Loading...
Logo TinLit
Read Story - [END] Ketika Bom Menyulut Cinta (Sudah Terbit)
MENU
About Us  

Lorong gua semakin sempit, gelap, dan pengap. Kami harus merangkak untuk menyusurinya. Nafasku terengah-engah, rasa panik terus menjalar.

“Fahmi, aku tidak yakin di depan ada jalan keluar. Semuanya tambah gelap,” ucapku dengan suara gemetar. Jantungku berdetak begitu kencang, seperti genderang perang di dadaku. Aku menoleh ke belakang, berharap mendapat jawaban, tetapi Fahmi melarangku.

“Terus maju! Jangan berhenti!” suaranya terdengar tegas, namun aku bisa menangkap nada khawatir di baliknya.

Sayup-sayup suara para pengejar semakin jelas, meneriakkan perintah untuk kami berhenti. Ketakutan menyelimuti pikiranku, tapi sesuai perintah Fahmi, aku terus merangkak maju, meski dinding gua seperti menelan keberanian yang tersisa dariku.

Tiba-tiba, suara Fahmi memekik. “Argh! Lepaskan kakiku, bangsat!”

“Ada apa?” tanyaku panik, mencoba menoleh ke arahnya.

“Kakiku sempat tertangkap, tapi aku tendang. Ayo terus!” jawabnya dengan napas memburu.

Aku hampir menyerah. Tubuhku gemetaran, tangan dan lututku basah kuyup oleh lumpur dingin. Sesekali aku merasakan sesuatu yang melata menyentuh kulitku, tapi aku tak punya kekuatan untuk menghiraukannya.

“Fahmi, aku tidak kuat lagi!” jeritku, air mata bercampur keringat mengalir deras di wajahku. Aku merasa seperti berada di ujung batas kemampuan manusia.

“Terus maju! Jangan berhenti, Maya!” teriak Fahmi dengan nada yang semakin jauh.

Aku menoleh ke belakang, dan hatiku mencelos. Fahmi tertangkap. Dua tangan kekar para pengejar mencengkeram kakinya. Meski Fahmi menendang dengan sekuat tenaga, upayanya tampak sia-sia.

“FAHMI!” aku mencoba merangkak mundur untuk menolongnya.

“Tidak! Jangan! Terus maju! Aku akan baik-baik saja. Kau harus melarikan diri!” teriaknya.

“Tapi… kau bisa saja…”

“Aku suka kamu. Jadi larilah cepat, jangan ketangkap.”

Aku terpaku. Kata-katanya membekukan tubuhku di tempat. Apa yang baru saja dia katakan? Jantungku berdetak tak karuan. Ini mimpi? Tapi rasa takut dan kesakitan di tubuhku terasa begitu nyata.

Fahmi kembali berteriak. “Pergi, Maya! Jangan pedulikan aku!”

Namun, entah dari mana keberanian itu datang. Aku bergerak mendekati Fahmi, lalu menghantamkan kakiku ke wajah salah satu pengejar. “Argh, dasar brengsek!” umpatnya sambil terhuyung mundur.

“Ayo pergi, cepat!” perintahku pada Fahmi. Dia memandangku dengan tatapan tak percaya, lalu kami merangkak bersama, berusaha kabur dari kegelapan yang semakin mencekam.

Kami saling menggenggam tangan. Aku memimpin di depan, merangkak secepat mungkin tanpa peduli apa yang kusentuh di sepanjang lorong. Rasa jijik sudah tak lagi kupedulikan. Namun, tiba-tiba, Fahmi berhenti.

“Ada apa?” tanyaku sambil menoleh ke belakang.

“Kakiku tertangkap lagi,” jawabnya dengan wajah cemas.

Aku berusaha membantu, tetapi kali ini pengejar yang lain ikut mencengkeram kakiku. Kami berdua kini dalam keadaan genting. Dengan sisa tenaga, kami menendang sekuat mungkin, mencoba melepaskan diri. Namun, cengkeraman mereka semakin kuat.

“Maya, berjanjilah kau akan keluar dari sini dengan selamat,” ucap Fahmi, suaranya terdengar putus asa.

“Tidak! Kita harus keluar bersama!” aku membalas dengan suara serak.

Tiba-tiba, Fahmi mendekatkan wajahnya. Sebelum aku sempat bereaksi, bibirnya menyentuh bibirku. Kami berciuman. Dunia terasa berhenti. Hangat. Aku tak mampu berpikir. Tapi momen itu hanya berlangsung sekejap.

