Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love 90 Days
MENU
About Us  

Pulang sekolah Ara, Vika, dan Monic berencana untuk nongkrong di salah satu kafe. Pilihan jatuh pada kafe milik tante Vika. Selain suasananya yang nyaman dan menunya yang enak, setiap kali nongkrong di sana mereka hanya perlu membayar setengah harga. Namun yang terpenting dari semua itu adalah Ara membutuhkan waktu untuk ‘istirahat’. Belakangan ini hari-harinya terasa begitu melelahkan.

Mereka bertiga masuk ke mobil dan mengambil posisi seperti biasa. Vika di belakang kemudi, Monic di bangku penumpang, sementara Ara menempati bangku belakang seorang diri.

“Agak ngebut dikit, Vi. Gue udah haus banget,” pinta Monic.

“Nih,” Ara menyodorkan air mineral, “lo minum ini dulu daripada mati kehausan. Mau balik ke kantin juga udah tutup.”

“Gue pengin yang dingin-dingin.”

Ara mencebik. “Virgin mojito kayaknya enak banget, Mon. Seger.”

“Araaa, kenapa lo bikin gue tambah haus sih?!”

Vika menghidupkan mesin sembari mengomel, “Kalian berdua berisik amat! Kafenya nggak jauh, tahan bentar.” Namun ketika Vika sudah nyaris menginjak pedal gas, seseorang mengetuk kaca mobilnya. “Njrit! Kaget gue!” umpat Vika keras-keras.

Vika menurunkan kaca mobilnya dan langsung bertatap muka dengan sosok Iago.

“Gue mau ngomong bentar sama Ara,” kata Iago. “Sama kalian juga sih.”

“Soal apa?” tanya Vika.

“Cowok yang dicari Ara.”

Ara yang tadinya duduk malas-malasan di kursi belakang langsung terjingkat. “Lo udah tahu siapa dia?” tanyanya antusias.

“Makanya biarin gue ngomong dulu.”

“Sini. Masuk!” perintah Ara sambil membuka pintu belakang.

Iago masuk dengan gerakan canggung. Cowok itu mengedarkan pandangan, memperhatikan interior mobil Vika.

“Sori, mobil gue nggak sebagus mobil lo,” kata Vika.

Iago mendecih. “Lo kenapa mikirnya cetek amat sih? Gue cuma penasaran, mobil cewek itu dalemnya kayak apa.”

“Eh, kenapa malah ngomongin soal mobil sih?” protes Monic. “Langsung aja ke bahasan utama.”

Ara mengangguk. “Iya, gue nggak sabar denger info dari lo.”

“Jadi gini,” Iago berdeham, “gue udah dapet info lengkap soal cowok-cowok yang pernah nembak lo. Alan, seperti yang udah lo tahu, dia udah nggak suka-suka banget sama lo dan milih buat temenan aja. Terus si cowok drama—”

“Namanya Jefrey,” koreksi Ara.

“Iya pokoknya cowok itu, rasa suka dia ke lo cuma sekadar rasa kagum aja.”

“Kagum sama gue kenapa?”

“Muka lo mirip Caitlin Halderman katanya.”

Monic menggaruk pelipisnya. “Siapa itu Caitlin.... Duh, susah amat namanya.”

“Artis favoritnya si cowok drama,” jawab Iago.

Ara memutar mata, ingin sekali menegaskan jika si cowok drama itu bernama Jefrey. Dan setelah dipikir-pikir lagi sepertinya percuma. Iago sama sekali tidak punya niatan untuk mengubah panggilannya terhadap Jefrey.

“Semirip apa gue sama dia?” tanya Ara.

“Mana gue tahu. Gue nggak pernah nonton TV,” sahut Iago.

Sebelah alis Vika terangkat. “Terus tontonan lo apa? Jangan-jangan HP lo isinya video 3gp semua.”

Iago mendecih. “Gue anak IPA, nggak perlu bantuan video gituan buat tahu cara bereproduksi.”

Lagi-lagi Monic kebingungan. “Video apaan sih, Vi?”

