Malam harinya, sekira jam 22.00 Yogi bersama Edwin mencari pedagang nasi goreng yang suka mangkal di dekat pertigaan jalan.Setelah selesai membeli nasi goreng dan akan kembali pulang ke rumah, alangkah terkejutnya dipinggir jalan ada keributan. Di tengah kegelapan malam, ada sepasang kekasih yang dipukuli oleh geng motor. Para anak geng motor itu secara sadis memukul hingga menyiksa keduanya hingga tak berdaya.
Yogi dan Edwin pun tak tahu akar permasalahannya kenapa. Tapi, Yogi berinisiatif untuk melaporkan kejadian ini kepada polisi yang bertugas di kantornya melalui sambungan telepon.
Setelah melaporkan kejadian itu, Yogi dan Edwin segera tancap gas pergi meninggalkan lokasi yang menurutnya berbahaya. Biarkan para petugas keamanan yang menjalankan tugasnya.
Selang beberapa lama, ketika Yogi dan Edwin sedang menyantap nasi goreng yang dibelinya tadi, terdengar teriakan orang-orang yang melewati rumahnya katanya ada mayat dua sejoli dipinggir jalan keadaannya mengenaskan.Tanpa pikir panjang, Yogi pun keluar dari rumahnya dan menghampiri bapak-bapak yang teriak tadi.
“ Permisi pak, mohon maaf mau tanya, apakah mayat yang dipinggir jalan itu yang mau ke arah pedagang nasi goreng?” tanya Yogi memastikan.
“ Iya, den! Ke arah sana, kenapa memangnya? Aden kenal sama orangnya?”
Yogi pun melirik Edwin seolah mengiyakan bahwa mayat yang ditemukan oleh bapak-bapak itu sepasang kekasih yang sedang ribut dengan geng motor tadi yang dilihatnya.
“ Jangan-jangan yang tadi kita lihat Gi.” Ucap Edwin
“ Tidak salah lagi ” ucap Yogi kemudian.
“ Ayo kita kesana,Gi.” Ajak Edwin
Yogi dan Edwin akhirnya tancap gas lagi menuju ke lokasi kejadian, setelah sampai di tempat ternyata korbannya sudah dibawa oleh mobil ambulance.Usut punya usut, korbannya meninggal ditempat karena penyiksaan oleh Genk motor yang sangat biadab.
Ketika Yogi dan Edwin akan pulang kembali menuju rumah, tiba-tiba ada seseorang yang mengalami kerasukan arwah korban tadi yang dibawa ambulance menuju rumah sakit.
“Huuhuu…sakitt…gak kuat.” Terdengar suara tangisan orang yang kerasukan arwah merintih kesakitan.
Edwin tak berkutik sama sekali karena merasa ngeri, lalu Yogi menyuruhnya untuk mengabari Mbah Susilo. Yogi kemudian mendekati orang yang kerasukan arwah itu dan menanggapi rintihan arwah korban tadi meskipun agak sedikit ngeri juga.
“ Kenapa ? Apa yang sebenarnya terjadi? Coba ceritakan.” Yogi bertanya balik.
“Huuhuu…sakit….tanganku dan kakiku aduh sakit…” arwah yang merasuki itu terus saja meringis kesakitan yang memilukan.
Tak berselang lama, lalu datanglah Mbah Susilo.
Dari kejauhan, Mbah Susilo sudah tahu kalau arwah ini sedang kesakitan sekali. Lalu, Mbah Susilo pun bertanya “ Kamu kenapa merasuki raga orang ini?”
Polisi pun segera datang ke lokasi kejadian dan orang yang tadi kerasukan meneruskan memberikan cerita kronologi kejadiannya dari awal hingga selesai.
Setelah beberapa menit orang yang kerasukan memberikan cerita kronologi kejadiannya, lalu tak lama kemudian orang tersebut sadar kembali dan orang yang kerasukan tadi tidak sadar apa yang sebenarnya telah terjadi.
Akhirnya, semua orang yang ada di lokasi kejadian segera membubarkan diri, terlebih orang yang kerasukan tadi diantarkan menuju rumahnya. Karena takut ada sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Polisi pun kembali menuju markasnya dan akan segera dibuatkan laporan tentang kejadian tadi.
Sketsa-sketsa wajah pelaku menurut cerita narasumber sudah berhasil dibuat, tidak menunggu waktu yang lama,pasukan berpakaian coklat itu segera mencari pelaku-pelaku kekerasan hingga menyebabkan nyawa melayang menuju ke pelosok-pelosok daerah persembunyiannya.
Sementara Yogi dan kawan-kawan lainnya kembali pulang ke rumahnya masing-masing, mengingat besok akan melaksanakan kegiatan belajar di kampus kembali. Biar pulang dari kampus mampir dulu ke markas polisi untuk menanyakan kejadian semalam apakah pelaku sudah tertangkap atau belum.
Kegiatan di kampus sudah selesai, lalu Yogi dan kawan-kawan segera bergegas berangkat menuju kantor kepolisian setempat untuk menanyakan peristiwa semalam.
Beberapa menit kemudian, Yogi dan kawannya sudah berada di depan kantor polisi. Pak polisi yang sedang berjaga di kantor polisi yang kebetulan menangani kasus semalam pun menyambutnya.
“ Selamat datang anak-anak, sudah selesai kegiatan di kampusnya?” sambut polisi yang sedang berjaga.
“ Selamat siang pak, maaf mengganggu waktunya,kita kemari hanya untuk menanyakan bagaimana kelanjutan kejadian semalam.” sapa Yogi.
“ Oh yang semalam ya, alhamdulilah pelakunya sudah tertangkap dini hari tadi, dan sekarang pelakunya sudah ditahan.”
“ Syukurlah pak kalau sudah di tahan.”
“ Nah, kalian ini jangan suka keluyuran malam-malam ya apalagi nongkrong di pinggir jalan.” Pak polisi menasehati.
“ Baik pak siap laksanakan.” Ucap Yogi dan kawan-kawan secara serentak.
“ Oh iya, bapak ada tugas di tempat lain, kalian mau tunggu disini atau pulang?”
“ Oh sibuk ya pak, baiklah kita pulang saja, maaf ya pak sudah mengganggu waktunya, kami pamit ya pak.” Yogi dan kawan-kawan pun pamit kepada bapak polisi yang sedang berjaga lalu bersalaman.
Yogi dan yang lainnya kemudian berjalan menuju parkiran motor yang berada di depan. Tanpa lama-lama lalu Yogi dan yang lainnya segera bergegas meninggalkan kantor polisi itu dan menuju ke rumahnya masing-masing.
Yogi dan Edwin menuju ke arah Utara sementara dua teman lainnya menuju ke kebun bapaknya Ruri karena akan membantu bapaknya Ruri membawa hasil panen buah-buahan.
Lanjut
Comment on chapter Hantu Penunggu Jembatan Tua