Read More >>"> Summer Whispering Steam ([Arc 2] - A Brief Achievement!) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Summer Whispering Steam
MENU
About Us  

Yuki menghabiskan waktu paginya dengan merenung dalam diam, memetakan langkah selanjutnya untuk Nagisano Shizuka. Keberhasilan Festival Penetasan Penyu baru-baru ini telah memberikan dorongan yang signifikan bagi kedai itu, dan Yuki bertekad untuk memanfaatkan momentum ini dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan besar untuk melangkah maju.

Dengan minggu pertama bulan ini hampir berakhir, Yuki mengumpulkan timnya untuk rapat di shift satu, karena belum ada pelanggan datang mereka bisa sedikit leluasa melakukan rapat. Mereka duduk mengelilingi meja kecil dengan corak ombak-ombak kecil di ruang belakang kafe, Yuki menambahkan beberapa perabot baru di kedainya dan melakukan pembelian mesin pembuat espresso yang baru, aroma parfum ruangan mewah memenuhi udara kali ini karena Yuki juga membeli pengharum ruangan khusus untuk menguatkan suasana di kedai.

“Baiklah, semuanya,” Yuki memulai, suaranya dipenuhi dengan antusiasme. “Kita telah memulai dengan luar biasa berkat Festival Penetasan Penyu itu. Sekarang, kita harus menjaga momentum ini. Aku telah menyusun rencana untuk bulan depan, dan aku ingin kita semua memiliki tujuan yang sama.”

Arlend, Estrella, Ayase, Hitome, dan Marlin mendengarkan dengan saksama, wajah mereka mencerminkan campuran ketidaksabaran dan tekad membara. Mereka ingin melihat apa yang akan manajer mereka lakukan.

“Pada minggu pertama yang hampir selesai ini, aku ingin mengevaluasi menu,” lanjut Yuki. “Aku ingin kita fokus menyempurnakan penawaran kedai saat ini karena ada penambahan beberapa item baru, terutama minuman berbahan dasar teh hijau dan penganan manis tradisional Okinawa, yang sama sekali jauh dari unsur kopi.”

Estrella mengangguk, matanya berbinar penuh harap. “Aku senang bisa mengerjakan resep Matcha Latte yang baru ini. Aku rasa pelanggan kita menyukainya.”

Arlend, yang menyeruput segelas Japanesse Iced Coffee menambahkan, “tapi tetap saja, Estrella, kita tidak bisa mematikan kopi di Nagisano Shizuka karena pergeseran tren ini.”

Yuki tersenyum. Mereka berdua selaku Shift Lead menyadari adanya pergeseran tren, kopi semakin terpinggirkan dari preferensi pelanggan. “Kedengarannya sempurna, Estrella. Aku memang memperkenalkan beberapa kudapan manis tradisional seperti Sata Andagi, Mochi, dan bahkan Chinsuko untuk melengkapi menu. Tetapi apa yang dikatakan oleh Arlend tidak salah, kita tidak bisa membiarkan kopi hilang dari pesanan pelanggan.” Mereka semua menatap Yuki, menunggunya mengambil keputusan. “Marlin, aku butuh bantuanmu untuk mencari bahan-bahan terbaik, coba tanyakan kepada Christoper preferensi bahan baku kopi yang saat ini sedang menjadi tren.”

Marlin, yang biasanya pendiam, mengangguk penuh tekad. “Kau bisa mengandalkanku, Yuki.”

“Bagus,” kata Yuki. “Sekarang, untuk upaya pemasaran kami. Hayato telah setuju untuk membantu kita memperluas jangkauan melalui media sosial resmi kedai. Dia punya beberapa ide bagus tentang cara mempromosikan Nagisano Shizuka dan berinteraksi dengan pelanggan secara daring.”

Hayato, yang bersandar di ambang pintu, mengacungkan jempol. Ia nampaknya berada di sana sedari awal. “Aku akan membuat profil di berbagai platform dan mulai mengunggah pembaruan rutin. Aku akan membagikan foto-foto menu baru itu, menampilkan Nagisano Shizuka adalah kedai kopi yang terbaik di sekitar sini.”

Ayase menimpali, “Kita juga bisa menyelenggarakan acara kecil atau lokakarya untuk menarik lebih banyak orang. Mungkin mencicipi kopi atau upacara minum teh?”

“Ide yang bagus, Ayase.” Yuki setuju. “Sama seperti apa yang Ayase sampaikan, untuk minggu kedua kita akan berfokus untuk mengenalkan kedai ini kepada pelanggan potensial. Kita perlu mengoordinasikan semuanya dengan hati-hati, sehingga setiap orang akan memiliki peran tertentu.”

