Jamal mengibaskan topi yang dilepasnya ke arah wajah, sebab matahari masih terasa membakar walau sudah condong ke barat. Duduk pada sebalik gerobak es doger dengan seringai masam. Peluh membasuhi dahi, kaos abu-abunya berwarna lebih pekat pada ketiak. Dia mengeluarkan dompet dari jeans hitam yang sudah pudar, membukanya dan menatap satu foto wanita paruh baya yang tersenyum kikuk, dia mengusapnya dengan telunjuk lalu menyunggingkan senyum puas.
“Dapat berapa kau hari ini?” tanya seorang laki-laki yang baru saja datang sambil berlari-lari, duduk persis di samping Jamal dan bahu mereka hampir bersentuhan.
Temannya yang baru datang itu melongok ke dompet yang dipegang Jamal.
“Hasil seharian itu?” tunjuk temannya dengan muncung maju.
Jamal mengangguk, “Susah! Ini juga syukur!”
Temannya yang bajunya compang-camping itu menatap gerobak es doger dengan mata menyipit sebab menantang matahari.
“Kau? Lancar? Dapat banyak?” Giliran Jamal yang bertanya.
Temannya hanya bisa menggeleng lemah. Lalu Jamal tertawa, “Ini sajalah kita bagi dua!” Jamal mengeluarkan uang dari dompet yang masih dipegangnya, lalu menghitung dengan cepat lembaran uang berwarna biru, “Tiga ratus ribu!”
Mereka melemparkan senyuman dengan jahil dan kembali bersamaan menatap gerobak es doger yang menutupi tubuh mereka dari jalan.
“Bang! Es doger dua! Banyakin susunya!” Seru Jamal sambil melempar jauh dompet itu ke tumpukan sampah saat segerombolan orang-orang datang meributkan tentang pencopetan. Jamal memasang topinya segera dan duduk bersila sambil menikmati es doger merah muda yang banyak susunya.
(Tamat)
Bjirrr plot twist!
Comment on chapter ES DOGER YANG BANYAK SUSUNYA