Read More >>"> Love Each Other (5. Two Different Life) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Each Other
MENU
About Us  

Selama dihidupnya sepuluh tahun ini, yang Darren lakukan hanya bekerja, menghasilkan banyak uang. Sisanya menikmati hidupnya dengan pergaulan bebas yang bisa dia lakukan dengan teman-temannya. Namun, dia tidak pernah benar-benar bermain-main dengan wanita. Dia kebanyakan bertemu di bar, bergoyang bersama di tempat dansa, dan berciuman. Tidak pernah sekalipun dia mencoba untuk menyewa wanita-wanita malam seperti teman-temannya. Dia masih mengingat penyakit kelamin yang bisa menularinya.

Selama sepuluh tahun itu, Darren juga tidak pernah memikirkan seorang wanita yang hadir di hidupnya. Semuanya sama saja, hanya menginginkan uangnya. Sisanya terlalu banyak menuntut dan posesif. Dia menjadi tidak bebas dengan apa yang ingin dia lakukan. Masalahnya mereka semua itu belum menjadi siapa-siapa Darren. Hal-hal seperti itu yang akhirnya membuat dirinya tidak betah jika berlama-lama menjalin hubungan dengannya.

Baru kali ini Darren mulai benar-benar tertarik dengan wanita. Wanita itu ternyata orang yang sama yang tujuh tahun lalu berpamitan kepadanya. Wanita itu mengakhiri perasaannya setelah lima tahun. Setelah itu mereka hanya saling melihat kabar masing-masing dari storygram. Tidak ada percakapan apa pun. Beberapa kali Darren dihubungi oleh wanita itu tetapi responnya benar-benar tidak bersahabat. Darren baru mengetahui sedikit kesalahannya jika mengingat hal itu. Pantas saja ketika mereka bertemu kembali, Liora terlihat tidak tertarik sedikit pun.

“Hah.” Darren menutup wajahnya dan menggulingkan tubuhnya ke samping. Ternyata di samping kanan dan kirinya ada sahabat-sahabatnya. Mereka semalaman ternyata tidur di apartemennya. Terik matahari juga sudah menyengat. Mereka harus segera bangun atau akan terlambat ke kantor.

“Bangun lo pada.” Darren memukul Jefri dan Fajar yang berada di sisi kanan dan kirinya. Sedangkan William baru masuk ke kamar itu sambil bersedekap dada.

“Mandi, terus makan. Udah gue siapin di bawah. Gue mau langsung ke kantor hari ini. Lo pada cukup jangan buat masalah lagi. Selama lima hari gue mau ke luar negeri.” William memberikan penjelasan dengan singkat. Mau tidak mau dia harus mengatakannya karena ketiga pria yang berada di ranjang itu benar-benar belum dewasa.

“Bagus. Pergi aja sana. Tapi jangan lupa oleh-olehnya,” ucap Fajar sambil tertawa tidak tahu malu. Wajah bantalnya benar-benar membuat William geram.

“Lo bisa pergi sendiri kan. Udah gue pergi.” William langsung menutup pintu kamar Darren.

Ketiganya lalu bangkit dari kasur. Darren dan Jefri keluar kamar untuk mengisi perutnya sedangkan Fajar mendapat giliran mandi untuk pertama kali. Tidak ada percakapan di ruang televisi itu. Mereka makan bubur ayam sambil menonton film. Film yang mereka tonton berkisah tentang seorang perempuan yang menyukai sahabat kecilnya. Mereka tidak bisa saling mengungkapkan perasaan masing-masing.

“Apa susahnya ngungkapin perasaan. Tinggal bilang aja. Sama-sama suka juga,” gumam Jefri sambil memasukkan kerupuk ke dalam mulutnya.

“Ekhmmm … lo coba bilang gitu sama Reina.”

