Minggu ketiga bulan Juli membawa gelombang kegembiraan bagi Nagisano Shizuka. Setelah keberhasilan Lokakarya Mencicipi Kopi di minggu sebelumnya, Yuki memutuskan sudah waktunya untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Kedai kecil yang terletak di desa Onna itu akan menyelenggarakan acara luar ruangan untuk yang pertama kalinya, membawa minuman segar terbaik dari menu ke Pantai Maeda, Okinawa. Setelah berdiskusi, seluruh tim menyetujui usulan Yuki dengan suara bulat dan berteriak penuh kegembiraan. Pantai Maeda yang terkenal dengan garis pantai yang menakjubkan dan airnya yang jernih, dapat ditempuh hanya dengan berkendara singkat dari Nagisano Shizuka.
Persiapan dimulai dengan sungguh-sungguh sejak hari pertama. Tim memilih menu apa saja yang akan ditawarkan, mulai mengumpulkan bahan-bahan, mengemas peralatan, dan mengatur transportasi ke sana. Yuki telah memutuskan bahwa pada hari Minggu, kedai akan tutup, seluruh tim akan menikmati musim panas sembari shift ceria! Mengingat hari seninnya mereka libur, itu menjadi ide yang sangat menyenangkan.
Saatnya untuk liburan musim panas!
Hari Minggu telah tiba, Yuki dan tim bersemangat dengan penuh kegembiraan. Memakai pakaian liburan musim panas, mereka memasukkan semua yang dibutuhkan ke dalam mobil van dan bersiap menuju Pantai Maeda, Arlend yang bisa mengemudi memutuskan untuk menyetir. Matahari bersinar cerah sepanjang perjalanan, suara ombak yang menghantam pantai menciptakan kesan yang sempurna untuk hari mereka ini.
Setibanya di sana, mereka berenam segera mendirikan stan dengan spanduk besar bertuliskan “Nagisano Shizuka Buka, Cobalah!” berkibar lembut tertiup angin, tak lupa mereka memasang boneka penyu sebagai maskot keberuntungan. Mereka mulai menghiasi stan dengan suvenir gantungan kunci penyu mungil—yang telah menjadi simbol kesayangan Nagisano Shizuka, hingga memasang papan menu berukuran kecil dengan menu yang telah disederhanakan.
Estrella, Arlend, Ayase, Hitome, dan Marlin, semuanya kompak mengenakan pakaian musim panas yang berwarna-warni, siap menikmati hari dengan shift bersama. Yuki memastikan semua orang memiliki tugasnya di shift besar ini, sembari mendorong mereka untuk menikmati suasana musim panas—tentunya.
“Kita di sini memang untuk melayani pelanggan,” kata Yuki, antusiasmenya menular. “Tapi jangan lupa untuk bersenang-senang!” semuanya bersorak, kegembiraan meluap-luap dari masing-masing mereka.
Seiring berjalannya hari, pantai dipenuhi pengunjung. Keluarga, pasangan muda-mudi, dan sekelompok teman sebaya mereka berjalan-jalan, tertarik dengan aroma menggoda yang tercium dari stan. Tim bekerja dengan lancar, menyajikan Es Kopi, Iced Matcha Latte, dan berbagai minuman segar lainnya seperti limun yang baru dimasukkan ke dalam menu.
Estrella, meskipun biasanya bisa murung sewaktu-waktu, tampak lebih santai dari sebelumnya, suasana pantai dan istirahat dari rutinitas ini mengangkat moralnya, menghadirkan semangat bekerja. Dia tertawa bersama pelanggan dan berbagi cerita tentang musim panas di Swedia, mata birunya berbinar gembira. Jelas dia bukanlah orang yang terlahir di Okinawa, namun dia diterima dengan sangat baik di sini; membuatnya sangat merasa betah berlama di Desa Onna, tempatnya bekerja.
Arlend menangani pesanan dengan efisiensi yang mengagumkan—seperti biasa, kacamatanya memantulkan sinar matahari saat dia bergerak cepat di antara satu tugas ke tugas lainnya. Ayase dan Hitome, keduanya yang datang sebagai pendatang di Nagisano Shizuka, membawa energi positif baru, mengobrol dengan pelanggan dan memastikan semua orang merasa diterima, mereka berdua sudah membaur dan seperti sudah bersama tim selama berbulan-bulan.