“Aku yang kalian mau, bukan? Aku akan menyerahkan diri, tapi lepaskan Maya! Biarkan dia pergi!” teriak Fahmi kepada para pengejar. Setelah momen intens itu berakhir.

“Fahmi, jangan!” aku memohon, air mata mulai mengalir.

“Maya, dengarkan aku. Aku akan baik-baik saja. Orang tuaku tak akan menyakitiku. Tapi kau, kau berbeda, kau harus pergi sekarang!”

Si pengejar akhirnya melepaskan kakiku, namun tidak dengan Fahmi. Mereka menyeret tubuhnya keluar dari gua. Aku hanya bisa menyaksikan dengan gemetar, tidak mampu berbuat apa-apa. Cahaya samar dari luar gua memperlihatkan siluet Fahmi yang dipukul dan ditarik kasar. Hatiku mencelos melihatnya, tapi aku tahu, aku tak punya pilihan.

“Fahmi, aku juga suka kamu,” teriakku dengan sisa suara yang kumiliki. Namun, suaraku tenggelam. Entah Fahmi mendengarnya atau tidak.

Aku berlari keluar mulut gua. Melihat mereka membawa Fahmi pergi dengan perahu yang menyusuri sungai Kahayan. Siluetnya semakin jauh hingga menghilang sepenuhnya dari pandanganku. Aku terduduk di antara lumpur dengan kesedihan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Kehilangan seseorang yang mulai aku cintai. Ini benar-benar menyakitkan, hatiku terasa ditusuk oleh sesuatu, merasa tak berdaya.

Aku menatap gua yang kosong, lalu menguatkan hati. Jika Fahmi berkorban untukku, aku tidak boleh menyerah. Aku harus menyelamatkannya dan mengungkap kebenaran. Dengan tekad bulat, aku mengambil salah satu bom yang tertinggal, membawa barang bukti. Lalu berjalan menyusuri sungai di tengah hujan deras.

Beberapa kilometer kemudian, aku tiba di rumah David. Namun, pemandangan yang kutemukan membuatku tercekat. Rumah itu sudah berantakan, kaca-kaca pecah, dan barang-barang berserakan. Aku masuk ke dalam dan menemukan David tergeletak di lantai, tubuhnya berlumuran darah.

“David! Oh astaga, apa yang terjadi? kamu baik-baik saja?” aku panik sambil meraih tubuhnya.

Dia meringis kesakitan. “Maya… orang yang mengejar kalian menikamku. perutku… aah…”

Aku melihat luka di perutnya. Darah mengalir. Dia terluka. Pisau menancap cukup dalam. Dengan cepat, aku merobek kain dan melilitkan luka itu untuk menghentikan pendarahan.

“”To-long”. Erang David menahan rasa sakit.

“Bertahanlah ku mohon”.

Aku ketakutan, aku mencari sesuatu di sekitar rumah. Untungnya aku melihat ada sebuah ponsel tergeletak tersembunyi di bawah meja, sepertinya itu ponsel David. Aku raih ponsel itu dan segera aku menelpon menghubungi ambulance.

“Halo, apa keadaan daruratmu?”. Seseorang di seberang sana menjawab teleponku.

“Halo, iya. aku butuh bantuan, seseorang terluka tertusuk pisau, cepat!”. Dengan nafas tersengal-sengal aku melaporkan kondisiku.

“Dimana lokasinya?”.

“Di Bawah jembatan sungai Kahayan, dekat pilar-pilar besar di rumah sekitaran kios. Cepatlah kumohon!”.

“Baik, segera ambulance akan tiba”.

Aku matikan ponselnya dan kembali melihat kondisi David yang semakin meringis menahan rasa sakit. Aku merasa iba kepadanya.

“Di-mana Fahmi?”. Tanya David.

Aku tersentak, David masih sempat menanyakan Fahmi. Padahal kondisinya sangat memprihatinkan.

“Dia, dia tertangkap”. Jawabku dengan berat hati.

“Ah, sial”.

Aku terduduk.

Membisu.

Menunggu bantuan.

Tapi sialnya sirine ambulance disusul dengan suara sirine polisi.

Aku terkesiap tak menyangka polisi akan datang juga kemari. Jika mereka tahu aku ada disini, maka. Aku akan ditangkap lagi dan perjuangan Fahmi akan sia-sia.

"Apa yang kau bawa?” Mendadak David bertanya padaku dengan susah payah, aku menunjukkan padanya sebuah bom yang aku temukan bersama Fahmi.

David mengerang pelan. “ Oh jadi isinya Bom ya. Maya… pergi… temui Pak Fajar. Dia… bisa membantumu.”