“Uhuk uhukk …” Jefri mengambil air putihnya dan meminumnya dengan cepat. “Lo bisa nggak usah ngungkit dia?” ucap Jefri dengan kesal. Masalahnya meskipun Reina adalah sahabatnya dari kecil, tapi perasaan wanita itu tidak untuknya. Reina menyukai Darren, sejak pertama kali mereka bertemu.

“Coba aja. Kayaknya lo berdua kisahnya sama kayak gini.” Darren menyuap buburnya sambil menonton film.

“Gimana kalau lo juga ngomongin perasaan lo buat cewek lo itu.”

“Gue baru tertarik, belum suka sama dia. Lagipula mungkin aja karena pertemuan kita yang pertama gue jadi melankolis.”

“Gimana kalau lo aja yang nggak nyadari perasaan lo sama dia? Gimana kalau sebenarnya lo suka dia tapi nggak pernah mengakui perasaan lo? Lo nggak inget kalau semalam lo mabuk kek orang gila?” jelas Jefri panjang lebar.

“Gue harus memastikan dulu. Makanya gue mau deketin dia untuk sekarang ini.”

“Lo kalau mau deketin dia jangan setengah-setengah. Baru juga ditolak sekali. Lo harus bekali-kali deketin dia. Kalau ceweknya bervalue ya pasti susah buat didapetin tapi lo akan dapet kepuasan sendiri.” Fajar ikut menimbrung percakapan kedua orang itu. Pakaiannya telah berganti dengan pakaian kantoran. Pria itu sengaja menaruh beberapa pakaiannya di apartemen Darren. Hal yang sama juga dilakukan ketiga sahabatnya yang lain. Masalahnya mereka memang terkadang tidur di tempat-tempat yang berbeda. Ukuran pakaian mereka juga berbeda-beda. Alhasil mereka akhirnya saling menitipkan pakaian untuk menghindari waktu-waktu mepet seperti hari ini.

“Udah lo sono mandi.” Darren langsung mendorong Jefri dengan kakinya.

“Sabar, buseett dah. Awas lo pada buang bubur ayam gue. Belum selesai ya ini.” Jefri memberi peringatan kepada kedua sahabatnya.

Percakapan tentang perasaan itu akhirnya berlanjut dan digantikan oleh Fajar. Siapa pun makhluk dewasa yang banyak pikiran pasti tiba-tiba saja menjadi paling bijak di dunia ini.

“Lo jadinya gimana sama dia?” tanya Fajar sambil menuangkan bubur ayamnya ke dalam mangkok.

“Nggak tahu,” ucap Darren dengan jujur. Masalahnya memang dia tidak tahu jejak Liora. Wanita itu sama sekali tidak pernah mengunggah apa pun di media sosialnya sejak enam tahun yang lalu.

“Coba sekarang lo cari-cari tahu tentang dia. Kumpulin fakta apa aja tentang dia. Lo harus tahu dia gimana orangnya.”

“Emang perlu banget kayak gitu?” Darren menaikkan alisnya. Baginya itu terlalu membuang-buang waktu. Dia tidak ada waktu untuk mencari tahu. Apalagi sudah lebih susah daripada yang dulu. Darren pun tidak kepikiran harus melakukan apa untuk mencari tahu.

“Perlu kalau lo emang beneran mau deketin dia. Kalau enggak ya … yaudah biarin aja dia.”

“Gue pikir-pikir dulu,” ucap Darren pada akhirnya.

“Kelamaan mikir juga nggak baik. Lo kalau nggak mau mulai saat ini, sampai kapan pun juga nggak bakalan dapat. Inget, Ren. Cewek itu dikejar. Mereka pasti nyari yang mau ngejar mereka. Cewek yang mau ngejar cowok itu langka.” Fajar mengakhiri kalimatnya sambil memasukkan bubur ayamnya.

“Dia dulu yang ngejar gue,” ucap Darren sambil menatap kosong piring di tangannya.

“Uhukk uhukk … Terus? Lo gimana balesannya?” Fajar menjadi lebih semangat untuk mendapatkan informasi mengenai wanita yang berhasil membuat Darren merasakan emosi penuh.