“Bokep,” desis Ara tidak telaten. Monic masih hendak membuka mulutnya, tapi Ara buru-buru melanjutkan, “Bahas si Caitlin sama video 3gp-nya nanti aja. Sekarang lanjut ke Richard, Daniel, Kak Ardan.”

“Richard, cowok yang kacamatanya setebal botol susu sapi itu cuma naksir lo gara-gara lo suka baca Percy Jackson, sama kayak dia,” beri tahu Iago. “Lalu Daniel, kapten tim futsal kebanggaan sekolah kita....”

“Nggak perlu dijelasin,” ketus Ara. “Daniel bukan cowok yang gue cari.”

Untuk beberapa saat tak ada yang merespons. Vika dan Monic membatu, paham, Ara sudah pernah menegaskan jika dirinya dan Daniel tidak cocok. Sementara Iago tanpa sadar mengepalkan tangan, kejadian malam itu tidak mungkin bisa dia lupakan. Walau dalang di balik kejadian itu bukanlah Daniel, Iago tetap saja marah. Harusnya meski terpaksa, Daniel bisa mengambil keputusan yang tepat.

“Dan yang terakhir Kak Ardan,” ucap Iago pelan. Cowok itu mengatur napas, meredam emosinya. “Kak Ardan udah jadian sama anak kelas 10, jadi itu artinya cowok yang tersisa cuma....”

“Hendra.” Ara melanjutkan.

Iago manggut-manggut. “Lo dan dia cocok dengan clue yang diberikan peramal itu. Kalian beriringan, tapi nggak pernah bersinggungan. Karena lo selalu menjauh saat dia mendekat,” jelasnya.

Ara diam saja. Pikirannya mulai keruh. Perasaannya kembali terombang-ambing.

“Gue rasa itu lebih gampang, Ra. Perasaan Hendra ke lo udah jelas banget. Lo tinggal buka hati buat dia dan jatuh cinta,” imbuh Iago.

“Segampang itu?” sinis Ara.

Iago menjawabnya dengan anggukan.

Ara merenung, merangkai semuanya satu per satu. Sejak awal Hendra adalah teman baik untuknya, tak sekali pun terpikirkan oleh Ara bila dia akan memiliki hubungan lebih dari sekadar teman dengan Hendra. Karena jika suatu hari nanti hubungan mereka bermasalah, pertemanan mereka bisa dipastikan tak lagi terasa sama.

“Makasih ya, Go,” ucap Ara tak bersemangat.

“Sama-sama. Good luck ya, Ra,” balas Iago, sama tak bersemangatnya dengan Ara. Iago meremas bahu Ara. “Kalau lo butuh sesuatu, bilang aja ke gue.”

Ara mengangguk. “Terus soal ulang tahun lo—”

“Gue perlu bicara sama Hendra soal ini. Gue nggak mau dikira nikung dia. Gue nggak suka menyandang status ‘makan teman sendiri’.”

Ara meringis. “Friend-vora?”

Mendengar itu, semuanya terbahak—tak terkecuali dengan Iago. Aura mendung pada cowok itu lenyap seketika, digantikan dengan sebuah ekspresi lepas yang jarang sekali terlihat.

Iago menyentil kening Ara. “Harusnya lo masuk jurusan IPA, siapa tahu lo akan menemukan istilah ilmiah baru. Dan friend-vora ... sounds familiar, gampang banget diingatnya.”

“Ngaco!” Ara merengut. Padahal istilah itu hanya buah dari pikiran isengnya saja.

“Ya udah, gue cabut dulu ya,” pamit Iago, setelahnya dia keluar dari mobil dan berjalan menuju ke mobilnya sendiri.

Ara mengembus napas panjang. Mestinya Ara senang karena pencariannya terhadap ‘cowok kekurangan cinta’ itu sudah menemui titik terang, tapi tak tahu kenapa hatinya malah gelisah. Rasa-rasanya Ara memang tidak memiliki pilihan selain jatuh cinta pada Hendra, teman baiknya sendiri.

“Tuh kan dugaan gue bener, lo itu jodohnya Hendra,” seru Vika merasa menang. “Selamat jatuh cinta, Araaa.”