“Tapi, kamu…”

“Jangan pedulikan aku, larilah”

Dengan berat hati, aku meninggalkan David dan menyelinap keluar dari rumah. Hanya satu hal yang ada di pikiranku: mencari Pak Fajar dan mengungkap kebenaran untuk menyelamatkan Fahmi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Jikan no Masuku: Hogosha
4068      1421     2     
Mystery
Jikan no Masuku: Hogosha (The Mask of Time: The Guardian) Pada awalnya Yuua hanya berniat kalau dirinya datang ke sebuah sekolah asrama untuk menyembuhkan diri atas penawaran sepupunya, Shin. Dia tidak tahu alasan lain si sepupu walau dirinya sedikit curiga di awal. Meski begitu ia ingin menunjukkan pada Shin, bahwa dirinya bisa lebih berani untuk bersosialisasi dan bertemu banyak orang kede...
Je te Vois
812      540     0     
Romance
Dow dan Oi sudah berteman sejak mereka dalam kandunganklaim kedua Mom. Jadi tidak mengherankan kalau Oi memutuskan ikut mengadopsi anjing, Teri, yang merupakan teman baik anjing adopsi Dow, Sans. Bukan hanya perihal anjing, dalam segala hal keduanya hampir selalu sama. Mungkin satu-satunya yang berbeda adalah perihal cita-cita dan hobi. Dow menari sejak usia 8 tahun, tapi bercita-cita menjadi ...
Echoes of Marie
82      79     3     
Mystery
Gadis misterius itu muncul di hadapan Eren pada hari hujan. Memberi kenangan, meninggalkan jejak yang mendalam dan dampak berkelanjutan. Namun, di balik pertemuan mereka, ternyata menyimpan kisah pilu yang ganjil dan mencekam.
CHERRY & BAKERY (PART 1)
4307      1158     2     
Romance
Vella Amerta—pindah ke Jakarta sebagai siswi SMA 45. Tanpa ia duga kehidupannya menjadi rumit sejak awal semester di tahun keduanya. Setiap hari dia harus bertemu dengan Yoshinaga Febriyan alias Aga. Tidak disangka, cowok cuek yang juga saingan abadinya sejak jaman SMP itu justru menjadi tetangga barunya. Kehidupan Vella semakin kompleks saat Indra mengajaknya untuk mengikuti les membuat cu...
Yang Tertinggal dari Rika
2358      1103     11     
Mystery
YANG TERTINGGAL DARI RIKA Dulu, Rika tahu caranya bersuara. Ia tahu bagaimana menyampaikan isi hatinya. Tapi semuanya perlahan pudar sejak kehilangan sosok paling penting dalam hidupnya. Dalam waktu singkat, rumah yang dulu terasa hangat berubah jadi tempat yang membuatnya mengecil, diam, dan terlalu banyak mengalah. Kini, di usianya yang seharusnya menjadi masa pencarian jati diri, Rika ju...
Yang Terukir
767      494     6     
Short Story
mengagumi seorang cowok bukan lah hal mudah ,ia selalu mencurahkan isi hatinya melalui sebuah pena,hingga suatu hari buku yang selama ini berisi tentang kekagumannya di temukan oleh si cowok itu sendiri ,betapa terkejutnya ia! ,kira kira bagaimana reaksi cowok tersebut ketika membaca buku itu dan mengetahui bahwa ternyata ada yang mengaguminya selama ini? Yuk baca:)
Aria's Faraway Neverland
3804      1251     4     
Fantasy
"Manusia adalah Tuhan bagi dunia mereka sendiri." Aria adalah gadis penyendiri berumur 7 tahun. Dia selalu percaya bahwa dia telah dikutuk dengan kutukan ketidakbahagiaan, karena dia merasa tidak bahagia sama sekali selama 7 tahun ini. Dia tinggal bersama kedua orangtua tirinya dan kakak kandungnya. Namun, dia hanya menyayangi kakak kandungnya saja. Aria selalu menjaga kakaknya karen...
Misteri pada Mantan yang Tersakiti
853      489     6     
Short Story
98% gadis di dunia adalah wujud feminisme. Apakah kau termasuk 2% lainnya?
Call Me if U Dare
5605      1673     2     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
The Difference
9355      2057     2     
Romance
Diana, seseorang yang mempunyai nazar untuk berhijab setelah ada seseorang yang mengimami. Lantas siapakah yang akan mengimami Diana? Dion, pacar Diana yang sedang tinggal di Amerika. Davin, sahabat Diana yang selalu berasama Diana, namun berbeda agama.