“Seperti biasa. Gimana kalau lo nggak suka? Ya gitu aja. Singkat.”

“Heihh, gue kalau jadi dia ya akan melakukan hal yang sama kalau ketemu lo lagi.”

“Hemm. Dia emang susah untuk ditebak, independent woman, dan juga pinter.”

“Gue jadi kepo orangnya kayak gimana.” Fajar melirik Darren sekilas.

Mendengar karakteristik wanita yang membuat Darren uringan-uringan saat ini, tentu saja membuatnya ingin mencari tahu lebih dalam. Wanita itu pasti memiliki value yang tinggi sampai membuat Darren ragu dengan perasaannya. Apalagi jika mengetahui lebih lanjut. Fajar rasa wanita itu memang sangat menarik.

***

Memiliki pekerjaan di bidang pelayanan masyarakat memang membuat dirinya mengurusi banyak hal dan berhubungan langsung dengan mereka. Beberapa kali bahkan dia harus turun langsung untuk mengurusinya. Terkadang dia juga mendapatkan tugas untuk ikut melakukan penelitian di luar pulau. Jika keadaan sudah seperti itu, Liora pasti tidak akan memiliki waktu untuk mengurusi pekerjaan sampingannya. Kali ini dia pun harus mengikuti penyuluhan di dalam luar kota. Tempatnya cukup terpencil dari perkotaan.

Terkadang Liora menyadari bahwa dirinya terlalu nyaman dengan hidupnya saat ini sampai melupakan bahwa kehidupan di luar sana masih tidak seberuntung dirinya. Liora banyak menemukan kejadian-kejadian yang luar biasa berbeda. Desa kecil yang terpencil ini bahkan tidak memiliki fasilitas pendidikan dan kesehatan yang baik.

Buku-buku di rak belajar adalah keluaran lama yang sudah tidak diproduksi. Seolah hidup mereka tidak pernah berkembang.

“Kak, kakak mau baca buku?” tanya anak kecil yang memegang bajunya. Gadis kecil itu memberikan satu buku cerita anak yang sudah tidak berbentuk. Liora mengusapnya dengan sedih.

“Ya. Mau kakak dongengin nggak? Tapi syaratnya kalian harus mengajak teman-teman kalian ke sini.”

“Oke, kak. Tunggu ya.” Liora keluar dari perpustakaan SD itu. Dia duduk di pelataran yang cukup rindang. Dia bersandar di bawah pohon. Memang ada banyak kehidupan yang jauh dari keadaannya. Liora merasa malu untuk dirinya sendiri karena selalu merasa kurang dengan apa yang telah dia dapatkan.

Anak-anak kecil itu akhirnya saling berkumpul dan mengelilingi Liora. Liora akhirnya memberikan dongeng kepada anak-anak. Suaranya berganti-ganti saat bercerita. Suasana menjadi lucu dan anak-anak itu gembira. Dia senang anak-anak itu bisa mendapatkan ilmu yang sama dengan anak lainnya. Sepulang dari desa ini, Liora akan membuat proposal untuk diajukan ke kementrian pendidikan untuk menggalakkan lebih banyak edukasi dongeng kepada anak-anak.

Untuk pertama kalinya setelah menghapus semua media sosialnya, Liora mengunduh kembali instagramnya. Dia berbagi sedikit cerita tentang kegiatannya saat ini di bawah foto yang dia ambil. Senyum anak-anak kecil itu membuatnya tahu bahwa masa depan mereka masih panjang dan akan menjadi penerus bangsa. Liora lalu menutup ponselnya. Sinyal di tempat itu tidak terlalu bagus.

