Read More >>"> Ibu Mengajariku Tersenyum (Luka Lama yang Tertutup Rapuh) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ibu Mengajariku Tersenyum
MENU
About Us  

Namun, dunia tidak berhenti berputar di antara senyuman serta pelukan Puspa dan Jaya hari itu. Kejadian tersebut membuat Puspa semakin sering duduk merenung di sudut ruangan. Padahal, biasanya Puspa masih suka berjalan-jalan di taman, mengamati segala aktivitas para penghuni panti dalam diam.

Jaya ingat betul bagaimana pandangan mata ibunya semakin hampa tak bernyawa. Wajahnya terlihat lelah dan murung. Beliau tampak terjebak dalam perasaan yang menyiksa dan menghimpit keras. Jaya baru tersadar bahwa di hari dia mengadukan perundungan itu, Puspa sesungguhnya menahan tangis. Jaya tak menyangka bahwa kesedihan itu masih berbekas dan berlanjut di hari-hari berikutnya. 

Mungkin, Ibu merasa bersalah, analisis Jaya sembari tayangan kenangan itu terus berputar di benak. Sangat wajar jika sebagai seorang ibu, Puspa merasa gagal melindungi Jaya dari rasa sakit dan penderitaan. 

Namun, mengapa perasaan Ibu menjadi sedalam itu? pikir Jaya kemudian. 

Dia teringat bagaimana ketika mengajak mengobrol, ibunya tampak kesulitan berkonsentrasi. Pandangan matanya suram, menerawang jauh entah ke mana. Beliau bahkan sering sengaja menghindari kontak mata. 

Padahal, meski hanya diam. Puspa biasa menyimak dan sesekali menanggapi cerita Jaya dengan senyuman, anggukan, atau gelengan. Setelah diprotes, Puspa mulai menggeleng dan mengangguk lemah saat Jaya berbicara, tetapi dengan maksud yang tidak jelas dan kembali tenggelam termenung. Hanya sekali Jaya berhasil membuat Puspa tersenyum paksa, saat menunjukkan hasil gambarnya yang berhasil meraih juara 1 di lomba tingkat kotamadya. 

Sikap tubuh Puspa juga cenderung terlihat mengendur dan kurang bertenaga, gerak tangannya pun melambat. Jaya sampai harus menyuapi beliau agar tetap mendapatkan asupan gizi yang cukup.  Sunyinya ruangan membuat Jaya kerap mendengar suara napas Puspa yang dalam dan berat.

Hingga suatu malam, Jaya terbangun dari tidur karena mendengar bunyi kaca pecah. Sayup-sayup suara isak ibunya merambat menggetarkan gendang telinga Jaya. Tampak di ujung ruangan, ibunya sedang menghadap jendela membersihkan sisa kaca yang menempel dengan telapak tangan yang dialiri rembesan darah segar. 

“Ibu, ada apa?” tanya Jaya bingung.

Puspa menoleh ke belakang karena terkejut. Beliau tampak ketakutan, sorot matanya sangat panik. Kedua tangannya terentang ke depan. Telapak tangan Puspa terus mengayun cepat sambil mundur gemetaran, hingga akhirnya terantuk dinding di belakangnya. 

Jaya yang tadinya diliputi rasa ngeri dan kebingungan, segera menghambur ke arah Puspa begitu melihat perempuan paling mulia di matanya itu mencoba memanjat jendela yang telah berlubang lebar.

“Ibu! Perawat, tolong!” teriak Jaya kencang di tengah isak tangisnya sambil memeluk erat kedua betis Puspa.

Berikutnya, Puspa pun kembali dirawat di RSJ Jaya Manah. Bedanya, kali ini di ruang isolasi. Menjelang masuk ke ruangan pagi itu, Puspa menatap Jaya lembut sambil tersenyum tipis. Beliau seperti berusaha meyakinkan Jaya bahwa itu bukan kesalahannya. 

Jaya tahu betul, itu senyum yang salah, karena terlalu pendek tidak bersambung hingga ke kerling mata dan berdurasi tidak sampai tiga detik. Ibunya berpura-pura. Jaya Kecil sulit memahami keputusan rumah sakit yang memisahkan ibu dan anaknya.

