangat harum. Molly tidak bisa mendefinisikannya, sebab baunya lebih wangi dari bau bunga mana pun.

"Iefyr, putraku, ada apa kau memanggilku?" Sebuah suara menggema halus bagai aliran air.

Molly menjengit, mendapati asap tebal di hadapan mereka berubah menjadi sosok seseorang yang berdiri dengan anggun. Tak nampak jelas bagaimana wajah dan apa yang dikenakannya. Namun, dari gaya bicaranya, sosok itu adalah wanita. Molly berdiri terpaku, merasa begitu kecil di hadapan kehadiran roh leluhur.

"Ibu," Druid Agung membalas dengan menundukkan kepalanya. Suaranya lembut dan penuh kerinduan. Bahunya yang sempat menegang merosot dan sorot matanya melembut. "Maafkan atas kelancanganku memanggilmu dua kali dalam tahun ini, Ibu."

Tidak ada jawaban dari sosok itu.

"Perempuan muda yang ada di sebelahku sedang mencari kakaknya," jelas Druid Agung. "Dia berharap bisa menyusul kakaknya ke Lembah Besar Esterdon." Pria itu mengangkat kepalanya dan menambahkan, "Jadi, adakah cara untuknya pergi ke lembah para leluhur dengan bantuan izin Penjaga Agung Lembah?"

Molly bersumpah, dia merasakan perasaan aneh, seolah bayangan itu tengah mengamatinya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Seolah tengah menerawang setiap sudut terdalam jiwa Molly.

"Penjaga Agung Lembah tidak sembarang memberikan izin," jawab bayangan itu bagai angin yang berhembus dalam keheningan malam. "Hanya para leluhur yang bisa melintasi perbatasan Esterdon. Namun ... masih ada satu jalan."

Molly menatap asap itu, menunggunya dengan penuh ketegangan dan harapan.

"Penjaga Agung menghendaki pengorbanan," lanjut bayangan itu.

"Pengorbanan?" gumam Molly.

"Korbankan sesuatu yang paling berharga, yang memiliki esensi, maka Penjaga Agung akan memberikan izinnya untuk pergi ke tempat ini."

Molly menggertakkan giginya, mulai jengkel karena perjalanannya kali ini memiliki banyak rintangan. Segalanya tidak sesuai dengan rencananya.

"Beritahu Penjaga Agung Lembah," kata Molly maju satu langkah mendekat. "Orang yang akan berpergian ke sana adalah Molly, si Pembisik Daun."

Bayangan asap itu tidak membalas, hanya terdiam, membiarkan suasana menjadi kembali hening.

"Apakah kau bersama seseorang?" tanya bayangan itu.

Molly tadinya ingin menjawab jika dia memang tengah sendirian, mengingat Rolan memilih untuk berhenti membantunya. Namun, alih-alih mengaku kalau bepergian sendiri, dia malah berkata, "Aku bersama satu temanku. Tadinya—"

"Kalau begitu, bertanyalah kepada temanmu itu. Dia tahu bagaimana caranya datang kemari."

"Tapi, dia memutuskan berhenti membantuku," balas Molly cepat. Matanya berkaca-kaca, berharap agar Sang Penjaga Agung bersedia meminta cara lain. "Dia akan pergi kembali ke tempat tinggalnya esok pagi."

"Katakan padanya, Cardos telah menunggunya di Lembah Esterdon."

Setelah mengatakan hal itu, asap pekat perlahan-lahan menghilang, membentuk pola indah sebelum lenyap sepenuhnya. Api dari kelima daun yang dibakar menyisakan abu samar, dan aroma harum itu menghilang dalam sekejap.

Druid Agung menarik napas lega, tangannya yang kekar mulai membersihkan sisa-sisa upacara ritual perlahan-lahan.

Sedangkan Molly hanya bisa berdiri di belakang, merasakan beban berat dalam hatinya. Padahal baru satu jam yang lalu, dia bertengkar dengan Rolan, namun kini dia dihadapkan dengan kenyataan bahwa dia harus kembali pada lelaki yang menyebalkan itu. 

"Sepertinya pilihannya jauh lebih rumit dari sekadar meminta maaf," gumam Molly pada dirinya sendiri.[]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Detective And Thief
3869      1195     5     
Mystery
Bercerita tentang seorang detektif muda yang harus menghadapi penjahat terhebat saat itu. Namun, sebuah kenyataan besar bahwa si penjahat adalah teman akrabnya sendiri harus dia hadapi. Apa yang akan dia pilih? Persahabatan atau Kebenaran?
The pythonissam
356      274     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
PurpLove
277      242     2     
Romance
VIOLA Angelica tidak menyadari bahwa selama bertahun-tahun KEVIN Sebastian --sahabat masa kecilnya-- memendam perasaan cinta padanya. Baginya, Kevin hanya anak kecil manja yang cerewet dan protektif. Dia justru jatuh cinta pada EVAN, salah satu teman Kevin yang terkenal suka mempermainkan perempuan. Meski Kevin tidak setuju, Viola tetap rela mempertaruhkan persahabatannya demi menjalani hubung...
Gadis Kecil Air Tawar
469      333     0     
Short Story
Mulailah berbuat baik terhadap hal-hal di sekelilingmu.
Petualangan Angin
195      168     2     
Fantasy
Cerita tentang seorang anak kecil yang bernama Angin. Dia menemukan sebuah jam tangan yang sakti. Dia dengan kekuatan yang berasal dari jam itu, akan menjadi sesuatu kekuatan yang luar biasa, untuk melawan musuhnya.
Mahar Seribu Nadhom
4661      1604     7     
Fantasy
Sinopsis: Jea Ayuningtyas berusaha menemukan ayahnya yang dikabarkan hilang di hutan banawasa. Ketikdak percayaannya akan berita tersebut, membuat gadis itu memilih meninggalkan pesantren. Dia melakukan perjalanan antar dimensi demi menemukan jejak sang ayah. Namun, rasa tidak keyakin Jea justru membawanya membuka kisah kelam. Tentang masalalunya, dan tentang rahasia orang-orang yang selama in...
Bye, World
7062      1627     25     
Science Fiction
Zo'r The Series: Book 1 - Zo'r : The Teenagers Book 2 - Zo'r : The Scientist Zo'r The Series Special Story - Bye, World "Bagaimana ... jika takdir mereka berubah?" Mereka adalah Zo'r, kelompok pembunuh terhebat yang diincar oleh kepolisian seluruh dunia. Identitas mereka tidak bisa dipastikan, banyak yang bilang, mereka adalah mutan, juga ada yang bilang, mereka adalah sekumpul...
HAMPA
388      268     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
ALACE ; life is too bad for us
1022      617     5     
Short Story
Aku tak tahu mengapa semua ini bisa terjadi dan bagaimana bisa terjadi. Namun itu semua memang sudah terjadi
Blue Island
105      92     1     
Fantasy
Sebuah pulau yang menyimpan banyak rahasia hanya diketahui oleh beberapa kalangan, termasuk ras langka yang bersembunyi sejak ratusan tahun yang lalu. Pulau itu disebut Blue Island, pulau yang sangat asri karena lautan dan tumbuhan yang hidup di sana. Rahasia pulau itu akan bisa diungkapkan oleh dua manusia Bumi yang sudah diramalkan sejak 200 tahun silam dengan cara mengumpulkan tujuh stoples...