Terkadang ketika berada di tempat terpencil dapat menjadi kegiatan yang paling menyenangkan. Liora tidak perlu bergantung pada gawai dan cukup menikmati keadaan di lingkungan tersebut. Awalnya memang terasa berat memilih untuk bekerja di bidang ini, tetapi bidang ini berhasil memberikan banyak sudut pandang lain di dunia ini. Dia bisa bertemu dengan banyak orang dan berbaur dengan masyarakat. Mereka memberikan kehangatan kepada Liora yang tidak pernah memiliki arti kebersamaan dalam keluarga.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Jalan Yang Kau Pilih
1325      541     3     
Romance
Berkisah tentang seorang ayah tunggal yang mengurus anaknya seorang diri. Ayah yang sebelumnya seorang militer kini beralih profesi menjadi seorang pemilik kafe. Dia bertemu dengan wanita yang adalah wali kelas anaknya. Terlebih lagi, mereka adalah tetangga dan anaknya menyukai wali kelasnya itu.
Seberang Cakrawala
92      87     0     
Romance
sepasang kekasih menghabiskan sore berbadai itu dengan menyusuri cerukan rahasia di pulau tempat tinggal mereka untuk berkontemplasi
Tetesan Air langit di Gunung Palung
403      274     0     
Short Story
Semoga kelak yang tertimpa reruntuhan hujan rindu adalah dia, biarlah segores saja dia rasakan, beginilah aku sejujurnya yang merasakan ketika hujan membasahi
Heliofili
1822      919     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
Premium
GUGUR
3673      1725     9     
Romance
Ketika harapan, keinginan, dan penantian yang harus terpaksa gugur karena takdir semesta. Dipertemukan oleh Kamal adalah suatu hal yang Eira syukuri, lantaran ia tak pernah mendapat peran ayah di kehidupannya. Eira dan Kamal jatuh dua kali; cinta, dan suatu kebenaran yang menentang takdir mereka untuk bersatu. 2023 © Hawa Eve
Premium
Titik Kembali
4431      1419     16     
Romance
Demi membantu sebuah keluarga menutupi aib mereka, Bella Sita Hanivia merelakan dirinya menjadi pengantin dari seseorang lelaki yang tidak begitu dikenalnya. Sementara itu, Rama Permana mencoba menerima takdirnya menikahi gadis asing itu. Mereka berjanji akan saling berpisah sampai kekasih dari Rama ditemukan. Akankah mereka berpisah tanpa ada rasa? Apakah sebenarnya alasan Bella rela menghabi...
Bisakah Kita Bersatu?
565      314     5     
Short Story
Siapa bilang perjodohan selalu menguntungkan pihak orangtua? Kali ini, tidak hanya pihak orangtua tetapi termasuk sang calon pengantin pria juga sangat merasa diuntungkan dengan rencana pernikahan ini. Terlebih, sang calon pengantin wanita juga menyetujui pernikahan ini dan berjanji akan berusaha sebaik mungkin untuk menjalani pernikahannya kelak. Seiring berjalannya waktu, tak terasa hari ...
Premium
Cinta si Kembar Ganteng
2932      907     0     
Romance
Teuku Rafky Kurniawan belum ingin menikah di usia 27 tahun. Ika Rizkya Keumala memaksa segera melamarnya karena teman-teman sudah menikah. Keumala pun punya sebuah nazar bersama teman-temannya untuk menikah di usia 27 tahun. Nazar itu terucap begitu saja saat awal masuk kuliah di Fakultas Ekonomi. Rafky belum terpikirkan menikah karena sedang mengejar karir sebagai pengusaha sukses, dan sudah men...
MAMPU
5172      2037     0     
Romance
Cerita ini didedikasikan untuk kalian yang pernah punya teman di masa kecil dan tinggalnya bertetanggaan. Itulah yang dialami oleh Andira, dia punya teman masa kecil yang bernama Anandra. Suatu hari mereka berpisah, tapi kemudian bertemu lagi setelah bertahun-tahun terlewat begitu saja. Mereka bisa saling mengungkapkan rasa rindu, tapi sayang. Anandra salah paham dan menganggap kalau Andira punya...
Bukan Bidadari Impian
81      65     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...