Seiring berjalannya rapat, tim membahas perincian rencana mendatang mereka. Mereka bertukar pikiran, mengalokasikan tugas, dan menetapkan tujuan untuk bulan tersebut. Rasa keakraban dan tujuan bersama terasa nyata. Kali ini, Hayato terlibat di dalam tim secara langsung dan berperan penting untuk keberhasilan kegiatan lokakarya mendatang.

Pada saat rapat berakhir, semua orang merasa bersemangat dan siap menghadapi tantangan di depan. Yuki melihat sekeliling timnya, merasakan rasa syukur dan bangga yang mendalam.

“Kita adalah tim yang hebat,” katanya. “Dan bersama-sama, kita akan menjadikan Nagisano Shizuka adalah yang terbaik di Okinawa.”

Tim kemudian bubar setelah bersama-sama memanjatkan harap, melingkar, Yuki memimpin saat seluruh tangan kanan mereka bertujuh menyatu ke tengah lingkaran, “Apapun yang terjadi, harapan terkuat akan berakhir baik!” sembari kemudian mengangkat tangan kanan mereka ke udara dan kembali ke rutinitas masing-masing.

Setiap anggota kini memainkan peran mereka dalam mewujudkan visi yang dibuat Yuki. Pelanggan mulai berdatangan, Arlend dan Marlin yang bertugas di shift satu bersiap kembali ke bar dan menyambut mereka. Nagisano Shizuka akan semakin ramai dengan berbagai aktivitas, mereka bersiap menghadapi hari-hari sibuk yang akan datang.

Pada minggu kedua, sesuai rencana, mereka menyelenggarakan acara pertama mereka, Lokakarya Mencicipi Kopi. Pelanggan diundang untuk mencicipi berbagai campuran dan belajar tentang seni membuat kopi, baik para pelajar atau orang dewasa datang di siang itu. Acara sukses besar, menarik pelanggan tetap dan wajah-wajah baru untuk mencoba kopi di Nagisano Shizuka. Halaman media sosial kedai itu dipenuhi dengan foto dan ulasan positif, berkat usaha Hayato.

Matcha Latte buatan Estrella langsung menjadi hit, dan kudapan manis tradisional dari toko kue keluarga Amari itu menambahkan sentuhan akhir yang disukai pelanggan. Berkat Marlin yang merekomendasikan penjual bahan baku kopi yang lebih bagus, menu kopi masih belum sepenuhnya hilang dari daftar pesanan. Tim bekerja tanpa lelah, Estrella dan Ayase yang bertugas di shift ini bekerja keras memberikan dedikasi mereka untuk bisa membuahkan hasil positif saat popularitas kedai itu terus tumbuh. Yuki terus mengawasi kedai dan berkomunikasi dengan pelanggan, ia yang fasih berbahasa Inggris mulai menyapa wisatawan asing di siang itu. Nagisano Shizuka telah menjadi favorit lokal, yang dikenal tidak hanya karena sajiannya yang lezat, tetapi juga karena suasananya yang hangat dan ramah.

Ayah Estrella mengunjungi kedai juga di siang itu, ia melihat putrinya asyik dengan pekerjaannya, dengan senyum di wajahnya saat berinteraksi dengan pelanggan. Tuan Oriane kemudian Mendekati meja kasir, ia memesan mochi dan matcha latte untuk adik Estrella, yang masih dirawat di rumah sakit, berhara menjadi obat tersendiri bagi laki-laki berusia 10 tahun itu. Melihat ayahnya itu, membuat Estrella merasakan haru, tetapi, ia tetap bersikap profesional, menahan kesedihannya.

“Papa, bagaimana kabar Albin?” tanyanya lembut sambil menyiapkan minuman yang ia buat sepenuh hati dengan tangannya.

“Dia masih sama,” jawab Oriane, suaranya diwarnai kesedihan. “Tetapi melihatmu di sini, bahagia dan baik-baik saja, memberi kami harapan, nak.”

Estrella menyerahkan segelas Matcha Latte dan sebungkus Mochi, tangannya tetap tenang meskipun ada kekacauan di dalam pikirannya. “Terima kasih sudah berkunjung, Papa. Sampaikan pada Albin aku mencintainya.”

Dengan tersenyum dan mengiyakan permintaan putrinya, Oriane yang ingin mengelus rambut putrinya mengurungkan niat karena seorang Estrella Oriane kini ingin menjadi sesosok perempuan mandiri di depannya. Kemudian berlalu, dan mengucapkan selamat bekerja kepada putrinya, membuat Estrella mengangguk dan menitikkan air mata tanpa ia sadari. Dukungan itu begitu berarti baginya.