"Kenapa Ibu harus dipindah, Bu Sari? Kenapa Ibu dihukum? Apa salah Ibu?" tanya Jaya dengan suara serak kepada salah satu perawat yang dikenalnya sejak kecil.

Perawat itu memeluknya erat dan berusaha menjelaskan dengan hati-hati. "Nak, ibumu bukan dihukum. Beliau tidak salah apa-apa. Ibu Jaya hanya sedang berusaha keras melawan rasa sakit di dalam dirinya. Pikirannya terluka. Kami akan memberikan perawatan terbaik untuk membantu ibumu sembuh."

Sejak itu, rasa kehilangan dan kebingungan menghantui masa kecil Jaya. Meski tetap dapat merasa dekat dengan ibunya dalam setiap kunjungan, tetapi Jaya hanya mampu berbicara dengan perempuan terkasihnya itu secara terpisah. 

Setiap kali membawa kabar gembira, Jaya masih bisa melihat senyum Puspa, meskipun kedua sorot mata itu penuh luka batin. Namun, kala Jaya merasa kesal atau kesepian, tak ada lagi sentuhan sebagai bahasa cinta yang hanya mereka pahami berdua. Lembaran-lembaran hangat itu telah koyak di antara kaca jendela yang membatasi interaksi mereka.

Berbulan-bulan Jaya harus bergelut dalam ketidakmengertian yang senyap. Dia hanya bisa mengobati rasa penasarannya dengan diam-diam mengintip aktivitas ibunya melalui jendela. Jaya melihat bagaimana ibunya kadang-kadang meratap dan menggumam sendiri, atau menunjukkan reaksi aneh tanpa alasan yang jelas.

Jangankan Jaya yang baru tujuh tahun mengeja dunia, Profesor Wijaya yang ahli jiwa pun belum menemukan jawaban, bahkan hingga Jaya telah siap berkuliah di jurusan Psikologi. Jaya ingin menguak sendiri rahasia yang direngkuh sendirian oleh ibunya selama ini.

“Kamu tahu sendiri, sulit memulihkan beliau karena tidak ada komunikasi dua arah. Menggali akar masalahnya pun kami tak bisa. Metode hipnotis saja tak bekerja. Ada dinding yang sangat tebal mengunci memori Bu Puspa. Entah ancaman sengeri apa yang membuat alam bawah sadarnya melindungi sedemikian erat, sehingga kenangan masa lalu ibumu sulit dikuak," ucap profesor sambil menghela napas berat, prihatin.

Beliau kemudian menepuk bahu Jaya dan menggenggamnya hangat seraya berkata, "Semoga harapanmu benar. Dengan mendalami sendiri ilmu psikologi, kamu bisa membantu ibumu kembali menjalani hidup secara normal dan produktif. Ilmu ini terus berkembang. Kudoakan kamu jeli menerapkan metode-metode baru yang tepat untuk memulihkan ibumu, Jaya."

Pikiran Jaya terasa makin kusut. Menoleh ke belakang benar-benar membuatnya sangat lelah fisik dan batin. Meski harus diakui, kenangan masa lalu yang sulit itu telah berubah menjadi bahan bakar yang membuatnya lebih kuat dan berarti sekarang ini. 

Menjadi psikolog, apalah artinya jika dia tak sanggup memulihkan ibu sendiri? Mau tak mau, Jaya harus menempuh perjalanan rumit dan penuh tantangan untuk mengumpulkan sekecil apa pun petunjuk tentang latar belakang ibunya.

Bukan saja demi ibunya, tetapi juga untuk dirinya sendiri. Jaya yang selama ini sering tersesat karena tak tahu dari mana dia berasal, merasa bahwa memang satu-satunya jalan untuk keluar dari lingkaran kemelut ini adalah dengan mengenali dirinya kembali.