Monic menggeleng. “Kok gue ngelihatnya nggak gitu, Vi? Lo lihat Ara sama Iago tadi nggak? Mereka kelihatan kayak sepasang kekasih yang dipaksa buat pisah.”

“Kebanyakan nonton drama lo!”

“Udah. Udah,” ujar Ara menengahi. “Kalau memang gue harus jatuh cinta sama Hendra, gue bakal coba. Meski itu mempertaruhkan status gue sama dia yang merupakan teman baik.”

Kalau memang cowok itu adalah Hendra, Ara bisa apa?

Lagi-lagi Ara merasa jika takdir memang selalu bertindak semaunya sendiri. Dan, ya, Ara-lah yang selalu menjadi bulan-bulanan sang takdir.

*

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Angel in Hell
519      390     0     
Short Story
Dia memutar-mutar pena di genggaman tangan kanannya. Hampir enam puluh detik berlalu dan kolom satu itu masih saja kosong. Kegiatan apa yang paling Anda senang lakukan? Keningnya berkerut, menandakan otaknya sedang berpikir keras. Sesaat kemudian, ia tersenyum lebar seperti sudah mendapatkan jawaban. Dengan cepat, ia menggoreskan tinta ke atas kertas; tepat di kolom kosong itu. Mengha...
Caraphernelia
882      476     0     
Romance
Ada banyak hal yang dirasakan ketika menjadi mahasiswa populer di kampus, salah satunya memiliki relasi yang banyak. Namun, dibalik semua benefit tersebut ada juga efek negatif yaitu seluruh pandangan mahasiswa terfokus kepadanya. Barra, mahasiswa sastra Indonesia yang berhasil menyematkan gelar tersebut di kehidupan kampusnya. Sebenarnya, ada rasa menyesal di hidupnya k...
Premium
Cinta Dalam Dilema
17953      4356     0     
Romance
Sebagai anak bungsu, Asti (17) semestinya menjadi pusat perhatian dan kasih sayang ayah-bunda. Tapi tidak, Asti harus mengalah pada Tina (20) kakaknya. Segala bentuk perhatian dan kasih sayang orang tuanya justru lebih banyak tercurah pada Tina. Hal ini terjadi karena sejak kecil Tina sering sakit-sakitan. Berkali-kali masuk rumah sakit. Kenyataan ini menjadikan kedua orang tuanya selalu mencemas...
AKSARA
5689      2003     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Cincin dan Cinta
1388      818     22     
Short Story
Ada yang meyakini, jika sama-sama memiliki cincin tersebut, kisah cinta mereka akan seperti Vesya dan Zami. Lalu, bagaimanakah kisah cinta mereka?
Dear Vienna
367      279     0     
Romance
Hidup Chris, pelajar kelas 1 SMA yang tadinya biasa-biasa saja sekarang jadi super repot karena masuk SMA Vienna dan bertemu dengan Rena, cewek aneh dari jurusan Bahasa. Ditambah, Rena punya satu permintaan aneh yang rasanya sulit untuk dikabulkan.
Creepy Rainy
428      286     1     
Short Story
Ada yang ganjil ketika Arry mengenal Raina di kampus. Fobia hujan dan bayangan berambut panjang. Sosok berwajah seperti Raina selalu menghantui Arry. Apakah lelaki itu jatuh cinta atau arwah mengikutinya?
CHANGE
466      332     0     
Short Story
Di suatu zaman di mana kuda dan panah masih menguasai dunia. Dimana peri-peri masih tak malu untuk bergaul dengan manusia. Masa kejayaan para dewa serta masa dimana kesaktian para penyihir masih terlihat sangat nyata dan diakui orang-orang. Di waktu itulah legenda tentang naga dan ksatria mencapai puncak kejayaannya. Pada masa itu terdapat suatu kerajaan makmur yang dipimpin oleh raja dan rat...
Returned Flawed
261      210     0     
Romance
Discover a world in the perspective of a brokenhearted girl, whose world turned gray and took a turn for the worst, as she battles her heart and her will to end things. Will life prevails, or death wins the match.
Guguran Daun di atas Pusara
481      331     1     
Short Story