Aktivitas pengunjung siang itu begitu ramai dan terus berlalu-lalang. Haruki, bersama beberapa teman kuliahnya, menyempatkan untuk berkunjung dan memesan beberapa menu kopi. Ia pribadi merasa senang dengan konsistensi rasa dan kualitas minuman yang semakin enak itu, “Wow, kedai ini sungguh benar-benar merupakan permata tersembunyi Okinawa!” katanya kepada Yuki, membalasnya dengan memberikan gantungan kunci kecil berbentuk penyu yang kini menjadi maskot dari Nagisano Shizuka. Haruki dan teman-temannya sangat mengapresiasi itu, mereka berkata akan lebih sering lagi berkunjung ke kedai kecil ini.

Christopher, si pelanggan tetap yang nyentrik, juga berkunjung kali ini. Dengan pakaian yang menunjukkan dadanya yang bidang, ia terlihat seperti atlet binaragawan daripada seorang pemilik kedai kopi yang sama seperti Yuki. Pria kekar itu memesan segelas Milk Tea alih-alih kopi yang biasa dipesannya. Ia tidak memberikan kritik seperti biasanya, hanya menikmati suasana kedai yang ramai itu. Merenung, dan tersenyum sembari mengacungkan dua jempol kepada Yuki yang memperhatikannya sembari melayani obrolan pengunjung.

Seorang pengunjung dari Tokyo mengenali Ayase. Mereka mengobrol sebentar, bertukar nomor telepon, dan berswafoto bersama, seolah mereka adalah dua sahabat yang sudah lama tidak bertemu. “Semenjak kamu memutuskan berhenti dari Junmai Origami, sepertinya tempat ini membuatmu lebih bahagia, Ayase!” mendengar itu, Ayase tersenyum. Ia tidak lupa memberikan gantungan kunci berbentuk penyu kepada sahabatnya itu.

Nagisa no Shizuka kini lebih dari sekadar kedai kecil yang menyajikan kopi, tempat itu adalah sebuah rumah bagi komunitas, menjadi rumah kedua bagi para pelanggannya, tempat di mana setiap orang merasa diterima dan diperhatikan. Yuki dan timnya telah menciptakan sesuatu yang istimewa, secangkir kopi bisa membuat sesuatu menjadi besar seperti ini, setiap saat, Yuki selalu bersyukur karena bisa sejauh ini. Ia memanjatkan harap, “Apapun yang terjadi, harapan terkuat akan berakhir baik.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Triangle of feeling
428      301     0     
Short Story
Triangle of feeling sebuah cerpen yang berisi tentangperjuangan Rheac untuk mrwujudkan mimpinya.
Senja Belum Berlalu
3602      1275     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
Katanya Buku Baru, tapi kok???
435      289     0     
Short Story
Strange and Beautiful
4210      1138     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
Tuan Landak dan Nona Kura-Kura
2419      819     1     
Romance
Frans Putra Mandala, terancam menjadi single seumur hidupnya! Menjadi pria tampan dan mapan tidak menjamin kisah percintaan yang sukses! Frans contohnya, pria itu harus rela ditinggal kabur oleh pengantinnya di hari pernikahannya! Lalu, tiba-tiba muncul seorang bocah polos yang mengatakan bahwa Frans terkena kutukan! Bagaimana Frans yang tidak percaya hal mistis akan mematahkan kutukan it...
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
5896      1826     13     
Romance
Usai gagal menemui mahasiswi incarannya, Yoga menenangkan pikirannya di sebuah taman kota. Di sana dia bertemu seorang pengemis aneh. Dari pengemis itu dia membeli sebuah sepatu, yang ternyata itu adalah sebuah sepatu butut keramat, yang mana setiap ia coba membuangnya, sebuah kesialan pun terjadi.
Mimpi Milik Shira
477      262     6     
Short Story
Apa yang Shira mimpikan, tidak seperti pada kenyataannya. Hidupnya yang pasti menjadi tidak pasti. Begitupun sebaliknya.
Call Me if U Dare
3469      1167     1     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
Dia yang Terlewatkan
342      228     1     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.
Nona Tak Terlihat
1647      1054     4     
Short Story
Ada seorang gadis yang selalu sendiri, tak ada teman disampingnya. Keberadaannya tak pernah dihiraukan oleh sekitar. Ia terus menyembunyikan diri dalam keramaian. Usahanya berkali-kali mendekati temannya namun sebanyak itu pula ia gagal. Kesepian dan ksedihan selalu menyelimuti hari-harinya. Nona tak terlihat, itulah sebutan yang melekat untuknya. Dan tak ada satupun yang memahami keinginan dan k...