ALIRKAN TERANG
Kunyalakan lilin-lilin kasih,
Dalam sila duduk tegak lotus,
Dihadapan Bapa yang Kekal,
Jiwaku sujud di hadapan Bapa Sorgawi.
Dihadirat-Nya,
Kupanjatkan doa pembuka,
Agar hatiku, jiwaku, jadi Rumah Doa,
Agar sekeliling ruang bersih dari segala unsur gelap,
Kemudian,
Mata kupejamkan,
Mata hati kubuka,
Hening dalam senyap sepi,
Kupadukan pernafasan dan perasaan,
Kudamaikan pikiran dan hatiku, jiwa dan pikiran,
Kubersihkan hatiku dari noda dosa, aib, alibi, kekotoran,
Kuarahkan rasa dendamku, kemarahan, kecurigaan, pongah,
serakah, ingin menguasai, dan iri hati,
Semua yang negatif, di Hadirat Bapa yang kekal,
Kumohon kepada-Nya, ‘tuk membersihkan hatiku,
Hingga kasih-Nya mengalir lepas,
Hingga ada aliran yang mengalir perlahan-lahan:
“Damai, damai, kasih – haru biru”
Yang bergerak keluar,
Di dua lubang hidungku,
Pada lubang ketiga hembusan nafas di mulut,
Kusebut di hatiku “Bapa Sorgawi, Bapa yang Kekal”,
Perlahan-lahan,
Dan, lambat perlahan-lahan,
Sepenuh kasih dari hatiku,
Jiwaku, sukmaku, tubuhku,
Dalam sujud di Hadirat Bapa yang Kekal,
Bapa Surgawi.
Ketika roh ketakutan kulenyapkan,
Ketika kegelisahan kuusir,
Kuyakini segala rahmat Ilahi,
Kuniatkan semua sendi rongga, jadi baik dan bersih:
Pori-pori kulitku, jadi baik dan bersih,
Urat, otot, sarafku, jadi baik dan bersih,
Daging, darah merahku, jadi baik dan bersih,
Tulang, sambungan tulang, jadi baik dan bersih,
Sumsumku, jadi baik dan bersih,
Kusadari segala rahmat Ilahi berkarya,
Dalam perasaan dan nafasku perlahan,
Dalam sujudku kepada Bapa Surgawi.
Kebaikan, Sumber kenikmatan,
Kalau yang masuk itu baik dan nikmat,
Hendaknya yang keluar pun harus lebih baik lagi,
Jangan ada dosa dan dosa,
Hingga lalu sudah musim dingin penderitaan,
Kalau pikiran dan hati tak mau juga berdamai,
Lalu tanyakan pada diri pribadi,
Kedamaian macam apakah ada di sana?
Di seluruh relung hati, hingga ke dasar,
Dalam sujud kepada Bapa yang Kekal,
Lepaskan hidup dengan sukacita,
Dalam rasa kasih pada sesama,
Pada semua makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan, mayapada,
Pada semua isi bumi,
Hingga lalu sudah musim dingin penderitaan,
Yang selalu timbul dalam hatiku,
Sebagai buah doa-doaku bagi sesama,
Bersama-sama sahabat Kekasih Allah,
Sebagai arus mengalir melimpah tak terbendung,
Untuk sekalian isi alam raya dunia,
Mengusir kegelapan, sakit penyakit, malapetaka, kepedihan,
Bencana, orang cacat dan miskin, yang terbeban berat,
Semuanya,
Alirkanlah Terang!