Sesudah panen di kebunnya milik bapak Ruri, lalu Bapak Ruri mengajak Ruri beserta Restu untuk mengantarkan buah-buahan hasil panen ke luar kota. Selepas isya, mereka bertiga bersiap-siap berangkat dengan mengendarai mobil pick up.
Di sepanjang perjalanan dari rumah menuju jalan raya tidak ada yang aneh, namun ketika menuju jalan tol di kilometer 54 bulukuduk terasa merinding seperti ada yang memperhatikan.
“ Rur,kamu mendengar sesuatu tidak?” tanya ayahnya Ruri. “ Tidak pak, Ruri tidak mendengar apa-apa.”jawab Ruri.
Rupanya Ruri tidak mendengar apa-apa, lain halnya dengan Restu dia sepertinya telinganya sensitif dan Restu pun mendengar suara yang entah dari mana asalnya. Mendengar tangisan seorang perempuan dengan sangat kencang dan menyayat hati di waktu dini hari sekitar pukul 1 malam.
Restu dan ayahnya Ruri saling pandang satu sama lain.Begitu memandang ke atas pohon palem dipinggir jalan, benar saja ada sesosok perempuan berbaju putih rambut panjang sambil cekikikan terkadang menangis tanpa sebab.
Bapaknya Ruri lalu mengemudikan mobilnya agak kencang supaya tidak diikuti oleh kuntilanak yang ditemuinya tadi. Begitu melihat rest area, lalu bapaknya Ruri memberhentikan mobilnya disana untuk melepas lelah dan meredakan syocknya.
Ada satu jam Ruri, Bapaknya Ruri dan Restu berada di dalam rest area itu. Berhubung menuju kota masih jauh, bapaknya Ruri lalu mengajak Ruri dan juga Restu untuk makan di restoran.
“ Rur, Restu, kita makan dulu yuk di restoran itu,”
“ Bapak lapar ini.” Lanjut bapaknya Ruri
“ Baik pak, kita kesana dulu kebetulan Ruri juga lapar.”
“ Iya om ayo, aku juga lapar.”
Setelah semuanya beres makan dan sudah kenyang, kemudian bapaknya Ruri mengajak melanjutkan lagi perjalanannya. Karena jarak perjalanan menuju lokasi pemesan buah-buahan masih jauh.
“Sudah selesai belum makannya? Kita lanjut lagi yuk..perjalanan masih jauh.” Ajak bapaknya Ruri.
“ Sudah pak sudah beres kok makannya.”
“ Ayo om kita lanjut lagi.”
Bapaknya Ruri,Ruri dan Restu kemudian menuju mobil pick up yang diparkir di depan restoran. Sesudah semuanya berada di dalam mobil, lalu mobil pun melanjutkan lagi perjalanan menuju tempat tujuan kira-kira 5 km lagi keluar dari tol.
Setelah hampir setengah jam, mobil pick up yang dikendarai bapaknya Ruri pun akhirnya keluar tol juga. Dan beberapa menit lagi menuju ke rumahnya pemesan buah-buahan.
Disinilah bapaknya Ruri membahas kejadian tadi sewaktu di tol.
“ Rur, beneran kamu gak ngerasain ada sesuatu tadi sewaktu di tol?”
“ Beneran pak tidak merasakan apa-apa, memangnya kenapa?” Ruri bertanya balik ke bapaknya.
“ Bapak dan Restu tadi mendengar ada suara perempuan yang cekikikan tapi kadang nangis juga.”
“ Wah, masa sih pak? Duh, serem.”
“ Saya punya usul nih om, bagaimana jika pulangnya nanti siang aja ya?” tanya Restu
“ Boleh deh usulanmu, dikarenakan sebentar lagi adzan subuh, sehabis subuh kita izin dulu istirahat di rumah pemesan buah ya,”
“ Lalu sekitar jam 9 kita pulang.” Lanjut bapaknya Ruri
“ Oke deh om, siap!”
Tak terasa, mobil pick up kini sudah sampai di rumah pemesan buah. Tuan rumah pun mempersilakan ketiganya untuk masuk dulu ke dalam rumah.
Buah-buahan yang berada di mobil biar diturunkan oleh karyawan-karyawan yang punya rumah.
Tiga gelas air minum pun telah tersedia disana tak lupa dengan cemilannya, tuan rumah pun langsung mempersilakan untuk mencicipinya.
Bapaknya Ruri lalu meminta izin kepada tuan rumah untuk beristirahat sebentar sebelum pulang kembali menuju daerah asal. Tuan rumah pun mengizinkan karena merasa tak tega melihat ketiga tamunya yang terlihat lesu dan capek.
Istrinya tuan rumah lalu muncul dari arah dapur sambil menenteng kresek hitam yang berisi makanan.
“ Kang, ini jangan lupa bawa ya buat dijalan,”
” Cuma cemilan ala kadarnya.” Lanjutnya lagi sambil tersenyum.
“ Waduh, repot-repot amat Bu, saya kesini Cuma mengantarkan barang saja, dikarenakan tempo hari sudah bayar cash lewat transfer dan pesan barangnya lumayan banyak, ya saya inisiatif buat antarkan ke sini.”
“ Tidak repot kok kang, tinggal disimpan saja dimobil tidak usah dibawa-bawa.” Ucap istri tuan rumah sambil tersenyum.
“ Kalau begitu terima kasih ya Bu, bingkisannya saya terima.”
“ Iya kang sama-sama.”
“ Semoga buah-buahannya laku dan cepat habis ya, nanti kalau butuh lagi tinggal kontek saja saya.”
“ Iya kang, Aamiin..terima kasih doanya.”
Waktu pun sudah menunjukan jam 9, seperti yang telah disepakati tadi bapaknya Ruri, Ruri dan juga Restu mau pulang ke daerah asal sekarang. Mumpung cuaca diluar cerah dan tidak hujan sepertinya mendukung buat bepergian.
“ Pak, Bu sudah jam 9, kita bertiga mau pamit dulu ya, mumpung cuaca cerah dan jalanan belum macet.”
“ Oh iya mau pulang sekarang ya? Emang sudah enakan badannya dan sudah cukup istirahatnya?”
“ Sudah Bu alhamdulilah, dan sudah lebih dari cukup.”
“ Oh iya sudah kalau gitu, hati-hati dijalan ya kang, nanti pasti di kontek lagi kalau persediaan barang mulai menipis.”
“Siap.”
Bapaknya Ruri, Ruri dan Restu kemudian bersalaman kepada tuan rumah.
Lalu setelah berpamitan, mobil pick up pun kembali melaju menuju jalanan dan kembali melewati jalan tol yang semalam dilewati.
Dan benar saja, dipinggiran tol km 54 terdapat banyak makam-makam yang belum sempat dipindahkan.
***
Lanjut
Comment on chapter Hantu Penunggu Jembatan Tua