Jaya menatap keluar jendela. Sinar matanya penuh tekad dan semangat. Jaya tidak akan mundur lagi. Dalam dirinya, terpatri tekad untuk memahami bagaimana masa lalunya dan ibunya saling terhubung. Dia siap melangkah maju, mengungkap rahasia yang telah tersembunyi begitu lama, dan memulai perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang asal-usulnya. Jaya tidak hanya ingin tahu tentang identitas ayahnya, tetapi juga akan mengungkapkan kebenaran dan memahami latar belakang keluarganya yang selama ini tersembunyi.

Usai berbicara pada bayangan masa lalu, jejak-jejak kesakitan yang tetap berdampingan dengan kenangan indah dan cinta ibunya itu akan terus disulapnya menjadi kebahagiaan semata bagi sang ibu. Tak boleh lagi ada rasa kecewa. Ibunya yang telah menempatkannya di ruang pembentukan jiwa terindah ini harus mengecap kelegaan di akhir hayatnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Words Unsaid
567      313     2     
Short Story
For four years, I haven’t once told you my feelings. There are words still unsaid that I have always wanted to tell you.
Rose The Valiant
3523      1204     4     
Mystery
Semua tidak baik-baik saja saat aku menemukan sejarah yang tidak ditulis.
Mendadak Halal
5639      1772     1     
Romance
Gue sebenarnya tahu. kalau menaruh perasaan pada orang yang bukan makhramnya itu sangat menyakitkan. tapi nasi sudah menjadi bubur. Gue anggap hal ini sebagai pelajaran hidup. agar gue tidak dengan mudahnya menaruh perasaan pada laki-laki kecuali suami gue nanti. --- killa. "Ini salah!,. Kenapa aku selalu memandangi perempuan itu. Yang jelas-jelas bukan makhrom ku. Astagfirullah... A...
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
3735      1449     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...
Night Wanderers
14493      3021     44     
Mystery
Julie Stone merasa bahwa insomnia yang dideritanya tidak akan pernah bisa sembuh, dan mungkin ia akan segera menyusul kepergian kakaknya, Owen. Terkenal akan sikapnya yang masa bodoh dan memberontak, tidak ada satupun yang mau berteman dengannya, kecuali Billy, satu roh cowok yang hangat dan bersahabat, dan kakaknya yang masih berduka akan kepergiannya, Ben. Ketika Billy meminta bantuan Julie...
Bee And Friends 2
1890      683     0     
Fantasy
Kehidupan Bee masih saja seperti sebelumnya dan masih cupu seperti dulu. Melakukan aktivitas sehari-harinya dengan monoton yang membosankan namun hatinya masih dilanda berkabung. Dalam kesehariannya, masalah yang muncul, ketiga teman imajinasinya selalu menemani dan menghiburnya.
MALAM DALAM PELUKAN
587      418     3     
Humor
Apakah warna cinta, merah seperti kilauannya ataukah gelap seperti kehilangannya ?
Rasa yang tersapu harap
8589      1843     7     
Romance
Leanandra Kavinta atau yang biasa dipanggil Andra. Gadis receh yang mempunyai sahabat seperjuangan. Selalu bersama setiap ada waktu untuk melakukan kegiatan yang penting maupun tidak penting sama sekali. Darpa Gravila, cowok sederhana, tidak begitu tampan, tidak begitu kaya, dia cuma sekadar cowok baik yang menjaganya setiap sedang bersama. Cowok yang menjadi alasan Andra bertahan diketidakp...
DREAM
619      384     1     
Romance
Bagaimana jadinya jika seorang pembenci matematika bertemu dengan seorang penggila matematika? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah ia akan menerima tantangan dari orang itu? Inilah kisahnya. Tentang mereka yang bermimpi dan tentang semuanya.
Supernova nan Indah merupakan Akhir dari Sebuah Bintang
3245      1067     1     
Inspirational
Anna merupakan seorang gadis tangguh yang bercita-cita menjadi seorang model profesional. Dia selalu berjuang dan berusaha sekuat tenaga untuk menggapai cita-citanya. Sayangnya, cita-citanya itu tidak didukung oleh Ayahnya yang menganggap dunia permodelan sebagai dunia yang kotor, sehingga Anna harus menggunakan cara yang dapat menimbulkan malapetaka untuk mencapai impiannya itu. Apakah cara yang...