AWAN HITAM – AWAN PUTIH
Candi menghadap ke Timur dan ke Barat,
Perjalanan hidup dimulai dari kelahiran dan kematian,
Ketika kabut turun ke rerumputan,
Undakan, seperti sebuah negeri di awan.
Keteraturan hidup,
Perguruan hidup,
Keakuan ditinggalkan,
Kesombongan menjelma ke kerendahan hati,
Keberadaan disebar karena peduli,
Misteri hidup, sahabatku!
Dengar,
Di sana sayup-sayup,
Ada bisikan kasih masa lalu kelamarin,
Gusti junjunganku dan juga junjunganmu,
Dari sebuah negeri di awan.
Awan berarak menebar gumpal putih,
Awan hitam, awan putih,
Hidup tanpa aturan dan prinsip,
Jauh dari kebajikan,
Oh, awan hitam,
Hidup, kontemplasi, introspeksi,
Mengisi hatinya sesama manusia,
Dekat dengan kebijaksanaan,
Duhai, awan-awan putih.
Putihlah ketika beruban,
Setelah masa hitam,
Bertobatlah!
Putih itu menembus langit, cakrawala, gumintang,
Hingga dapat di dekat Hadirat kaki Gusti Junjungan,
Berbekal tobat, ibadah dan bijak welas asih,
Menuju sebuah negeri di awan.