Marlin, yang biasanya pendiam, mendapati dirinya menikmati suasana yang ramai. Dia membagikan minuman pesanan pelanggan yang duduk di pantai menikmati suasana Pantai Maeda, sikapnya yang tenang menjadi penyejuk di tengah hiruk pikuk tim. Tanpa ia sadar, dirinya tersenyum menikmati suasana seperti ini bersama rekan-rekan kerjanya di Nagisano Shizuka—lalu tersipu malu saat Hitome mengetahuinya.
Yuki berdiri di tepi air, merasakan ombak menghantam kakinya yang tidak mengenakan sepatu saat ini. Ia menarik napas dalam-dalam, menikmati udara yang asin dan suara hantaman ombak dari laut. Saat berbalik, ia melihat teman-temannya tertawa dan bermain bersama. Senyum hangat terpasang di wajah Yuki. "Inilah yang kita butuhkan," pikirnya. “Rasa, kapanpun itu, akan selalu membuat kita pulang.”
Di tengah senggang dari pekerjaan mereka, Estrella sedang asyik bermain. Ia berlari ke arah air, memerciki Arlend dan Hitome dengan riang. Tawanya menular, sikapnya yang ceria tampak lebih cerah di bawah sinar matahari Okinawa. Ia melempar bola pantai warna-warni ke Ayase. "Tangkap!" katanya, dibalas dengan respon baik oleh perempuan yang dahulu begitu serius selama bekerja di Tokyo, kehangatan teman-temannya itu memberi energi positif—dan Ayase saat ini merasakan hidup yang berimbang.
Ayase yang mengenakan topi matahari dari jerami dan kacamata hitam besar, menangkap bola pantai yang dilempar Estrella. Dia tertawa saat melemparnya kembali, berlarian di pasir. Dia merasa lebih ringan dan lebih bahagia daripada sebelumnya. Tersenyum lebar dan mengumpankan bola kepada Hitome.
Hitome, yang awalnya malu mengenakan pakaian renang, dengan cepat melupakan rasa tidak amannya saat dia ikut bersenang-senang, menangkap bola dari Ayase. Dia terus tertawa bahkan saat dirinya dan Marlin mulai membangun istana pasir di dekat pantai. "Lihat ini, ini kedai mini kita! Nagisano Shizuka!" candanya, sambil meletakkan bendera kecil di atas hasil karya mereka.
Marlin, yang biasanya pendiam, mendapati dirinya bersantai dan menikmati kebersamaan. Dia dan Hitome telah bekerja sama untuk membangun istana pasir, merasa bangga saat mereka menyelesaikannya. "Kerja bagus, Hitome," katanya, sambil memberinya tos. "Ini istana pasir yang luar biasa!"
Arlend, yang selalu bertanggung jawab, juga bersenang-senang saat senggang, bergabung dengan yang lain di dalam air. Ia menikmati kesejukan ombak dan suasana yang riang. "Ini sangat menyenangkan!" teriaknya, Estrella pura-pura tidak mendengarnya, memintanya untuk mengulangi lagi, “INI SANGAT MENYENANGKAN!” ulangnya dan disambut tawa oleh Estrella dan Yuki di sampingnya. Lelaki itu kemudian melepas kacamatanya dan menyelam ke ombak yang datang. Mereka begitu menikmati shift bersama ini, melihat itu, Yuki yang kini di samping Estrella bertukar pandangan, mereka seolah bersepakat bahwa hal seperti ini jangan sampai berakhir.
Saat matahari mencapai puncaknya, mereka beristirahat di bawah payung besar, menyeruput minuman buatan mereka sendiri dengan es batu yang menyegarkan, dan menikmati camilan yang dijajakan oleh stan lainnya. Mereka berenam berbagi cerita, menertawakan lelucon satu sama lain, dan sekadar menikmati kebersamaan.
Kemudian datanglah Hayato, yang telah selesai melakukan pekerjaannya mengunjungi stan Nagisano Shizuka untuk menikmati segelas es kopi, memuji tim yang luar biasa itu. Tanpa ingin kehilagan momen, Hayato memasang ponselnya di istana pasir yang dibuat oleh Hitome dan Marlin, ingin mengabadikan momen berharga itu. Hitungan mundur dimulai dari angka sepuluh hingga nol, kemudian, kamera dari ponsel Marlin berhasil menangkap momen mereka bertujuh yang penuh dengan keceriaan di Pantai Maeda hari ini. Sungguh pemandangan yang hangat.